Anda di halaman 1dari 26

‫ﺃﻠﺴﻼ ﻢﻋﻠﻳﻜﻢ ﻮﺮﺤﻤﺔﺍﷲ ﻭﺒﺮﻜﺎﺘﻪ‬

PENTINGNYA PENERAPAN ETIKA PROFESI DALAM


DUNIA KONSTRUKSI

Khoirudin Fakhri
20201700046

Dosen : Ir. H. Prabowo Setiyawan, MT., Ph.D


PENDAHULUAN

Penting nya Etika Profesi


Apakah etika, dan apakah etika profesi itu? Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos
(bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek,
etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk
menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk
atau baik.

Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline which can act as
the performance index or reference for our control system”. Dengan demikian, etika
akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan
manusia di dalam kelompok sosialnya.
Prinsip- Prinsip Etika Profesi

a). Tanggung jawab


- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan
terhadap hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk
kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.

b). Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk


memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya.

c). Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum


profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam
menjalankan profesinya.
Kode Etik Profesi dalam Bidang
Menurut UU No.8 (Pokok-Pokok
Teknik Sipil
Kepegawaian)Kode etik profesi adalah
pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam melaksanakan tugas
dan dalam kehidupan sehari-hari.Denga
adanya kode etik, profesi sendiri akan
menetapkan hitam diatas putih niatnya
untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang
dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan
pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya
kode etik yang berisikan nilai-nilai dan
cita-cita yang diterima oleh profesi itu
sendiri yang bisa mendarah daging
dengannya dan menjadi tumpuan
harapan untuk dilaksanakan dengan
tekun dan juga konsekuen.
Jasa Konstruksi

Sesuai dengan undang-undang dan


peraturan yang berlaku dalam
Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berkaitan dengan
Usaha Jasa Konstruksi, yaitu
Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1999 tentang Jasa Konstruksi atau
“UU Jasa Konstruksi”. Secara umum
menyebutkan
Jasa Konstruksi

Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan


konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa
konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi.
Jasa Konstruksi

Para pihak dalam suatu pekerjaan konstruksi terdiri dari pengguna jasa dan
penyedia jasa, dapat berupa perseorangan atau badan usaha (baik yang
berbentuk badan hukum maupun yang bukan berbentuk badan hukum)
Akhlak Bekerja

a. IKHTIAR
Merencanakan pekerjaan sematang-matangnya oleh ahlinya
(dengan ilmu)“… maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An
Nahl 16:43)

“Ketika kekuasaan dipegang oleh orang-orang yang bukan


ahlinya, maka tunggulah hari (kiamat) itu.” (HR. Bukhari)

Jika suatu persoalan diserahkan kepada orang yang tidak


memiliki ilmunya maka mudharat yang dihasilkan akan lebih
banyak daripada manfaat yang dihasilkannya
Akhlak Bekerja

b. MUSYAWARAH

‘Maka disebabkan Rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut


terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkan-lah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakal kepada-Nya. (QS. Ali Imran 3:159)
Akhlak Bekerja

b. MUSYAWARAH

‘Maka disebabkan Rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut


terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkan-lah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakal kepada-Nya. (QS. Ali Imran 3:159)
Akhlak Bekerja

c. DO’A

Urgensi do’a dalam bekerja :Rasulullah saw. pernah bersabda: “Barangsiapa


yang dibukakan baginya pintu untuk berdo’a berarti telah dibukakan baginya
pintu-pintu rahmat. Tidak ada satu permohonan yang dicintai lebih dari
permohonan Afiat/keselamatan. Do’a itu bermanfaat dari apa yang telah
diturunkan atau yang belum diturunkan. Tidak ada yang menolak al-Qadha
(ketetapan) Allah selain do’a seseorang yang dihaturkan kepada Allah.
Karena itu, rajinlah berdo’a.” (HR. Tirmidzi)
Akhlak Bekerja

d. TAWAKKAL

“Dan, tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pelindung.” (QS. An-
Nisa’:81)

“Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-
benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah:23)

“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan


(keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq:3)

“Kemudian apabila kalian telah membulatkan tekad, maka bertawakallah


kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya.” (QS. Ali Imran:159)
Tugas Kontraktor Pelaksana Proyek

Pelaksana atau kontraktor dalam UU No.18 Tahun 1991 tentang jasa kontruksi adalah
penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional dibidang pelaksanaan jasa kontruksi yang mampu menyelenggarakan
kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan
atau bentuk fisik lainnya.

Pelaksana adalah suatu badan hukum atau penawar yang memiliki klasifikasi dan
keahlian dalam pelaksanaan yang telah ditunjuk oleh pemilik atau pemimpin
proyek/pemimpin bagian proyek dan menandatangani kontrak untuk melaksanakan
pekerjaan.
Tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut

1. Mempersiapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran pekerjaan

2. Mempersiapkan bahan-bahan bangunan yang bermutu baik dan memenuhi


persyaratan seperti yang tercantum dalam bestek

3. Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuia


dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut

4. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai dengan


surat perjanjian kontrak

5. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung


jawab pelaksana

6. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan


pada saat pelaksana pekerjaan.

7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan


Bentuk–Bentuk Penyimpangan Perilaku Dalam Industri Konstruksi

1. Kolusi
Pemberian komisi supaya mendapatkan tender. Hasil analisis persentase diketahui
bahwa mayoritas
responden (83,3%) menyatakan pernah menjumpai kasus pemberian komisi
supaya mendapatkan tender,
sedangkan hanya 16,7% responden menyatakan belum pernah menjumpai kasus
pemberian komisi supaya
mendapatkan tender. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kasus
pemberian komisi supaya
mendapatkan tender sering terjadi
Bentuk–Bentuk Penyimpangan Perilaku Dalam Industri Konstruksi

2. Penyuapan
Pemberian barang berharga / spesial.Hasil analisis persentase diketahui bahwa
100 % menyatakan pernah
menjumpai kasus pemberian barang berharga / spesial.Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa
kasus pemberian barang berharga / spesial selalu terjadi
Bentuk–Bentuk Penyimpangan Perilaku Dalam Industri Konstruksi

3. Kecurangan
Bukti keuangan dan pembayaran material tidak pernah menerima. Hasil analisis
persentase diketahui bahwa
mayoritas responden (93,3%) menyatakan pernah menjumpai kasus bukti
keuangan dan pembayaran
material tidak pernah menerima, sedangkan hanya 6,7% responden menyatakan
belum pernah menjumpai
kasus bukti keuangan dan pembayaran material tidak pernah menerima.
Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa kasus bukti keuangan dan pembayaran material tidak pernah
menerima sering terjadi.
Pihak-pihak Yang Melakukan Kolusi

Menurut sumber jurnal yang saya review, ada berbagai


pihak yang melakukan pelanggaran dalam kegiatan
konstruksi.

Pihak-pihak yang melakukan kolusi yaitu


kontraktor,klien,konsultan,quantity surveyor,dan
perencana/arsitek.
CONTOH KECELAKAAN KERJA

1. Crane LRT Palembang jatuhPeristiwa itu terjadi


pada 1 Agustus 2017. Saat itu operator crane
crawler hendak mengangkat tempat rel LRT, dari
bawah ke atas.Ketika steel box sudah di atas, jalan
eksisting tiba-tiba amblas dan jalan di sekitar crane
retak, sehingga menyebabkan salah satu crane
seberat 70 ton yang diopersikan terjungkal ke
depan.Peristiwa itu diikuti pula dengan jatuhnya
boom crane seberat 80 ton, yang turut
mengangkat steel box.
CONTOH KECELAKAAN KERJA

Alat berat LRT roboh di Kelapa GadingPergeseran


pada alat berat portal gentry crane telah
menyebabkan alat berat itu roboh di area proyek
light rail transit (LRT) Kelapa Gading, Jakarta Utara,
pada Selasa (17/10/2017)
CONTOH KECELAKAAN KERJA

Sebuah portable tower crane atau alat pengangkut


beban portabel yang digunakan dalam proyek Tol
Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi II B ruas
Kedung Badak - Simpang Yasmin mendadak jatuh
di Jalan Raya Sholeh Iskandar, Kecamatan Tanah
Sareal, Kota Bogor, Kamis (26/10/2017)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut: Kasus kolusi
cukup sering terjadi dalam industri konstruksi. Kasus kolusi yang paling sering
terjadi adalah pemberian
komisi supaya mendapatkan tender.Kasus penyuapan sering terjadi dalam
industri konstruksi.Kasus
penyuapan yang paling sering terjadi adalah pemberian barang
berharga/spesial dan bantuan khusus tanpa
procedural.Kasus kelalaian cukup terjadi dalam industri konstruksi.Kasus
kelalaian yang paling sering
terjadi adalah dokumentasi yang tidak sesuai (kontrak, drawing).Kasus
kecurangan sering terjadi dalam
industri konstruksi.Kasus kecurangan yang paling sering terjadi adalah
pencurian material.
SARAN
Kasus kolusi yang paling sering terjadi adalah pemberian komisi supaya mendapatkan tender.
Hal ini menunjukkan bahwa untuk memenangkan suatu tender pihak-pihak yang
berkepentingan cenderung melakukan/memberi komisi pada organisasi atau pihak yang
mengadakan lelang.Oleh sebab itu penting bagi semua pemangku kepentingan untuk
mencegah praktik pemberian komisi dari pihak tertentu untuk memenangkan
tender.Pemberian komisi dari pemenang tender biasanya berimplikasi pada rendahnya
kualitas bangunan.Masyarakat diminta secara aktif untuk memberi dukungan dalam
pemberantasan penyimpangan perilaku yang amat tercela tersebut.Kasus penyuapan yang
paling sering terjadi adalah pemberian barang berharga/spesial dan bantuan khusus
(perijinan, dll) tanpa prosedural.Hal ini mengindikasikan bahwa untuk mendapatkan tender,
kontraktor biasanya memberikan barang berharga/spesial pada pemberi tender/pelelang.Oleh
sebab itu dibutuhkan pengawasan oleh pihak pihak tertentu agar budaya penyuapan yang
berkonotasi dan berimplikasi negatif pada hasil konstruksi dapat diminimalisir Kasus kelalaian
yang paling sering terjadi adalah dokumentasi yang tidak sesuai (kontrak, drawing).
DAFTAR PUSTAKA

Bowen, P., Akintoye, A., Pearl, R., Edward, P.,J., (2007), Ethical Behaviour inthe South African
Construction Industry, Journal.

Huda, M., (2006), Kode Etika Industri Jasa Konstruksi, diakses 15 November
2010,http://harispradipta.blogspot.com/2009/11/kode-etika-industri-jasakonstruksi.html.

Ervianto, W, I.(2003), Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Jackson,B.J. (1999) The Perception of Experienced Construction Practitioners Regarding Ethical


Transregressions in the Construction Industry, ASC Proceedings of the 37th Annual Conference,
Univ Denver, Denver, Colorado, 297-309.

Martin W.M ( 2002) Personal meaning and ethics in engineering. Science and Engineering Ethics, 4(4),
545–60.
Panuntun, D (2011) Studi Penyimpangan Perilaku pada Industri Konstruksi, TGA, Fakultas Teknik,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta
Transparency International, (2005), The Global Corruption Report 205, Pluto Press, London.
Wignyosoebroto, I (1999) Manajemen Proyek Konstruksi, Kanisius, Yogyakarta.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai