Anda di halaman 1dari 31

Om O

Swastyas Swa
tu
Nama
kelompok :
1. Gusti Ayu Arya Pradnya Antari (02)
2. Luh Ari Umaningsih (25)
3. Luh Nyoman Trisna Dewi (27)
4. Ni Made Wida Lestari (31)
5. Ni Nengah Dila Antari (32)
Sloka
Sloka –– sloka
sloka
yang
yang
berkaitan
berkaitan dengan
dengan
Hukum
Hukum Hindu
Hindu
Sloka-sloka

Himpunan sa
dan bentukn
mantra. We
mereka yan
Panjang um
kemasyuran,
puisi yang
(empat) lirik
dan isi.
Berikut ini sloka-sloka kitab suci yang
menjelaskan sumber Hukum Hindu antara lain
adalah sebagai berikut:
“Yah pàvamànir
adhyeti
rsibhih sam bhram
rasam.
sarvam sa pùtam asnati
svaditam màtarisvanà”
Terjemahan:
“Dia yang menyerap (memasukkan ke dalam pikiran)
melalui pelajaran- pelajaran pemurnian intisari mantra-
mantra Weda yang diungkapkan kepada para Rsi
menikmati semua tujuan yang sepenuhnya dimurnikan
yang dibuat manis oleh Tuhan Yang Maha Esa yang
menjadi nafas hidup semesta alam (Rgveda IX.67.31).
“Pàvamànir yo
adhyeti-
rsibhih sambhram
rasam
tasmai sarasvati duhe
ksiram sarpir
madhùdakam”
Terjemahan:
'Siapapun juga yang mempelajari mantra-mantra
Weda yang suci yang berisi intisari pengetahuan
yang diperoleh para Rsi, Dewi pengetahuan
(yakni Sang Hyang Saraswati) menganugerahkan
susu, mentega yang dijernihkan, madu dan
minuman Soma (minuman para Deva)’(Ågveda
IX.67.32).
“Iyam te rad yantasi
yamano
dhruvo-asi dharunah.
kryai tva ksemaya tva
rayyai tva posaya
tva”
Terjemahan:
Wahai pemimpin, itu adalah negara mu, engkau
pengawasnya. Engkau mawas diri, teguh hati dan
pendukung warga negara. Kami mendekat
padamu demi perkembangan pertanian,
kesejahteraan manusia, kemakmuran yang
melimpah” (Yajurveda IX.22) .
“Aham grbhnami manasà
manàmsi
mama cittam anu
cittebhir eta.
mama vasesu hrdayàni
vah krnomi,
mama yàtam
anuvartmàna eta”
Terjemahan:
“Wahai para prajurit, Aku pegang (samakan)
pikiranmu dengan pemikiran- Ku. Semoga anda
semua mengikuti aku menyesuaikan pikiran-mu
dengan pikiran-ku. Aku tawan hatimu. Temanilah
aku dengan mengikuti jalan-Ku, (Atharvaveda,
VI.94.2).
Weda merup
yang mem
keyakinan y
Mantra-mant
dan sabda
orang dalam
orang asing
Weda, ajaran
kepada uma
sebagai berik
“Kàmàtmatà na
prasasta
na caiwe hàstya
kàmatà,
kàmyo hi
wedàdhigamah
karmayogasca
Terjemahan:
Berbuatwaidikah”
hanya karena nafsu untuk memperoleh
pahala tidaklah terpuji namun berbuat tanpa
keinginan akan pahala tidak dapat kita jumpai di
dunia ini karena keinginan-keinginan itu
bersumber dari mempelajari Weda dan karena itu
setiap perbuatan diatur oleh Weda
(Manawa Dharmasastra, II.2).
“Tesu samyag vartta
màno
gacchatya
maralokatàm,
yathà
samkalpitàýsceha
sarwan kaman
Terjemahan:
samasnute”
Ketahuilah bahwa ia yang selalu melaksanakan
kewajiban-kewajiban yang telah diatur dengan cara
yang benar, mencapai tingkat kebebasan yang
sempurna kelak dan memperoleh semua keinginan
yang ia mungkin inginkan.
(Manawa Dharmasastra, II.5).
“Yo’ varnanyeta te
mùle
hetu sàstràúrayad
dvijah,
sa sàdhubhir
bahiskàryo
nàstiko
Terjemahan:
vedanindakah”.
Setiap dwijati yang menggantikan dengan lembaga
dialektika dan dengan memandang rendah kedua
sumber hukum (Sruti dan Smrti) harus dijauhkan dari
orang-orang bijak sebagai seorang atheis dan yang
menentang Weda.
(Manawa Dharmasastra, II.11).
“Kitrsah sisyo ‘dhyàpya
ityàha;
àcàrya putrah susrusur
jnànado dharmika sucih,
àptah sakto rthadah
sàdhuh
svo ‘dhyàpyo dasa
dharmatah”.
Terjemahan:
Menurut hukum suci, kesepuluh macam orang-orang
berikutnya adalah putra guru yaitu ia yang berniat
melakukan pengabdiannya, ia yang memberikan
pengetahuan, orang yang sepenuh hatinya menaati UU,
orang yang suci, orang yang berhubungan karena
perkawinan atau persaudaraan orang yang memiliki
kemampuan rohani, orang yang menghadiahkan uang,
orang yang jujur dan keluarga (mereka) dapat mempelajari
“Yam eva tu sucim
vidyàm
niyatam
brahmacàrinam,
tasmai màm brùhi
vipràya
nidhipàyà
Terjemahan:
Tetapi pramàdine”.
serahkanlah saya kepada seorang brahmana
yang anda ketahui pasti bahwa ia orang yang sudah
suci, yang bisa mengendalikan panca indranya,
berbudi baik dan tekun (Manawa Dharmasastra,
II.115).
“Pitrdeva
manusyànàm
Vedas caksuh
sanàtanam,
asakyam
càprameyam ca
vedasàstram iti
Terjemahan:
sthitih”.
Weda adalah mata yang abadi dari para leluhur,
Dewa-Dewa, dan manusia; peraturan-peraturan
dalam Weda sukar dipahami manusia dan itu adalah
kenyataan yang pasti (Manawa Dharmasastra,
XII.94).
 
“Ya veda vàhyà
smrtayo
yàs ca kàs ca
kudrsþayah,
sarvàsta nisphalàh
pretya
tamo nisthà hi tà
smrtàh”
Terjemahan:
Semua tradisi dan sistem kefilsafatan yang
tidak bersumber pada Weda tidak akan
memberi pahala kelak sesudah mati karena
dinyatakan bersumber dari kegelapan
(Manawa Dharmasastra, XII.95).
 
“Utpadyànte
cyavante ca
yànyato ‘nyàni
kànicit,
tànyarvakalika tayà
nisphalànya nrtàni
Terjemahan:ca”.
Semua ajaran yang timbul, yang menyimpang dari
Weda segera akan musnah, tidak berharga dan palsu
karena tak berpahala (Manawa Dharmasastra, XII.
96).
“Vibhartti sarva
bhùtàni
veda sàstram
sanàtanam,
tasmàd etat param
manye
yajjantorasya
sàdhanam”.
Terjemahan:
Ajaran Veda menyangga semua makhluk ciptaan ini,
karena itu saya berpendapat, itu harus dijunjung
tinggi sebagai jalan menuju kebahagiaan semua
insan (Manawa Dharmasastra, XII. 99).
“Senàpatyam ca
ràjyam ca
danda netrtwam eva
ca,
sarva
lokàdhipatyam ca
veda sàstravid
Terjemahan:
Panglima arhati”.
angkatan bersenjata, Pejabat pemerintah,
Pejabat pengadilan dan penguasa atas semua dunia
ini hanya layak kalau mengenal ilmu Weda itu
(Manawa Dharmasastra, XII.100).
 
“Dosair etaih kula-
ghnànàm
varna-sankara-
kàrakaih,
utsàdyante jàti-
dharmàh
kula-dharmàs ca
sàsvatàh”.
Terjemahan:
Karena dosa dan kehancuran keluarga ini membawa
keruntuhan bagi hukum golongan (varna dharma),
kebiasaan keluarga dan hukum keluarga hancur
untuk selama-lamanya, (Bhagawadgìtà, I.43)
 
“Atha cet tvam imam
dharmyam
sangràmam na
karisyasi,
tatah sva-dharmam
kirtim ca
hitvà pàpam
avàpsyasi”.
Terjemahan:
Akhirnya bila engkau tidak berperang, sebagaimana
kewajiban, dengan meninggalkan kewajiban dan
kehormatan, maka penderitaanlah yang akan kau
peroleh, (Bhagawadgìtà, II.33).
 
“Yadà yadà hi
dharmasya
glànir bhavati
bhàrata,
abhyutthànam
adharmasya
tadàtmànam srjàmy
aham”.
Terjemahan:
Sesungguhnya manakala dharma berkurang
kekuasaannya dan tirani hendak merajalela, wahai
arjuna, saat itu aku ciptakan diriku sendiri,
(Bhagawadgìtà, IV.7).
“Paritrànàya
sàdhànàm
vinàsàya ca duskrtàm,
dharma-
samsthàpanàrthaya
sambhavàmi yuge-
yuge”.
Terjemahan:
Untuk melindungi orang-orang baik dan untuk
memusnahkan orang-orang jahat, Aku lahir ke dunia
dari masa ke masa, untuk menegakkan dharma,
(Bhagawadgìtà, IV.8).
“Çrutyuktah paramo dharmas-
tathà smrti gato ‘parah,
çistàcàrah parah proktasrayo
dharmàh sanàtanàh.
Kunang kengetakena, sasing kajar de sang hyang
çruti dharma ngaranika, sakajar de sang hyang
smrti kuneng dharma ta ngaranika, çistacara
kunang, acaranika sang çista, dharma ngaranika,
sista ngaran sang hyang satyawadi, sang apta,
sang patisthan, sang panadahan upa deça
sangksepa ika katiga, dharma ngaranira.
Terjemahan :
Adapun yang patut untuk diingat-ingat, semua apa yang
diajarkan oleh Çruti disebut dharma, semua yang diajarkan oleh
Smrti pun dharma namanya, demikian pula tingkah laku orang
çista disebut dharma, yang disebut çista adalah yang berkata-
kata benar, orang yang dapat dipercaya, orang yang menjadi
tempat pensucian, orang yang menjadi tempat menerima
ajaran kerohanian, singkatnya ketiganya itu, dharma namanya,
(Sarasamuçcaya, 40).
“Çruyatàm dharmasàswam
çrutwà çaiwopadhàryatàm,
atmanah pratikùlani na
paresàm samàcara.
Matangnyan rengo sarwadàya, paramàrtha
ning sinangguh dharma telas rinengonta
çupwanantà ta ri hati, ikang kadi ling mami
ngùni wih, sasing tak kahyun yàwakta,
yatika tanulahakenanta ring len.
Terjemahan:
Karena itu dengarkanlah segala upaya, makna yang dianggap
dharma, setelah engkau mendengarnya, camkan itu baik-baik di
hati, sebagai mana yang telah saya katakan sebelumnya,
segala sesuatu yang tidak berkenan di hatimu, yang itu
janganlah hendaknya engkau lakukan kepada orang lain,
(Sarasamuçcaya, 44).
“Dharmaçcennàwasideta
kapàlenàpi jiwatah,
àdhyo smityawagantawyam
dharma wittà hi sadhawah”.
Yadyapin atyanta daridra keta ngwang,
mahuripa ta dening tasyan, yan langgeng
apageh ring dharmàprawrtti, hidepen ta
sugih jugàwakta, apan anghing
dharmaprawrtti, màs manik sang sàdhu
ngaranira, yatika prihen arjanan, yatika
ling mami màs manik tan kena ring
Terjemahan: corahhayàdi.
Walaupun sangat miskin dan hidup dari hasil meminta-minta,
jika tetap teguh dalam menjalankan dharma, anggaplah dirimu
kaya juga, sebab perbuatan dharma itulah merupakan artha
kekayaan orang yang saleh, yang itu supaya diusahakan, yang
itu yang kukatakan harta kekayaan yang tak dapat dicuri,
dirampas dan sebagainya, (Sarasamuçcaya, 50).
“Dharmamàçarato wrttiryadi
nopagamisyati,
na nama kin çilochàmbu
çàkàdyapi wipatsyate”.
Lawan ling mami, ika sang kewala
tumungkulanang dharma-prawrtti, tàtan
penemwa upajìwananira, apa matangnya
tar polih angasag, gagan, wwai, lwirning
sulabha takwanani harakanira.
Terjemahan:
Lagi pula kata ku, orang yang tekun melaksanakan dharma,
tidak akan tidak memperoleh penghidupannya, apa sebabnya
tidak mendapatkan makanan, sayur-sayuran, air, segala macam
itu seakan-akan menawarkan dirinya untuk menjadi
makanannya, (Sarasamuçcaya, 51).
Dharma “
dilaksanakan
hidup ini g
bahagia. D
keseharian,
dharma. Us
dalam kesib
menyandang
disambilkan
sehingga me
Ada
Silahkan
yang ditanyak
kurang an ^^
jelas ?
kesimpulan

Himpunan sa
Dan bentukny
mantra. Wed
mereka yang
panjang umu
kemasyuran,
yang telah ka
merupakan su
Om
Santih, Santih, Sa
Santih
Om

Anda mungkin juga menyukai