Anda di halaman 1dari 70

MANAJEMEN PENYIDIKAN PPNS

VENNY YULIUS, S.Sos.


PANGKAT : AJUN KOMISARIS BESAR POLISI
NRP : 74020574
DIK/PENUGASAN :
1. PADAS SERSE, Megamendung (1999)
2. PALAN SERSE, Megamendung (1999)
3. ASEAN TRAINING AWARD, Singapore (2003)
4. H-44 PROJECT WORKSHOP, Thailand (2003)
5. H-44 PROJECT WORKSHOP IN ADVANCE, Singapore (2004)
6. DRUGS CONTROL AND REHABILITATION WORKSHOP, Philippina (2007)
7. FEMALE DRUGS INVESTIGATOR, New Zealand (2007)
8. DRUGS INVESTIGATOR WORKSHOP, Australia (2007)
9. WORKSHOP AND MOU INP & PDRM, Kuala Lumpur, Malaysia (2008)
10. CLANDESTINE LABORATORY CONTROL COURSE, ILEA, Thailand (2009)
11. BASIC TRAINING,ILEA, Thailand (2009)
12. INTERNATIONAL DRUGS ENFORCEMENT COOPERATION, Thailand ( 2010)
13. JCLEC, Semarang (Transnational Crime 2010 & Corruption 2011)
14. INTERNATIONAL DRUGS ENFORCEMENT COOPERATION, Thailand ( 2013)
15. DRUGS TRAFICCKING CONTROL WORKSHOP, Taiwan (2013)
16. INDIVIDUAL POLICE ADVISOR - UNAMID (2014-2015)
LEGALITAS

A KEWAJIBAN
KEBERSAMAAN

S AKUNTABILITAS
PROFESIONAL

A PROAKTIF
MENJUNJUNG TINGGI HAM
S EFEKTIF dan EFISIEN
TRANSPARANSI
MANAJEMEN

1. Pengertian Manajemen

Management berasal dari kata “ to manage “ yang


berarti mengatur, mengurus atau mengolah. Beberapa ahli
manajemen ada yang berpendapat bahwa manajemen sebagai
seni dan ada juga yang berpendapat bahwa manajemen
sebagai strategi untuk mencapai tujuan.
2. Fungsi Manajemen

P EP
RLEA
NNCN
A INNAGA N

OR
PENG OG
RGAA
NNI ZI ISNAGS I A N

P EALCATKUSAATNI N
AGAN

C O N T R O/ L
PENGENDALIAN LING
PENGAWASAN
3. Sarana Manajemen

MAN

MONEY

MATERIAL

MACHINE

METHODE

MARKET
4. Tingkatan Manajemen

TOP
MANAGER

MIDDLE MANAGER

FIRST LINE SUPERVAISER


MANAJEMEN PENYIDIKAN

Pengertian

Kegiatan penyidikan merupakan rangkaian kegiatan


penyidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti melalui
penyelidikan, penindakan, pemeriksaan dan pemberkasan guna
memperjelas tindak pidana yang terjadi dan untuk menemukan
tersangkanya.
Agar tujuan penyidikan tersebut dapat dicapai secara
efektif dan efisien maka proses penyidikan perlu dikelola
dengan menerapkan fungsi manajemen yang terdiri dari :
Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan
Pengendalian / Pengawasan.
1. PERENCANAAN

Perencanaan penyidikan harus memperhatikan beban tugas


yang diemban, norma dan nilai yang berlaku serta sumber daya yang
ada, demikian juga peluang dan kendala yang akan dihadapi (baik
internal / organisasi penyidikan maupun eksternal / lingkungan
strategis ).

PROSES PENYIDIKAN

RENCANA RENCANA
PENYELIDIKAN PENYIDIKAN
ANATOMI PERKARA ....................
KONTRUKSI HUKUM
( PERBUATAN MELAWAN HUKUM )

NO PERBUATAN UNSUR MELAWAN HUKUM PASAL


RENCANA
PENYELIDIKAN

DALAM RANGKA PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PENYIDIKAN

 SURAT PERINTAH PENYELIDIKAN


 JUMLAH DAN IDENTITAS PENYIDIK/PENYELIDIK
 OBYEK, SASARAN DAN TARGET HASIL PENYELIDIKAN
 CARA BERTINDAK
 PERALATAN
 WAKTU
 KEBUTUHAN ANGGARAN
RENCANA PENYELIDIKAN
Nomor : R / / / Renlidik / / 20....

Perkara :
Laporan Kejadian :

WAKTU
CARA PETUGAS PERKIRAAN
NO KEGIATAN SASARAN DAN SARANA KET
BERTINDAK PELAKSANA ANGGARAN
TEMPAT

....................,....................
Penyidik
RENCANA
PENYIDIKAN

Rencana Penyidikan
dibuat dengan tujuan
akhir adalah untuk
membuktikan dugaan
tindak pidana yang
terjadi dan menentukan
tersangkanya, sehingga
hasil kegiatan penyidikan
dapat diserahkan kepada
Penuntut Umum dan
selanjutnya diajukan ke
Sidang Pengadilan
KOP

RENCANA PENYIDIKAN
Nomor : R / / / Rensidik / / 20....

Perkara :
Laporan Kejadian :
Kriteria :
Batasan waktu :

WAKTU
CARA PERKIRAAN
NO KEGIATAN SASARAN DAN PELAKSANA SARANA KET
BERTINDAK ANGGARAN
TEMPAT

....................,....................
Penyidik
A. Sasaran

B. Sumber daya

Rencana Penyidikan C. Cara bertindak

D. Waktu

E. Pengendalian
A. Sasaran

Orang yang melakukan

Perbuatan yang dilakukan

Unsur pasal yang akan diterapkan

Alat bukti dan barang bukti


B. Sumber daya

Personil PPNS

Sarana dan prasarana

Kelengkapan piranti lunak

Anggaran
KRITERIA PENYIDIK PNS

MORAL BAIK, INTEGRITAS,


DEDIKASI DAN PROFESIONAL

PERSONEL PPNS SESUAI DGN


BEBAN TUGAS

POLA KERJA PPNS DLM SIDIK

MENGHINDARI HUBUNGAN
SUBYEKTIFITAS ANTARA PPNS & TSK
JUMLAH PERS PPNS DLM SIDIK
JUMLAH PERSONEL PPNS DLM
MELAKSANAKAN SIDIK
KSS MUDAH = 2 PPNS

KSS SEDANG = 3 PPNS

KSS SULIT = 4 PPNS

KSS SANGAT SULIT = 4 PPNS

KSS TERTENTU, JMLH PPNS DISESUAIKAN SIT


PUTUSAN MK TERKAIT SPDP

 PUTUSAN NO. 130/PUU-XIII/2015, TERKAIT PSL 109 AYAT (1)


KUHAP YG BERBUNYI “ DLM HAL PENYIDIK TELAH MULAI
MELAKUKAN PENYIDIKAN SUATU PERISTIWA YG MERUPAKAN TP,
PENYIDIK MEMBERITAHUKAN KEPADA PENUNTUT UMUM “.
 DIRUBAH MENJADI : “ PENYIDIK WAJIB MEMBERITAHUKAN DAN
MENYERAHKAN SPDP PENYIDIKAN KEPADA PU, TERLAPOR DAN
KORBAN / PELAPOR DLM WAKTU PALING LAMBAT 7 HARI STLH
DIKELUARKANNYA SURAT PERINTAH PENYIDIKAN “.
PUTUSAN MK TERKAIT 2 (DUA)
ALAT BUKTI

• PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI (MK) BERNOMOR 21/PUU-XII/2014.


• DALAM PUTUSANNYA, MAHKAMAH KONSTITUSI MENYATAKAN
INKONSTITUSIONAL BERSYARAT TERHADAP FRASA “BUKTI PERMULAAN”,
“BUKTI PERMULAAN YANG CUKUP”, DAN “BUKTI YANG CUKUP” DALAM
PASAL 1 ANGKA 14, PASAL 17, DAN PASAL 21 AYAT (1) KUHAP SEPANJANG
DIMAKNAI MINIMAL DUA ALAT BUKTI SESUAI PASAL 184 KUHAP. PASAL 77
HURUF A KUHAP DINYATAKAN INKONTITUSIONAL BERSYARAT SEPANJANG
DIMAKNAI TERMASUK PENETAPAN TERSANGKA, PENGGELEDAHAN, DAN
PENYITAAN
• PASAL 184 KUHAP, ALAT BUKTI YAITU :
• KETERANGAN SAKSI
• KETERANGAN AHLI
• SURAT
• PETUNJUK
• KETERANGAN TERDAKWA
BARANG BUKTI

• PSL 39 AYAT (1) KUHAP, BARANG YANG DISITA ANTARA LAIN :


• BENDA/TAGIHAN TSK /TDW YG SELURUH ATAU SEBAGIAN DIDUGA
DIPEROLEH DARI TP. ATAU SEBAGIAN HASIL DARI TP.
• BENDA YG TELAH DIPERGUNAKAN SECARA LANGSUNG UNTUK
MELAKUKAN TP. ATAU UNTUK MEMPERSIAPKANNYA
• BENDA YG DIGUNAKAN UNTUK MENGHALANG-HALANGI
PENYELIDIKAN TP.
• BENDA YG KHUSUS DIBUAT ATAU DIPERUNTUKAN MELAKUKAN TP.
• BENDA LAIN YG MEMPUNYAI HUBUNGAN LANGSUNG DENGAN TP.
YG DILAKUKAN
Anggaran

 PETUNJUK PENGAJUAN DUKUNGAN ANGGARAN DAN PERWABKU


KEGIATAN PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA :
 Pengajuan dukungan anggaran dan pertanggung jawaban
penggunaan anggaran dibuat olh ka tim / unit yang diperintahkan,
karena yang lebih paham akan kebutuhan serta pertanggung
jawabannya adalah personil yang diperintahkan dan tercermin
dalam RAB yang dibuat oleh tim / unit
 Yang dibiayai dalam pelaksanaan kegiatan penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana adalah perjenis kegiatan dalam
penanganan suatu kasus, bukan per-jenis kasus berdasarkan
besaran indek yang terdapat pada RKA-KL / DIPA
 Anggaran dalam menangani satu kasus bisa melebihi indek /
sebaliknya bisa pula kurang dari indek yang telah ditetapkan,
tergantung kepada tingkat kesulitan kegiatan yang dilaksanakan,
karena dalam indek penanganan kasus tindak pidana terdapat
tambahan perhitungan secara lumpsum
 Dukungan anggaran yang dibutuhkan dapat dikeluarkan setelah
mendapat persetujuan dari kasatker selaku KPA dan
diperwabkukan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. (stlh p. 21
atau selesai melaksanakan tugas).
 PELAKSANAAN
 Tim /unit yang menerima Surat Perintah dan dukungan anggaran,
segera melaksanakan tugas
 Tim / unit yang ditugaskan dapat didukung anggaran berdasarkan
UP (Uang Persediaan) yang tersedia pada Urkeu, sesuai dengan
jumlah yang telah disetujui / paling tidak 50% - 70% dari
dukungan anggaran yang diajukan
(UP disiapkan oleh Urkeu degan mengajukan RAB kepada KPPN,
sehingga dapat dengan segera memenuhi kebutuhan anggaran
kegiatan penyelidikan dan penyidikan yang butuh tindakan cepat)
 Dukungan anggaran diberikan kepada tim / unit pada saat mereka
akan melaksanakan tugas dan tidak dibenarkan memberikan
dukungan anggaran pada saat tim / unit selesai melaksanakan
tugas, apalagi harus menunggu kasus tersebut P.21
 PERWABKU
 Setelah melaksanakan tugas, Ka Tim / Unit :
o Mengembalikan bukti - bukti pengeluaran anggaran kepada
kasatker melalui kaurkeu
o Melaporkan pelaksanaan tugas atau resume hasil penyidikan
atau laporan kemajuan penanganan kasus
o Bila ada kegiatan yang dilaksanakan tidak mungkin
mendapatkan bukti pengeluaran anggaran, Ka Tim / Unit
membuat pernyataan tertulis diatas kertas bermaterai
Rp. 6.000,-
 Untuk pengawasan dan pengendalian pengggunaan dukungan
anggaran penyelidikan dan penyidikan dengan prinsip anggaran
berbasis kinerja, tugas Ka Urkeu adalah melaksanakan penyocokan
dan penelitian antara Perwabku dengan RAB dukungan anggaran
yang diajukan serta bukti pendukung lainnya
 Apabila pada pelaksanaan kegiatan terjadi perkembangan yang
harus mendapatkan dukungan anggaran diluar rencana, Ka Tim /
Unit dapat mengajukan kembali permohonan dukungan anggaran
penyelidikan dan penyidikan tersebut dengan melampirkan resume
hasil penyidikan / laporan kemajuan penanganan kasus
 Bila pelaksanaan penggunaan anggaran penyelidikan dan
penyidikan telah sesuai dengan prosedur tersebut diatas, maka
tim / unit yang bersangkutan telah dapat dikatakan memenuhi
Perwabku dan telah melaksanakan anggaran berbasis kinerja
 Rincian perhitungan kebutuhan dukungan anggaran penyelidikan
dan penyidikan dapat mempedomani Surat Kapolri Nomor : B / 333
/ I / 2011 / Bareskrim tanggal 31 Januari 2011 Perihal Petunjuk
Pengajuan Dukungan Anggaran dan Perwabku kegiatan
penyelidikan dan penyidikan tindak pidana TA. 2011
KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR. : KEP / 606 / X / 2010 TANGGAL : 5 OKTOBER 2010

STANDAR BIAYA KHUSUS


DI LINGKUNGAN POLRI T.A. 2011

03.01.10 PROGRAM PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TP


5869 PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TP
0947 Penyelidikan dan Penyidikan TP

1. KLASIFIKASI KEGIATAN SANGAT SULIT Rp. 37.823.000,-


2. KLASIFIKASI KEGIATAN SULIT Rp. 24.276.000,-
3. KLASIFIKASI KEGIATAN SEDANG Rp. 12.475.000,-
4. KLASIFIKASI KEGIATAN MUDAH Rp. 7.575.000,-
5. PELANGGARAN Rp. 210.000,-
BELUM TERMASUK PERHITUNGAN SECARA LUMPSUM
(seperti Jaldis, PAM BB, Giat Labfor, Ident, Sewa Kendaraan Berat dll)
LAMPIRAN SKEP KABARESKRIM POLRI
INDIKATOR PENENTUAN KLASFIKASI GIAT LIDIK / SIDIK
NO. POL. : SKEP/74/X/2007/BARESKRIM
TANGGAL : 29 OKTOBER 2007

N KLASIFI INDIKATOR MASA DUK


O KASI SIDIK GAR
ALAT BUKTI TKP BB ALSUS PERAN (S/D
GIAT LEMBA (JUTAAN
SAKSI SURAT/ PETUNJU AHLI TSK SERAH
PENYIDI GA LAIN TAHAP RUPIAH)
KAN BUKTI K
II
ELEKTRO
NIK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 SANGAT BLM TDK ADA TDK ADA KETERA BLM BLM TDK ADA SA SA 120 HR 37.823.0
SULIT DIKETAHU /SEBAGI /SEBAGI NGAN DIKETA DIKE /SEBAGI NGAT NGAT +
(LEVEL I (TDK DPT AN ADA AN ADA NYA HUI TAHUI AN ADA PERLU PERLU Lumpsum
I) IDENTIFI MUTLAK
KASI TSK) DIPERLU
KAN

SULIT BLM TDK ADA TDK ADA KETERA BLM RUSAK / ADA SA SA 25.276.0+
2 DIKETAHU 90 HR
(LEVEL /SEBAGI /SEBAGI NGAN DIKETA BERU /SEBAGI NGAT NGAT Lumpsum
II) I (TDK DPT AN ADA AN ADA AN ADA
IDENTIFI NYA HUI BAH PERLU PERLU
MUTLAK
KASI TSK) DIPERLU
KAN

3 SEDANG DPT ADA


ADA ADA PERLU / DIKETA SEBAGI PERLU PERLU 12.475.0+
(LEVEL IDENTIFI /SEBAGI /SEBAGI TDK /SEBAGI 60 HR
III) KASI TSK HUI/BLM AN BERU AN ADA Lumpsum
AN ADA AN ADA PERLU
DITEMU BAH
KAN

4 MUDAH MENGE ADA ADA PERLU / ASLI / ADA


(LEVEL NAL/DPT /SEBAGI /SEBAGI TDK ADA/DPT ORIGI TDK / TDK / 7.575.0+
DITEMU 30 HR Lumpsum
IV) IDENTIFI AN ADA AN ADA PERLU NAL PERLU PERLU
KASI TSK KAN
RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
KEGIATAN LIDIK-SIDIK KASUS ……..
LP / L I NOMOR . : ………………….
SESUAI SPRIN KABARESKRIM POLRI NOMOR: SPRIN/……..

N JUMLAH
URAIAN INDEK (Rp) VOLUME GIAT PERHITUNGAN (Rp)
O GAR (Rp)

1 PENYELIDIKAN :
a. Jasa sumber informasi 1.000.000,- 2 Orang x indek 2 Orang x 1.000.000,- 2.000.000,-
b. Dokumentasi kegiatan penyelidikan 500.000,- 1 Perkara x indek 1 Perkara x 500.000,- 500.000,-
c. Transportasi & akomodasi giat lidik :
1) Jakarta – Surabaya (PP) 2.500.000,- 5 Orang x indek 5 Orang x 2.500.000,- 12.500.000,-
2) Airport tax 50.000,- 5 Orang x indek 5 Orang x 50.000,- 250.000,-
3) Taksi ke bandara 150.000,- 5 Orang x indek 5 Orang x 160.000,- 800.000,-
d. Uang hatian (uang makan, uang saku,
uang transport lokal 350.000,- 5 Orang x 3 hari x indek 5 Orang x 3 hari x 350.000,- 5.250.000,-
e. Penginapan di Surabaya 390.000,- 5 Orang x 2 hari x indek 5 Orang x 2 hari x 390.000,- 3.900.000,-
f. Pulsa telepon 500.000,- 2 Unit x indek 2 Unit x 500.000,- 1.000.000,-
g. Sarana penyamaran 150.000,- 5 Orang x 3 hari x indek 5 Orang x 3 hari x 150.000,- 2.250.000,-
h. Sewa kendaraan di Surabaya
i. ATK pembuatan laporan :
1) ATK 100,- Jumlah lembar x indek 100 Lembar x 100,- 10.000,-
2) Foto copy 250,- Jumlah lembar x indek 700 Lembar x 250,- 175.000,-
3) Penjilidan 10.000,- Jumlah naskah x indek 5 Naskah x 10.000,- 50.000,-

2 PENYIDIKAN :
a. Pemanggilan Saksi dalam kota
1) Transport Saksi di DKI Jakarta 110.000,- 5 Orang x indek 5 Orang x 110.000,- 550.000,-
2) Makan 32.000,- 5 Orang x indek 5 Orang x 32.000,- 150.000,-
3) Snack 10.000,- 5 Orang x indek 5 Orang x 10.000,- 50.000,-
4) Dst.........
N JUMLAH
URAIAN INDEK (Rp) VOLUME GIAT PERHITUNGAN (Rp)
O GAR (Rp)

b. Pemanggilan Saksi luar kota


1) Transport Saksi di Surabaya 2.500.000,- 5 Orang x indek 5 Orang x 2.500.000,- 12.000.000,-
2) Makan 32.000,- 5 Orang x indek 5 Orang x 32.000,- 160.000,-
3) Snack 10.000,- 5 Orang x indek 5 Orang x 10.000,- 50.000,-
4) Dst.........

3 MINDIK :
a. Pembuatan Resume BAP, rata-rata 23
lembar dibuat rangkap 7 :
1) ATK 100,- Jumlah lembar x indek 23 Lembar x 100,- 2.300,-
2) Photo copy 250,- Jumlah lembar x indek 161 Lembar x 250,- 40.000,-
b. Pemberkasan :
Isi Berkas rata-rata 21 jenis Berita
Acara, 26 jenis Surat Perintah, 1
Resume dan daftar-daftar lainnya :
1) Photo copy seluruh kelengkapan 250,- Jml lbr x Jml naskah x indek 488 lbr x 5 nskh x 250,- 610.000,-
administrasi penyelidikan dan
penyidikan yang telah dilakukan,
rata-rata tiap perkara 488 lembar
diperbanyak menjadi 5 eksemplar
BAP
2) Pembuatan cover 5.520,- Jumlah cover x indek 5 Cover x 5.520,- 27.000,-
3) Penjilidan 10.000,- Jumlah naskah x indek 5 Naskah x 10.000,- 50.000,-
c. Penyerahan Berkas, BB dan Tersangka 110.000,- Jumlah orang x indek Lumpsum Lumpsum
kepada Penuntut Umum

JUMLAH 42.884.000,-

Jakarta, September 2011


KETUA TIM / KANIT ….

----------------------------------
PROSES PENGAJUAN RENBUTGAR

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN

SURAT PERINTAH MEMBAYAR

KANTOR PUSAT PERBENDAHARAAN NEGARA

SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA

BANK

DANA
C. Cara bertindak

Strategi penyidikan
ditetapkan berdasarkan
teknis dan taktis
penyidikan serta juklak
dan juknis penyidikan
sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan.
PENYELIDIKAN

PENGOLAHAN TKP SURVEILANCE (PEMBUNTUTAN)

OBSERVASI (PENGAMATAN) TRACKING (PELACAKAN)

INTERVIEW (WAWANCARA) UNDERCOVER (PENYAMARAN)

PENELITIAN DAN ANALISIS DOKUMEN

PENYIDIKAN

PENINDAKAN PEMERIKSAAN SAIRAHKARA


PEMANGGILAN SAKSI MINDIK
PENANGKAPAN AHLI P’SELESAIAN PERKARA
PENAHANAN TERSANGKA P’LIMPAHAN PERKARA
PENGGELEDAHAN P’HENTIAN PERKARA
PENYITAAN BANTUAN HUKUM P’LIMPAHAN PENYIDIKAN
D. Waktu

RENCANA KEGIATAN PENYIDIKAN


HARIAN
( MINGGU KE-1 )

.............. .............. ..............


.............. .............. ..............
.............. .............. ..............
.............. .............. ..............
SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU MINGGU
Gelar .............. ..............
Perkara .............. ..............
Tahap .............. ..............
Awal .............. ..............
RENCANA KEGIATAN PENYIDIKAN
MINGGUAN

JANUARI PEBRUARI MARET

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PUL ALAT BUKTI SUN THP PROSES JPU THP


1. KET SAKSI BP I II
2. KET AHLI
3. SURAT
4. PETUNJUK
5. KET TERSANGKA
BERDASARKAN KEGIATAN PENYIDIKAN

 Masa Penahanan
- Penyidik : 20 hari.
- Kejaksaan : 40 hari.
- Pengadilan : 60 hari.

 Pelimpahan Perkara
- Tahap I : Pengiriman Berkas Perkara kepada PU.
- Psl. 138 ayat (1) : Dalam wkt 7 hari, PU wajib
memberitahukan hasil penyidikan.
- Psl. 138 ayat (2) : Dalam wkt 14 hari
penyidik harus sdh menyerahkan
kembali berkas yang telah
dilengkapi kepada PU.
- Tahap II : Serah terima tersangka dan barang bukti.
BERDASARKAN KRITERIA PERKARA

MUDAH

 Aspek Saksi
- Ada Saksi yang melihat, mendengar dan mengetahui secara
langsung.
- Tempat tinggal Saksi berada dalam satu kecamatan dengan kantor
Penyidik.
- Saksi korban perbuatan pidana lebih dari 2 orang.
 Aspek Ahli
- Dalam proses penyidikan tidak diperlukan keterangan ahli.
 Aspek Surat
- Terdapat bukti surat yang berkaitan dengan perkara yang terjadi.
- Mudah didapat.
- Tidak diperlukan bukti surat dalam perkara yang ditangani.
 Aspek Petunjuk
- Terdapat kesesuaian antara keterangan Saksi, keterangan
Tersangka dan Barang-bukti.
 Aspek Tersangka
- Tertangkap tangan.
- Menyerahkan diri.
- Keberadaan dan identitas diketahui serta mudah didapat.
- Keterangan Tersangka mudah didapat.
- Tidak lebih dari 2 orang.
- Sehat jasmani dan rokhani.
 Aspek Tempat Kejadian Perkara
- Mudah dijangkau.
- Masih utuh.
- Tidak diperlukan pengolahan TKP dalam kasus tertentu.
 Aspek Barang-bukti
- Mudah didapat.
- Tidak diperlukan pemeriksaan ahli atau forensik.
- Mudah diamankan.
- Tidak diperlukan pengamanan khusus.
- Tidak diperlukan pengangkutan dengan alat khusus.
- Tidak diperlukan tempat khusus untuk mengamankan.
 Aspek Alat Khusus Pendukung Kepolisian
- Tidak diperlukan alat khusus untuk mendukung proses penyidikan
perkara yang ditangani.
 Aspek Peranan Lembaga Lain
- Tidak diperlukan peranan lembaga lain dalam proses penyidikan
perkara yang ditangani.
SEDANG

 Aspek Saksi
- Ada Saksi yang melihat, mendengar dan mengetahui secara
langsung.
- Tempat tinggal Saksi berada dalam satu kecamatan dengan kantor
Penyidik.
- Saksi korban perbuatan pidana lebih dari 3 orang.
 Aspek Ahli
- Dalam proses penyidikan tidak diperlukan keterangan ahli, namun
apabila diperlukan Ahli tersedia diwilayah hukum penyidik.
 Aspek Surat
- Terdapat bukti surat yang berkaitan dengan perkara yang terjadi.
- Mudah didapat.
- Diperlukan bukti surat dalam perkara yang ditangani.
 Aspek Petunjuk
- Terdapat sebagian petunjuk yang berkesesuaian dengan
keterangan Saksi, keterangan Tersangka dan Barang-bukti.
- Ada bukti petunjuk yang didapat mengarah kepada Tersangka.
 Aspek Tersangka
- Tidak terganggu kesehatannya.
- Keberadaan dan identitas diketahui serta mudah didapat.
- Tidak merupakan bagian dari pelaku kejahatan terorganisir.
- Tidak lebih dari 3 orang.
 Aspek Tempat Kejadian Perkara
- Mudah dijangkau.
- Masih utuh.
- Diperlukan pengolahan TKP dalam kasus tertentu.
- Diperlukan bantuan teknis Kepolisian dalam olah TKP.
 Aspek Barang-bukti
- Mudah didapat.
- Diperlukan pemeriksaan ahli atau forensik.
- Mudah diamankan.
- Tidak diperlukan pengamanan khusus.
- Tidak diperlukan pengangkutan dengan alat khusus.
- Tidak diperlukan tempat khusus untuk mengamankan.
 Aspek Alat Khusus Pendukung Kepolisian
- Diperlukan alat khusus untuk mendukung proses penyidikan
perkara yang ditangani.
 Aspek Peranan Lembaga Lain
- Diperlukan peranan lembaga lain dan mudah mendapatkannya
dalam proses penyidikan perkara yang ditangani.
SULIT

 Aspek Saksi
- Tempat tinggal Saksi berada dalam satu kecamatan dengan kantor
Penyidik.
- Saksi korban perbuatan pidana lebih dari 2 orang.
- Bukan merupakan sumber pertama.
- Berhubungan dengan lembaga lain.
- Diperlukan penterjemah.
- Diperlukan prosedur / birokrasi khusus.
 Aspek Ahli
- Diperlukan keterangan beberapa Ahli.
- Belum tersedia Ahli diwilayah hukum penyidik.
 Aspek Surat
- Tersedia sebagian dari bukti surat yang diperlukan.
- Sangat diperlukan.
- Diperlukan ijin khusus untuk mendapatkan bukti surat.
 Aspek Petunjuk
- Terdapat sebagian petunjuk yang belum sesuai antara keterangan
Saksi, keterangan Tersangka dan Barang-bukti yang ditemukan belum
mengarah kepada Tersangka.
 Aspek Tersangka
- Belum diketahui identitasnya.
- Terganggu kesehatannya.
- Dilindungi kelompok tertentu.
- Memiliki jabatan tertentu yang mempunyai hak-hak khusus yang
diatur dalam undang-undang.
- Lebih dari 3 orang.
 Aspek Tempat Kejadian Perkara
- Sulit dijangkau.
- Tidak utuh.
- Diperlukan pengolahan TKP.
- Diperlukan bantuan teknis Kepolisian dalam olah TKP.
- Diperlukan pengamanan khusus terhadap TKP.
- TKP lebih dari 1 lokasi pada wilayah hukum penyidik.
 Aspek Barang-bukti
- Sulit didapat.
- Diperlukan pemeriksaan ahli atau forensik.
- Diperlukan pengamanan khusus.
- Diperlukan pengangkutan dengan alat khusus.
- Diperlukan tempat khusus untuk mengamankan.
 Aspek Alat Khusus Pendukung Kepolisian
- Diperlukan alat khusus untuk mendukung proses penyidikan
perkara yang ditangani.
 Aspek Peranan Lembaga Lain
- Diperlukan peranan lembaga lain dalam proses penyidikan perkara
yang ditangani.
SANGAT SULIT

 Aspek Saksi
- Keberadaan Saksi di luar negeri, alamat tidak jelas, daerah
terpencil.
- Kurang dari 2 orang.
- Tidak berhubungan langsung / bukan sumber pertama.
- Berhubungan dengan lembaga lain.
- Diperlukan penterjemah yang disumpah.
- Diperlukan ijin khusus dalam menghadirkan Saksi.
- Diperlukan pengamanan khusus.
- Saksi sakit-sakitan.
 Aspek Ahli
- Sangat diperlukan.
- Harus didatangkan dari luar provinsi atau luar negeri.
 Aspek Surat
- Sulit ditemukan.
- Sangat diperlukan.
- Diperlukan ijin khusus untuk mendapatkan bukti surat.
- Diperlukan pemeriksaan forensik terhadap bukti surat.
 Aspek Petunjuk
- Petunjuk yang ada belum memperlihatkan kesesuian antara
keterangan Saksi, keterangan Tersangka dan Barang-bukti yang
ditemukan.
 Aspek Tersangka
- Belum diketahui identitasnya.
- Terganggu kesehatannya.
- Dilindungi kelompok tertentu.
- Lebih dari 4 orang.
- Dalam pemeriksaan diperlukan penterjemah / ahli bahasa..
- Dalam pemeriksaan diperlukan ijin khusus.
- Warga negara asing.
- Melarikan diri keluar negeri.
 Aspek Tempat Kejadian Perkara
- Sulit dijangkau.
- Tidak utuh.
- Diperlukan pengolahan TKP.
- Diperlukan bantuan teknis Kepolisian dalam olah TKP.
 Aspek Barang-bukti
- Sulit didapat.
- Diperlukan pemeriksaan ahli atau forensik.
- Diperlukan pengamanan khusus.
- Diperlukan pengangkutan dengan alat khusus.
- Diperlukan tempat khusus untuk mengamankan.
 Aspek Alat Khusus Pendukung Kepolisian
- Sangat diperlukan.
- Peralatan yang dibutuhkan perlu didatangkan dari luar negeri.
- Peralatan yang dibutuhkan tidak tersedia diwilayah hukum
penyidik.
 Aspek Peranan Lembaga Lain
- Peranan lembaga lain mutlak diperlukan.
- Lebih dari 1 lembaga yang berperan dalam proses penyidikan.
E. Pengendalian

MENYIAPKAN ADMINISTRASI PENYIDIKAN

Administrasi Penyidikan adalah Penata usahaan penyelenggaraan


administrasi yang meliputi kegiatan Pencatatan, Pelaporan dan
Pendataan untuk kepentingan operasional penyidikan.
 Adiministrasi penyidikan dalam berkas perkara :
1. Daftar isi
2. Resume
3. Laporan Polisi
4. Surat Perintah Tugas
5. Surat Perintah Penyidikan
6. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
7. Berita Acara Pemeriksaan TKP
8. Surat Panggilan Saksi / Ahli
9. Surat Perintah Membawa Saksi
10. Berita Acara Membawa dan Menghadapkan Saksi
11. Berita Acara Penyumpahan Saksi / Ahli
12. Berita Acara Pemeriksaan Saksi / Ahli
13. Surat Panggilan Tersangka
14. Surat Perintah Penangkapan
15. Berita Acara Penangkapan
16. Berita Acara Pemeriksaan Tersangka
17. Berita Acara Konfrontasi
18. Berita Acara Rekontruksi
19. Surat Permintaan Bantuan Penangkapan
20. Berita Acara Penyerahan Tersangka
21. Surat Perintah Pelepasan Tersangka
22. Berita Acara Pelepasan Tersangka
23. Surat Perintah Penahanan
24. Berita Acara Penahanan
25. Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan
26. Surat Penetapan Perpanjangan Penahanan
27. Berita Acara Perpanjangan Penahanan
28. Surat Pemberitahuan Perpanjangan Penahanan kepada
keluarga Tersangka
29. Surat Perintah Pengeluaran Tahanan
30. Berita Acara Pengeluaran Tahanan
31. Surat Perintah Pembantaran Penahanan
32. Berita Acara Pembantaran Penahanan
33. Surat Perintah Pencabutan Pembantaran Penahanan
34. Berita Acara Pencabutan Pembantaran Penahanan
35. Surat Perintah Penahanan Lanjutan
36. Berita Acara Penahanan Lanjutan
37. Surat Permintaan Izin/Izin Khusus Penggeledahan kepada
Ketua Pengadilan
38. Surat Perintah Penggeledahan
39. Surat Permintaan Persetujuan Penggeledahan kepada
Ketua Pengadilan
40. Berita Acara Penggeledahan Rumah tinggal / Tempat
tertutup lainnya
41. Surat Permintaan Izin/Izin khusus Penyitaan kepada Ketua
Pengadilan
42. Surat Permintaan Persetujuan Penyitaan kepada Ketua
Pengadilan
43. Surat Perintah Penyitaan
44. Surat Permintaan Persetujuan Presiden, Mendagri, Jaksa
Agung, Gubernur, Majelis Pengawas Daerah (Notaris) untuk
melakukan Pemanggilan / Pemeriksaan terhadap Pejabat
tertentu
45. Surat Perintah Pembungkusan, Penyegelan dan Pelabelan
Barang bukti
46. Berita Acara Pembungkusan, Penyegelan dan Pelabelan
Barang bukti
47. Surat Perintah Pengembalian Barang Bukti
49. Berita Acara Pengembalian Barang Bukti
50. Surat Permintaan Bantuan Pemeriksaan Labfor
51. Surat Hasil Pemeriksaan Labfor
52. Surat Permintaan Bantuan Pemeriksaan Identifikasi
53. Surat Hasil Pemeriksaan Identifikasi
54. Surat Pengiriman Berkas Perkara
55. Tanda Terima Berkas Perkara
56. Surat Pengiriman Tersangka dan Barang Bukti
57. Berita Acara Serah Terima Tersangka dan Barang Bukti
58. Surat Bantuan Penyelidikan
59. Daftar Saksi
60. Daftar Tersangka
61. Daftar Barang bukti
62. Surat Permintaan Blokir Rekening Bank
63. Berita Acara Blokir Rekening Bank
64. Surat Permintaan Pembukaan Blokir Rekening Bank
65. Berita Acara Pembukaan Blokir Rekening Bank
66. Surat Permintaan Penangkapan Tersangka yang masuk
67. Daftar Pencarian Orang (DPO)
68. Surat Pencabutan Permintaan Penangkapan Tersangka
yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO)
69. Surat pencabutan permintaan pencarian barang sesuai
Daftar Pencarian Barang (DPB)
70. Surat Permintaan Cegah dan Tangkal (CEKAL)
71. Surat Pencabutan Cegah dan Tangkal (CEKAL)
72. Surat Perintah Penitipan Barang Bukti
73. Berita Acara Penitipan Barang Bukti
75. Surat Perintah Penyisihan Barang Bukti
76. Berita Acara Penyisihan Barang Bukti
77. Surat Perintah Pelelangan Barang Bukti
78. Berita Acara Pelelangan Barang Bukti
79. Surat Perintah Pemusnahan Barang Bukti
80. Berita Acara Pemusnahan Barang Bukti

 Administrasi penyidikan lainnya yang dapat dilampirkan di


dalam berkas perkara meliputi :
o Surat Perintah Penyelidikan
o Laporan Hasil Penyelidikan
o Kartutik kejahatan/pelanggaran
o Kartu sidik jari
o Foto Tersangka dalam 3 (tiga) posisi
MENYIAPKAN PENGAWASAN PENYIDIKAN

 Membuat buku kotrol penyidikan.


 Membuat materi supervisi / atensi.
 Membuat jadwal evaluasi.
 Membuat laporan kegiatan penyidikan.
 Membuat data penyelesaian perkara.
2. PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian dilaksanakan oleh Atasan PPNS berdasarkan


hubungan dan tata kerja organisasi di lingkungan instansi PPNS.
Kegiatan Atasan PPNS dalam menjalankan fungsi pengorganisasian
adalah :
1) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan
tugas serta menetapkan prosedur yang diperlukan.
2) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab.
3) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia (PPNS).
4) Kegiatan penempatan sumber daya manusia (PPNS) pada posisi
yang tepat.
Dengan demikian setelah proses perencanaan dijalankan maka
susunan organisasi / tim penyidikan yang telah ditentukan posisinya
masing-masing haruslah mengerti tugas dan peran masing-masing.
3. PELAKSANAAN

BUKAN
P PIDANA
PIDANA
INFORMASI E
R
LAPORAN I WAS LAPOR
S LK TKP MAT LHP
ATASAN
PENGADUAN T LIT
I
TEMUAN W
A

SPRINDIK SPDP PENYIDIK POLRI JPU PN VONIS

PENINDAKAN PEMERIKSAAN SAIRAHKARA


SPDP KORWAS JPU

PENINDAKAN PEMERIKSAAN SAIRAHKARA


PEMANGGILAN SAKSI MINDIK
PENANGKAPAN AHLI P’SELESAIAN PERKARA
PENAHANAN TERSANGKA P’LIMPAHAN PERKARA
PENGGELEDAHAN P’HENTIAN PERKARA
PENYITAAN BANTUAN HUKUM P’LIMPAHAN PENYIDIKAN
4. PENGENDALIAN

KOORDINASI
PENGENDALIAN PENYIDIKAN DAN
PENGAWASAN

ATASAN PPNS PENYIDIK POLRI


ATASAN PPNS

TUGAS

 Atasan PPNS bertugas untuk memastikan setiap tahapan


penyidikan berjalan sesuai ketentuan, melalui upaya sebagai
berikut :
 Tahap persiapan :
o Meneliti kelengkapan administrasi penyidikan dan rencana
penyidikan
o Memberikan petunjuk dan arahan tentang kegiatan
penyidikan yang akan dilaksanakan, secara rinci dan jelas
untuk menghindari kesalahan penafsiran oleh PPNS
o Berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik internal maupun
eksternal melalui kontak pribadi, rapat atau kunjungan dinas
untuk kelancaran proses penyidikan
 Tahap pelaksanaan :
o Menjamin proses penyidikan terlaksana secara transparan dan
akuntabel sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
o Melakukan kegiatan pengawasan penyidikan melalui :
 Pemeriksaan tata naskah administrasi penyidikan
 SP2HP
 Pemeriksaan laporan kemajuan penyidikan
 Pengelolaan tahanan dan barang bukti
 Supervisi
 Pelaksanaan gelar perkara
 Tahap pengakhiran :
o Meneliti kelengkapan berkas perkara sebelum diajukan ke JPU
melalui Korwas untuk menghindari terjadinya bolak-balik
berkas perkara
o Memberikan petunjuk kepada PPNS ketika berkas perkara
dikembalikan oleh JPU
o Mengikuti perkembangan penyerahan berkas perkara,
tersangka dan barang bukti kepada JPU
o Meneliti secara cermat pertimbangan hukum, dasar penetapan
SP3
PERAN

 Atasan PPNS berperan untuk :


 Memberdayakan seluruh sumber daya personel, materiil, dan
anggaran untuk menjamin terselenggaranya proses penyidikan
secara efektif dan efisien
 Melakukan Anev hasil penyidikan, mengendalikan jalannya
penyidikan serta memantau kinerja PPNS
 Mengawasi pelaksanaan kegiatan penyidikan yang memenuhi
persyaratan formal dan material
 Melakukan analisis hasil akhir penyidikan
 Menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam penyidikan
secara profesional
TANGGUNG JAWAB

 Atasan PPNS bertanggung jawab secara manajerial terhadap :


 Keselamatan PPNS dalam pelaksanaan tugas
 Peningkatan pengetahuan dan keterampilan PPNS
 Proses penyidikan serta penyelesaian penanganan perkara
 Pemecahan masalah dan hambatan yang dihadapi oleh PPNS
dalam pelaksanaan tugas
 Penyelenggaraan proses penyidikan secara profesional,
prosedural, objektif, transparan dan akuntabel
 Terwujudnya kepastian hukum dalam proses penyidikan
 Adanya gugatan praperadilan atau upaya hukum lain sebagai
akibat dari proses penyidikan
 Independensi penyidikan
 Komplain masyarakat
 Pemberitaan media massa yang dapat menimbulkan opini yang
salah terhadap penyidikan
PENYIDIK POLRI

TUGAS

 Menerima Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) oleh


PPNS
 Memberi bantuan teknis, taktis, upaya paksa & konsultasi penyidikan
kepada PPNS untuk penyempurnaan & mempercepat penyelesaian
berkas perkara
 Menerima berkas perkara dari PPNS dan meneruskan kepada
Penuntut Umum
 Menghadiri dan memberikan saran serta petunjuk dalam pelaksanaan
Gelar Perkara oleh PPNS
 Tukar menukar informasi tentang dugaan adanya tindak pidana yang
penyidikannya dilakukan oleh PPNS
 Melakukan penyidikan bersama dengan PNNS
 Melaksanakan rapat secara berkala dengan PPNS
PERAN

 Menghadiri dan memberikan petunjuk dalam gelar perkara yang


dilaksanakan PPNS
 Meminta dan meneliti laporan kemajuan penyidikan dari PPNS
 Bersama PPNS meneliti berkas perkara hasil penyidikan yang
dilaksanakan oleh PPNS dan meneruskan kepada Penuntut Umum
 Atas dasar permintaan pimpinan instansi PPNS melaksanakan
supervisi bersama ke jajaran PPNS yang bersangkutan
 Melakukan pendataan jumlah, instansi dan wilayah penugasan PPNS,
penanganan perkara oleh PPNS serta bantuan penyidikan dari
penyidik
 Analisis dan evaluasi pelaksanaan tugas penyidikan yang dilakukan
oleh PPNS
KOORDINASI
PELAKSANAAN
PENYIDIKAN DAN
KEGIATAN
PENGAWASAN

PPNS PENYIDIK POLRI

ANGGARAN
ANGGARAN
Segala biaya yang timbul
Dalam pelaksanaan Koordinasi
dalam rangka pelaksanaan
dan Pengawasan penyidikan
penyidikan oleh PPNS
oleh Penyidik Polri terhadap
dibebankan kepada anggaran
PPNS berupa bantuan
instansi PPNS sesuai dengan
penyidikan, dibebankan
tugas, fungsi dan kewenangan
kepada anggaran Polri
masing-masing
Pusdik Reskrim Polri - Megamendung

Anda mungkin juga menyukai