Oleh :
Pembimbing :
dr. Fransiska Tricia da Lopez, Sp.THT-KL
1
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Otitis media supuratif kronik (OMSK) dahulu disebut otitis media perforata (OMP) atau
dalam sebutan sehari-hari congek.
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI TELINGA TENGAH
TERDIRI ATAS
• Membran Timpani
• Kavum Timpani
• Processus Mastoideus
• Tuba Eustachius
FISIOLOGI PENDENGARAN
Menggetarkan
Energi Bunyi Daun Tulang
Membran
(Udara, Tulang) Telinga Pendengaran
Timpani
Potensial
Defleksi Korteks
Proses aksi pada
stereosilia sel- Pendengaran di
depolarisasi saraf
sel rambut lobus temporalis
Auditorius
OMSK
DEFINISI
Otitis Media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
OMSK Tenang
OMSK Aktif
KLASIFIKASI
3. Berdasarkan Tipe Keganasan
Infeksi
Sosiodemografi
Lingkungan
•Usia • Bakteri •Higiene yang •Status soial
•Jenis Kelamin patogen Buruk Ekonomi yang
•Sistem Imun Streptococcus •Tempat rendah
•Predisposisi pneumoniae, tinggal yang
Genetik diikuti oleh padat
•ASI Haemophilus
•Abnormalitas influenzae dan
Anatomi Moraxella
•Disfungsi catarrhalis.
Fisiologi •Virus pada
•ISPA infeksi
•Alergi saluran
•Status Gizi napas atas
akut
Etiologi OMSK
•Infeksi virus dan bakteri
•Gangguan fungsi tuba eustachius
secara mekanik atau fungsional
•Alergi
•Barotrauma
PATOGENESIS
Sembuh/ normal
Gangguan
Otorea
Pendengaran
Otalgia Vertigo
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Berdasarkan gejala klinis yang ditemukan
Pemeriksaan Otoskopi
• Menunjukkan adanya perforasi dan letak perforasi
Pemeriksaan Audiometri
• Mengevaluasi tingkat penurunan pendengaran
Normal 0 - 25 dB
Tuli Ringan >25 - 40 dB
Tuli Tuli Sedang >40 - 55 dB
Campuran Tuli Sedang >55 - 70 dB
Berat
Infeksi Telinga
Penurunan Pendengaran Kongenital
Trauma
Usia
Paparan Bising
Toksin Bahan Kimia atau Obat
PEMERIKSAAN PENDENGARAN
Pemeriksaan Audiometri
• AC (Air Conductor)
• BC (Bone Conductor)
BAB 3
LAPORAN
KASUS
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. YKL
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Alamat : Kabor, Maumere
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal pemeriksaan : 11 Juni 2019
ANAMNESIS
Pemeriksaan Fisik
Faring:
Granulasi: -/-
Tonsil: T1/T1
PEMERIKSAAN PENDENGARAN
Pemeriksaan Audiometri
Telinga Kanan
• BC normal atau kurang dari 25 dB
• AC turun lebih dari 25 dB
• Antara AC dan BC terdapat gap
• Ambang Dengar = 56,25 dB
Pemeriksaan Audiometri
Telinga Kiri
• BC normal atau kurang dari 25 dB
• AC turun lebih dari 25 dB
• Antara AC dan BC terdapat gap
• Ambang Dengar = 26,25 dB
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Gejala pada pasien yaitu penurunan Pada OMSK, gejala yang dirasakan adalah
pendengaran pada kedua telinga ± 1 otore, gangguan pendengaran, otalgia
tahun sejak pasien berusia 16 tahun, dan vertigo. Gejala awal OMSK yaitu
keluarnya cairan berwarna putih otorea kronik dengan sekret yang keluar
kekuningan dari kedua telinga hilang melalui membran timpani non intak.
timbul dan nyeri pada telinga hilang Sekret dapat bersifat purulen (kental,
timbul selama ± 14 tahun. putih) atau mukoid (seperti air dan
encer). Adanya ganguan pendengaran
tergantung dari derajat kerusakan
tulang-tulang pendengaran, biasanya
dijumpai tuli konduktif. Pada OMSK
keluhan nyeri dapat terjadi karena
terbendungnya drainase pus.
Kasus Teori
Pada pemeriksaan telinga, didapatkan Pemeriksaan otoskopi pada OMSK akan
adanya perforasi sentral membran menunjukkan adanya dan letak perforasi
timpani, sekret mukopurulen. membran timpani. Pada OMSK tipe
aman, cairan yang keluar mukopurulen.
Hasil Pemeriksaan Garpu Tala: Batas atas Berdasarkan teori, pemeriksaan garpu
tidak dapat didengar pada kedua telinga, tala pada tuli konduktif memberikan
Rinne (-) pada kedua telinga, Schwabach hasil batas bawah naik (frekuensi rendah
memanjang pada kedua telinga, Weber tidak mendengar), tes Rinne negatif, dan
lateralisasi ke kiri Schwabach memanjang. Dari hasil
pemeriksaan dapat diinterpretasikan
bahwa terdapat tuli konduktif pada
kedua telinga. Weber lateralisasi ke kiri
menunjukkan tuli konduktif lebih berat
pada telinga kiri. Pemeriksaan Weber
tidak sesuai dengan hasil audiometri
dimana didapatkan tuli konduktif lebih
berat pada telinga kanan. Berdasarkan
penelitian Weatherall tahun 2002,
menyatakan bahwa terdapat ± 25%
kesalahan dalam menentukan arah
lateralisasi
Kasus Teori
Hasil Pemeriksaan Audiometri: Tuli Pada OMSK, gejala yang ditemukan
Konduksi Sedang Berat Telinga Kanan gangguan pendengaran. Adanya ganguan
(56,25 dB) dan Tuli Konduksi Ringan Telinga pendengaran tergantung dari derajat
Kiri (26,25dB) kerusakan tulang-tulang pendengaran.
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun
dapat pula bersifat campuran. Beratnya
ketulian tergantung dari besar dan letak
perforasi membran timpani serta mobilitas
sistem penghantaran udara ke telinga
tengah.
Kasus Teori
Penatalaksanaan OMSK : Tujuan toilet telinga adalah membuat lingkungan
Toilet telinga yang tidak sesuai untuk perkembangan
H2O2 3% 2 x/hari mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan
Tarivid otic 2 x GTT IV A D/S media yang baik bagi perkembangan
Cefixim 2 x 100 mg mikroorganisme. Secara klinis H2O2 berguna untuk
Lapifed 0-0-1 menghancurkan serumen, mengobati telinga berair
dan membersihkan tuba ventilasi yang tersumbat.
Tarivid otic mengandung ofloksasin. Tetes telinga
ofloksasin secara klinis efektif untuk mengobati
otitis eksterna dan otitis media pada pasien dengan
perforasi membran timpani. Larutan ototopikal baik
ditoleransi sehingga menghindari berbagai efek
samping sistemik dan tidak bersifat ototoksik.
Cefixime merupakan antibiotik golongan
sefalosporin III yang memiliki efek bakterisidal.
Cefixime diindikasikan pada otitis media yang
disebabkan oleh Haemophilus influenzae Moraxella
catarrhalis dan Streptococcus pyogenes.
BAB 5
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Telah dilaporkan pasien perempuan berusia 17 tahun datang ke poli THT
dengan keluhan penurunan pendengaran pada kedua telinga ± 1 tahun sejak
pasien berusia 16 tahun. Pasien memiliki riwayat flu terus menerus saat usia
3 tahun selama ± 6 bulan tanpa pengobatan, lalu muncul keluarnya cairan
berwarna putih kekuningan dari kedua telinga hilang timbul selama ± 14
tahun. Pasien juga mengeluhkan gatal pada kedua telinga, rasa nyeri pada
kedua telinga, dan telinga sering berdenging.Tidak terdapat pusing, mual,
muntah, dan demam. Hasil pemeriksaan telinga didapatkan sekret
mukopurulen dan perforasi kedua membran telinga.