KELOMPOK 1
Investasi
Dewan Direksi
Perusahaan Perseoarangan 01
02 Persekutuan
Perseroan 03
KEUNGGULAN KETERBATASAN
KEUNGGULAN KETERBATASAN
KEUNGGULAN KETERBATASAN
• Adanya pemisahan
kepemilikan antara • Adanya penerapan pajak ganda
pemilik dan manajer
• Memiliki usia yang
tak terbatas
• Kemudahan dalam
perpindahan
kepemilikan dan
tanggung jawab yang
terbatas
• Lebih mudah
memperoleh banyak
modal
Limited Liability
Company
KEUNGGULAN KETERBATASAN
Arus Kas Investor Risiko “yang Arus Kas Investor Risiko “yang
“yang sebenarna” sebenarnya” “yang dipersepsikan” dipersepsikan”
Keseimbangan Pasar
Nilai Intrinsik = Harga Saham
Nilai intrinsik adalah perkiraan tentang
NILAI INTRINSIK nilai saham dimasa yang akan datang
walaupun tidak dapat diukur dengan tepat
KONSEKUENSI DARI FOKUS JANGKA PENDEK
ETIKA BISNIS
Melakukan program pelatihan untuk
memastikan karyawannya memahami
perilaku yang tepat dalam situasi yang
berbeda-beda
Konsekuensi dari Perilaku tidak Etis
Menyebabnya
kemerosotan perusahaan
Kehilangan kepercayaan
dari para investor
Reputasi perusahaan
menjadi buruk
Tidak Etis
Menghadapi Prilaku
Cara Karyawan
NEWS
OJK Perkuat Kerja sama dengan FSC Korea hadapi era transformasi keuangan digital
Dalam acara “Indonesia – Korea financial Cooperation Forum” yang digelar OJK bekerjasama dengan
Korea Financial Services Commission dan Council on International Financial Cooperation (CIFC) di
Jakarta, dengan pokok pembahasan pada dua topic. Pertama, perkembangan fintech dan masa depan
industri jasa keuangan. Kedua, mengenai peran teknologi di sektor perbankan, industri keuangan non
bank (IKNB) dan pasar modal
bilateral meeting antara OJK dengan Korea FSC yang dihadiri oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan Wimboh Santoso, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank Riswinandi
serta Vice Chairman Korea FSC Byungdoo Sohn beserta delegasi.
fintech dapat menjadi solusi untuk meningkatkan akses layanan jasa keuangan di daerah-daerah. Untuk
itu, Indonesia terbuka terhadap kerjasama di sektor jasa keuangan dengan berbagai pihak untuk
meningkatkan kapasitas sektor jasa keuangan Indonesia untuk memanfaatkan teknologi dalam layanan
jasa keuangan.
NEWS
Bankir: OJK tak perlu ikuti saran Bank Dunia untuk awasi konglomerasi keuangan
Anjuran dari Bank Dunia tersebut termaktub dalam paparannya kepada Presiden Joko Widodo dengan
tajuk Global Economic Risk and Implications for Indonesia. Anjuran tersebut muncul lantaran Bank Dunia
menilai 88% aset perbankan nasional dikuasai segelintir konglomerasi keuangan.
Padahal saat ini pemegang aset terbesar perbankan nasional adalah pemerintah sendiri. Ini terbukti dari
jumlah aset bank pelat merah yang mencapai Rp 3.380,28 triliun atau setara 41,00% dari total aset
industri perbankan senilai Rp 8.242,98 triliun.
Sejatinya OJK sudah memiliki instrumen guna mengawasi industri perbankan secara terintegrasi. Saat ini
sudah melakukan pengawasan sebagaimana yang disampaikan Bank Dunia secara terintegrasi di
internal. Tidak perlu membentuk unit kerja baru, tinggal meningkatkan efektivitas yang sudah dilakukan.