Anda di halaman 1dari 30

ANJUNGAN CERDAS DALAM

WILAYAH PENGEMBANGAN
STRATEGIS
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
TANTANGAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR PUPR
INDEKS DAYA SAING GLOBAL INDONESIA
TAHUN 2015-2016
Indeks Daya Saing Global
Indonesia (GCI)
Tahun Ranking
2010 – 2011 44
2011 – 2012 46
2012 - 2013 50
2013 - 2014 38
2014 - 2015 34
2015 - 2016 37
Indeks Daya Saing Indonesia Malaysia Mewujudkan
Thailand masyarakatPhilippines
Vietnam
Infrastruktur Indonesia Infrastruktur Umum 81 16 Indonesia
71 yang99mandiri, maju,
106
adil dan makmur melalui 97
Tahun Ranking Jalan 80 15 51 93
percepatan pembangunan di
Kereta Api 43 13 78 48 84
2010 – 2011 90 berbagai bidang dengan
Pelabuhan 82 16 52
menekankan 76
terbangunnya 103
2011 – 2012 82
Transportasi Udara 66 21 struktur
38 perekonomian
75 yang98
2012 - 2013 92 Listrik 86 36 kokoh
36 berlandaskan
87 keunggulan
89
2013 - 2014 82 Telepon Bergerak 49 24 kompetitif
36 di berbagai
28 wilayah
76
2014 - 2015 56 yang didukung oleh SDM
Telepon Tetap 80 73 88 100 108
berkualitas dan berdaya saing.
2015 - 2016 62 Sumber: The Global Competitiveness Report 2015-2016 (World Economic Forums)
Catatan:
Standar Minimal masuk investment grade: SnP BBB-, Fitch BBB dan Moody Baa3. Kondisi saat ini untuk Indonesia : S&P BB+, Fitch BBB- , dan
Moody Baa3 Yang menunjukkan Fitch dan Moody memenuhi namun SnP belum memenuhi.
Pada 10 Mei 2016, Kementerian PUPR menjadi salah satu yang menerima kunjungan SnP untuk menilai grade Indonesia (diharapkan paling
tidak Indonesia bisa masuk ke dalam Investment Grade)
ESENSI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

MEA, COMMUNITY OF OPPORTUNITIES


1 PASAR TUNGGAL DAN BASIS PRODUKSI
• Aliran bebas barang
• Aliran bebas sektor Jasa (a.l. Jasa Konstruksi, Jasa Logistik, Jasa Pariwisata)
• Aliran bebas investasi
• Aliran modal lebih bebas
• Arus bebas tenaga kerja terampil (disepakati MRA untuk memudahkan perpindahan
tenaga profesional (a.l. Insinyur))
2 KAWASAN EKONOMI BERDAYA SAING TINGGI
• Kerjasama pembangunan infrastruktur sesuai standard ASEAN (a.l. Asean Highway)

3 PEMBANGUNAN EKONOMI YANG SETARA


• Pengembangan UKM

4 INTEGRASI DALAM EKONOMI GLOBAL


• Kerjasama ASEAN dengan a.l. China, Eropa, Jepang, India, Australia-New Zealand, dll
ASIAN HIGHWAYS

North-East Asia
141,000 Km,
2002 32 Negara

Central Asia
1995

South East and


South Asia 1993
ASEAN HIGHWAYS DI WILAYAH INDONESIA

Indonesia ASEAN
Populasi
251,5 Juta 625 Juta
(40 %)
GDP US$
US$ 872 Miliar
(35 %) 2.459
Miliar
Luas
Wilayah
1,9 Juta Km2 4,5 Juta
Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (42 %) Km2
TANTANGAN TANTANGAN PEMBANGUNAN
NASIONAL INFRASTRUKTUR (NAWACITA)

Kebutuhan untuk mengembangkan infrastruktur menuju


pengembangan wilayah yang seimbang

Mengembangkan infrastruktur untuk mengatasi tingginya


urbanisasi dan meningkatkan kualitas hidup di perkotaan
maupun perdesaan

Meningkatkan konektivitas antar daerah serta antara laut dan


darat untuk meningkatkan daya saing nasional

Pemanfaatan sumber daya dan peningkatan nilai tambah untuk


mencapai ketahanan air serta kedaulatan pangan dan energi
57
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
PUPR BERBASIS KEWILAYAHAN
SASARAN OUTPUT
DUKUNGAN SEKTOR JALAN
1.000 km • terhadap pembangunan 24 Pelabuhan baru
Konstruksi jalan • terhadap pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi
SEKTOR PERUMAHAN
bebas hambatan
• terhadap restrukturisasi jaringan jalan perkotaan • Fasilitasi PSU untuk
• terhadap pembangunan jalan lingkar perkotaan di Pembangunan Rumah Umum
47.017 km 2.650 km Metropolitan dan kota besar
Tapak Layak Huni: 676.950 unit
Pemeliharaan jalan Pembangunan • terhadap 15 kawasan industri prioritas
nasional • terhadap kawasan pariwisata pada 25 KSPN
• Pembangunan Rumah Khusus :
jalan nasional
prioritas 50.000 unit
• terhadap pembangunan 15 Bandara baru • Pembangunan Rumah Susun :
500 km 28.059 m • terhadap intermoda dengan jalur KA 550.000 unit
Dukungan jalan Pembangunan
daerah Jembatan • Bantuan Stimulan Pembngnan
Rumah Swadaya: 250.000 unit
dan Peningkatan Kualitas 1.5 jt
pembangunan
pembangunan 11 juta
juta Ha
Ha
Irigasi
Irigasi DUKUNGAN
65 waduk
waduk
Baru
Baru SEKTOR CIPTA KARYA
KONDISI TARGET
DUKUNGAN 67,52 m3/detik INDIKATOR AKHIR THN AKHIR THN
Air Baku
3 juta Ha 2014 2019
SEKTOR Rehabilitasi
[intake, jaringan, Akses Air Minum
SUMBER embung] Irigasi 70 % 100 %
Layak
DAYA AIR
Pengendalian Banjir Kawasan permukiman
[normalisasi sungai, kanal Pengamanan 38.431 Ha 0 ha
kumuh perkotaan
banjir, bangunan abrasi pantai
pengendali banjir, dll]
500 Km
3 ribu Km Akses Sanitasi Layak 62 % 100 %
9
ESENSI Untuk mewujudkan pencapaian sasaran strategis PUPR

WPS
dilakukan perencanaan, pemrograman, dan pembangunan
(Wilayah Pengembangan Strategis) infrastruktur PUPR melalui Pendekatan Wilayah yang
dituangkan dalam 35 Wilayah Pengembangan
KAWASAN PERKOTAAN Strategis (WPS).
Pengembangan berbasis WPS merupakan suatu pendekatan
pembangunan yang memadukan antara pengembangan
wilayah dengan “market driven”, yang mempertimbangkan
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mendukung
KAWASAN penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur
INDUSTRI Berkelanjutan.
KAWASAN PERDESAAN

ARUS Untuk itu diperlukan Keterpaduan Perencanaan dan


PERDAGANGAN
EKSPOR & Kesinkronan Program (fungsi, lokasi, waktu, besaran,
DRY
PORT
ANTARWILAYAH
HUB dan dana) antara Infrastruktur dengan pengembangan
berbagai kawasan strategis dalam WPS: baik perkotaan,
industri, maritim/pelabuhan, pariwisata, dan hinterland
perdesaan. Hal ini dimaksudkan agar wilayah tersebut dapat
berkembang menjadi wilayah yang kawasan
pertumbuhannya saling terhubungkan, sebagai strategi
KAWASAN
INDUSTRI untuk meningkatkan/ menciptakan spesialisasi,
komplementaritas (saling isi), sinergi dan skala
KAWASAN ekonomi wilayah, serta membentuk kawasan perkotaan
PERKOTAAN
polisentris sebagai aglomerasi antar kawasan
pertumbuhan/kota yang bertetangga dengan hinterland
KAWASAN pedesaannya.
INDUSTRI
ARUS PERDAGANGAN Dengan demikian kita dapat menyiapkan wilayah dan
EKSPOR & ANTARWILAYAH
HUB kawasan yang ke depannya memiliki daya saing tinggi.
ILUSTRASI
Network Infrastructure Connectivity

PELABUHAN LAUT

PELABUHAN LAUT

PUSAT
EKONOMI BANDARA
KAWASAN
INDUSTRI
KEK
PUSAT
EKONOMI

PUSAT EKONOMI
(IBUKOTA
PROVINSI)
Pusat komersial &
perdagangan KEK

KAWASAN BANDARA KSPN KAWASAN


INDUSTRI
INDUSTRI
Konektivitas utama Arus pergerakan orang, barang dan jasa
Konektivitas pendukung
Pengembangan listrik, air, dan serat optik

Listrik, air, dan serat optik


SEBARAN WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS DI INDONESIA
KETERPADUAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DENGAN
PRIORITAS NASIONAL
Cth : Sei Mangkei,

Cth : Jabodetabek,
Mebidangro, Mamminasata
14 Ketapang, Bitung

KAWASAN

12
INDUSTRI
PRIORITAS 10 Cth : Danau
PELABUHAN KAWASAN
(Cth : Bitung, Tanjung KAWASAN Toba, Tj.Lesung
STRATEGIS
Priok, Kuala Tanjung) STRATEGIS
PARIWISATA
METROPOLITAN
PELABUHAN
NASIONAL
PERIKANAN
(Cth : Belawan, DUKUNGAN
Cilacap, Bitung) INFRASTRUKTUR
PUPR
40
ASDP KONEKTIVITAS KAWASAN
(Cth : Bakauheni, MULTIMODA PERDESAAN
Merak, Ketapang) PRIORITAS
NASIONAL
BANDARA Cth : Kubu (Sungai
(Cth: Kulon Progo,
Samarinda Baru,
Perbatasan
Nasional di
13 Ambawang), Muncar
(Banyuwangi),
Kertajati) PROVINSI Komodo (Labuan
Kalimantan, NTT, LUMBUNG Bajo)
KERETA API
(Cth : Sulawesi dan Papua serta PANGAN
Selatan, Sumatera
Utara, Double track 10 PKSN Cth : Jawa Barat, Jawa Timur,
Sumatera Utara, Sulawesi
Jawa) Selatan
13
KEBUTUHAN INVESTASI INFRASTRUKTUR
DI INDONESIA
Kebutuhan
pendanaan
infrastruktur ke-
PUPR-an mencapai
Rp. 2.232,0 Triliun
atau 40% dari total
infrastruktur sebesar
Rp. 5.519,4 Triliun

Keterangan:
1 Dukungan pendanaan APBN

yang diharapkan
2 Dukungan pendanaan BUMN
yang diharapkan
3 Kemampuan maksimal swasta
melalui percepatan
kerjasama pemerintah dan
swasta termasuk business to
business (b to b)
4 Kenaikan karena pertambahan
komponen tol laut serta biaya
rutin
5 Alokasi tersebut terdiri dari
kegiatan Angkutan Perkotaan
berbasis Rel dan Jalan
6 Kemampuan PT PLN hanya
sekitar Rp. 250 T, selebihnya
Sumber : RPJMN 2015-2019 memerlukan PMN
REALISASI PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PUPR 2016
TARGET PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TAHUN 2016

1
Mendukung Ketahanan Air, Kedaulatan Pangan dan Energi
• Pembangunan jaringan irigasi 43 ribuHa
• Rehabilitasi jaringan irigasi 308 ribu Ha
• Pembangunan 30 bendungan (8 bendungan baru dan 22 bendungan lanjutan)
• Pembangunan 387 embung/bangunan penampung air

2 Mendukung Konektivitas
• Pembangunan jalan baru 768,65 km
• Pembangunan jalan tol 28,95 km (Pemerintah)

3
Mendukung Peningkatan Kualitas Hidup
• Pembangunan SPAM untuk 916.980 Sambungan Rumah (SR)
• Pembangunan TPA di 72 Kab/Kota
• Pembangunan infrastruktur di 2.161 Ha kawasan kumuh
• Pembangunan Rusunawa 11.472 Unit
• Pembangunan Rumah Khusus 6.350 Unit

16
TARGET PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TAHUN 2016

• Pembangunan jaringan irigasi 60 ribu Ha Pembangunan jalan baru 768,65 km


• Rehabilitasi jaringan irigasi 347 ribu Ha Pembangunan jalan tol 28,95 km
• Pembangunan 30 bendungan (8 bendungan (Pemerintah)
baru, 19 bendungan lanjutan, dan
penyelesaian 3 bendungan yaitu Bendungan
Marangkayu dan Teritip di Kaltim dan
Payaseunara di Aceh)
• Pembangunan 387 embung/bangunan
penampung air

Mendukung Ketahanan Air,


Kedaulatan Pangan dan Energi Mendukung Konektivitas

• Pembangunan Rusunawa 11.472 Unit PERMUKIMAN


• Pembangunan Rumah Khusus 6.350 Unit
• Pembangunan SPAM untuk 916.980 Sambungan
Rumah (SR)
• Pembangunan TPA di 72 kab/kota
• Pembangunan infrastruktur di 2.161 Ha kawasan
kumuh

Mendukung Peningkatan Kualitas Hidup 17


PEMBANGUNAN 8 BENDUNGAN BARU TA. 2016
1. Rukoh Kab. Pidie 2. Sukoharjo, Kab. 3. Kuwil Kawangkoan, Kab. 4. Ladongi, Kab. Kolaka
(Prov. Aceh) Pringsewu (Prov. Minahasa Utara (Prov. Sulut) Timur (Prov. Sulawesi
Lampung) Tenggara)
 Volume : 128.66 Juta m³  Volume : 23,37 Juta m³
 Manfaat: irigasi 11.950 Ha,  Volume : 46 Juta m³  Manfaat: irigasi 5.472 Ha, reduksi banjir  Volume : 25.57 Juta m³
reduksi banjir 390 m³/det, air  Manfaat: : irigasi 4.000 Ha, 255 m³/det, air baku 0,50 m³/det, listrik  Manfaat: irigasi 7.424 Ha, air baku
baku 0,85 m³/det, listrik 2 reduksi banjir 450 m³/det, air 3,30MW 0,08 m³/det, listrik 1.15 MW,
MW baku 2,95 m³/det  Biaya: 1,044 T reduksi banjir 142 m³/det
 Biaya: 0,553 T  Biaya: 1,0 T  Biaya: 0,670 T

Sumatera
Maluku
Kalimantan Sulawesi

Papua

Jawa Bali Nusa Tenggara

5. Ciawi, Kab. Bogor 6. Sukamahi, Kab. Bogor 7. Leuwikeris, Kab. Ciamis 8. Cipanas, Kab. Sumedang
(Prov. Jawa Barat) (Prov. Jawa Barat) (Prov. Jawa Barat) (Prov. Jawa Barat)
 Volume : 6,45 Juta m³  Volume : 1,68 Juta m³  Volume : 67.74 Juta m³  Volume : 190 Juta m³
 Manfaat: reduksi banjir 160  Manfaat: reduksi banjir 29  Manfaat: irigasi 11.950 Ha, air baku  Manfaat: irigasi 10.500 Ha, reduksi
m³/det m³/det 0,85m³/det, reduksi banjir 57 m³/det, banjir 475m³/det, listrik 2.5 MW, air
 Biaya: 1,2 T  Biaya: 0,893 T Listrik 15 MW baku 0.5 m³/det
 Biaya: 1,158 T  Biaya: 2,14 T

Volume lahan irigasi reduksi banjir air baku Listrik biaya konstruksi
470,55 38,400 1,843 9,79 20,74 8,602
Juta m³ Ha m³/det m³/det MWA Rp. trilyun
18
ANJUNGAN CERDAS SEBAGAI
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG WPS
ANJUNGAN CERDAS DALAM KONSEP WPS

Sebagai upaya meningkatkan kehandalan infrastruktur dalam WPS, maka


direncanakan pembangunan Anjungan Cerdas yang merupakan
pengembangan dari fasilitas istirahat jalan.

Pengembangan Anjungan Cerdas ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas


ekonomi lokal, serta menghubungkannya ke pasar regional/nasional,
sehingga memperkuat perekonomian masyarakat setempat dan
wilayah secara keseluruhan.

20
Pendahuluan

Dalam rangka keterpaduan pembangunan antara Infrastruktur PUPR dengan


pengembangan wilayah, Kemen PUPR melakukan perencanaan dan pemrograman
Infrastruktur PUPR melalui pendekatan Wilayah Pengembangan Strategis
(WPS)

Sebagai upaya meningkatkan kehandalan infrastruktur dalam WPS, maka


direncanakan pembangunan Anjungan Cerdas yang merupakan pengembangan
dari fasilitas istirahat jalan. Pengembangan Anjungan Cerdas ini diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas ekonomi lokal, serta menghubungkannya
ke pasar regional/nasional, sehingga memperkuat perekonomian
masyarakat setempat dan wilayah secara keseluruhan.

PEBDAHULUAN DUKUNANALISIS TAPAK KONSEP DESAIN PERESPEKTIF


Fungsi Anjungan Cerdas

Anjungan Cerdas diharapkan dapat menangkap potensi ekonomi lokal dan menghubungkannya
ke jaringan regional, nasional dan internasional. Karenanya anjungan cerdas harus:
1) Mampu mengintegrasikan berbagai dimensi infrastruktur baik multisektor maupun
multipurpose;
2) Berfungsi sebagai “bridge” antara Gap Ekonomi di kawasan perkotaan dan non perkotaan
dan mengurangi disparitas antar kawasan;
3) Memiliki fungsi sebagai media promosi, edukasi dan pelatihan, Informasi (sosial, budaya),
dan memiliki fasilitas penunjang;
4) Menciptakan konektivitas antara backbone utama dengan komunitas local secara lebih kuat
dan teratur;
5) Mampu mengangkat identitas kawasan (terutama sebagai penghasil perikanan premium);
6) Mendorong enterpreneurship di suatu kawasan;
7) Sebagai stimulan yang difokuskan bagi kesejahteraan masyarakat sekitarnya

PENDAHULUAN DUKUNANALISIS TAPAK KONSEP DESAIN PERESPEKTIF


Tujuan Anjungan Cerdas

Menyediakan tempat istirahat yang sekaligus menjadi destinasi


perjalanan dan rekreasi baru dengan memanfaatkan secara maksimal
lokasi, pemandangan, keragaman produk lokal, seni penampilan
(performance art), dan teknologi infrastruktur, dengan nilai – nilai
ketersediaan layanan secara memadai, keberlanjutan, ramah gender,
berkeselamatan, dan cerdas.

PENDAHULUAN DUKUNANALISIS TAPAK KONSEP DESAIN PERESPEKTIF


Skema Pengelolaan Anjungan Cerdas
Satuan Kerja di bawah
Badan Layanan Umum
Jangka BPIW
(BLU) atau Kerjasama
Pendek Penerimaan Negara Bukan pemerintah Badan
Pajak (PNBP) Usaha (KPBU).

Jangka
Cost Recovery
Menengah

Jangka Pengelolaan aset secara


Panjang berkelanjutan (Sustainable
Asset Management)
• Rekomendasi alternatif pengeloaan anjungan cerdas sedang disusun
sebagai studi oleh Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW TA 2016
• Dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi secara terus menerus dari tim
pendampingan (Advisory Committee) melibatkan pihak Pemerintah daerah
dan, stakeholder lain
PENDAHULUAN DUKUNANALISIS TAPAK KONSEP DESAIN PERESPEKTIF
Kriteria Umum
Anjungan cerdas secara umum harus memperhatikan beberapa ketentuan dasar berikut:

a. Ketersediaan (Availability)
Tersedianya fasilitas umum secara memadai dengan memperhitungkan jam – jam puncak secara
bijaksana

b. Keselamatan dan Keamanan (Safe and secure)


Akses terkontrol dan aktivitas termonitor, tidak ada komponen yang menjadi hazard pada saat
konstruksi maupun operasional. Monitoring kawasan dan aktivitas dilakukan selama 24jam – 7
hari, sepanjang tahun menggunakan peralatan surveillance yang memadai. Pencahayaan yang
memadai bagi area publik tanpa mengakibatkan polusi cahaya yang berlebihan; dilengkapi
dengan sistem pemadaman kebakaran termasuk penyediaan air dan alat angkut yang memadai.

c. Cerdas (Smart)
Dapat mengelola proses konstruksi dan operasional secara efisien dengan dukungan teknologi
yang memungkinkan interaksi maksimal antara fasilitas, dengan pengguna, pengelola dan
lingkungan. Penggunaan teknologi digital sangat disarankan.

PENDAHULUAN KRITERIA UMUM KONSEP DESAIN PERESPEKTIF


Kriteria Umum
d. Hijau (Green)
Mengupayakan pemanfaatan sistem, teknologi, dan material ramah lingkungan untuk
meminimasi dampak lingkungan, penggunaan energy, danberadaptasi dengan baik terhadap
perubahan iklim. Termasuk zero run off, pemanfaatangrey water, dan pengolahan persampahan
dengan 3R (reduced, reused, recycled).
Memanfaatkan energi yang dihasilkan dari pengoperasian bendungan untuk mengelola
kawasan.

e. Kesetaraan (Equity)
Kesetaraan dan responsif gender (wanita, anak – anak, lansia, dan orang – orang berkebutuhan
khusus)

f. Kearifan Lokal (Local Wisdom)


Mengacu pada kaidah arsitektur tradisional maupun zoning, bentuk, dan ornament.

g. Berpihak kepada Produk Lokal dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Menyediakan tempat untuk usaha kecil untuk berkembang

PENDAHULUAN KRITERIA UMUM KONSEP DESAIN PERESPEKTIF


Kapasitas Tapak
Kapasitas Tapak
Kapasitas tapak harus diperhitungkan berdasarkan asumsi jumlah pengunjung dari targeted
users (Pelintas, Group Touring, pelajar ex. study tour, maupun non pelajar, Masyarakat
setempat, Wisatawan mancanegara). Kendaraan angkutan barang tidak diperhitungkan sebagai
pengunjung anjungan, namun lebih kepada pengguna yang berhenti sementara untuk tujuan
pengisian bahan bakar atau darurat

Jangka Waktu Operasi


Anjungan Cerdas beroperasi 24 jam per hari selama 7 hari berturut – turut, terkecuali sedang
dimanfaatkan untuk mendukung keperluan khusus seperti acara keagamaan, festival, atau adat
dengan perijinan khusus

Aktivitas yang ditawarkan (Users Experience)


1. Rekreasi
2. Kuliner
3. Pengenalan budaya dan produk lokal
4. Sports seperti peralatan fitness luar griya (outdoor), jogging track,
5. Belanja (shopping)
6. Akses internet cepat gratis (Fast -Free internet access)
7. Pengetahuan tentang pembangunan infrastruktur dan teknologinya

PENDAHULUAN KRITERIA UMUM KAPASITAS TAPAK PERESPEKTIF


Ketentuan Teknis Bangunan
1. Jalan Akses dan Iconic Landmark
Jalan Akses dan jalan pendekat harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu
lintas regional dan dapat mencirikan lokasi destinasi wisata sejak 500 m sebelum dan sesudah
titik akses.
2. Gardu Pandang
Gardu pandang berfungsi sebagai deck observasi untuk dapat melihat pemandangan di sekitar
Anjungan Cerdas
3. Amphiteater
Amphiteater dimaksudkan sebagai wahana untuk menampilkan kesenian dan kreasi budaya
lokal, nasional, maupun mancanegara. Amphiteater sekurang – kurangnya memenuhi criteria
sebagai berikut:
1. Semi open, View tidak berhadapan langsung dengan entrance road& fasilitas parkir.
2. Memiliki desain akustik yang baik
3. Desain bangunan terintegrasi dengan promenade
4. Sebagai bangunan yang multifunctional dan berskala terbesar di kawasan, harus
menunjukkantema agrikultur dan elemen air ke dalam desain bangunan
5. Menggunakan material yang mampu bertahan dalam jangka waktu cukup lama dan mudah
dirawat
4. Promenade/Esplanade
Promenade/esplanade dimaksudkan sebagai ruang terbuka publik

PENDAHULUAN KRITERIA UMUM KAPASITAS TAPAK KETENTUAN TEKNIS


Ketentuan Teknis Bangunan
5. Galeri
Galeri dimaksudkan sebagai sarana pameran terkait aktivitas agro, produksi lokal, dan
implementasi energi terbarukan,baik yang bersifat interaktif maupun sebagai ruang
pameran.Galeri juga memamerkan hal – hal terkait wilayah

6. Convention Hall
Convention hall dimaksudkan sebagai sarana pendidikan, sosial, termasuk utuk menjalanka
tugas pemerintahan.

7. Restaurant dan Food Court


Restaurant dan food court merupakan bangunan kunci yang perlu mendapatkan perhatian dan
harus didesain untuk memungkin pelayanan cepat dan jumlah besar yang dikombinasikan
dengan pelayanan eksklusif

8. Pusat Komoditas Lokal dan Workshop


Pusat komoditi lokaldan workshopdimaksudkan sebagai fasilitas penjualan komoditas premium
seperti contohnya batu akik, dan hasil – hasil pertanian/perkebunan dengan workshop sebagai
fasilitas pendukung untuk pengolahan dsb.

PENDAHULUAN KRITERIA UMUM KAPASITAS TAPAK KETENTUAN TEKNIS


Ketentuan Teknis Bangunan
9. Recreational Area
Recreational Area berfungsi sebagai sarana rekreasi dan jugataman bermain
(playground).

10. Plaza dan Assembly point


Plaza dimaksudkan sebagai Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) yang juga berfungsi
sebagai assembly point/meeting point pengunjung.

11. Fasilitas Parkir


Fasilitas parkir ditujukan bagi kendaraan berupa bus, kendaraan roda 4 dan
kendaraan roda 2 yang akan digunakan oleh pengunjung kawasan, Management,
dan Service.

PENDAHULUAN KRITERIA UMUM KAPASITAS TAPAK KETENTUAN TEKNIS

Anda mungkin juga menyukai