KUR 2018
Nawa Cita
Indonesia
masih
menghadapi Tingkat
Inequality
permasalahan pengangguran Membangunan
Development
pembangunan yang tinggi Indonesia dari
ekonomi yang
belum merata
pinggiran
dengan Meningkatkan
Bertujuan
memperkuat kualitas hidup
untuk
daerah-daerah manusia dan
mengentaskan
dan desa masyarakat
kemisknan
dalam Indonesia
kerangka
negara
kesatuan
KUR
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Usaha mikro, kecil, dan menengah; calon
adalah Kredit/pembiayaan TKI; Calon Pekerja Magang di luar negeri;
modal kerja dan/atau investasi anggota keluarga dr karyawan tetap/TKI;
kepada debitur
Penerima
individu/perseorangan, badan KUR Pekerja kena PHK; Purna TKI; Kelompok
usaha dan/atau kelompok Usaha; Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
usaha yang produktif dan layak di perbatasan;
namun belum memiliki agunan
tambahan atau agunan
tambahan belum cukup
Poin Perubahan KUR 2018
Sesuai Permenko
No.11 Thn 2017
KELOMPOK USAHA
KUR 2018
URAIAN KUR MIKRO KUR KECIL KUR TKI KUR KHUSUS
Usaha mikro, kecil, oUsaha mikro, kecil, dan Calon TKI yang akan Usaha mikro, kecil, dan
dan menengah menengah bekerja di luar negeri menengah
Anggota keluarga dari oAnggota Keluarga dari Calon pekerja magang Anggota keluarga dari
karyawan/I yang karyawan/I yang di luar negeri karyawan/I yang
berpenghasilan tetap berpenghasilan tetap berpenghasilan tetap
atau bekerja sebagai atau bekerja sebagai atau bekerja sebagai
tenaga kerja Indonesia tenaga kerja Indonesia tenaga kerja Indonesi
Penerima KUR Tenaga Kerja oTenaga Kerja Indonesia Tenaga Kerja
Indonesia yang purna yang purna bekerja di Indonesia yang purna
bekerja di luar negeri luar negeri bekerja di luar negeri
Pekerja yang terkena Kelompok yang
PHK dikelola secara bersama
Kelompok Usaha dalam bentuk klaster
Bersama (KUBE) dengan menggunakan
mitra usaha
Sektor Pertanian; Sektor Perikanan; Sektor Industri Jasa penempatan TKI perkebunan rakyat,
Pengolahan; Sektor Konstruksi; Sektor Perdagangan; untuk pembiayaan
Sektor yang dibiayai Jasa-jasa sektor penyediaan akomodasi dan peremajaan komoditas
penyediaan makanan , sektor transportasi- sawit, kret, dll
pergudangan dan komunikasi; sektor real estate – peternakan rakyat,
usaha persewaan- jasa perusahaan; sektor jasa khusus penggemukan
pendidikan; sektor jasa kesehatan dan kegiatan ternak dan ternak perah
sosial; sektor jasa kemasyarakatan-sosial budaya- perikanan rakyat
hiburan-peror (termasuk pengadaan
kapal nelayan)
URAIAN KUR MIKRO KUR KECIL KUR TKI KUR KHUSUS
Jangka Waktu KMK paling lama 3 th KMK paling lama 4 th Paling lama sama KMK paling lama 4 th
dan jika suplesi dapat suplesi diperpanjang 5 th dengan masa kontrak suplesi diperpanjang 5 th
diperpanjang 4 th KI paling lama 5 th dpt kerja dan tdk melebihi KI paling lama 5 th
KI paling lama 5 th dan diperpanjang 7 th jangka waktu maks 3 th suplesi diperpanjang 7 th
jika suplesi dpt Grace priode
diperpanjang 7 th diserahkan penyalur
Agunan Tambahan Tidak wajib dan tanpa Sesuai penilaian Tidak wajib dan tanpa Tidak wajib dan tanpa
perikatan Penyalur perikatan perikatan
Dapat melakukan pembayaran pokok dan bunga/
marjin secara angsuran berkala dan/atau Sama dengan KUR
skema Pembayaran pembayaran sekaligus saat jatuh tempo sesuai Tidak diatur MIKRO dan KUR KECIL
dengan kesepatan antara Penerima dan Penyalur
KUR
•Sektor Pertanian,
Perburuan dan
kehutanan
•Sektor kelautan dan
perikanan
•Sektor industri Prioritas •Calon penerima
pengolahan memiliki usaha
•Sektor Konstruksi •Wajib memenuhi lebih dari satu
•Sektor jasa produksi porsi sektor
•Paling sedikit •Porsi paling banyak
mencapai target sektor produksi
porsi penyaluran •Satu akad kredit
Multisektor
Sektor
Produksi
Indikator Penyalur KUR yang
jumlah tidak mencapai
plafon KUR target Sektor
6 bulan Produksi diberikan
berturut2 yang pembinaan/Sanksi
NPL/NPF>5% disalurkan
dihentikan
Kredit/Pembiaya Jumlah
an bermasalah TINGKAT debitur
(non Performing
Loan/NPL atau KERBERHASILAN berhasil
Non Performing KUR DINILAI mengalami
Financing/NPF) graduasi
persetujuan
3 bulan
berturut2 Jumlah
NPL/NPF <5% Debitur
Rekomendasi yang
OJK menerima
KUR
PIHAK-PIHAK TERKAIT KUR 2018
PEMERINTAH PENYALUR PENJAMIN
1. Kemenko Perekonomian 1. BRI 24. BPD Sumbar 1. Perum Jaminan Kredit Indonesia
2. Kemenkeu 2. B. Mandiri 25. Bank Jambi 2. PT. Asuransi Kredit Indonesia
3. Kemenkop danUKM 3. BNI 26. Bank Jabar 3. PT. Penjaminan Kredit Daerah Riau
4. B. Sinarmas Banten 4. PT. Penjaminan Kredit Sumatera
4. Kement. Perindustrian 5. Maybank 27. Bank Kalsel Barat
5. Kement. Perdagangan 6. Bukopin 28. Bank NTB 5. PT. Penjaminan Kredit Daerah
6. Kement. Tenaga Kerja 7. BTPN 29. Bank Sumsel Sumatera Selatan
7. Kement Kelautan & 8. OCBC NISP Babel 6. PT. Penjaminan Kredit Daerah
Perikanan 9. B. Permata 30. Bank Papua Bangka Belitung
8. Kement. Pertanian 10. BCA 31. B. Lampung 7. PT. Penjaminan Kredit Daerah Jawa
9. Kementerian BUMN 11. B. Arta Graha 32. BPD Tengah
12. BRI Agroniaga Bengkulu 8. PT. Penjaminan Kredit Daerah DKI
10. Kemendagri 13. BRI Syariah 33. BPD Kalteng Jakarta
11. Sekretaris Kabinet 14. BTN 34. BPD Sultra 9. PT. Penjaminan Jamkrindo Syariah
12. BPNP2TKI 15. Bank Jateng 35. CTBC 10. PT. UAF Jaminan Kredit
13. BPKP 16.BPD Kalbar 36. BCA Finance 11. PT. Penjaminan Pembiayaan
14. BAPPENAS 17. BPD NTT 37Mega Finance Askrindo Syariah
18. BPD Bali 38. FIF
19. BPD DIY 39. Adira Finance
20.BPD Sulselbar 40 KSP Kospin PENGAWAS
21. BPD Kaltim Jasa 1. OJK
22. BPD Sumut 41. KSP Obor 2. BPK
23. BPD Riau Kepri Mas
a. Perumusan Kebijakan Program KUR
Kemenko b. Menetapkan Pedoman Pelaksanaan KUR
Perekono c. Menetapkan taarget dan alokasi penyaluran tahunan KUR
mian d. Rilis laporan penyaluran dan penjaminan KUR
e. Monitoring dan Evaluasi Program KUR
SEKTOR
PRODUKSI
58,57%
PENYALURAN KUR PER SEKTOR EKONOMI
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI
BENGKULU
TAHUN 2018
AKAD
RATA-RATA PER
NO SEKTOR
EKONOMI DEBITU
AKAD OUTSTANDING DEBITUR R
1. 01 - PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN 72,492,500,000 45,104,121,724 1,382 52,454,776
2. 02 – PERIKANAN 455,000,000 175,000,000 13 35,000,000
3. 04 - INDUSTRI PENGOLAHAN 4,978,000,000 951,747,816 144
34,569,444
4. 07 - PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN 68,672,300,000 21,813,116,320 1,648
5. 08 - PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN 4,629,500,000 3,303,873,908 59 41,670,085
6. 09 - TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI 1,330,000,000 700,000,000 24 78,466,102
7. 11 - REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA 600,000,000 370,000,000 18 55,416,667
8. 13 - JASA PENDIDIKAN 10,000,000 0
33,333,333
9. 14 - JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 50,000,000 50,000,000 2
10,000,000
10 15 - JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN 7,792,500,000 1,641,499,128 309
11 19 - PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN USAHA 20,925,400 20,925,400 1 25,000,000
25,218,447
20,925,400
TOTAL 161,030,725,400 74,130,284,296 3,601
Sektor
produksi
52,47%
PENYALURAN KUR PER WILAYAH
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI
BENGKULU
TAHUN 2018
AKA
D RATA-RATA PER
NO KABUPATEN /
KOTA DEBITU
AKA OUTSTANDING R
D DEBITUR
1. 1701 - Kab. Bengkulu Selatan 8,214,000,000 135,000,000 40,865,672
201
2. 1702 - Kab. Rejanglebong 17,752,700,000 2,594,555,550 28,960,359
613
3. 1703 - Kab. Bengkulu Utara 39,781,000,000 24,919,583,300 57,905,386
687
4. 1704 - Kab. Kaur 2,426,000,000 48,250,000 27,568,182
88
5. 1705 - Kab. Seluma 11,021,000,000 6,413,747,816 53,760,976
205
6. 1706 - Kab. Muko Muko 21,230,925,400 14,335,925,400 80,116,700
265
7. 1707 - Kab. Lebong 1,695,000,000 0 17,842,105
95
8. 1708 - Kab. Kepahiang 9,313,000,000 1,557,416,350 34,365,314
271
9. 1709 - Kab. Bengkulu Tengah 9,447,000,000 5,922,455,548 40,371,795
234
10. 1771 - Kota Bengkulu 40,150,100,000 18,203,350,332 42,622,187
942
TOTAL 161,030,725,400 3,601
74,130,284,296
72,9%
92,7%
REALISASI PENYALURAN
BAN KUR
K AKA OUTSTANDING DEBITU RATA-RATA KREDIT
D R
MIKRO - Bank Rakyat Indonesia 461,083,100,000 266,535,144,231 23,940 19,259,946
PROVINSI BENGKULU
Bagan Alur
Mekanisme Kementerian/Lembaga dan Pemda dalam Menguji Validitas Data Calon
Penerima KUR yang Diunggah oleh Penyalur KUR ke SIKP
Data Pemda
Membandingkan data dengan basis data Ada di Basis dan
K/L?
UMKM bisa melalui uji petik (sampling)
YA
YA
Verifikasi dan
VALID Pemutakhiran Data
TIDAK
Lampiran III Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku
Sekretaris Komite Kebijakan bagi UMKM
Nomor: S – 118/D.I.M.EKON/04/2018, tanggal 11 April 2018
Kementerian / Lembaga Teknis
1. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian;
4. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
5. Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian;
6. Sekretaris Jenderal, Kementerian Kelautan dan Perikanan;
7. Sekretaris Jenderal, Kementerian Dalam Negeri;
8. Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional;
9. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian;
10. Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian;
11. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian;
12. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan;
13. Deputi Bidang Perekonomian, Sekretariat Kabinet;
14. Direktur Penyiapan dan Pembekalan Pemberangkatan, BNP2TKI;
15. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I, Otoritas Jasa Keuangan;
16. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II, Otoritas Jasa Keuangan;
69.606.4
67
3.712.288 Plafon (Dlm Rp
Juta)
Debit
Realisasi ur
KUR 2017 Capai
97.8
Per %
13.340.2 an
36
Penyalur 224.709
9.745.3 2.442.2
33 44
61.606 1.559.4
29.418 9.05
09
9,77 2
102.6
5 58.436 1.06
% 387
30 6
81,2 47,3
% 31.3 % 87
48,9 %
% 0,4 15
% %
Perusah
Bank BP Koper
D aan
Umum
Pembiay
asi
Swa aan
sta
Surat Edaran Mendagri Nomor 581/6871/SJ tanggal 14 Des 2015 antara lain agar penyaluran
KUR 2016 dapat memeperhatikan:
§ Gubernur, Bupati/Walikota membentuk Tim Monev KUR yang beranggotakan instansi dan
SKPD
§ Mengagendakan program/kegiatan terkait pelaksanaan KUR dan mengalokasikan anggaran
melalui APBD
§ Membangun kerjasama dengan Kementerian/lembaga terkait dalam upaya melakukan
sosialisasi kepada seluruh stakeholder yang berrada di provinsi dan kabupaten/kota
§ Meng-upload data calon debitur potensial ke dalam SIKP
§ Menyelenggarakan rapat koordinasi yang dilakukan secara periodik untuk melakukan evaluasi
terhadap capaian, serta kendala yang dihadapi
§ Menyampaikan laporan pelaksanaan KUR pada setiap 6 bulan kepada Komite Kebijakan
4
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
tentang KUR
(SE Nomor:581/6871/SJ tanggal 14
Desember 2015)
1
Membentuk dan mengoptimalkan Tim Monitoring
dan Evaluasi KUR yang beranggotakan instansi dan
SKPD terkait, Bank dan Perusahaan Penjamin
2
Mengagendakan program/kegiatan terkait dengan
pelaksanaan KUR dan mengalokasikan anggaran
melalui APBD Provinsi, Kabupaten/Kota termasuk
pelaksanaan kegiatan Tim Monev
3
Membangun kerjasama dengan K/L terkait KUR
dalam upaya melakukan sosialisasi kepada
seluruh stakeholder di Provinsi, Kabupaten/Kota
4 Meng-upload data terkait dengan calon debitur
potensial KUR ke dalam
SIKP
5
Menyelenggarakan Rapat Koordinasi KUR
secara periodik untuk
melakukan evaluasi KUR
6 Menyampaikan laporan pelaksanaan KUR pada
setiap 6 (enam) bulan kepada Komite Kebijakan
Pembiayaan bagi UMKM
Permendagri 33 tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2018
Menggerakan perekonomian daerah ( PAD & multiplier effect perekonomian) melalui pemberdayaan UMKM yang
potensial dan menekan risiko kredit (min NPL)
Pemerintah pusat àkebijakan, dana & subsidi, peningkatan kapasitas, mengkoordinasikan stakeholders dan evaluasi
1. Mencari / mendorong
peningkatan UMKM 1. Memberikan KUR sesuai
2. Mengajukan nama calon analisa dan mekanisme yang
1. Melakukan penjaminan bagi
debitur binaan ditentukan
debitur yang bankable tapi
3. Membuat program 2. Melakukan pembinaan dan
belum feasible (tidak ada
pengembangan UMKM pengawasan dengan metode
agunan)
4. Melakukan pembinaan dan kedekatan dengan nasabah
2. Melakukan analisa sesuai
pendampingan kepada (know your customer-KYC)
ketentuan
debitur agar berkembang dan 3. Melakukan penyaluran yang
berkelanjutan sesuai sehingga NPL minimal
Menggerakan perekonomian daerah ( PAD & multiplier effect perekonomian) melalui pemberdayaan UMKM yang
potensial dan menekan risiko kredit (min NPL)
Terdapat celah pembiayaan dan nilai waktu dalam pembangunan nasional antara pihak
yang kelebihan dana dan kekurangan dana.
Fungsi lembaga keuangan adalah untuk menjembatani celah pembiayaan dan waktu
tersebut.
Secara umum Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah diselenggarakan untuk memperkuat
fungsi lembaga keuangan di daerah dengan menyentuh sebanyak mungkin entitas ekonomi,
termasuk mereka yang jarang memperoleh akses kepada Lembaga Keuangan dari kedua sisi
permodalan yaitu sebagai pemberi pinjaman maupun penerima pinjaman seperti
masyarakat desa yang menabung dan mengajukan kredit kepada lembaga keuangan resmi,
sehingga percepatan pembangunan dapat lebih efektif.
Tujuan pembentukan sesuai Radiogram Nomor T-900/634/Keuda tanggal 19 Februari 2016 TPAKD
adalah:
• mendorong ketersediaan akses keuangan yang seluas-luasnya kepada masyarakat dalam
rangka mendukung perekonomian daerah;
• mencari terobosan dalam rangka membuka akses keuangan yang lebih produktif bagi
masyarakat di daerah;
• mendorong lembaga jasa keuangan untuk meningkatkan peran serta dalam pembangunan
ekonomi daerah;
• menyediakan data dan informasi mengenai potensi ekonomi daerah yang dapat
dikembangkan dengan menggunakan produk dan layanan jasa keuangan;
• mendorong optimalisasi potensi sumber dana di daerah dalam rangka memperluas
penyediaan pendanaan produktif antara lain untuk mengembangkan UMKM, usaha pemula
(start up business) dan membiayai pembangunan sektor prioritas;
• melakukan koordinasi di antara satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam satu wilayah
serta bekerja sama dengan SKPD di wilayah lainnya, kantor regional/kantor OJK dalam wilayah
provinsi, kantor perwakilan kementerian/lembaga negara lainnya di daerah dan pihak terkait
lainnya untuk menjamin perluasan akses keuangan di daerah.
Permendagri 33/2017
Poin 42 Hal Khusus Lainnya (Permendagri Nomor 33 Tahun 2017) Tentang
Pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah tahun
anggaran 2018:
“ Dalam rangka mendukung program pemerintah mengenai Strategi
Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) untuk mencapai target indeks
inklusif keuangan menjadi 75% pada akhir tahun 2019, Pemerintah
Daerah dapat menganggarkan KEGIATAN yang diarahkan untuk
mendorong pembentukan dan pelaksanaan kerja Tim Percepatan
Akses Keuangan Daerah (TPAKD) kecuali pemberian honorarium.”
HASIL EVALUASI
Keterangan Skema Penjaminan (KUR) Skema Subsidi Bunga Dana Bergulir
Kelemahan
-Tidak dapat diyakini ketepatan sasaran (BPK 2012&2013) -Tidak dapat diyakini ketepatan sasaran - Tidak dapat diyakini
Sasaran
1 - Penyaluran Sektor Hulu minimal 25% tidak tercapai (Audit BPK 2013) ketepatan sasaran
Program
- Overlapping sasaran - Overlapping sasaran - Overlapping sasaran
Program KUR yg berbasis komersial bermanfaat besar pada
Bank Pelaksana dan Lembaga Penjamin, tetapi Bank pelaksana masih kesulitan memilih Kesulitan memilih debitur &
mengecilkan kontribusinya dalam pengentasan kemiskinan debitur yang layak (BKF) menyalurkan kedit
(LIPI)
2 Efektifitas
Fungsi penjaminan kurang efektif, karena :
Debitur tidak dapat menyediakan agunan
- Debitur dapat menjadi nasabah bank tanpa KUR Dana idle besar, tidak dapat di
(permasalahan yang terkait dengan sertifikasi
- Debitur mikro menggunakan agunan (74% responden- shift antar K/L antar kegiatan
lahan - BKF)
BKF)
Pemda/Dinas terkait : - Pengelola dana bergulir
Penjamin :
- Minimnya tenaga pendamping dari Pemda/ terpusat di Jakarta
- Automatic Cover, bukan case by case
dinas terkait (BKF) - Kurangnya pembinaan pada
- Tarif IJP tunggal meski risiko berbeda (Benchmark :
- Lemahnya koordinasi Pemda/dinas terkait penerima yang tersebar
leveling berdasarkan risiko)
dengan kementerian teknis diseluruh Indonesia.
Terfokus pada Bank Pelaksana, Lembaga Penjamin dan Masih rendahnya penyaluran kredit program - Dana yang disediakan
Pemerintah Pusat cenderung memarginalkan peran Pemda dibanding dengan komitmen awal bank pemerintah sedikit
3 Skema (LIPI) pelaksana (BKF) - Biaya operasional tinggi
Pembayaran subsidi tiga bulan sekali
Tingkat bunga ke end user
Peran Kementerian Teknis tidak berjalan sesuai ketentuan memberatkan bagi bank pelaksana karena
tinggi
mengganggu likuiditas dan cash flow (BKF)
- Banyaknya skema (5 jenis skema) subsidi
Linkage program KUR pola executing dan channeling masih Overlapping komoditas yg
bunga
perlu dikaji ketepatan sasarannya dibiayai
- Overlapping komoditas ygdibiayai tiap2 skema
Perubahan kebijakan KUR yang tidak searah lagi dengan Produk hukum berbeda untuk masing-masing
prinsip dasar dalam penyaluran KUR (diberikan kepada skema dan belum ada peraturan induk yang Terdapat beberapa regulator
Landasan
4 debitur yang bankable – BKF) menaungi semua skema untuk setiap pengelola dana
Hukum
Landasan hukum program subsidi bunga hanya bergulir
Landasan hukum program KUR belum kuat (MoU)
berupa PMK
Kelebihan
Meskipun kurang tepat sasaran, akan tetapi program KUR
Terdapat peningkatan omzet, laba serta aset Meningkatkan tenaga kerja
1 Outcome menghasilkan Outcome/Impact yang positif. Rata-2 kenaikan
dari penerima kredit program (IPB) pada UMKM
tenaga kerja: 22% per debitur (BKF)
Tenor Kepada End User Jangka Pendek (6 bln sesuai Jangka Panjang (3-5 tahun) Jangka Pendek (dapat di roll over)
masa panen padi)
Agunan Tidak ada Mikro :Tidak diwajibkan Dari PIP ke LKBB agunan berupa jaminan fidusia berupa
Retail: diserahkan penilaian piutang lancar
penyalur Dari LKBB ke debitur : tidak ada
Besaran kredit +/- Rp6 Jt/ha/petani (th 1999) Di atas Rp 15jt Di bawah Rp 10jt
Mekanisme Tidak ada Tidak ada Ada (pendampingan oleh LKBB, biaya oleh Kemensos)
Pendampingan
6 Pengawasan thd:
a. Pembiayaan Kemenkop UKM Bank, Prsh. Penjamin PIP, LKBB
b. Program Bank Indonesia KPA (Kemenkop UKM) Kemenkeu 3
5
Kontrol Ketepatan Manual SIKP (sejak 2015) SIKP
Sasaran
NPL 75% 1%
Penanggung Resiko Pemerintah, BI, Jamkrindo Penyalur dan Penjamin LKBB