Anda di halaman 1dari 19

INSTALASI HIDRAN

KEBAKARAN
INSTALASI HIDRAN KEBAKARAN
A. PENGERTIAN :
Hidran Kebakaran (Fire Hydrant) adalah suatu
system/ rangkaian instalasi/jaringan pemipaan
untuk menyalurkan air (tekanan tertentu) yang
digunakan sebagai sarana pemadaman kebakaran

A. MACAM-MACAM SISTEM HYDRANT KEBAKARAN


Berdasarkan tempat/lokasinya sistem hidran
kebakaran dapat dibagi menjadi 3 (tiga) macam,
yaitu :
1. Sistem Hidran Gedung;
2. Sistem Hidran Halaman;
3. Sistem Hidran Kota.
1. Sistem Hidran Gedung
Hidran gedung ialah hidran yang terletak atau dipasang
didalam bangunan dan sistem serta peralatannya
disediakan/dipasang oleh pihak pengelola
bangunan/gedung tersebut.
Berdasarkan penggunaannya hidran jenis ini
diklasifikasikan
a. Hidran Klas I kedalam 3 (tiga) kelompok sebagai berikut :
Hidran yang dilengkapi dengan slang berdiameter 2,5”
yang penggunaannya diperuntukan secara khusus bagi
petugas Pemadam Kebakaran atau orang yang telah
terlatih.
a. Hidran Klas II
Hidran yang dilengkapi dengan slang berdiameter 1,5”
yang penggunaannya diperuntukan bagi penghuni
gedung atau para petugas yang belum terlatih.
a. Hidran Klas III
Hidran yang dilengkapi dengan slang berdiameter
gabungan antara Hidran Kelas I dan Hidran Kelas II
HIDRAN KELAS I HIDRAN KELAS II HIDRAN KELAS III





2½ 1½


2½ 1½

1. Sistem Hidran Halaman

Hidran Halaman ialah hidran yang


terletak diluar/lingkungan bangunan
instalasi dan peralatan serta sumber air
disediakan oleh pihak pemilik /
pengelola bangunan / gedung.
1. Sistem Hidran Kota
Hidran Kota ialah hidran yang terpasang
ditepi/sepanjang jalan pada daerah perkotaan yang
dipersiapkan sebagai prasarana kota oleh
Pemerintah Daerah setempat guna menanggulangi
bahaya kebakaran
Persediaan air untuk hidran jenis ini dipasok oleh
Perusahaan Air Minum setempat (PAM)
A. BAGIAN-BAGIAN DARI SISTEM HIDRAN
KEBAKARAN
1. Persediaan Air
a. Sumber air untuk memasok kebutuhan sistem hidran
kebakaran dapat berasal dari PAM, sumur dalam (artesis)
atau kedua-duanya.
b. Volume Reservoir, sesuai yang diatur dengan ketentuan
yang berlaku, harus diperkirakan berdasarkan waktu
pemakaian yang disesuaikan dengan Klasifikasi Ancaman
Bahaya Kebakaran bagi bangunan yang diproteksi.
c. Berdasarkan ancaman bahaya kebakaran, maka
banyaknya dapat digunakan untuk lama waktu seperti
ditentukan sebagai berikut :
# Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Ringan : 45 menit
# Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Sedang : 60 menit
# Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Berat : 90 menit

a. Bak Penampungan (reservoir) untuk persediaan air pada


sistem hidran dapat berupa reservoir bawah tanah (ground
tank), tangki bertekanan (presure tank) atau reservoir atas
1. Pompa
Pompa-pompa yang terpasang dalam sistem
hidran kebakaran merupakan perangkat alat yang
berfungsi untuk memindahkan air dari bak
penampungan (reservoir) ke ujung pengeluaran
(pipa pemancar/nozzle).
Pompa-pompa pada sistem hidran ini sekurang-
kurangnya terdiri atas 1 unit Pompa Jockey, 1 unit
Pompa Utama dengan sumber daya listrik dan
generator serta 1 unit Pompa Cadangan dengan
sumber daya motor diesel.
Fungsi dan Operasi Kerja
masing-masing Pompa :
1. Pompa Jockey
 Berfungsi untuk mempertahankan tekanan statis
didalam jaringan sistem hidran. Pada saat terjadi
pengeluaran kecil sejumlah air didalam jaringan
pompa jockey ini akan bekerja guna
mengembalikan tekanan keposisi semula.
Karenanya sekaligus pompa jockey juga akan
berfungsi untuk memantau kebocoran-kebocoran
pada jaringan sistem hidran.
 Operasi kerja pompa jockey didisain untuk hidup
(start) secara otomatis pada saat salah satu
katup pengeluaran dibuka atau terjadi kebocoran
pada jaringan dan akan berhenti bekerja (stop)
secara otomatis pada saat katup bukaan ditutup
1. Pompa Utama
 Pompa ini berfungsi sebagai penggerak utama bekerjanya
sistem hidran. Pompa Utama akan bekerja setelah
kapasitas maksimal pompa jockey terlampaui
 Operasi kerja Pompa Utama didisain untuk hidup (start)
secara otomatis dan berhenti bekerja (stop) secara manual,
melalui tombol reset pada panel Pompa Kebakaran
1. Pompa Cadangan
 Berfungsi sebagai penggerak cadangan dari sistem hidran,
yang titik start bekerjanya setelah Pompa Utama. Pompa ini
meskipun berfungsi sebagai cadangan, namun tetap dalam
kondisi “siaga operasi”. Dalam kondisi seperti ini Pompa
Cadangan akan bekerja secara otomatis pada saat
kapasitas maksimal pompa utama terlampaui, mengalami
kerusakan atau pada saat sumber daya utama (PLN)
padam
 Sama halnya dengan Pompa Utama, operasi kerja pompa
cadangan didisain untuk hidup (start) secara otomatis dan
SKEMATIK DIAGRAM POMPA
1. Pemipaan dan Komponen

a. Pemipaan
Rangkaian jaringan pemipaan pada sistem hidran terdiri
atas pipa Hisap, Penyalur, Header, Pipa Tegak (riser) dan
Pipa Cabang.
Pipa Hisap
(suction)
Ialah hidran yang dilengkapi dengan slang berdiameter
2,5” yang penggunaannya diperuntukan secara khusus
bagi petugas Pemadam Kebakaran atau orang yang telah
terlatih.
Pipa Penyalur
Pipa Penyalur adalah pipa yang terentang dari Pipa Header
sampai ke Pipa Tegak atau ke Hidran Halaman. Diamater
pipa berfariasi antara 4, 6 dan 8 inch sesuai dengan besar
kecilnya sistem hidran yang dipasang
Pipa Header

Pipa Header dapat dikatakan sebagai pipa antara yang


ukuran diameternya biasanya lebih besar dari pipa lainnya
didalam rangkaian sistem hidran. Pipa ini merupakan tempat
bertemunya pipa pengeluaran (discharge) dari Pompa
Jockey, Pompa Utama maupun Pompa Cadangan sebelum
kemudian ke Pipa Penyalur. Diameter Pipa Header ini
berfariasi antara 6, 8 dan 10 inch. Tergantung dari besar
kecilnya sistem hidran yang dipasang.

Dari Pipa Header ini, selain berhubungan dengan Pipa


Penyalur, biasanya dihubungkan juga dengan pipa-pipa yang
menuju ke Tangki Bertekanan (pressure tank), Tangki
Pemancing (priming tank), Sirkulasi / by pass ke Reservoir
(safety valve), Pressure Switch dan ke Manometer indikasi
Pipa Tegak (Riser)

Pipa Tegak adalah pipa yang dipasang vertical dari lantai


terbawah sampai dengan lantai teratas bangunan yang
dihubungkan dari Pipa Penyalur. Diameter pipa berfariasi
antara 3, 4 dan 6 inch sesuai dengan besar kecilnya sistem
hidran yang dipasang

Pipa Cabang

Pipa Cabang adalah pipa yang dihubungkan dari pipa tegak


sampai ke titik pengeluaran (outlet) hidran pada lantai-lantai
bangunan. Diameter pipa berfariasi antara 3 dan 4 inch.
a. Komponen Sistem Hidran

Komponen yang merupakan kelengkapan Sistem Hidran


terdiri dari :

 Katup-katup (valve)
 Saklar Tekanan (pressure switch)
 Tangki Tekanan (pressure tank)
 Tangki Pemancing (priming tnk)
 Manometer
 Kotak hidran isi 1 set Slang dan pipa pemancar (nozzle)
 Katup petugas Pemadam (landing valve)
 Sambungan Dinas Pemadam (siamese connection)
1. Sistim Pipa Tegak

a. Pipa Tegak Basah (wet riser)


Pipa Tegak sistem basah adalah suatu sistem hidran
dimana pada jaringan hidran tersebut telah terisi air
dengan tekanan statis. Air akan keluar pada saat katup di
lantai-lantai dibuka dan pompa akan bekerja secara
otomatis
a. Pipa Tegak Kering (dry riser)
Pada sistem jaringan Pipa Tegak tidak terisi air. Pasokan
dan tekanan air disediakan oleh mobil unit Pemadam
Kebakaran melalui sambungan siamese connection
a. Pipa Tegak Kering dengan sistem Remote Control
Pada sistem ini jaringan pipa tegak juga kosong, namun
aliran air akan diperoleh dari sistem hidran itu sendiri
melalui operasi manual dengan mengaktifkan tombol
manual yang terpasang pada kotak-kotak hidran di lantai-
1.Bagian-bagian yang Penting digunakan
Pemadam Kebakaran

a. Sambungan Pemadam Kebakaran

Siamese Connection adalah merupakan


masukan (inlet) bercabang dua yang berfungsi
untuk memasukkan air kedalam jaringan sistem
hidran apabila pompa kebakaran mengalami
kerusakan atau air didalam reservoir telah habis
Kopling ini biasanya terletak ditempat yang
mudah dilihat dan mudah dijangkau oleh mobil
unit Pemadam Kebakaran.
a. Katup Petugas Pemadam Kebakaran (landing
valve)
Katup ini berupa kopling keluaran (outlet) yang
jenis dan ukurannya sesuai dengan kopling
yang digunakan oleh DPK. Terpasang ditiap
lantai bangunan, dihubungkan pada Pipa Tegak
sistem hidran
Fungsi dari katup ini adalah menghubungkan
slang DPK dengan Pipa Tegak yang pasokan
airnya oleh Unit Mobil Pompa melalui Siamese
Connection.
Sistem Hidran yang diwajibkan katup jenis ini
adalah bangunan dengan Klasifikasi Bangunan
PERSYARATAN TEKHNIS HIDRAN GEDUNG
(SK. GUB. KDKI Jakarta No. 2525 / 1984)
Diameter Slang 2 ½ Inchi 1 ½ Inchi
Minimal Debet Air 900 liter / menit 380 liter / menit
(500 gpm) (100 gpm)
• Untuk bangunan rendah 2
• Untuk bangunan inchi
Minimal Diameter menengah 4 inchi • Untuk bangunan
Pipa Tegak • Untuk bangunan menengah 2½ inchi
tinggi 4 inchi • Untuk bangunan Tinggi 4
inchi
Tekanan Maksimal Tidak terbatas 6,8 kg / cm2 (199 psi)
Tekanan Minimal 4,4 kg / cm2 (65 psi) 4,4 kg / cm2 (65 psi)
Pemakaian 30 menit 30 menit
Minimal
 Letak kotak hidran harus mudah dilihat dan dicapai serta kotaknya
tidak boleh terkunci
 Panjang slang maksimal 30 meter (100 feet), harus tidak bocor dan
tidak lapuk serta diatur sehingga tidak membelit jika ditarik
(direntangkan)
 Pipa pemancar harus selalu terpasang pada slang
 Pipa hidran dan kotak hidran harus dicat merah, kotak hidran
tersebut harus diberi tulisan “HYDRANT” dengan WARNA PUTIH
dan penempatannya tidak terhalang oleh benda-benda lain
 Harus disediakan “Sambungan Dinas Kebakaran”
Kebakaran (Fire Brigade
Connection) yang berupa Kopling Kembar Siam (Siamesse Coupling)
dengan jenis yang sama dengan untuk kopling yang digunakan
Dinas Kebakaran serta ditempatkan pada tempat yang mudah
dijangkau oleh Unit Mobil Pompa Dinas Kebakaran
 Pada bangunan tinggi yang memakai pipa tegak 6 inches harus
disediakan kopling pengeluaran (Landing Valve) yang berdiameter
2½inches dengan bentuk kopling yang sama dengan digunakan
Dinas Kebakaran

Anda mungkin juga menyukai