Anda di halaman 1dari 35

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

KUR 2018
Nawa Cita
Indonesia
masih
menghadapi Tingkat
Inequality
permasalahan pengangguran Membangunan
Development
pembangunan yang tinggi Indonesia dari
ekonomi yang
belum merata
pinggiran
dengan Meningkatkan
Bertujuan
memperkuat kualitas hidup
untuk
daerah-daerah manusia dan
mengentaskan
dan desa masyarakat
kemisknan
dalam Indonesia
kerangka
negara
kesatuan

KUR
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Usaha mikro, kecil, dan menengah; calon
adalah Kredit/pembiayaan TKI; Calon Pekerja Magang di luar negeri;
modal kerja dan/atau investasi anggota keluarga dr karyawan tetap/TKI;
kepada debitur
Penerima
individu/perseorangan, badan KUR Pekerja kena PHK; Purna TKI; Kelompok
usaha dan/atau kelompok Usaha; Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
usaha yang produktif dan layak di perbatasan;
namun belum memiliki agunan
tambahan atau agunan
tambahan belum cukup
Poin Perubahan KUR 2018
Sesuai Permenko
No.11 Thn 2017
KELOMPOK USAHA
KUR 2018
URAIAN KUR MIKRO KUR KECIL KUR TKI KUR KHUSUS
Usaha mikro, kecil, oUsaha mikro, kecil, dan Calon TKI yang akan Usaha mikro, kecil, dan
dan menengah menengah bekerja di luar negeri menengah
Anggota keluarga dari oAnggota Keluarga dari Calon pekerja magang Anggota keluarga dari
karyawan/I yang karyawan/I yang di luar negeri karyawan/I yang
berpenghasilan tetap berpenghasilan tetap berpenghasilan tetap
atau bekerja sebagai atau bekerja sebagai atau bekerja sebagai
tenaga kerja Indonesia tenaga kerja Indonesia tenaga kerja Indonesi
Penerima KUR Tenaga Kerja oTenaga Kerja Indonesia Tenaga Kerja
Indonesia yang purna yang purna bekerja di Indonesia yang purna
bekerja di luar negeri luar negeri bekerja di luar negeri
Pekerja yang terkena Kelompok yang
PHK dikelola secara bersama
Kelompok Usaha dalam bentuk klaster
Bersama (KUBE) dengan menggunakan
mitra usaha

Sektor Pertanian; Sektor Perikanan; Sektor Industri Jasa penempatan TKI perkebunan rakyat,
Pengolahan; Sektor Konstruksi; Sektor Perdagangan; untuk pembiayaan
Sektor yang dibiayai Jasa-jasa sektor penyediaan akomodasi dan peremajaan komoditas
penyediaan makanan , sektor transportasi- sawit, kret, dll
pergudangan dan komunikasi; sektor real estate – peternakan rakyat,
usaha persewaan- jasa perusahaan; sektor jasa khusus penggemukan
pendidikan; sektor jasa kesehatan dan kegiatan ternak dan ternak perah
sosial; sektor jasa kemasyarakatan-sosial budaya-  perikanan rakyat
hiburan-peror (termasuk pengadaan
kapal nelayan)
URAIAN KUR MIKRO KUR KECIL KUR TKI KUR KHUSUS

 harus mempunyai harus mempunyai Memiliki perjanjian harus mempunyai


usaha produktif dan layak usaha produktif dan penempatan tenaga usaha produktif dan
yang telah berjalan paling layak yang telah berjalan kerja Indonesia yang layak yang telah berjalan
singkat 6 bulan paling singkat 6 bulan ditempatkan oleh paling singkat 6 bulan
Telah mengikuti Memiliki iizin usaha Pelaksanaan Memiliki surat izin
pelatihan kewirausahaan mikro dan kecil yang Penempatan Tenaga usaha mikro dan kecil
dan telah memiliki usaha diterbitkan oleh Pemda Kerja Indonesia Swasta yang diterbitkan Pemda
Syarat Calon Penerima selama paling singkat 3 setempat/atau surat izin (PPTKIS) atau surat izin lainnya
KUR bulan lainnya Memiliki Perjanjian Wajib memilik NIK , e-
Memiliki izin usaha Wajib memilik NIK , e- Kerja dengan pengguna KTP, surat ket
mikro dan kecil yang KTP, surat ket bagi tenaga kerja pembuatan e-ktp
diterbitkan oleh Pemda pembuatan e-ktp Indonesia baik yang Dapat/sedang
setempat/atau surat izin Dapat/sedang ditempatkan oleh menerima kredit lain
lainnya menerima kredit lain PPTKIS, Pemerintah atau (KPR, leasing) dari
Wajib memilik NIK , e- (KPR, leasing) dari TKI yang bekerja secara penyalur KUR yang sama
KTP, surat ket pembuatan penyalur KUR yang sama perseorangan Plafon diatas Rp.50jt
e-ktp Plafon diatas Rp.50jt Wajib memilik NIK , e- wajib memiliki NPWP
Dapat/sedang wajib memiliki NPWP KTP, surat ket
menerima kredit lain pembuatan e-ktp
(KPR, leasing) dari Persyaratan lainnya
penyalur KUR yang sama

Tambahan Kredit/ Total outstanding Rp.25jt Total Outstanding Total Outstanding


Pembiayaan Rp.500jt termasuk ----- Rp.500jt termasuk
suplesi dan suplesi dan
perpanjangan perpanjangan
FITUR KUR 2018

URAIAN KUR MIKRO KUR KECIL KUR TKI KUR KHUSUS

Batas Maksimum per Rp. 25 jt Rp.25jt-500jt Rp.25jt Rp.25jt-500jt


akad kredit

Total Plafon Maksimum • tidak ada pembatasan


per debitur akumulasi plafon untuk
KUR sektor produksi,
dgn maks Rp.25jt per Rp.500 jt Rp.25jt Rp.500jt
siklus produksi
• Maks Rp.100jt utk
sektor non produksi

Jangka Waktu KMK paling lama 3 th KMK paling lama 4 th Paling lama sama KMK paling lama 4 th
dan jika suplesi dapat suplesi diperpanjang 5 th dengan masa kontrak suplesi diperpanjang 5 th
diperpanjang 4 th KI paling lama 5 th dpt kerja dan tdk melebihi KI paling lama 5 th
KI paling lama 5 th dan diperpanjang 7 th jangka waktu maks 3 th suplesi diperpanjang 7 th
jika suplesi dpt Grace priode
diperpanjang 7 th diserahkan penyalur

Diperbolehkan, grace Diperbolehkan, grace Diperbolehkan, grace


Grace Priode priode diserahkan priode diserahkan priode diserahkan
kepada masing-masing kepada masing-masing -- kepada masing-masing
penyalur KUR penyalur KUR penyalur KUR
URAIAN KUR MIKRO KUR KECIL KUR TKI KUR KHUSUS
Memiliki usaha produktif dan layak/ pelaku usaha
pemula
Jika terdapat pelaku usaha pemula, maka harus
memiliki surat rekomendasi pengajuan kredit/
pembiayaan dari ketua kelompok
Kegiatan usaha dapat dilakukan secara mandiri
dan/atau bekerja sama dengan mitra usaha
Kelompok Usaha Jika membutuhkan agunan tambahan, kelompok
dapat memberikan agunan tambahan kolektif yang Tidak diatur Sama dengan KUR
bersumber dari aset kelompok itu sendiri atau aset MIKRO dan KUR KECIL
dari sebagian anggota kelompok yg dpt dipertanggung
jawabkan melalui mekanisme tanggung renteng
Dlm hal kegagalan pembayaran angsuran
kredit/pemb. Maka ketua kelompok mengkoordinir
pelaksanaan mekanisme tanggung renteng antar
anggota kelompok
Agunan Pokok Usaha atau objek yang dibiayai KUR

Agunan Tambahan Tidak wajib dan tanpa Sesuai penilaian Tidak wajib dan tanpa Tidak wajib dan tanpa
perikatan Penyalur perikatan perikatan
Dapat melakukan pembayaran pokok dan bunga/
marjin secara angsuran berkala dan/atau Sama dengan KUR
skema Pembayaran pembayaran sekaligus saat jatuh tempo sesuai Tidak diatur MIKRO dan KUR KECIL
dengan kesepatan antara Penerima dan Penyalur
KUR

Struktur Biaya Tidak diatur •Pengurusan dokumen Sesuai penilaian


jati diri, Pemeriksaan Penyalur KUR (atau
kesehatan dan psikologi, berpedoman pada
Pelatihan kerja & Peraturan Kementerian
sertifikasi Teknis Terkait)
•Biaya lainnya living cost
dan biaya penagihan
PENYALURAN KUR

•Sektor Pertanian,
Perburuan dan
kehutanan
•Sektor kelautan dan
perikanan
•Sektor industri Prioritas •Calon penerima
pengolahan memiliki usaha
•Sektor Konstruksi •Wajib memenuhi lebih dari satu
•Sektor jasa produksi porsi sektor
•Paling sedikit •Porsi paling banyak
mencapai target sektor produksi
porsi penyaluran •Satu akad kredit

Multisektor
Sektor
Produksi
Indikator Penyalur KUR yang
jumlah tidak mencapai
plafon KUR target Sektor
6 bulan Produksi diberikan
berturut2 yang pembinaan/Sanksi
NPL/NPF>5% disalurkan

dihentikan

Kredit/Pembiaya Jumlah
an bermasalah TINGKAT debitur
(non Performing
Loan/NPL atau KERBERHASILAN berhasil
Non Performing KUR DINILAI mengalami
Financing/NPF) graduasi

persetujuan

3 bulan
berturut2 Jumlah
NPL/NPF <5% Debitur
Rekomendasi yang
OJK menerima
KUR
PIHAK-PIHAK TERKAIT KUR 2018
PEMERINTAH PENYALUR PENJAMIN
1. Kemenko Perekonomian 1. BRI 24. BPD Sumbar 1. Perum Jaminan Kredit Indonesia
2. Kemenkeu 2. B. Mandiri 25. Bank Jambi 2. PT. Asuransi Kredit Indonesia
3. Kemenkop danUKM 3. BNI 26. Bank Jabar 3. PT. Penjaminan Kredit Daerah Riau
4. B. Sinarmas Banten 4. PT. Penjaminan Kredit Sumatera
4. Kement. Perindustrian 5. Maybank 27. Bank Kalsel Barat
5. Kement. Perdagangan 6. Bukopin 28. Bank NTB 5. PT. Penjaminan Kredit Daerah
6. Kement. Tenaga Kerja 7. BTPN 29. Bank Sumsel Sumatera Selatan
7. Kement Kelautan & 8. OCBC NISP Babel 6. PT. Penjaminan Kredit Daerah
Perikanan 9. B. Permata 30. Bank Papua Bangka Belitung
8. Kement. Pertanian 10. BCA 31. B. Lampung 7. PT. Penjaminan Kredit Daerah Jawa
9. Kementerian BUMN 11. B. Arta Graha 32. BPD Tengah
12. BRI Agroniaga Bengkulu 8. PT. Penjaminan Kredit Daerah DKI
10. Kemendagri 13. BRI Syariah 33. BPD Kalteng Jakarta
11. Sekretaris Kabinet 14. BTN 34. BPD Sultra 9. PT. Penjaminan Jamkrindo Syariah
12. BPNP2TKI 15. Bank Jateng 35. CTBC 10. PT. UAF Jaminan Kredit
13. BPKP 16.BPD Kalbar 36. BCA Finance 11. PT. Penjaminan Pembiayaan
14. BAPPENAS 17. BPD NTT 37Mega Finance Askrindo Syariah
18. BPD Bali 38. FIF
19. BPD DIY 39. Adira Finance
20.BPD Sulselbar 40 KSP Kospin PENGAWAS
21. BPD Kaltim Jasa 1. OJK
22. BPD Sumut 41. KSP Obor 2. BPK
23. BPD Riau Kepri Mas
a. Perumusan Kebijakan Program KUR
Kemenko b. Menetapkan Pedoman Pelaksanaan KUR
Perekono c. Menetapkan taarget dan alokasi penyaluran tahunan KUR
mian d. Rilis laporan penyaluran dan penjaminan KUR
e. Monitoring dan Evaluasi Program KUR

a. Penyusunan rencana penyaluran tahunan KUR


Kementrian b. Menetapkan anggaran subsidi bunga KUR dana APBN
Keuangan c. Menetapkan besaran subsidi bunga KUR sesuai dengan keputusan Komite
Kebijakan
d. Mengembangan dan mengelola Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)
a. Perumusan Kebijakan Program KUR
b. Menetapkan Pedoman Pelaksanaan KUR
PERAN Kemenkop c. Menetapkan target dan alokasi penyaluran KUR
STAKEHOLDER dan UKM d. Rilis laporan penyaluran dan penjaminan KUR
e. Monitoring dan Evaluasi Program KUR
DALAM
PROGRAM KUR a. Koordinator forum koordinasi pengawasan KUR
b. Verifikasi tagihan IJP KUR (melalui mekanisme verifikasi di awal) dan tagihan
BPKP subsidi bunga KUR (melalui mekanisme post audit)
c. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan KUR

a. Memberikan rekomendasi bagi lembaga keuangan untuk menjadi penyalur


b. Memberikan rekomendasi bagi perusahaan penjamin untuk menjadi penjamin
OJK c. Pengawasan terhadap lembaga keuangan yang telah menjadi penyalur dan
penjamin
d. Monitoring dan evaluasi program KUR
a. Menyusun Petunjuk teknis penyaluran KUR masing-masing sektor
Kementrian
b. Mengunggah data calon debitur dari UMKM binaannya
Tehnis/
c. Melakukan sosialisasi KUR dan pendampingan kepada UMKM binaannya
Pemda
d. Menyusun rencana penyaluran tahunan KUR masing-masing sektor
PENYALURAN KUR PER SEKTOR EKONOMI
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI
BENGKULU
TAHUN 2017
AKA
D RATA-RATA PER
NO SEKTOR
EKONOMI DEBITU
AKA OUTSTANDING DEBITUR R
D
1. 01 - PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN 370,049,000,000 259,258,628,104 12,825 28,853,723
2. 02 - PERIKANAN 6,862,000,000 4,538,006,521 235 29,200,000
3. 04 - INDUSTRI PENGOLAHAN 31,741,500,000 21,083,289,044 1,152 27,553,385
4. 06 - KONSTRUKSI 125,000,000 0 1 125,000,000
5. 07 - PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN 319,393,367,000 198,289,700,897 11,573 27,598,148
6. 08 - PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN 15,434,000,000 11,909,899,871 267 57,805,243
7. 09 - TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI 6,617,500,000 4,591,780,420 194 34,110,825
8. 11 - REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA 3,219,000,000 1,576,246,346 98 32,846,939
9. 13 - JASA PENDIDIKAN 897,500,000 744,844,310 13 69,038,462
10. 14 - JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 385,000,000 335,566,107 3 128,333,333
11. 15 - JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN 33,653,400,000 20,832,078,192 1,435 23,451,847
12. 19 - PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN USAHA 32,026,200 26,028,225 3 10,675,400

TOTAL 788,409,293,200 523,186,068,037 27,799

SEKTOR
PRODUKSI
58,57%
PENYALURAN KUR PER SEKTOR EKONOMI
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI
BENGKULU
TAHUN 2018
AKAD
RATA-RATA PER
NO SEKTOR
EKONOMI DEBITU
AKAD OUTSTANDING DEBITUR R
1. 01 - PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN 72,492,500,000 45,104,121,724 1,382 52,454,776
2. 02 – PERIKANAN 455,000,000 175,000,000 13 35,000,000
3. 04 - INDUSTRI PENGOLAHAN 4,978,000,000 951,747,816 144
34,569,444
4. 07 - PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN 68,672,300,000 21,813,116,320 1,648
5. 08 - PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN 4,629,500,000 3,303,873,908 59 41,670,085
6. 09 - TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI 1,330,000,000 700,000,000 24 78,466,102
7. 11 - REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA 600,000,000 370,000,000 18 55,416,667
8. 13 - JASA PENDIDIKAN 10,000,000 0
33,333,333
9. 14 - JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 50,000,000 50,000,000 2
10,000,000
10 15 - JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN 7,792,500,000 1,641,499,128 309
11 19 - PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN USAHA 20,925,400 20,925,400 1 25,000,000
25,218,447
20,925,400
TOTAL 161,030,725,400 74,130,284,296 3,601

Sektor
produksi
52,47%
PENYALURAN KUR PER WILAYAH
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI
BENGKULU
TAHUN 2018
AKA
D RATA-RATA PER
NO KABUPATEN /
KOTA DEBITU
AKA OUTSTANDING R
D DEBITUR
1. 1701 - Kab. Bengkulu Selatan 8,214,000,000 135,000,000 40,865,672
201
2. 1702 - Kab. Rejanglebong 17,752,700,000 2,594,555,550 28,960,359
613
3. 1703 - Kab. Bengkulu Utara 39,781,000,000 24,919,583,300 57,905,386
687
4. 1704 - Kab. Kaur 2,426,000,000 48,250,000 27,568,182
88
5. 1705 - Kab. Seluma 11,021,000,000 6,413,747,816 53,760,976
205
6. 1706 - Kab. Muko Muko 21,230,925,400 14,335,925,400 80,116,700
265
7. 1707 - Kab. Lebong 1,695,000,000 0 17,842,105
95
8. 1708 - Kab. Kepahiang 9,313,000,000 1,557,416,350 34,365,314
271
9. 1709 - Kab. Bengkulu Tengah 9,447,000,000 5,922,455,548 40,371,795
234
10. 1771 - Kota Bengkulu 40,150,100,000 18,203,350,332 42,622,187
942
TOTAL 161,030,725,400 3,601
74,130,284,296

Target nasional 116,6 T (120T)


6.214.111 debitur

Target Provinsi Bengkulu pagu


diserahkan kepada penyalur
KUR
52.367 debitur
PENYALURAN KUR PER WILAYAH
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI
BENGKULU
TAHUN 2017
AKA
D RATA-RATA PER
NO KABUPATEN /
KOTA DEBITU
AKA OUTSTANDING DEBITUR R
D
1. 1700 - Bengkulu 1,407,000,000 675,050,405 62 22,693,548
2. 1701 - Kab. Bengkulu Selatan 82,886,450,400 44,937,690,726 3,119 26,574,688
3. 1702 - Kab. Rejanglebong 94,649,125,000 58,901,608,794 3,917 24,163,678
4. 1703 - Kab. Bengkulu Utara 168,270,350,800 119,087,197,404 5,234 32,149,475
5. 1704 - Kab. Kaur 31,051,000,000 17,757,035,432 1,478 21,008,796
6. 1705 - Kab. Seluma 55,343,500,000 36,167,471,985 2,261 24,477,444
7. 1706 - Kab. Muko Muko 81,240,000,000 64,980,996,909 1,753 46,343,411
8. 1707 - Kab. Lebong 25,937,500,000 16,078,270,990 1,293 20,059,938
9. 1708 - Kab. Kepahiang 29,416,000,000 17,637,607,940 1,186 24,802,698
10. 1709 - Kab. Bengkulu Tengah 47,994,500,000 36,221,765,871 1,603 29,940,424
11. 1771 - Kota Bengkulu 170,213,867,000 110,741,371,581 5,893 28,884,077

TOTAL 788,409,293,200 523,186,068,037 27,799

72,9%
92,7%

Target Nasional Rp.106,6 T


(110T) 6 jt debitur realalisasi
96,7 T (90,7%) 4,7 jt (68,11%) Target Provinsi Bengkulu
NPL 0,30% 850,6 Milyar debitur
37.116
REALISASI PENYALURAN KUR
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI
BENGKULU
TAHUN 2017

REALISASI PENYALURAN
BAN KUR
K AKA OUTSTANDING DEBITU RATA-RATA KREDIT
D R
MIKRO - Bank Rakyat Indonesia 461,083,100,000 266,535,144,231 23,940 19,259,946

MIKRO - Bank Mandiri 14,699,067,000 12,191,360,519 718 20,472,238

MIKRO - Bank Negara Indonesia 4,000,000 0 1 4,000,000

MIKRO - Bank Arta Graha 25,000,000 23,163,817 1 25,000,000

MIKRO - BRI Syariah 8,758,500,000 6,847,380,070 377 23,232,095

JUMLAH - MIKRO 484,569,667,000 285,597,048,637 25,037 19,354,143

RITEL - Bank Rakyat Indonesia 52,955,000,000 25,324,318,717 288 183,871,528

RITEL - Bank Mandiri 201,998,000,000 183,859,818,524 2,151 93,908,880

RITEL - Bank Negara Indonesia 23,465,000,000 7,368,771,134 106 221,367,925

RITEL - BANK BENGKULU 25,000,000,000 20,816,305,500 167 149,700,599

JUMLAH - RITEL 303,418,000,000 237,369,213,875 2,712 111,879,794

TKI - Bank Rakyat Indonesia 143,400,000 0 8 17,925,000

TKI - CTBC Bank 32,026,200 26,028,225 3 10,675,400

JUMLAH - TKI 175,426,200 26,028,225 11 15,947,836

UMI - 990 246,200,000 193,777,300 39 6,312,821

JUMLAH - UMI 246,200,000 193,777,300 39 6,312,821

JUMLAH 788,409,293,200 523,186,068,037 27,799 28,361,067


Data SIKP s.d. April 2018
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
91 Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau
92 Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Kota Batam Sekretaris
93 Sekretaris Daerah Daerah Kota Tanjung Pinang Sekretaris Daerah
94 Sekretaris Daerah Kabupaten Bintan Kepulauan Sekretaris Daerah
95 Sekretaris Daerah Kabupaten Karimun
96 Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas
97 Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Kabupaten Lingga
98 Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna
PROVINSI JAMBI
99 Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Provinsi Jambi
100 Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Kota Jambi Sekretaris
101 Sekretaris Daerah Daerah Kota Sungaipenuh Sekretaris
102 Sekretaris Daerah Daerah Kabupaten Batanghari Sekretaris
103 Sekretaris Daerah Daerah Kabupaten Bungo Sekretaris
104 Sekretaris Daerah Daerah Kabupaten Kerinci Sekretaris
105 Sekretaris Daerah Daerah Kabupaten Merangin Sekretaris
106 Sekretaris Daerah Daerah Kabupaten Muaro Jambi Sekretaris
107 Sekretaris Daerah Daerah Kabupaten Sarolangun
108 Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
109 Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
110 Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Kabupaten Tebo

PROVINSI BENGKULU

111 Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu


112 Sekretaris Daerah Kota Bengkulu
113 Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan
114 Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah
115 Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkulu Utara
116 Sekretaris Daerah Kabupaten Kaur
117 Sekretaris Daerah Kabupaten Kepahiang
118 Sekretaris Daerah Kabupaten Lebong
119 Sekretaris Daerah Kabupaten Mukomuko
120 Sekretaris Daerah Kabupaten Rejang Lebong
121 Sekretaris Daerah Kabupaten Seluma
PROVINSI SUMATERA SELATAN
122 Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan
123 Sekretaris Daerah Kota Lubuklinggau
124 Sekretaris Daerah Kota Pagar Alam
125 Sekretaris Daerah Kota Palembang
126 Sekretaris Daerah Kota Prabumulih
127 Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuasin
128 Sekretaris Daerah Kabupaten Empat Lawang
129 Sekretaris Daerah Kabupaten Lahat
130 Sekretaris Daerah Kabupaten Muara Enim
131 Sekretaris Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
132 Sekretaris Daerah Kabupaten Musi Rawas
133 Sekretaris Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara
134 Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Ilir
135 Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir
136 Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu
137 Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
138 Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
139 Sekretaris Daerah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
PROVINSI LAMPUNG
148 Sekretaris Daerah Provinsi Lampung
149 Sekretaris Daerah Kota Bandar Lampung
150 Sekretaris Daerah Kota Metro
151 Sekretaris Daerah Kabupaten Lanmpung Barat
Lampiran I Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris
Komite Kebijakan Bagi UMKM
Nomor: S -108/D.I.M.EKON/04/2018 tanggal 11 April 2018
Mekanisme Kementerian/Lembaga dan Pemda dalam Menguji Validitas Data Calon
Penerima KUR yang Diunggah oleh Penyalur KUR ke SIKP
1. Penyalur KUR mengunggah data calon Penerima KUR ke SIKP;
2. Penyalur KUR dapat menyalurkan KUR kepada calon Penerima KUR yang layak menerima
KUR sesuai hasil verifikasi Penyalur KUR tersebut. Atas penyaluran KUR tersebut, Penyalur
KUR mengirimkan data akad kredit dengan identifikasi yang jelas atas sektor KUR yang
disalurkan (kode sektor dikirimkan pada data akad KUR);
3. Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah mengunduh data calon/Penerima KUR
sesuai dengan lingkupnya secara berkala, dan membandingkan data tersebut dengan data
UMKM yang dimiliki oleh Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah. Dalam hal terdapat
keterbatasan sumber daya pada Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah,
pembandingan data dapat dilakukan dengan cara uji petik (sampling);
4. Jika data Penerima KUR dari Penyalur KUR telah sesuai dengan data yang terdapat dalam
basis data Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, maka dapat diberikan tanda
“sesuai” di SIKP. Sebaliknya apabila data penerima KUR dari Penyalur KUR tidak sesuai
dengan data yang terdapat dalam basis data Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah,
maka diberikan tanda “tidak sesuai”;
5. Jika data Penerima KUR belum terekam dalam basis data Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah, maka Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dapat melakukan
verifikasi untuk menguji pemenuhan kriteria sebagai Penerima KUR sesuai sektornya.
Selanjutnya, jika memenuhi kriteria maka segera diproses pemberian tanda di SIKP bahwa
data telah “sesuai”, dan sebaliknya;
6. Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dapat memutakhirkan data calon/penerima
KUR sesuai perkembangan dan perubahan kondisi calon penerima KUR tersebut;
7. Verifikasi dilakukan setelah Penyalur KUR mengunggah data calon Penerima KUR ke dalam
SIKP dan/atau setelah terjadi akad antara Penyalur KUR dengan Penerima KUR.
Lampiran II Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris
Komite Kebijakan Bagi UMKM
Nomor: S -108/D.I.M.EKON/04/2018 tanggal 11April 2018

Bagan Alur
Mekanisme Kementerian/Lembaga dan Pemda dalam Menguji Validitas Data Calon
Penerima KUR yang Diunggah oleh Penyalur KUR ke SIKP

Penyalur KUR K/L & Pemda


Mengunggah Beri tanda
data calon SIKP “SESUAI”
Penerima KUR
ke SIKP
Mengirimkan Memelihara &
data akad kredit Memutakhirkan
dengan basis data calon Basis Data
identifikasi K/L dan YA
Penerima KUR
kode sektor KUR Potensial Pemda

Data Pemda
Membandingkan data dengan basis data Ada di Basis dan
K/L?
UMKM bisa melalui uji petik (sampling)

Mengunduh data calon Penerima KUR


sesuai dengan lingkupnya secara berkala
TIDAK
Beri tanda Beri tanda
“TIDAK SESUAI” “SESUAI”

YA
YA
Verifikasi dan
VALID Pemutakhiran Data

TIDAK
Lampiran III Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku
Sekretaris Komite Kebijakan bagi UMKM
Nomor: S – 118/D.I.M.EKON/04/2018, tanggal 11 April 2018
Kementerian / Lembaga Teknis
1. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian;
4. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
5. Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian;
6. Sekretaris Jenderal, Kementerian Kelautan dan Perikanan;
7. Sekretaris Jenderal, Kementerian Dalam Negeri;
8. Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional;
9. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian;
10. Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian;
11. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian;
12. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan;
13. Deputi Bidang Perekonomian, Sekretariat Kabinet;
14. Direktur Penyiapan dan Pembekalan Pemberangkatan, BNP2TKI;
15. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I, Otoritas Jasa Keuangan;
16. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II, Otoritas Jasa Keuangan;
69.606.4
67
3.712.288 Plafon (Dlm Rp
Juta)
Debit
Realisasi ur
KUR 2017 Capai
97.8

Per %
13.340.2 an
36
Penyalur 224.709
9.745.3 2.442.2
33 44
61.606 1.559.4
29.418 9.05
09
9,77 2
102.6
5 58.436 1.06
% 387
30 6
81,2 47,3
% 31.3 % 87
48,9 %
% 0,4 15
% %

Perusah
Bank BP Koper
D aan
Umum
Pembiay
asi
Swa aan
sta
Surat Edaran Mendagri Nomor 581/6871/SJ tanggal 14 Des 2015 antara lain agar penyaluran
KUR 2016 dapat memeperhatikan:
§ Gubernur, Bupati/Walikota membentuk Tim Monev KUR yang beranggotakan instansi dan
SKPD
§ Mengagendakan program/kegiatan terkait pelaksanaan KUR dan mengalokasikan anggaran
melalui APBD
§ Membangun kerjasama dengan Kementerian/lembaga terkait dalam upaya melakukan
sosialisasi kepada seluruh stakeholder yang berrada di provinsi dan kabupaten/kota
§ Meng-upload data calon debitur potensial ke dalam SIKP
§ Menyelenggarakan rapat koordinasi yang dilakukan secara periodik untuk melakukan evaluasi
terhadap capaian, serta kendala yang dihadapi
§ Menyampaikan laporan pelaksanaan KUR pada setiap 6 bulan kepada Komite Kebijakan

4
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
tentang KUR
(SE Nomor:581/6871/SJ tanggal 14
Desember 2015)
1
Membentuk dan mengoptimalkan Tim Monitoring
dan Evaluasi KUR yang beranggotakan instansi dan
SKPD terkait, Bank dan Perusahaan Penjamin

2
Mengagendakan program/kegiatan terkait dengan
pelaksanaan KUR dan mengalokasikan anggaran
melalui APBD Provinsi, Kabupaten/Kota termasuk
pelaksanaan kegiatan Tim Monev
3
Membangun kerjasama dengan K/L terkait KUR
dalam upaya melakukan sosialisasi kepada
seluruh stakeholder di Provinsi, Kabupaten/Kota
4 Meng-upload data terkait dengan calon debitur
potensial KUR ke dalam
SIKP
5
Menyelenggarakan Rapat Koordinasi KUR
secara periodik untuk
melakukan evaluasi KUR
6 Menyampaikan laporan pelaksanaan KUR pada
setiap 6 (enam) bulan kepada Komite Kebijakan
Pembiayaan bagi UMKM
Permendagri 33 tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2018

Penyertaan Modal kepada


BUMD baik Lembaga
keuangan Perbankan Pemberian subsidi
maupun lembaga bunga KUR Daerah
keuangan non perbankan sesuai peraturan
àpenyaluran KUR kepada perundang-undang
UMKM

Menggerakan perekonomian daerah ( PAD & multiplier effect perekonomian) melalui pemberdayaan UMKM yang
potensial dan menekan risiko kredit (min NPL)
Pemerintah pusat àkebijakan, dana & subsidi, peningkatan kapasitas, mengkoordinasikan stakeholders dan evaluasi

Pemerintah daerah Perbankan &/ lingkage Penjaminan

1. Mencari / mendorong
peningkatan UMKM 1. Memberikan KUR sesuai
2. Mengajukan nama calon analisa dan mekanisme yang
1. Melakukan penjaminan bagi
debitur binaan ditentukan
debitur yang bankable tapi
3. Membuat program 2. Melakukan pembinaan dan
belum feasible (tidak ada
pengembangan UMKM pengawasan dengan metode
agunan)
4. Melakukan pembinaan dan kedekatan dengan nasabah
2. Melakukan analisa sesuai
pendampingan kepada (know your customer-KYC)
ketentuan
debitur agar berkembang dan 3. Melakukan penyaluran yang
berkelanjutan sesuai sehingga NPL minimal

Menggerakan perekonomian daerah ( PAD & multiplier effect perekonomian) melalui pemberdayaan UMKM yang
potensial dan menekan risiko kredit (min NPL)
Terdapat celah pembiayaan dan nilai waktu dalam pembangunan nasional antara pihak
yang kelebihan dana dan kekurangan dana.

Fungsi lembaga keuangan adalah untuk menjembatani celah pembiayaan dan waktu
tersebut.

Secara umum Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah diselenggarakan untuk memperkuat
fungsi lembaga keuangan di daerah dengan menyentuh sebanyak mungkin entitas ekonomi,
termasuk mereka yang jarang memperoleh akses kepada Lembaga Keuangan dari kedua sisi
permodalan yaitu sebagai pemberi pinjaman maupun penerima pinjaman seperti
masyarakat desa yang menabung dan mengajukan kredit kepada lembaga keuangan resmi,
sehingga percepatan pembangunan dapat lebih efektif.
Tujuan pembentukan sesuai Radiogram Nomor T-900/634/Keuda tanggal 19 Februari 2016 TPAKD
adalah:
• mendorong ketersediaan akses keuangan yang seluas-luasnya kepada masyarakat dalam
rangka mendukung perekonomian daerah;
• mencari terobosan dalam rangka membuka akses keuangan yang lebih produktif bagi
masyarakat di daerah;
• mendorong lembaga jasa keuangan untuk meningkatkan peran serta dalam pembangunan
ekonomi daerah;
• menyediakan data dan informasi mengenai potensi ekonomi daerah yang dapat
dikembangkan dengan menggunakan produk dan layanan jasa keuangan;
• mendorong optimalisasi potensi sumber dana di daerah dalam rangka memperluas
penyediaan pendanaan produktif antara lain untuk mengembangkan UMKM, usaha pemula
(start up business) dan membiayai pembangunan sektor prioritas;
• melakukan koordinasi di antara satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam satu wilayah
serta bekerja sama dengan SKPD di wilayah lainnya, kantor regional/kantor OJK dalam wilayah
provinsi, kantor perwakilan kementerian/lembaga negara lainnya di daerah dan pihak terkait
lainnya untuk menjamin perluasan akses keuangan di daerah.
Permendagri 33/2017
Poin 42 Hal Khusus Lainnya (Permendagri Nomor 33 Tahun 2017) Tentang
Pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah tahun
anggaran 2018:
“ Dalam rangka mendukung program pemerintah mengenai Strategi
Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) untuk mencapai target indeks
inklusif keuangan menjadi 75% pada akhir tahun 2019, Pemerintah
Daerah dapat menganggarkan KEGIATAN yang diarahkan untuk
mendorong pembentukan dan pelaksanaan kerja Tim Percepatan
Akses Keuangan Daerah (TPAKD) kecuali pemberian honorarium.”
HASIL EVALUASI
Keterangan Skema Penjaminan (KUR) Skema Subsidi Bunga Dana Bergulir

Kelemahan
-Tidak dapat diyakini ketepatan sasaran (BPK 2012&2013) -Tidak dapat diyakini ketepatan sasaran - Tidak dapat diyakini
Sasaran
1 - Penyaluran Sektor Hulu minimal 25% tidak tercapai (Audit BPK 2013) ketepatan sasaran
Program
- Overlapping sasaran - Overlapping sasaran - Overlapping sasaran
Program KUR yg berbasis komersial bermanfaat besar pada
Bank Pelaksana dan Lembaga Penjamin, tetapi Bank pelaksana masih kesulitan memilih Kesulitan memilih debitur &
mengecilkan kontribusinya dalam pengentasan kemiskinan debitur yang layak (BKF) menyalurkan kedit
(LIPI)
2 Efektifitas
Fungsi penjaminan kurang efektif, karena :
Debitur tidak dapat menyediakan agunan
- Debitur dapat menjadi nasabah bank tanpa KUR Dana idle besar, tidak dapat di
(permasalahan yang terkait dengan sertifikasi
- Debitur mikro menggunakan agunan (74% responden- shift antar K/L antar kegiatan
lahan - BKF)
BKF)
Pemda/Dinas terkait : - Pengelola dana bergulir
Penjamin :
- Minimnya tenaga pendamping dari Pemda/ terpusat di Jakarta
- Automatic Cover, bukan case by case
dinas terkait (BKF) - Kurangnya pembinaan pada
- Tarif IJP tunggal meski risiko berbeda (Benchmark :
- Lemahnya koordinasi Pemda/dinas terkait penerima yang tersebar
leveling berdasarkan risiko)
dengan kementerian teknis diseluruh Indonesia.
Terfokus pada Bank Pelaksana, Lembaga Penjamin dan Masih rendahnya penyaluran kredit program - Dana yang disediakan
Pemerintah Pusat cenderung memarginalkan peran Pemda dibanding dengan komitmen awal bank pemerintah sedikit
3 Skema (LIPI) pelaksana (BKF) - Biaya operasional tinggi
Pembayaran subsidi tiga bulan sekali
Tingkat bunga ke end user
Peran Kementerian Teknis tidak berjalan sesuai ketentuan memberatkan bagi bank pelaksana karena
tinggi
mengganggu likuiditas dan cash flow (BKF)
- Banyaknya skema (5 jenis skema) subsidi
Linkage program KUR pola executing dan channeling masih Overlapping komoditas yg
bunga
perlu dikaji ketepatan sasarannya dibiayai
- Overlapping komoditas ygdibiayai tiap2 skema
Perubahan kebijakan KUR yang tidak searah lagi dengan Produk hukum berbeda untuk masing-masing
prinsip dasar dalam penyaluran KUR (diberikan kepada skema dan belum ada peraturan induk yang Terdapat beberapa regulator
Landasan
4 debitur yang bankable – BKF) menaungi semua skema untuk setiap pengelola dana
Hukum
Landasan hukum program subsidi bunga hanya bergulir
Landasan hukum program KUR belum kuat (MoU)
berupa PMK
Kelebihan
Meskipun kurang tepat sasaran, akan tetapi program KUR
Terdapat peningkatan omzet, laba serta aset Meningkatkan tenaga kerja
1 Outcome menghasilkan Outcome/Impact yang positif. Rata-2 kenaikan
dari penerima kredit program (IPB) pada UMKM
tenaga kerja: 22% per debitur (BKF)

- Direktorat Jenderal Perbendaharaan-


Beda KUR, KUT dan Pembiayaan
Program PengentasanUltra Mikro
Kemiskinan
No Kategori KUT KUR Pembiayaan Ultra Mikro (UMI)
1 Sumber Dana BI (KLBI) Bank APBN, APBD, dan LKBB
2 Dukungan Pemerintah Risk sharing default (BI=42,75%, Subsidi Bunga Dana Murah
Pemerintah=52,25%, Perum
PKK/Jamkrindo= 5%)
3 Mekanisme Asessment Kemenkop Bank LKBB
4 Penyalur Bank Bank LKBB
5 Target Penerima Kredit Petani melalui Koperasi/LSM Individu, Badan Usaha Individu, Kelompok Usaha
(Mikro, Kecil, Menengah) (Super Mikro), perempuan

Tenor Kepada End User Jangka Pendek (6 bln sesuai Jangka Panjang (3-5 tahun) Jangka Pendek (dapat di roll over)
masa panen padi)
Agunan Tidak ada Mikro :Tidak diwajibkan Dari PIP ke LKBB agunan berupa jaminan fidusia berupa
Retail: diserahkan penilaian piutang lancar
penyalur Dari LKBB ke debitur : tidak ada

a. Bunga ke penyalur - - 2-3 %


b. Bunga penyalur ke Bunga pasar (dijamin 100% bila 9% dibawah suku bunga pasar =12 % (tidak termasuk biaya
Debitur macet) pendampingan 5%, yang dibiayai oleh Kemensos).
Suku bunga pasar kredit mikro rata-rata 22%.

Besaran kredit +/- Rp6 Jt/ha/petani (th 1999) Di atas Rp 15jt Di bawah Rp 10jt
Mekanisme Tidak ada Tidak ada Ada (pendampingan oleh LKBB, biaya oleh Kemensos)
Pendampingan
6 Pengawasan thd:
a. Pembiayaan Kemenkop UKM Bank, Prsh. Penjamin PIP, LKBB
b. Program Bank Indonesia KPA (Kemenkop UKM) Kemenkeu 3
5
Kontrol Ketepatan Manual SIKP (sejak 2015) SIKP
Sasaran
NPL 75% 1%
Penanggung Resiko Pemerintah, BI, Jamkrindo Penyalur dan Penjamin LKBB

Anda mungkin juga menyukai