Anda di halaman 1dari 17

JAMINAN MUTU

INSTALASI FARMASI
SUB INSTALASI ADMINISTRASI,
PENDIDIKAN DAN JAMINAN MUTU
RSUD DR MOEWARDI
MUTU
Mutu pelayanan farmasi rumah sakit adalah mekanisme
kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap
pelayanan yang diberikan, secara terencana dan
sistematis, sehingga dapat diidentifikasi peluang
untuk peningkatan mutu serta menyediakan
mekanisme tindakan yang diambil
 Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan
kegiatan yang dapat dilakukan terhadap kegiatan yang
sedang berjalan maupun yang sudah berlalu.

Permenkes 58 th 2014
Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi:

 Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara


monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai target
yang ditetapkan.
a. Pelaksanaan, yaitu:
1.monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja
(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja);
2. memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
1.melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai target yang
ditetapkan;
2.meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah
memuaskan
Pelaksanaan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian dilakukan
melalui kegiatan monitoring dan evaluasi yang harus dapat
dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi sendiri atau dilakukan oleh tim
audit internal (Komite Mutu, Keselamatan dan Kinerja).

• Evaluasi Mutu Pelayanan merupakan proses pengukuran, penilaian


atas semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit secara
berkala. Kualitas pelayanan meliputi: teknis pelayanan, proses
pelayanan, tata cara/standar prosedur operasional, waktu tunggu
untuk mendapatkan pelayanan.
Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi, dibagi menjadi 3 (tiga) jenis
program evaluasi, yaitu:
a. Prospektif adalah program dijalankan sebelum pelayanan
dilaksanakan, contoh: standar prosedur operasional, dan
pedoman.

b. Konkuren adalah program dijalankan bersamaan dengan


pelayanan dilaksanakan, contoh: memantau kegiatan
konseling Apoteker, respon time.

c. Retrospektif adalah program pengendalian yang dijalankan


setelah pelayanan dilaksanakan, contoh: survei konsumen,
laporan mutasi barang, audit internal.
Metoda evaluasi yang digunakan, terdiri dari:

a. Audit (pengawasan)

Dilakukan terhadap proses hasil kegiatan apakah sudah sesuai standar.

b. Review (penilaian)

Terhadap pelayanan yang telah diberikan, penggunaan sumber daya, penulisan Resep.

c. Survei

Untuk mengukur kepuasan pasien, dilakukan dengan angket atau wawancara langsung.

d. Observasi

Terhadap kecepatan pelayanan misalnya lama antrian, ketepatan penyerahan Obat.


MUTU INSTALASI FARMASI RSUD DR.MOEWARDI

Sasaran Mutu Farmasi


Standar Pelayanan Minimal Farmasi (SPM)

Indikator Mutu Farmasi:


1. Angka Kejadian Nyaris Cidera Pemberian Obat Oleh
Instalasi Farmasi
Target : 0%
2. Kejadian Pembelian Obat Insidentil Diluar Pengadaan
Rutin (Terpogram)
Target : 1%
Angka Kejadian Nyaris Cidera Pemberian Obat Oleh Instalasi
Farmasi

PERIODE TARGET PENCAPAIAN

MEI’16 0% 0,01%

JUNI’16 0% 0,02%

JULI’16 0% 0,02%

AGT’16 0% 0,01%
Kejadian Pembelian Obat Insidentil Diluar Pengadaan Rutin
(Terpogram)

PERIODE TARGET PENCAPAIAN

MEI’16 1% 7,53%

JUNI’16 1% 3,54%

JULI’16 1% 1,15%

AGT’16 1% 6,32%
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
(SPM)
 Kepmenkes No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit

 Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 27 th. 2011 tentang


Penerapan dan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jawa Tengah.

 Adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang


merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap
warga secara minimal atau ketentuan tentang spesifikasi teknis
tentang tolok ukur layanan minimal yang diberikan oleh RSUD.
SPM PELAYANAN FARMASI

1. WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT

 OBAT JADI (≤ 25 MENIT)

 OBAT RACIKAN (≤ 50 MENIT)

2. TIDAK ADANYA KEJADIAN KESALAHAN PEMBERIAN


OBAT, salah jenis, salah dosis, salah orang, salah
jumlah (100 %)

3. KEPUASAN PELANGGAN (≥ 80%)

4. PENULISAN SESUAI FORMULARIUM (100%)


FORM RESPON TIME

PERHITUNGAN:
TIDAK ADANYA KESALAHAN PEMBERIAN
OBAT

 PERHITUNGAN:
% kesalahan = Σ kejadian ME
Σ resep selama 1 bulan

 %tidak adanya kesalahan pemberian obat


yaitu=
(100 - % kesalahan)
FORM KEPUASAN PASIEN

PERHITUNGAN:
Menggunakan skala Likert
(penilaian
Sangat Setuju Sekali = 4;
sangat Setuju = 3;
Tidak Setuju = 2;
Sangat Tidak Setuju =1
untuk masing-masing variabel.
Ex…..

 Cari median dari


total nilai
 Nilai < nominal
median maka
dianggap tidak
puas

 Tidak puas =
Σ <median
Σ responden
LAPORAN OBAT NON GENERIK NON FORMULARIUM

PERHITUNGAN:

Anda mungkin juga menyukai