Khoirudin Fakhri
20201700046
Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline which can act as
the performance index or reference for our control system”. Dengan demikian, etika
akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan
manusia di dalam kelompok sosialnya.
Prinsip- Prinsip Etika Profesi
Para pihak dalam suatu pekerjaan konstruksi terdiri dari pengguna jasa dan
penyedia jasa, dapat berupa perseorangan atau badan usaha (baik yang
berbentuk badan hukum maupun yang bukan berbentuk badan hukum)
Akhlak Bekerja
a. IKHTIAR
Merencanakan pekerjaan sematang-matangnya oleh ahlinya
(dengan ilmu)“… maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An
Nahl 16:43)
b. MUSYAWARAH
b. MUSYAWARAH
c. DO’A
d. TAWAKKAL
“Dan, tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pelindung.” (QS. An-
Nisa’:81)
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-
benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah:23)
Pelaksana atau kontraktor dalam UU No.18 Tahun 1991 tentang jasa kontruksi adalah
penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional dibidang pelaksanaan jasa kontruksi yang mampu menyelenggarakan
kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan
atau bentuk fisik lainnya.
Pelaksana adalah suatu badan hukum atau penawar yang memiliki klasifikasi dan
keahlian dalam pelaksanaan yang telah ditunjuk oleh pemilik atau pemimpin
proyek/pemimpin bagian proyek dan menandatangani kontrak untuk melaksanakan
pekerjaan.
Tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut
1. Kolusi
Pemberian komisi supaya mendapatkan tender. Hasil analisis persentase diketahui
bahwa mayoritas
responden (83,3%) menyatakan pernah menjumpai kasus pemberian komisi
supaya mendapatkan tender,
sedangkan hanya 16,7% responden menyatakan belum pernah menjumpai kasus
pemberian komisi supaya
mendapatkan tender. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kasus
pemberian komisi supaya
mendapatkan tender sering terjadi
Bentuk–Bentuk Penyimpangan Perilaku Dalam Industri Konstruksi
2. Penyuapan
Pemberian barang berharga / spesial.Hasil analisis persentase diketahui bahwa
100 % menyatakan pernah
menjumpai kasus pemberian barang berharga / spesial.Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa
kasus pemberian barang berharga / spesial selalu terjadi
Bentuk–Bentuk Penyimpangan Perilaku Dalam Industri Konstruksi
3. Kecurangan
Bukti keuangan dan pembayaran material tidak pernah menerima. Hasil analisis
persentase diketahui bahwa
mayoritas responden (93,3%) menyatakan pernah menjumpai kasus bukti
keuangan dan pembayaran
material tidak pernah menerima, sedangkan hanya 6,7% responden menyatakan
belum pernah menjumpai
kasus bukti keuangan dan pembayaran material tidak pernah menerima.
Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa kasus bukti keuangan dan pembayaran material tidak pernah
menerima sering terjadi.
Pihak-pihak Yang Melakukan Kolusi
Bowen, P., Akintoye, A., Pearl, R., Edward, P.,J., (2007), Ethical Behaviour inthe South African
Construction Industry, Journal.
Huda, M., (2006), Kode Etika Industri Jasa Konstruksi, diakses 15 November
2010,http://harispradipta.blogspot.com/2009/11/kode-etika-industri-jasakonstruksi.html.
Martin W.M ( 2002) Personal meaning and ethics in engineering. Science and Engineering Ethics, 4(4),
545–60.
Panuntun, D (2011) Studi Penyimpangan Perilaku pada Industri Konstruksi, TGA, Fakultas Teknik,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta
Transparency International, (2005), The Global Corruption Report 205, Pluto Press, London.
Wignyosoebroto, I (1999) Manajemen Proyek Konstruksi, Kanisius, Yogyakarta.
TERIMA KASIH