OLEH:
D A I R OT U L K H A S A N A H
G4A017033
PEMBIMBING:
DR. TEGUH ANAMANI, SP.M.
ANATOMI KONJUNGTIVA
Konjungtiva merupakan membran halus yang melapisi permukaan
sklera yang terpajan dengan lingkungan luar
Dibagi menjadi tiga:
1. Konjunctiva bulbaris
2. Konjunctiva palpebralis
3. Konjunctiva forniks
DEFINISI
Trakoma adalah suatu bentuk dari konjungtivitis folikular kronik yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis
Trakoma termasuk jenis infeksi mata yang berlangsung lama yang
menyebabkan inflamasi dan jaringan parut pada konjungtiva dan
kelopak mata, serta dapat menyebabkan kebutaan
EPIDEMIOLOGI
Secara umum, trakoma diderita oleh sekitar 84 juta orang di 55 negara yang endemis, dan
sekitar 1,3 juta orang diantaranya buta karena penyakit mata ini
Trakoma yang membutakan terdapat pada banyak daerah Afrika, beberapa daerah Asia,
diantara suku Aborigin Australia, dan di Brazil Utara.
ETIOLOGI
Trakoma disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serotipe A, B, Ba,
atau C. Masing masing serotipe ditemukan di tempat dan komunitas
yang berbeda.
Chlamydia ini termasuk bakteri gram negatif dengan klasifikasi Ordo
Chlamydiales, famili Chlamydiacea, dan genus Chlamydia.
Spesies C. trachomatis menyebabkan trakoma, sedangkan serotype D-
K menyebabkan infeksi kelamin dan limfogranulomavenerum (serotipe
L1-L3).
PATOFISIOLOGI
Chlamydia trachomatis merupakan bakteri obligat intrasel, gram
negative dan paling umum ditemukan di traktus urinarius manusia
Jika menyerang mata umumnya bilateral
Active Trachoma-paling
banyak pada anak-anak
Cicatricial (scarring)
komplikasi kebutaan-
pada remaja akhir dan
dewasa
PATOFISIOLOGI
GRADING
Klasifikasi Mac Callan
GRADING WHO
MANIFESTASI KLINIS
Secara klinis, trakoma dapat dibagi menjadi fase akut dan fase kronis.
Derajat keparahan dari infeksi mata oleh Chlamyidia trachomatis
dapat ringan sampai dengan berat.
Sesuai dengan masa inkubasinya yaitu 5-14 hari, infeksi konjungtiva
menyebabkan iritasi, mata merah, dan discharge mukopurulen.
Keterlibatan kornea pada proses inflamasi akut dapat menimbulkan
nyeri dan fotofobia.
Perubahan spesifik terjadi beberapa minggu setelah infeksi, yaitu
dengan munculnya folikel-folikel pada konjungtiva forniks, konjungtiva
tarsal dan limbus.
Infiltrat superfisial atau pannus (infiltrasi subepitel dari jaringan
fibrovaskular ke perifer kornea) mengindikasikan inflamasi kornea.
MANIFESTASI KLINIS
Resolusi dari folikel ditandai dengan terjadinya scarring pada subepitel
konjungtiva. Deposisi dari skar biasanya di konjungtiva tarsal atas,
walaupun konjungtiva bulbi dan daerah atas kornea dapat terkena.
Bila scar pada konjungtiva tarsal cukup banyak berkumpul,
menyebabkan kelopak mata atas menekuk ke dalam dan menyebabkan
bulu mata mengenai bola mata (trikiasis) dan ketika semua bagian
kelopak mengarah ke dalam disebut entropion.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Diagnosa trakoma ditegakkan berdasarkan:
1. Gejala Klinik :
Bila terdapat 2 dari 4 gejala klinik yang khas, sebagai berikut:
a. Adanya prefolikel di konjungtiva tarsalis superior
b. Folikel di konjungtiva forniks superior dan limbus kornea 1/3 atas
c. Pannus aktif di 1/3 atas limbus kornea
d. Sikatrik berupa garis-garis atau bintang di konjungtiva palpebra /
forniks superior, Herbert’s pit di limbus kornea 1/3 bagian atas.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk trakoma:
a. Kerokan konjungtiva
b. Biakan kerokan konjungtiva dalam yolk sac
c. Tes serologis dengan :
1. Tes Fiksasi Komplemen
2. Tes mikro-
imunofluoresen
Trakoma Konjungtivitis folikularis Vernal
katarrh
Gambaran (Dini) papula kecil atau bercak Penonjolan merah muda pucat Nodul lebar datar dalam
Lesi merah bertaburan dengan bintik- tersusun teratur seperti deretan susunan Cobblestone Pada
bintik kuning pada konjungtiva beads Konjungtiva tarsal atas dan
tarsal bawah, Diselimuti lapisan
(Lanjut) Granula dan parut dan susu
parut terutama pada konjungtiva
tarsal Atas
Ukuran Lesi Penonjolan besar, lesi konjuntiva Penonjolan kecil, terutama Penonjolan besar, tarsus,
dan Lokasi tarsal atas dan teristimewa lipatan konjungtiva tarsal bawah dan limbus dan forniks dapat
Lesi retrotarsal korneapannus, Bawah forniks bawah tarsus tidak terlibat terlibat
infiltrasi abu-abu dan pembuluh
tarsus terlibat
Tipe sekresi Kotoran air berbusa atau Mukoid aatu purulen Bergetah, bertali, seperti
frothypada stadium lanjut susu