Anda di halaman 1dari 14

Sengketa Medik

1
Apakah Sengketa itu?
 Dalam bahasa Inggris terdapat dua buah kata
yang memiliki makna yang hampir sama,
yakni ‘conflict’ dan ‘dispute’.
 Kata ‘confict’ diserap dalam bahasa
Indonesia menjadi kata ‘konflik’ sebagaimana
telah kita kenal, sedangkan ‘dispute’
diterjemahkan sebagai ‘sengketa’.
 Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
konflik adalah pertentangan kehendak atau
pertentangan kepentingan.

2
Lanjutan
 Sebuah konflik (situasi dimana dua pihak atau lebih
dihadapkan pada perbedaan kepentingan) tidak akan
berkembang menjadi sebuah sengketa, apabila pihak
yang merasa dirugikan hanya memendam perasaan
tidak puas atau keprihatinannya.
 Sebuah konflik berkembang menjadi sebuah
sengketa apabila pihak yang merasa dirugikan telah
menyatakan rasa tidak puas atau keprihatinannya,
baik secara langsung kepada pihak yang dianggap
sebagai penyebab kerugian atau kepada pihak lain.
 Jadi sengketa pada dasarnya merupakan hasil
metamorfosa dari sebuah konflik.

3
Men in a Dispute

4
Sengketa Medik
 Sengketa medik adalah suatu sengketa
yang menempatkan dokter sebagai
salah satu pihak.
 Sengketa medik adalah sengketa dalam
mana dokter sebagai salah satu pihak.
(Profesor Hermien Hadiati Koeswadji)
 Sengketa medik adalah sengketa
antara dokter dan pasien.

5
Sengketa Medik & Malpraktek Medik
 Sengketa antara dokter atau rumah sakit di
satu pihak dengan pasien di lain pihak sering
dikaitkan dengan istilah malpraktik medik.
 Sengketa itu timbul manakala pihak pasien
‘menduga’ dirinya telah menjadi korban
malpraktik yang dilakukan oleh pihak dokter
dan atau rumah sakit.
 Kekecewaan pasien biasanya diekspresikan
dengan mengajukan komplain kepada pihak
dokter dan atau rumah sakit disertai dengan
tuntutan ganti rugi.

6
Lanjutan
 Sementara itu pihak dokter dan atau rumah sakit
umumnya mengelak untuk mengakui telah
melakukan malpraktik dengan berbagai alasan.
 Alasan yang biasa digunakan antara lain;
Tindakan yang dilakukan sudah sesuai standar.
Kerugian yang dialami pasien bukan karena
kesalahan dokter (medical error) tetapi merupakan
resiko tindakan (risk of treatment).
Kerugian yang diderita oleh pasien bukan
disebabkan oleh adanya medical error tetapi
merupakan suatu kecelakaan (medical accident).

7
Lanjutan
 Kadang-kadang, walaupun pihak dokter dan
atau rumah sakit menolak tuduhan
malpraktik, namun bersedia memberi
kompensasi kepada pihak pasien dalam
bentuk pembebasan biaya perawatan dan
atau pemberian santunan.
 Apabila pihak pasien cukup puas dengan
kompensasi tersebut, maka sengketa antara
dokter dan atau rumah sakit dengan pasien
telah terselesaikan.

8
Lanjutan
 Bila pasien tidak puas dengan respon
pihak dokter dan atau rumah sakit
terhadap komplain serta tuntutan yang
diajukannya, sengketa tersebut akan
berlanjut.
 Pasien biasanya akan memperjuangkan
kepentingannya melalui jalur hukum.

9
Lembaga Terkait
 Ada beberapa lembaga yang berwenang
untuk menilai apakah pihak dokter dan atau
rumah sakit telah melakukan kesalahan
sebagaimana tuduhan dari pihak pasien,
yakni:
Majlis Kehormatan Etik Kedokteran
(MKEK)
Majlis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDKI)
Pengadilan.

10
Penyelesaian Sengketa Medik
 Melalui Lembaga Peradilan (Litigasi)
Peradilan Perdata
Peradilan Pidana
 Melalui cara lain di luar pengadilan (non-
litigasi)
Arbitrase
Mediasi
dll
 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
(BPSK)

11
ADR
 Mekanisme penyelesaian sengketa secara
non litigasi dikenal dengan istilah Alternative
Dispute Resolution (ADR).
 ADR terdiri dari;
 Arbitrase (arbitration)
 Mediasi (mediation)
 Negosiasi (negotiation)
 Konsiliasi (conciliation)

12
Mediasi: Primadona?
 Mediasi paling sering diterapan untuk
penyelesaian sengketa medik.
 Di Singapura, mediasi telah berhasil
mengurangi 30 persen perkara
malpraktik medik (medical negligence
cases) yang menumpuk di pengadilan.

13
Bagaimana di Indonesia?

14

Anda mungkin juga menyukai