DASAR

UU NO. 8 TAHUN 1981 TENTANG KUHAP

UU NO. 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
UU NO. 29 TAHUN 2000 TENTANG PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN
PP NO. 58 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KUHAP
PERPRES NO. 52 TAHUN 2010 TTG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA POLRI
PERKAP NO. 14 THN 2010 TTG PEDOMAN SIDIK TP DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI
SIDIK

MAKSUD TUJUAN

 DIJADIKAN PEDOMAN BAGI PENYIDIK

DAN ATASAN PENYIDIK

RUANG LINGKUP

 PENYELENGGARAAN MANAJEMEN
PENANGANAN PERKARA SERTA
PERAN PEJABAT DAN PENYIDIK
POLRI
3
 MELIBATKAN LEBIH DARI
SEORANG PENYIDIK
 KETERBATASAN SUMBER DAYA
 DIBATASI OLEH HAM
 KONSEKUENSI HUKUM DAN
TUNTUTAN AKUNTABILITAS

4
LEGALITAS KEWENANGAN

KEWENANGAN
SKEP
PSL 70 UU NO. 29 THN 2000
KTP TTG

SUMPAH PERLINDUNGAN VARIETAS

TANAMAN

PROSES

5
 MANAJEMEN PENYIDIKAN

PENGERAHAN/ SERANGKAIAN
PENGELOLAAN TINDAKAN
SEGALA SUMBER PENYIDIK,
DAYA SCR KUMPUL BUKTI,
EFEKTIF/EFISIEN BUAT TERANG TP,
DLM MENCAPAI GUNA
TUJUAN MENENTUKAN
TSK

5
 • KET SAKSI
• KET AHLI
PARAMETER ASPEK
• SURAT
PSL 184 KUHAP LEGALITAS
• PETUNJUK
• KET TDW

KEPASTIAN, KEMANFAATAN,
KEADILAN
SIDIK TP PEMBUKTIAN SIDIK
(P 21)

SAKSI

PISAU ANALISIS ASPEK

BUKTI TKP LEGITIMASI

BB PELAKU

6
LAPORAN KEJADIAN PROSES PENYIDIKAN

SPRIN-DIK KIRIM :
PERISTIWA PIDANA - JPU
JPU
SPDP
- PELAPOR

SPGL
SESUAI TSK
SP-BAWA SAKSI THP 2
KEWENANGAN
SP-LEDAH
SP. SITA
HON/TAP LEDAH/SITA BANTUAN
SP-KAP P=21
SP-HAN
POLRI
P-19
SP-BANTAR
SP.CABUT BANTAR
SP-HAN LANJUT
TDK ADA THP I
KEWENANGAN
SP-PANJANG HAN
SP-ALIH JENIS HAN
SP-KELUAR HAN
PEMBERKASAN
DLL KIRIM PEMBERITAHUAN RESUME
TAP TSK: JPU, PEL & TSK SAMPUL
DAFTAR2
PENGIRIMAN BP

GELAR TAP SURAT / BA

BERITA ACARA TAP TSK GELAR
TSK
SPGL TSK
BAP TSK
7
 LAKS RIKSA KEBENARAN LAPORAN / KET

LAKS RIKSA ORG / BADAN

MINTA KET DAN BHN BUKTI DARI ORG /

BADAN
WEWENANG SIDIK
PASAL 70 AYAT (2) UU LAK RIKSA PEMBUKUAN, CATATAN DAN
NO. 29 THN 2000 DOK
(TERBATAS)
RIKSA TMPT TERTENTU YG DUGA TRDPT
BHN BUKU

LAK PENYITAAN

MINTA BANTUAN AHLI

 BANTUAN PENYIDIKAN

KUHAP
BANTUAN - PERSONIL
TAKTIS : - PERALATAN
- TNG PENGAJAR,

BANTUAN - LABFOR
TEKNIS : - NCB SIDIK
- IDENT MEMENUHI
BANTUAN - PSIKOLOGI SYARAT
PROSES
PENYIDIKAN FORMAL
SIDIK
KPD PPNS BANTUAN - PENANGKAPAN &
UPAYA - PENAHANAN MATERIAL
PAKSA : - GELEDAH
- SITA, DSB

KONSULTASI TEKNIS
PENYIDIKAN

UU PPNS
15
 PERENCANAAN

SUMBER DAYA
PENGORGANISASIAN
(PERSONIL,
MATERIIL,DANA) PENYIDIKAN
DIMOBILISIR YG MASKIMAL,
SECARA EFEKTIF &
PELAKSANAAN TERENCANA, EFISIEN
TERORGANISIR
DAN TERKENDALI

PENGAWASAN
 TENTUKAN TIM PENYIDIK YG MILIKI
MAN PENGETAHUAN, KEMAPUAN
KETERAMPILAN SESUAI DGN TP YG
&

TERJADI

PEMBIAYAAN KEGIATAN SESUAI

MONEY TINGKAT KESULITAN

SOFTWARE
I. PERENCANAAN LAP POLISI/LAPORAN KEJADIAN
(UTK MENDAPATKAN HSL MAX,
MEMINIMIZE RESIKO)
HASIL SIDIK
SPRIN SIDIK
KET YG BERHASIL DIKUMPULKAN
MATERIAL MINDIK YG DILAKUKAN
HASIL GELAR PERKARA
HARDWARE
SARANA & PRASARANA SIDIK
BB YG BERHASIL DISITA

SESUAI DGN KETENTUAN PROSES

METODE PENYIDIKAN TP YG DIATUR DLM
KUHAP
 PENGORGANISASIAN

SECARA
STRUKTURAL

TANGGUNG JAWAB

SECARA SECARA
STRUKTURAL FUNGSIONAL
 DISUSUN SECARA
LOGIS
SEBAGAI PEDOMAN
YG MEMUDAHKAN
PELAKSANAAN
P TINDAKAN SECARA
E DETAIL
L
A
K MEMPERBESAR
DIPERLUKAN
S TINDAKAN TAMBAHAN PENYIDIK MANDAT
A TAMBAHAN DAN PERLENGKAPAN KONFLIK
REVISI PERENCANAAN KEWENANGAN
N (DI LUAR SEGERA DILAKUKAN
PERENCANAAN) KEMAMPUAN
A UPAYA PEMECAHAN
MASALAH PEMBANTUAN
A
SUMBER DAYA
N BANTUAN TAKTIS DLL
DAN TEKNIS
 Time line penyidikan
SECARA
 Salah satu dept/unit kerja yang mengurusi kasus
BERJENJANG
yang lama tidak selesai
(BENTUK BACK UP)
 DPO Responsibility
 Kepentingan kinerja
16
 MENGARAH PADA TUJUAN KHUSUS
MAUPUN TUJUAN AKHIR
MEMPERTIMBANGKAN KENDALA DAN
PELUANG
KETERSEDIAAN SDM
P PENENTUAN WAKTU
PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA
E
ESTIMASI BIAYA
N
A JUMLAH PENYIDIK
TAHAP
W PENGORGANISASIAN
KOMPETENSI PROFESIONAL PENYIDIK
TEAM WORK
A PEMBAGIAN KERJA
S KOMITMEN DAN VISI

A  Pakai pengawasan saja, jangan pakai pengendalian

 Penggeledahan petugas sebelum lakukan lidik (narkoba)
N  Pimpinan sebagai pengawas dan bertanggung jawab atas jalannya sdik
 Control berlapis

SECARA ADMINISTRATIF
SECARA FISIK

17
 PENGERTIAN

MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PPNS ADALAH

PENGELOLAAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA OLEH
PPNS SECARA TERENCANA, TEROGANISIR,
TERKENDALI, SEHINGGA PENYIDIKAN BERJALAN
SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN DAN BERKASNYA
MEMENUHI SYARAT FORMIL DAN MATERIL.

15
 PERENCANAAN PENYIDIKAN

RENCANA PENYIDIKAN OLEH PPNS DIBUAT DENGAN MENENTUKAN:

A. SASARAN PENYIDIKAN.
RENCANA PENENTUAN SASARAN PENYIDIKAN MELIPUTI PENETAPAN:
1. ORANG YANG DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA;
2. PERBUATAN PIDANA (KEJAHATAN ATAU PELANGGARAN);
3. UNSUR-UNSUR PASAL YANG AKAN DITERAPKAN;
4. ALAT BUKTI SERTA BARANG BUKTI;

B. SUMBER DAYA YANG DILIBATKAN.

RENCANA PELIBATAN/PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENYIDIKAN DENGAN
PENYIAPAN:
1. TIM PELAKSANA PENYIDIKAN YANG MEMPUNYAI OTORITAS, KOMPETENSI,
DAN INTEGRITAS;
2. SARANA DAN PRASARANA;
3. ANGGARAN YANG DIPERLUKAN; DAN
4. KELENGKAPAN PIRANTI LUNAK.

C. CARA BERTINDAK.
RENCANA PENENTUAN CARA BERTINDAK MELIPUTI TEKNIS DAN PROSEDUR
KEGIATAN PENYIDIKAN

16
D. WAKTU YANG AKAN DIGUNAKAN.
RENCANA PENENTUAN WAKTU DITETAPKAN DG MEMPERHATIKAN KEGIATAN
PENYIDIKAN

E. PENGENDALIAN PENYIDIKAN.
RENCANA PENGENDALIAN PENYIDIKAN MELIPUTI:

1. PENYIAPAN ADMINISTRASI PENYIDIKAN.

2. PENYIAPAN BUKU KONTROL PENYIDIKAN OLEH PPNS YG BERISI
ANTARA LAIN:
a PENYUSUNAN JADWAL DAN MATERI SUPERVISI DAN/ATAU
ASISTENSI;
b PENYUSUNAN JADWAL EVALUASI KEGIATAN PERENCANAAN,
PENGORGANISASIAN DAN PELAKSANAAN.
c PEMBUATAN LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN DAN DATA
PENYELESAIAN KASUS.

17
 PENGORGANISASIAN PENYIDIKAN

PENGORGANISASIAN SUMBER DAYA PPNS, DPT DITINJAU DARI BESAR KECILNYA

KASUS YG DITANGANI, MELIPUTI:
A. KASUS MUDAH, DPT DILAKSANAKAN OLEH 2 PPNS;
B. KASUS SEDANG, DPT DILAKSANAKAN OLEH 3 PPNS;
C. KASUS SULIT, DAPAT DILAKSANAKAN OLEH 4 PPNS;
D. KASUS SANGAT SULIT, DILAKSANAKAN OLEH TIM YG BERANGGOTAKAN
PALING SEDIKIT 5 ORANG PPNS.

A. KRITERIA PERSONIL PPNS MELIPUTI :

1. MEMPUNYAI MORAL BAIK, INTEGRITAS, DEDIKASI DAN PROFESSIONAL;
2. MENYESUAIKAN JUMLAH PERSONIL PPNS DENGAN BEBAN TUGAS YANG
DIHADAPI;
3. MEMPUNYAI POLA KERJA SAMA ANTAR PPNS DALAM PELAKSANAAN
PENYIDIKAN;
4. MEMBENTUK TEAM SUPERVISI ATAU ASISTENSI YANG DAPAT MENGAWASI
PROSES PENYIDIKAN;
5. MENGHINDARI HUBUNGAN SUBJEKTIVITAS ANTARA PPNS DENGAN
TERSANGKA.
6. PENGGOLONGAN PENGORGANISASIAN SUMBER DAYA PPNS MELIPUTI :
- KASUS MUDAH, DAPAT DILAKSANAKAN OLEH 2 PPNS;
- KASUS SEDANG, DAPAT DILAKSANAKAN OLEH 3 PPNS;
- KASUS SULIT, DAPAT DILAKSANAKAN OLEH 4 PPNS;
- KASUS SANGAT SULIT, DILAKSANAKAN OLEH TIM YANG
BERANGGOTAKAN PALING SEDIKIT 5 (LIMA) PPNS.
18
 PELAKSANAAN PENYIDIKAN

1. DIKETAHUINYA TINDAK PIDANA

a. ADANYA LAPORAN BAIK DARI MASYARAKAT ATAU PETUGAS.

b. TERTANGKAP TANGAN OLEH MASYARAKAT ATAU PETUGAS, DITUANGKAN
DLM LAPORAN KEJADIAN YG DITANDATANGANI PELAPOR DAN PPNS.
c. DIKETAHUI LANGSUNG OLEH PPNS.

2. S.PEMBERITAHUAN DIMULAINYA PENYIDIKAN DASAR BANTUAN PENYIDIKAN

a. DIMULAINYA PENYIDIKAN DIBERI TAHU PU MELALUI PENYIDIK POLRI DGN

SPDP DILAMPIRI DGN LAP KEJADIAN DAN BA TINDAKAN YG TLH DILAKUKAN.

b. SRT PEMBERITAHUAN TSB DITERUSKAN OLEH PENYIDIK POLRI KPD PU

DGN LAMPIRKAN PEMBERITAHUAN DIMULAI PENYIDIKAN DARI PPNS.

19
3. PEMANGGILAN

PEMANGGILAN DILAK SESUAI HK ACARA PIDANA DAN PER-UU-AN YG MENJADI

DSR HUKUM PPNS, DG KETENTUAN:

A. SRT PANGGILAN DITANDATANGANI OLEH ATASAN PPNS SLK PENYIDIK;

B. DLM HAL ATASAN PPNS BUKAN PENYIDIK, SRT PANGGILAN

DITANDATANGANI OLEH PPNS DAN DIKETAHUI OLEH ATASAN PPNS;

C. PENYAMPAIAN SRT PANGGILAN DILAKK OLEH PETUGAS YG DITUNJUK

OLEH PPNS YBS DAN DISERTAI DG TANDA BUKTI PENERIMAAN;

D. SRT PANGGILAN SDH DITERIMA OLEH YBS PALING LAMBAT 3 HARI

SEBELUM TANGGAL KEHADIRAN YG DITENTUKAN;

E. SRT PANGGILAN WAJIB DIBERI NOMOR SESUAI KTTUAN REGISTRASI

INSTANSI PPNS;

F. PEMANGGILAN PERTAMA TIDAK DIPENUHI TANPA ALASAN YG SAH,

DILAKUKAN PEMANGGILAN KEDUA DISERTAI SPRIN MEMBAWA, YG
ADMINISTRASINYA DIBUAT PPNS;

20
G. DALAM HAL MEMBAWA TERSANGKA DAN/ATAU SAKSI, PPNS DPT MEMINTA
BANTUAN KPD P. POLRI YG DLM PELAKS DILAKUKAN SCR BERSAMA-SAMA
SERTA DIBUAT BA;

H. P. POLRI DPT MENGABULKAN PERMINTAAN TSB STH MEMPELAJARI DAN

MEMPERTIMBANGKAN, KEMUDIAN MEMBERITAHUKAN KEP KPD PPNS;

I. DALAM HAL YANG DIPANGGIL BERDOMISILI DI LUAR WILAYAH KERJA PPNS,

PEMANGGILAN DILKKAN DG BANTUAN P. POLRI YG SEWILAYAH HUKUM DG
YG DIPANGGIL; DAN

J. UNTUK PEMANGGILAN THD TSK DAN/ATAU SAKSI WNI YG DI LUAR NEGERI

DIMINTAKAN BANTUAN MELALUI P. POLRI KPD PERWAKILAN NEGARA TSB
DAN/ATAU SAKSI BERADA.

21
4. PENANGKAPAN

A. PPNS YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN PENANGKAPAN,

PELAKSANAANNYA SESUAI DENGAN HUKUM ACARA PIDANA.

B. PPNS YANG TIDAK MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN PENANGKAPAN,

MEMINTA BANTUAN KEPADA PENYIDIK POLRI DENGAN KETENTUAN SEBAGAI
BERIKUT:

1. SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENANGKAPAN DITUJUKAN KEPADA

PEJABAT FUNGSI RESERSE KRIMINAL (RESKRIM) POLRI SETEMPAT
DENGAN MELAMPIRKAN LAPORAN KEJADIAN DAN LAPORAN
KEMAJUAN PENYIDIKAN PERKARA;

2. SEBELUM PPNS MEMINTA BANTUAN SECARA TERTULIS KEPADA

PENYIDIK POLRI, PERMINTAAN DAPAT DIDAHULUI SECARA LISAN
DENGAN MENYEBUTKAN/MENJELASKAN KASUS DAN IDENTITAS
TERSANGKA;

22
3. SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENANGKAPAN MEMUAT:
a. IDENTITAS TERSANGKA
b. URAIAN SINGKAT KASUS YANG TERJADI;
c. PASAL YANG DILANGGAR; DAN
d. PERTIMBANGAN PERLUNYA DILAKUKAN PENANGKAPAN;

4. SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENANGKAPAN DITANDATANGANI OLEH

ATASAN PPNS SELAKU PENYIDIK, APABILA ATASAN PPNS BUKAN
PENYIDIK, MAKA SURAT PERMINTAAN DITANDATANGANI OLEH PPNS
DIKETAHUI OLEH ATASAN PPNS;

5. APABILA PENYIDIK POLRI MENGABULKAN PERMINTAAN BANTUAN

PENANGKAPAN, MAKA PENYIDIK POLRI MEMBERITAHUKAN
KEPUTUSANNYA TERSEBUT KEPADA PPNS;

6. DALAM PELAKSANAAN PENANGKAPAN DILAKUKAN OLEH PENYIDIK

POLRI DENGAN MENGIKUTSERTAKAN PPNS YANG BERSANGKUTAN; DAN

7. ADMINISTRASI PENYIDIKAN KEGIATAN BANTUAN PENANGKAPAN,

DIBUAT OLEH PENYIDIK POLRI.

23
5. PENAHANAN

A. PPNS YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN PENAHANAN,

PELAKSANAANYA SESUAI DENGAN HUKUM ACARA PIDANA.

B. PPNS YANG TIDAK MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN PENAHANAN,

MEMINTA BANTUAN KEPADA PENYIDIK POLRI DENGAN KETENTUAN SEBAGAI
BERIKUT:

1 SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENAHANAN DITUJUKAN KEPADA

PEJABAT FUNGSI RESKRIM SETEMPAT DENGAN MELAMPIRKAN
LAPORAN KEJADIAN DAN LAPORAN KEMAJUAN PENYIDIKAN
PERKARA;

2 SEBELUM PPNS MEMINTA BANTUAN SECARA TERTULIS KEPADA

PENYIDIK POLRI, PERMINTAAN DAPAT DIDAHULUI SECARA LISAN
DENGAN MENYEBUTKAN/MENJELASKAN KASUS DAN IDENTITAS
TERSANGKA;

3 SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENAHANAN MEMUAT:

a. IDENTITAS TERSANGKA;
b. URAIAN SINGKAT KASUS YANG TERJADI
c. PASAL YANG DILANGGAR BESERTA ANCAMAN HUKUMANNYA; DAN
d. PERTIMBANGAN PERLUNYA DILAKUKAN PENAHANAN;

24
4 SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENAHANAN DITANDATANGANI OLEH
ATASAN PPNS SELAKU PENYIDIK, DALAM HAL ATASAN PPNS BUKAN
PENYIDIK, MAKA SURAT PERMINTAAN DITANDATANGANI OLEH PPNS,
DIKETAHUI OLEH ATASAN PPNS;

5 APABILA PENYIDIK POLRI MENGABULKAN PERMINTAAN BANTUAN

PENAHANAN, MAKA PENYIDIK POLRI MEMBERITAHUKAN KEPUTUSAN
TERSEBUT KEPADA PPNS;

6 PELAKSANAAN PENAHANAN DILAKUKAN OLEH PENYIDIK POLRI;

7 PPNS DALAM MELAKUKAN PENYIDIKAN AGAR MEMPERHATIKAN BATAS

WAKTU PENAHANAN;

8 DALAM HAL PPNS MEMERLUKAN PERPANJANGAN WAKTU PENAHANAN

UNTUK KEPENTINGAN PENYIDIKAN, MENGAJUKAN SURAT PERMINTAAN
BANTUAN PERPANJANGAN PENAHANAN KEPADA PENYIDIK POLRI
SEKURANG-KURANGNYA 7 (TUJUH) HARI SEBELUM BATAS WAKTU
PENAHANAN HABIS; DAN

9 ADMINISTRASI PENYIDIKAN KEGIATAN BANTUAN PENAHANAN, DIBUAT

OLEH PENYIDIK POLRI.

25
C. TERSANGKA YANG DITAHAN DALAM KEADAAN SAKIT, BERDASARKAN SURAT
KETERANGAN DOKTER, PERLU DIRAWAT DI RUMAH SAKIT MAKA TINDAKAN
PENYIDIK SEBAGAI BERIKUT:

1 PENAHANAN DAPAT DIBANTAR;

2 APABILA DIBANTAR, PENYIDIK WAJIB MEMBUAT SURAT PERINTAH

PEMBANTARAN DAN BERITA ACARANYA;

3 SETELAH SELESAI DIRAWAT BERDASARKAN KETERANGAN DOKTER,

PEMBANTARAN DICABUT YANG DILENGKAPI DENGAN SURAT
PERINTAH PENCABUTAN PEMBANTARAN DAN BERITA
ACARANYA;

4 DALAM HAL TERSANGKA DILANJUTKAN PENAHANANNYA, DILENGKAPI

DENGAN SURAT PERINTAH PENAHANAN LANJUTAN DAN BERITA
ACARANYA; DAN

5 LAMA PEMBANTARAN TIDAK DIHITUNG SEBAGAI WAKTU PENAHANAN.

26
6. PENGGELEDAHAN

A. PPNS YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN PENGGELEDAHAN,

PELAKSANAANNYA SESUAI DENGAN HUKUM ACARA PIDANA, DENGAN
KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT:

1 SURAT PERMINTAAN IZIN PENGGELEDAHAN KEPADA KETUA

PENGADILAN NEGERI SETEMPAT DIBUAT OLEH PPNS DENGAN
TEMBUSAN PENYIDIK POLRI;
2 SEBELUM SURAT PERMINTAAN IZIN PENGGELEDAHAN DIKIRIM KEPADA
KETUA PENGADILAN NEGERI SETEMPAT, PPNS DAPAT MINTA
PERTIMBANGAN KEPADA PENYIDIK POLRI TENTANG ALASAN
PERLUNYA DILAKUKAN PENGGELEDAHAN;
3 SURAT PERMINTAAN IZIN PENGGELEDAHAN DITANDA TANGANI OLEH
ATASAN PPNS SELAKU PENYIDIK, DALAM HAL BUKAN
PENYIDIK, SURAT PERMINTAAN DITANDATANGANI OLEH PPNS
DIKETAHUI OLEH ATASAN PPNS;
4 SETELAH SURAT IZIN PENGGELEDAHAN DIKELUARKAN OLEH KETUA
PENGADILAN SETEMPAT, PENYIDIK MENGELUARKAN SURAT PERINTAH
PENGGELEDAHAN YANG DITANDATANGANI OLEH ATASAN PPNS
SELAKU PENYIDIK, APABILA ATASANNYA BUKAN PENYIDIK,
PENANDATANGANAN DILAKSANAKAN OLEH PPNS DAN DIKETAHUI
OLEH ATASANNYA; DAN
5 DALAM KEADAAN YANG SANGAT PERLU DAN MENDESAK, SETELAH
DILAKUKAN PENGGELEDAHAN WAJIB SEGERA MELAPORKAN KEPADA
KETUA PENGADILAN NEGERI SETEMPAT GUNA MEMPEROLEH
PERSETUJUAN.

27
27
B. PPNS YANG TIDAK MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN PENGGELEDAHAN,
MEMINTA BANTUAN KEPADA PENYIDIK POLRI DENGAN KETENTUAN SEBAGAI
BERIKUT:

1 SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENGGELEDAHAN DITUJUKAN KEPADA

PEJABAT RESKRIM POLRI SETEMPAT DENGAN MELAMPIRKAN LP DAN
LAPJU PERKARA;

2 SEBELUM PPNS MEMINTA BANTUAN SECARA TERTULIS KEPADA

PENYIDIK POLRI, PERMINTAAN DAPAT DIDAHULUI SECARA LISAN
DENGAN MENYEBUTKAN/MENJELASKAN KASUS DAN IDENTITAS
TERSANGKA;

3. SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENGGELEDAHAN MEMUAT ANTARA LAIN

SASARAN PENGGELEDAHAN, URAIAN SINGKAT KASUS YANG TERJADI, PASAL
YANG DILANGGAR DAN PERTIMBANGAN DILAKUKAN PENGGELEDAHAN.

4 SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENGGELEDAHAN DITANDATANGANI OLEH

ATASAN PPNS SELAKU PENYIDIK, DALAM HAL ATASAN PPNS BUKAN
PENYIDIK, SURAT PERMINTAAN DITANDATANGANI OLEH PPNS DIKETAHUI
OLEH ATASAN PPNS;

5 PENYIDIK POLRI DAPAT MENGABULKAN PERMINTAAN BANTUAN

PENGGELEDAHAN, MAKA PENYIDIK POLRI MEMBERITAHUKAN
KEPUTUSANNYA TERSEBUT KEPADA PPNS;

6 DALAM PELAKSANAAN PENGGELEDAHAN DILAKUKAN OLEH PENYIDIK POLRI

DENGAN MENGIKUT SERTAKAN PPNS YANG BERSANGKUTAN; DAN
28 28
7. PENYITAAN
A. PPNS YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN PENYITAAN,
PELAKSANAANYA SESUAI DENGAN HUKUM ACARA PIDANA, DENGAN
KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT:

1 SURAT PERMINTAAN IZIN PENYITAAN KEPADA KETUA PENGADILAN

NEGERI SETEMPAT DIBUAT OLEH PPNS DENGAN TEMBUSAN PENYIDIK
POLRI;

2 SEBELUM SURAT PERMINTAAN IZIN PENYITAAN DIKIRIM KEPADA KETUA

PENGADILAN NEGERI SETEMPAT, PPNS DAPAT MINTA PERTIMBANGAN
KEPADA PENYIDIK POLRI TENTANG ALASAN PERLUNYA DILAKUKAN
PENYITAAN;

3 SURAT PERMINTAAN IZIN PENYITAAN, DITANDA TANGANI OLEH ATASAN

PPNS SELAKU PENYIDIK, DALAM HAL ATASAN PPNS BUKAN PENYIDIK,
SURAT PERMINTAAN DITANDATANGANI OLEH PPNS DIKETAHUI OLEH
ATASAN PPNS;

4 SETELAH SURAT IZIN PENYITAAN DIKELUARKAN OLEH KETUA

PENGADILAN SETEMPAT, PENYIDIK MENGELUARKAN SURAT PERINTAH
PENYITAAN YANG DITANDATANGANI OLEH ATASAN PPNS SELAKU
PENYIDIK, APABILA ATASANNYA BUKAN PENYIDIK, PENANDATANGANAN
DILAKSANAKAN OLEH PPNS DAN DIKETAHUI OLEH ATASANNYA; DAN

5 DALAM KEADAAN YANG SANGAT PERLU DAN MENDESAK SEGERA

DILAKUKAN PENYITAAN, SETELAH DILAKUKAN PENYITAAN WAJIB
SEGERA MELAPORKAN KEPADA KETUA PENGADILAN NEGERI SETEMPAT 29
GUNA MEMPEROLEH PERSETUJUAN.
B. DALAM HAL PPNS YANG TIDAK MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN
PENYITAAN, MEMINTA BANTUAN KEPADA PENYIDIK POLRI DENGAN
KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT:

1 SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENYITAAN DITUJUKAN KEPADA

PEJABAT RESKRIM POLRI SETEMPAT DENGAN MELAMPIRKAN
LK DAN LAPJU PENYIDIKAN PERKARA;
2 SEBELUM PPNS MEMINTA BANTUAN SECARA TERTULIS KEPADA
PENYIDIK POLRI, PERMINTAAN DAPAT DIDAHULUI SECARA LISAN
DENGAN MENYEBUTKAN/MENJELASKAN KASUS DAN IDENTITAS
TERSANGKA;
3 SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENYITAAN MEMUAT ANTARA LAIN
SASARAN PENYITAAN, URAIAN SINGKAT KASUS YANG TERJADI, PASAL
YANG DILANGGAR DAN PERTIMBANGAN PERLUNYA DILAKUKAN
PENYITAAN.
4 SURAT PERMINTAAN BANTUAN PENYITAAN DITANDA TANGANI OLEH
ATASAN PPNS SELAKU PENYIDIK, DALAM HAL ATASAN PPNS BUKAN
PENYIDIK, MAKA SURAT PERMINTAAN DITANDATANGANI OLEH PPNS,
DIKETAHUI OLEH ATASAN PPNS;
5 DALAM HAL PENYIDIK POLRI MENGABULKAN PERMINTAAN BANTUAN
PENYITAAN MAKA DIBERITAHUKAN KEPUTUSANNYA KEPADA PPNS;
6 PELAKSANAAN PENYITAAN DILAKUKAN OLEH PENYIDIK POLRI;
7 MENYERAHKAN HASIL PENYITAAN BESERTA ADMINISTRASI
PENYIDIKANNYA KEPADA PPNS DENGAN BERITA ACARA PENYERAHAN
DALAM RANGKA PENYIDIKAN LEBIH LANJUT; DAN
8 ADMINISTRASI PENYIDIKAN KEGIATAN BANTUAN PENYITAAN, DIBUAT
OLEH PENYIDIK POLRI. 30
8. PEMERIKSAAN

A. DALAM HAL MENGUMPULKAN BAHAN KETERANGAN, PPNS MEMPUNYAI

KEWENANGAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN TERHADAP SAKSI, AHLI DAN
TERSANGKA.

B. HASIL PEMERIKSAAN TERHADAP SAKSI, DITUANGKAN DALAM BERITA ACARA

PEMERIKSAAN SAKSI.

C. HASIL PEMERIKSAAN TERHADAP AHLI, DITUANGKAN DALAM BERITA ACARA

PEMERIKSAAN AHLI.

D. HASIL PEMERIKSAAN TERHADAP TERSANGKA DITUANGKAN DALAM BERITA

ACARA PEMERIKSAAN TERSANGKA.

E. DALAM HAL DIPERLUKAN PSIKOLOGI PEMERIKSAAN GUNA MENDAPATKAN

KETERANGAN DARI SAKSI DAN/ATAU TERSANGKA, PPNS MENGAJUKAN
PERMINTAAN BANTUAN SECARA TERTULIS DENGAN MENGURAIKAN RISALAH
PERMASALAHAN KEPADA PENYIDIK POLRI.

F. DALAM HAL DIPERLUKAN PEMERIKSAAN BARANG BUKTI, DAPAT

DILAKSANAKAN MELALUI BANTUAN TEKNIS PEMERIKSAAN:

1 LABORATORIUM FORENSIK; DAN

2 IDENTIFIKASI.

31
G. DALAM HAL DIPERLUKAN PENJELASAN MENGENAI PEMERIKSAAN BARANG
BUKTI DAPAT DIKOORDINASIKAN TERLEBIH DAHULU DENGAN PENYIDIK
POLRI.

H. DALAM HAL DIPERLUKAN PEMERIKSAAN AHLI, PPNS DAPAT MEMINTA

BANTUAN SECARA LANGSUNG KEPADA AHLI DENGAN TEMBUSAN PENYIDIK
POLRI.

I. PERSYARATAN PEMERIKSAAN BARANG BUKTI MELALUI LABORATORIUM

FORENSIK , MELIPUTI:

1 LAPORAN KEJADIAN;
2 LAPORAN KEMAJUAN; DAN
3 BERITA ACARA PENEMUAN, PENYITAAN, PENYISIHAN,
PEMBUNGKUSAN, DAN PENYEGELAN BARANG BUKTI.

J. PERSYARATAN PEMERIKSAAN BARANG BUKTI MELALUI IDENTIFIKASI

MELIPUTI:

1 LAPORAN KEJADIAN;
2 LAPORAN KEMAJUAN;
3 BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI/TERSANGKA; DAN
4 DALAM PEMERIKSAAN SIDIK JARI DISERTAI DENGAN BARANG BUKTI
SIDIK JARI LATEN DAN SIDIK JARI PEMBANDING.

32
9. SELRAH BERKAS PERKARA

A. PENYELESAIAN BERKAS PERKARA MERUPAKAN KEGIATAN AKHIR DARI

PROSES PENYIDIKAN.

B. IKTISAR ATAU KESIMPULAN KASUS YANG DITANGANI, DITUANGKAN DALAM

RESUME YANG TELAH DITENTUKAN PENULISANNYA.

C. RESUME, BERITA ACARA, DAN KELENGKAPAN ADMINISTRASI PENYIDIKAN

DISUSUN SEBAGAI BERKAS PERKARA DENGAN URUTAN YANG TELAH
DITENTUKAN.

D. PENYERAHAN PERKARA HASIL PENYIDIKAN OLEH PPNS MERUPAKAN

PELIMPAHAN TANGGUNG JAWAB SUATU PERKARA DARI PENYIDIK KE
PENUNTUT UMUM.

E. PELAKSANAAN PENYERAHAN PERKARA SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA

AYAT (1) BERLAKU TERHADAP ACARA PEMERIKSAAN BIASA, SINGKAT, DAN
CEPAT.

F, PELAKSANAAN PENYERAHAN PERKARA DALAM ACARA PEMERIKSAAN BIASA

DAN SINGKAT MELIPUTI:

1 TAHAP PERTAMA, YAITU PENYERAHAN BERKAS PERKARA; DAN

2 TAHAP KEDUA, YAITU PENYERAHAN TERSANGKA DAN BARANG BUKTI
SETELAH BERKAS PERKARA DINYATAKAN LENGKAP OLEH PENUNTUT
UMUM.

33
10. PENGHENTIAN PENYIDIKAN

A. PENGHENTIAN PENYIDIKAN MERUPAKAN SALAH SATU KEGIATAN

PENYELESAIAN PERKARA YANG DILAKUKAN APABILA:

1 TIDAK TERDAPAT CUKUP BUKTI;

2 PERISTIWA TERSEBUT BUKAN MERUPAKAN TINDAK PIDANA;

3 DIHENTIKAN DEMI HUKUM, KARENA:

a TERSANGKA MENINGGAL DUNIA;

b TUNTUTAN TINDAK PIDANA TELAH KADALUARSA; DAN/ATAU

c TINDAK PIDANA TERSEBUT TELAH MEMPEROLEH PUTUSAN

HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG TETAP.

B. SEBELUM PROSES PENGHENTIAN PENYIDIKAN DILAKUKAN LANGKAH

LANGKAH SEBAGAI BERIKUT:

34
 1 GELAR PERKARA YANG PELAKSANAANNYA DAPAT DIBANTU
OLEH PENYIDIK POLRI;
2 APABILA HASIL GELAR PERKARA MENYIMPULKAN BAHWA
SYARAT PENGHENTIAN PENYIDIKAN TELAH TERPENUHI,
MAKA DITERBITKAN SURAT PERINTAH
PENGHENTIAN PENYIDIKAN YANG DITANDATANGANI
OLEH ATASAN PENYIDIK DAN SURAT KETETAPAN
PENGHENTIAN PENYIDIKAN YANG DITANDATANGANI
OLEHPPNS;
3 DALAM HAL ATASAN PPNS BUKAN PENYIDIK,
PENANDATANGANAN SURAT PERINTAH
PENGHENTIAN PENYIDIKAN DILAKUKAN OLEH PPNS
DENGAN DIKETAHUI OLEH ATASANNYA;
4 MEMBUAT SURAT PEMBERITAHUAN PENGHENTIAN
PENYIDIKAN DAN DIKIRIMKAN KEPADA PENUNTUT UMUM,
PENYIDIK POLRI DAN TERSANGKA ATAU KELUARGA
ATAU PENASEHAT HUKUMNYA.

C. DALAM HAL PENGHENTIAN PENYIDIKAN DINYATAKAN TIDAK SAH OLEH

PUTUSAN PRA-PERADILAN DAN/ATAU DITEMUKAN ADANYA BUKTI BARU,
PENYIDIK WAJIB:

1 MENERBITKAN SURAT KETETAPAN PENCABUTAN PENGHENTIAN

PENYIDIKAN;
2 MEMBUAT SURAT PERINTAH PENYIDIKAN LANJUTAN; DAN
3 MELANJUTKAN KEMBALI PENYIDIKAN.

35
11. PELIMPAHAN PENYIDIKAN

A. PELIMPAHAN PENYIDIKAN DARI PPNS KEPADA PENYIDIK POLRI,

DILAKSANAKAN APABILA:
1 PERISTIWA PIDANA YANG DITANGANI, MELIPUTI LEBIH DARI SATU
WILAYAH HUKUM PPNS;
2 BERDASARKAN PERTIMBANGAN KEAMANAN DAN GEOGRAFI, PPNS
TIDAK DAPAT MELAKUKAN PENYIDIKAN; DAN
3 PERISTIWA PIDANA YANG DITANGANI, MERUPAKAN GABUNGAN TINDAK
PIDANA TERTENTU DAN TINDAK PIDANA UMUM, KECUALI TINDAK
PIDANA YANG BUKAN MERUPAKAN KEWENANGAN PENYIDIK POLRI.

B. PELIMPAHAN PENYIDIKAN DARI PPNS KEPADA PENYIDIK POLRI,

DILAKSANAKAN DENGAN SURAT PELIMPAHAN.

C. DALAM PELAKSANAAN PELIMPAHAN PENYIDIKAN DIBUATKAN BERITA

ACARA.

D. PELAKSANAAN PENYIDIKAN SELANJUTNYA, DAPAT MELIBATKAN PPNS

TERKAIT.

36
12. ADMINISTRASI PENYIDIKAN

a. PPNS WJB LAKS ADM SIDIK SBG SALAH SATU BENTUK PERTANGGUNG
JAWABAN DLM RANGKA LAKS SIDIK.

b. PADA GARIS BESARNYA ADM SIDIK PPNS TERDIRI DARI :

1 KELENGKAPAN ADM SIDIK YG MRPKN ISI BP SESUAI KSS NYA :

SEPERTI : SAMPUL, DAFTAR ISI, LAP. KEJADIAN, BERBAGAI BA,
BERBAGAI SPRIN DLL
2 KELENGKAPAN ADM SIDIK YG TDK MRPKN ISI BP SEPERTI :
BUKU-2 REGISTER, JURNAL SITUASI, KARTOTIK, STATISTIK DLL.
c. ISI BP HSL SIDIK DARI PPNS TERGANTUNG PD LINGKUP BID. TUGAS DAN
KEWEN. SERTA KSS NYA.

37
 PENGENDALIAN PENYIDIKAN
PENGENDALIAN PENYIDIKAN DILAKUKAN OLEH:

A. ATASAN PPNS.
MEMBERIKAN PETUNJUK ATAU ARAHAN TENTANG KEGIATAN
PENYIDIKAN SECARA RINCI DAN JELAS, UNTUK MENGHINDARI
KESALAHAN PENAFSIRAN OLEH PPNS YANG AKAN MAUPUN SEDANG
MELAKUKAN PENYIDIKAN.
1. HAL YG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENERIMAAN LAPORAN
a. THD LAP SECARA LISAN.
- CATAT SEMUA INFORMASI/KET DR PELAPOR.
- TANYAKAN IDENTITAS PELAPOR .
- TANYAKAN INFORMASI LAIN YG MUNGKIN MASIH DIMILIKI
PELAPOR.
- MINTA/TANYAKAN BARANG/BAHAN BUKTI YG DIMILIKI/DIKETAHUI
OLEH PELAPOR.
- APABILA LAP TLH DITULIS, PASTIKAN PELAPOR MENYETUJUI ISI
LAP TLH DITULIS, KEMUDIAN DITANDATANGANI PARA PIHAK
TERKAIT.

38
 b. THD LAP TERTULIS.
- CEK APAKAH ISI LAP TELAH MEMENUHI UNSUR PSL YG TERJADI &
TANYA INFORMASI LAIN YG MUNGKIN MASIH DIMILIKI PELAPOR
- CEK ULANG IDENTITAS & TANDATANGAN PELAPOR,
- MINTA/TANYAKAN BARANG BUKTI YG DIMILIKI/DIKETAHUI OLEH
PELAPOR,

2. SPDP
1. SPDP DIKIRIM KE JPU/TSK MAKSIMAL 7 HARI SETELAH TGL DITERBITKANNYA
SPRINDIK;
2. TEHNIS : BUAT SPRINDIK YANG MENJELASKAN PERISTIWA PIDANA (PRO JUSTIA)
SETELAH TERBIT LAPORAN KEJADIAN, TERMASUK MEMBUAT SPDP;
3. SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN DLL, DAN DIKETEMUKAN TSK, MAKA DIBUAT
LAGI SPRINDIK (YG KE-2) YANG MENCANTUMKAN REGERTER SPRINDIK KE-1
SEBAGAI DASAR SPRINDIK KE-2, DAN DICANTUMKAN NAMA TSK.,
4. MEMBUAT SURAT PEMBERITAHUAN PENETAPAN TERSANGKA, SELANJUTNYA
DIKIRIM KE JPU DAN TSK;

39
3. PEMANGGILAN
a. PERTIMBANGAN PEMANGGILAN & DASAR DLM SURAT PANGGILAN
DGN UU YG MENJADI DASAR HUKUMNYA ;
b. CEK ULANG APAKAH SURAT PANGGILAN TSB TELAH DITANDA TANGANI
OLEH PEJABAT PENYIDIK YANG BERWENANG ;
c. CEK ULANG APAKAH STATUS ORG YG DIPANGGIL SUDAH JELAS ( SBG TSK
ATAU SAKSI ) ;
d. TENGGANG WAKTU SCR WAJAR BAGI YG DIPANGGIL, TDK HRS
3 (TIGA) HARI, NAMUN DISESUAIKAN DENGAN SITUASI KONDISI
SETEMPAT, ( USAHAKAN TDK DIHADIRKAN PADA HARI MINGGU ATAU HARI
LIBUR ).
e. TUNJUK PETUGAS UTK MENYAMPAIKAN SURAT PANGGILAN LANGSUNG KPD
PIHAK YG DIPANGGIL, CEK KEBERADAAN & KESANGGUPAN YBS. UTK
MEMENUHI PANGGILAN.
f. SIAPKAN TEAM PEMERIKSA BESERTA KELENGKAPANNYA.

40
4. PENANGKAPAN

a. CEK PERTIMBANGAN & DASAR PENANGKAPAN SESUAI DG UU YG MENJADI

DASAR HUKUMNYA ;
b. CEK ULANG APAKAH SURAT PERINTAH PENANGKAPAN TERSEBUT TELAH
DITANDATANGANI OLEH PEJABAT PENYIDIK YANG BERWENANG ;
c. CEK ULANG APAKAH SURAT PERINTAH PENANGKAPAN TSB SUDAH DILENGKAPI
DENGAN SURAT PERINTAH TUGAS KEPADA PETUGAS ;
d. TUNJUK PETUGAS UTK MELAKUKAN PENANGKAPAN, DENGAN ARAHAN SECARA
JELAS, UTK MENGHINDARI KESALAHAN DLM PELAKSANAAN PENANGKAPAN ;
e. APABILA PENANGKAPAN TELAH DILAKUKAN SEGERA BUAT BERITA ACARA
PENANGKAPAN SERTA SEGERA BERIKAN TEMBUSAN SURAT PERINTAH
PENANGKAPAN KPD KELUARGA TERSANGKA.
f. SIAPKAN TEAM PEMERIKSA BESERTA KELENGKAPANNYA.
g. APABILA TERSANGKA TIDAK DILANJUTKAN DENGAN PENAHANAN SUPAYA
DIBUATKAN SURAT PERINTAH PELEPASAN TERSANGKA

41
 5. PENAHANAN

a. PASTIKAN BAHWA PERSYARATAN FORMAL MAUPUN MATERIAL PENAHANAN

SUDAH TERPENUHI, DALAM SEMUA JENIS KEGIATAN PENAHANAN, ANTARA LAIN
PENAHANAN, PENAHANAN LANJUTAN, PENANGGUHAN PENAHANAN, PENCABUTAN
PENANGGUHAN PENAHANAN, PEMBANTARAN PENAHANAN, PENGALIHAN TEMPAT
PENAHANAN ATAU PENGELUARAN PENAHANAN ;
b. SESUAIKAN PERTIMBANGAN & DASAR DLM SURAT PERINTAH PENAHANAN
SESUAI DG UU YG MENJADI DASAR HUKUMNYA ;
c. CEK ULANG APAKAH SEBELUM TERSANGKA DIMASUKKAN DALAM KAMAR TAHANAN
SUDAH DIBUATKAN SURAT PERINTAH PENAHANAN, YANG DITANDATANGANI OLEH
PEJABAT PENYIDIK YANG BERWENANG ;
d. TIDAK ADA DASAR HUKUMNYA BAHWA PENAHANAN HARUS DIDAHULUI DENGAN
TINDAKAN PENANGKAPAN ;
e. APABILA PENAHANAN TELAH DILAKUKAN SEGERA BUAT BERITA ACARA PENAHANAN
SERTA SEGERA BERIKAN TEMBUSAN SURAT PERINTAH PENAHANAN TSB KPD
KELUARGA TERSANGKA.
f. SIAPKAN TEAM PEMERIKSA BESERTA KELENGKAPANNYA.
42
6. GELEDAH DAN SITA

a. LAPORKAN KPD KETUA PENGADILAN NEGERI, UTK MENDAPATKAN

PERSETUJUAN PENGGELEDAHAN SEBAIKNYA SEKALIGUS DENGAN
LAPORAN UNTUK MENDPTKAN PERSETUJUAN PENYITAAN (APABILA
KEGIATAN TSB MRPK SATU RANGKAIAN ),

b. SEJAUH MUNGKIN PENUHI KETENTUAN DLM HAL PENGGELEDAHAN &

PENYITAAN, UTAMANYA KEHADIRAN PARA PIHAK / PARA SAKSI YG
DIPERLUKAN DLM PENGGELEDAHAN MAUPUN PENYITAAN YAITU :
- TERSANGKA, ATAU PEMILIK/PENGHUNI RUMAH & 2 ORANG SAKSI,
- APABILA PENGHUNI / PEMILIK RUMAH TDK HADIR / MENOLAK HRS
DISAKSIKAN PULA OLEH KETUA LINGKUNGAN.
c. PASTIKAN BHW BARANG YG DISITA TSB BENAR-BENAR DPT DIGUNAKAN
SBG BAHAN/ BARANG BUKTI.
d. SEGERA BUAT BERITA ACARA PENGGELEDAHAN & PENYITAAN YANG
DITANDATANGANI OLEH SEMUA PIHAK YG TERLIBAT.
e. PD WAKTU MELAKUKAN KEGIATAN TSB, TUNJUKKAN TANDA PENGENAL
PENYIDIK. 43
7. PEMERIKSAAN

a. BAGI PEMERIKSA 1. BAGI PEMERIKSA

- HRS SDH MEMPELAJARI KASUS TP SCR LENGKAP, DIKAITKAN DG
UNSURS TP YG DIPERSANGKAKAN.
- MENGINGAT KEMBALI TENTANG HAKEKAT PEMERIKSAAN,
- SIAPKAN HARD WARE & SOFT WARE YG DIPERLUKAN
- PATUHI TAHAPANS PEMERIKSAAN & KETENTUANS LAINNYA
- SIAPKAN BARANG BUKTI YG ADA KAITANNYA DG TP YG DIPERIKSA,

b. TERHADAP SAKSI 2B. TERHADAP SAKSI,

- SELEKSI HANYA YG BENARS MELIHAT, MENDENGAR SENDIRI TP TSB,
- APABILA DIKUATIRKAN TDK DPT DATANG DISIDANG PN SEGERA DISUMPAH.
- DPT DIKONFRONTIR, & HRS MEMBERIKAN KETERANGAN YG SEBENARNYA

c. TERHADAP AHLI3. TERHADAP AHLI,

- SELEKSI HANYA MRK YG MEMILIKI KEAHLIAN KHUSUS YG DIPERLUKAN,
- DATANGKAN DG SURAT PERMINTAAN MELALUI ATASANNYA,

d. TERHADAP TERSANGKA 4. TERHADAP TERSANGKA,

- PERHATIKAN HAK TSK & BERITAHUKAN TP YG DIPERSANGKAKAN,

44
8. PENEYELESAIAN PERKARA

a. EVALUASI KEMBALI HASIL PEMERIKSAAN / PENYIDIKAN

YG TLH DILAKUKAN DGN GELAR PERKARA, TENTUKAN
APAKAH SEMUA UNSUR TINDAK PIDANA YG DIPERSANG-
KAKAN TELAH TERPENUHI SESUAI DG PSL. 183 KUHAP.

b. SUSUN RESUME SESUAI DG FORMAT YG TELAH ADA,

BUAT ANALISA KASUS & ANALISA YURIDIS YG AKURAT
SESUAI DG PEMENUHAN UNSUR-UNSUR PERKARANYA
DIKAITKAN DG ALAT BUKTI ( KET. SAKSI, KET. AHLI,
SURAT, PETUNJUK & KET. TSK ) SECARA BENAR.

c. SAMPAIKAN BERKAS PERKARA KPD PENUNTUT UMUM

MELALUI PENYIDIK POLRI, SESUAI DENGAN TAHAPAN PSL. 8
KUHAP, KECUALI DALAM HAL ACARA PEMERIKSAAN CEPAT.

45
d. DLM PERKARA TIPIRING PENYIDIK ATAS KUASA PENUNTUT
UMUM, DEMI HUKUM ARTINYA DLM HAL PENUNTUT UMUM
HADIR, TIDAK MENGURANGI NILAI “ ATAS KUASA ” TSB.

e. PENYIDIK ( PPNS ) MEMBERITAHUKAN SECARA TERTULIS KPD

TERDAKWA TENTANG HARI, TANGGAL, JAM & TEMPAT IA
HARUS MENGHADAP SIDANG PENGADILAN ( TEMBUSANNYA
DISAMPAIKAN KPD PENYIDIK POLRI ).

f. SIDANG DILAKSANAKAN HARI ITU JUGA.

g. SAKSI DLM ACARA PEMERIKSAAN TINDAK PIDANA RINGAN

TIDAK MENGUCAPKAN SUMPAH / JANJI KECUALI HAKIM
MENGANGGAP PERLU

46
1. SAMPUL BERKAS PERKARA 21. BA TANGKAP
2. DAFTAR ISI BERKAS PERKARA 22. GELEDAH BADAN/PAKAIAN
3. RESUME 23. SPRIN BAWA & HADAP TSK
4. LAPORAN POLISI/KEJADIAN 24. SPRIN LEPAS TSK
5. SURAT PERINTAH PENYIDIKAN 25. BA LEPAS TSK
6. SURAT PEMBERITAHUAN DIMULAINYA 26. BA TERIMA SERAH TSK
PENYIDIKAN 27. SURAT PERMOHONAN BANTUAN PENAHANAN
7. BAP DI TKP (BILA SIDIK DILAKUKAN PPNS)
8. BAP SAKSI/AHLI 28. PERSETUJUAN/PENOLAKAN PERMOHONAN
9. BA PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI PENAHANAN.
SAKSI AHLI 29. SPRIN PENAHANAN
10. SURAT PENUNJUKAN/KUASA 30. BA PENAHANAN
PENASEHAT HUKUM 31. SRT PERMINTAAN PERPANJANGAN
11. BAP TERSANGKA PENAHANAN KPD JAKSA/PU & PN
12. BA PENOLAKAN MENANDATANGANI BAP 32. SPRIN PERPANJANGAN PENAHANAN
13. BA KONFRONTASI 33. BA PERPANJANGAN PENAHANAN
14. BA REKONSTRUKSI 34. PERMOHONAN PENANGGUHAN PENAHANAN
15. SURAT PANGGILAN 35. SPRIN PENANGGUHAN PENAHANAN
16. SPRIN MEMBAWA TSK/SAKSI 36. BA PENANGGUHAN PENAHANAN
17. BA MEMBAWA TSK/SAKSI 37. SPRIN PENCABUTAN PENANGGUHAN
18. SPRIN TANGKAP PENAHANAN
19. SRT PERMOHONAN BANTUAN PENANG- 38. BA PENCABUTAN PENANGGUHAN
KAPAN (BILA SIDIK DILAKUKAN PPNS) PENAHANAN
20. PERSETUJUAN/PENOLAKAN PERMOHON 39. SPRIN PENGALIHAN TEMPAT PENAHANAN
AN PENANGKAPAN. 40. BA PENGALIHAN TEMPAT PENAHANAN
41. SPRIN PENGALIHAN JENIS PENAHANAN 62. SPRIN PENITIPAN BB
42. BA PENGALIHAN JENIS PENAHANAN’ 63. BA PENITIPAN BB
43. SPRIN PEMBATARAN PENAHANAN 62. SPRIN TITIP RAWAT BB
44. BA PEMBANTARAN PENAHANAN 63. BA TITIP RAWAT BB
45. SPRIN PENAHANAN LANJUTAN 64. SRT TAP PENGEMBALIAN BB
46. BA PENAHANAN LANJUTAN 65. SPRIN PENGEMBALIAN BB
47. SPRIN PENGELUARAN PENAHANAN 66. BA PENGEMBALIAN BB
48. BA PENGELUARAN PENAHANAN 67. PERMINTAAN BANTUAN TELITI BB
49. PERMINTAAN IJIN PENGGELEDAHAN 68. SRT BERITAHU DAN PERSETUJUAN
RUMAH LELANG BB (DARI TSK)
46. SPRIN PENGGELEDAHAN RUMAH 69. PERMOHONAN IJIN LELANG BB
47. BA PENGGELEDAHAN RUMAH 70. SRT TAP LELANG BB
48. BA MEMASUKI RUMAH 71. SPRIN LELANG
49. LAPORAN PENGGELEDAHAN RUMAH 72. SPRIN PENYISIHAN BB
(UTK DAPAT PERSETUJUAN) 73. BA PENYISIHAN BB
50. SPRIN PENGGELEDAHAN ALAT 74. PERMINTAAN BANTUAN LELANG
TRANSPORTASI (KE KANTOR LELANG NEGARA)
51. BA GELEDAH ALAT TRANSPORTASI 75. BA PELAKSANAAN LELANG BB
52. PERMINTAAN IJIN PENYITAAN 76. LAPORAN RISALAH LELANG BB
53. SPRIN PENYITAAN 77. BA PENERIMAAN HASIL LELANG
54. BA PENYITAAN 78. PERMINTAAN BANTUAN TELITI BB
55. TANDA PENERIMAAN BB 79. SRT BERITAHU DAN PERSETUJUAN
56. LAPORAN PENYITAAN BB (UTK PEMUSNAHAN/RAMPAS BB
MENDAPATKAN IJIN PENYITAAN) 80. IJIN PEMUSNAHAN/RAMPAS BB
57. SPRIN PENYEGELAN BB 81. SRT TAP PEMUSNAHAN/RAMPAS BB
58. BA PENYEGELAN BB 82. SPRIN PEMUSNAHAN/RAMPAS BB
59. BA PEMBUNGKUSAN BB 83. BA PEMUSNAHAN/RAMPAS BB
 94. SPRIN TINDAKAN LAIN
84. BA PENYERAHAN BB (KEPADA 95. BA TERHADAP TINDAKAN LAIN
INSTANSI TERKAIT) 96. COPY DOKUMEN BUKTI
85. PERMINTAAN IJIN KHUSUS PENYITAAN 97. SURAT KUASA TSK/KELUARGA KEPADA
SURAT PENASEHAT HUKUM
86. SPRIN PENYITAAN SURAT 98. PETIKAN VONIS TERDAHULU
87. BA PENYITAAN SURAT 99. SURAT PEMBERITAHUAN PENGHENTIAN
88. PERMINTAAN PENYERAHAN SURAT PENYIDIKAN
KEPADA KA KAN POSTEL 100. SURAT TAP PENGHENTIAN PENYIDIKAN
89. SRT TANDA PENERIMAAN SURAT 101. SURAT/DOKUEMN LAIN YG ADA
90. SPRIN PEMERIKSAAN SURAT KAITANNYA
91. BA PEMERIKSAAN SURAT 102. DAFTAR BARANG BUKTI
92. PERMINTAAN RIKSA OLEH AHLI 103. DAFTAR SAKSI
93. PERMINTAAN VISUM ET REPERTUM 104. DAFTAR TERSANGKA
1. TAAT AZAS ( TERUTAMA KUHAP )

2. KUASAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

3. BERPIJAK PADA PEMBUKTIAN (SESUAI PRINSIP “ SCIENTIFIC

CRIME INVESTIGATION” YG DIDUKUNG IPTEK)

4. MILIKI KUALITAS ASPEK KNOWLEDGE (PENGETAHUAN),

SKILL(KETRAMPILAN), DAN ATTITUDE (MORAL)

5. SELENGGARAKAN WASMATLITRIK DAN SIDIK SECARA

PROFESIONAL DAN PROPORSIONAL, JUNJUNG SUPREM KUM
DAN HAM

50
BARESKRIM POLRI

--SEKIAN DAN TERIMA KASIH –BIRO KORWAS PPNS BARESKRIM POLRI--