Anda di halaman 1dari 57

PRAKTIKUM HEMATOLOGI IV

1. Kontrak Kuliah
Pendahuluan dan 4. - Preparasi sumsum tulang
Pengantar Praktikum - Pewarnaan SUTUL dengan Giemsa

2. - Erythropoiesis
- Morfologi Erythrosit 5. - Pengecatan Sitokomia (SBB, Fe)
- Estimasi Jmlh Thrombosit dan interpretasinya.

- Estimasi Jmlh Lekosit 6. - Pengecatan Sitokimia


(PAS,Lepehne) dan interpretasinya

3. Granulopoiesis : 7. Responsi dan Pembahasan


- A M L ( DT ) Latihan Ujian
- C M L ( DT )

Limpopoiesis : 8. U A S
- A L L ( DT )
- C L L ( DT )
Kontrak Kuliah Pr. Hematologi III :
1. Pendahuluan dan Pengantar Praktikum
2. Morfologi Erytrosit dan Estimasi Trombo/Lekosit
3. Anemia dan Kelainan Erytrosit
4. Prep DT - A M L
5. Prep DT - C M L
6. Responsi dan Pembahasan
7. Prep DT - A L L
8. Prep DT - C L L
9. Responsi dan Pembahasan
10. Prep. Sumsum Tulang
11. Prep. Sumsum Tulang
12. Responsi dan Pembahasan
13. UAS
SITOLOGI DARAH
 Apa itu DARAH ?
 Darah adalah cairan tubuh yang berwarna merah yang
terdiri dari Suspensi partikel Sel-sel darah
(Eritrosit,Lekosit,Trombosit ± 45% ) dan cairan koloid
PLASMA yang mengandung Elektrolit ( ± 55% )
PERSIAPAN SAMPLE :
a. Pengambilan Sample : c. Pengiriman Sample :
- Persiapan penderita - Batas waktu ?
- Jenis pemeriksaan - Simpan ?
- Jenis sample - Preparat (fiksasi)
b. Pemakaian Anticoagulant :
- Memilih anticoagulant
yang tepat
- Cara kerja anticoagulant
- Konsentrasi anticoagulant
PREPARASI SAMPLE :
a. Pembuatan Preparat :
- Langsung (Bedside)
- Dengan anticoagulant
- Preparat yang baik dan benar
b. Pewarnaan Preparat :
- Prinsip pewarnaan (asam / basa)
- Reaksi / proses pewarnaan (methylen blue / eosin)
- Waktu ?
- pH
c. Mounting :
- Sifat cat terhadap mounting
PEMBACAAN PREPARAT :
a. Penilaan Preparat :
- Distribusi sel
- Warna ?
b. Identifikasi Sel :
- Ciri-ciri sel
- Jenis sel
c. Hitung Jenis Sel (hitung jumlah sel %)
d. Kesimpulan
 Preparat darah tepi dibagi menjadi 6 zone
 Pengamatan ;
 Dengan obj 10x : - Orientasi seluruh LP
- Periksa adanya sel asing,
parasit.
- Estimasi jumlah lekosit
( rata2 pengamatan 10 LP )
Normal : 20 -30 sel
Gambaran darah tepi daerah Ekor :
Zona 6
Zona 4 - 5: Daerah baca utk morfologi SDM
Zona 3 dan 2 :
 Dengan perbesaran obj 40x ;
- Hitung jenis sel lekosit (Diff count)
- Morfologi sel darah merah
(utk. pemula sebaiknya dengan obj 100x).
 Dengan perbesaran obj 100x ;
- Penegasan Identifikasi
- Bangunan spesifik
- Estimasi jmlh trombosit (Barbara Brown)

Estimasi jmlh Trombosit = Rata-rata 10 LP (obj. 100x) X


20.000.
MORFOLOGI SEL DARAH MERAH :
 Ukuran normal Eritrosit : 6,9 – 9,6 mikron
 Mikrosit : < 6,9 mikron
 Makrosit : > 9,6 mikron

A. Anisositosis (Kel. Variasi ukuran eritrosit)


- Anisositosis ringan ; dijumpai normosit sampai
mikrosit / makrosit, dengan jumlah yang sedikit.
Anisositosis ringan :
 Anisositosis sedang ; kriteria sama dengan ringan
dengan jumlah yang agak banyak.
Anisositosis Berat : Kriteria sama dengan ringan,
dengan jumlah yang sangat banyak
B. Poikilositosis (Kelainan Bentuk Eritrosit)

 Poikilositosis ringan ; dijumpai normosit


sampai ovalosit, atau ovalosit sampai eliptosit,
atau eliptosit sampai sel sigar.
Poikilositosis ringan :
 Poikilositosis sedang ; dijumpai variasi kelainan
bentuk eritrosit dengan 3-4 variasi kelainan, sehingga
dijumpai bentuk Tear drop sel, Pear shaped sel dll
Poikilositosis Berat ;dijumpai variasi kelainan bentuk eritrosit
yang sangat banyak, hingga ditemukan Fragmentosit, Target sel,
sel sabit dll.
 Kelainan bentuk eritrosit ;
- Ovalosit - Achantosit
- Ciger cell / sel cerutu - Target Cell
- Eliptosit - Anulosit
- Sferosit - Tear drop Cell
- Sel Burr - Pear shaped Cell
- Sel krenasi
- Sel Sabit / Sickle Cell - Sel Lepuh / Blister Cell
- Fragmentosit - Helmet Cell
- Stomatosit - Triangulosit
-Ovalosit - Achantosit -Pear shaped Cell

 Sel Burr - Target Cell - Anulosit

 Sel Krenasi - Tear drop cell - Sferosit


Basofilik stipling Triangulosit Sel cerutu

Achantosit Target Cell Stomatosit


Sferosit Anulosit
C. Kelainan Warna : Ditentukan oleh lebar diameter
central pallor eritrosit, normal central pallor < 1/3
penampang eritrosit.

 Hypochrom : central pallor > 1/3.


 Hyperchrom : warna lebih gelap.
 Polikromasi : Warna gelap tak merata, ukuran sel
cenderung lebih besar (retikulosit).
Retikulosit(2) Catatan: Sel yang
ditunjuk adalah
retikulosit yang
dengan pewarnaan
May-Grunwald-
. Giemsa Pewarnaa
berbeda dengan
eritrosit dewasa.
Sel yang ditunjuk
lebih besar, zona
perinuklear tidak
ada dan bersifat
polikromatik
 Ukuran: 6 - 9 m
Normosit(1)  Bentuk: bulat
 Warna sitoplasma:
merah jambu atau
abu-abu
 Granularitas: tidak
ada
 Distribusi dalam
darah: > 90 % dari
eritrosit normal
dalam darah
 Pewarnaan: MGG
 Perbesaran: x500

Catatan: Gambar memperlihatkan eritrosit normal terlihat pada bagian slide yang tepat.
Hanya sedikit eritrosit yang tumpang tindih, tetapi pada semua sel lain ada halo sentral
yang jelas.
Mikrosit(2)
.

Catatan: Eritrosit
dalam gambar
kebanyakan adalah
mikrosit dan
diameternya jauh
lebih kecil daripada
diameter limfosit
kecil (10-12 m).
Derajat
hemoglobinisasi
cukup. Trombosit
normal dan ada
satu ovalosit .
1.mikrosit 2.normo
sit
Makrosit(1)  Ukuran: 9 - 12
m
 Distribusi dalam
darah: < 10 %
dari eritrosit
dalam darah
normal
 Pewarnaan:
MGG
 Perbesaran: 500
×

Catatan: Terlihat banyak makrosit (besarnya sebanding dengan limfosit yang terletak di
tengah dalam gambar ini. Juga ada 3 sel sasaran (3 target cell), sedikit ovalosit dan
Megalosit(1)  Ukuran: > 12 m
 Distribusi
dalam darah: <
2 % dari eritrosit
dalam darah
normal
 Pewarnaan:
MGG
 Perbesaran:
x500

Catatan: Contoh tipikal dari anisositosis eritrositt. Anak panah menunjuk satu dari
enam megalosit. Juga banyak terlihat makrosit dan mikrosit.
.
Megalosit(2)
Catatan: Megalosit
ditunjuk oleh anak
panah. Cukup
banyak anisositosis
eritrosit
(bandingkan
dengan limfosit).
Sejumlah ovalosit
dan dua skistosit .
1.makrosit 2.mikro
sit 3.elliptosit 4.ski
stosit
 Definisi: Terdapat
Anisositosis(1) sekaligus mikrosit,
makrosit dan
normosit dalam
darah
 Distribusi dalam
darah: < 10 % dari
eritrosit dalam
darah normal
 Pewarnaan: MGG
 Perbesaran:: x500

Catatan: Anisopoikilositosis eritrosit. Satu megalosit dan banyak makrosit dan mikrosit.
Di antara poikilosit terlihat skistosit dan ovalosit . Limfosit kecil bisa digunakan sebagai
pembanding Ukuran
Basophilic stippling(1)  Definisi: granula
sitoplasma halus
yang tersebar
rata
 Distribusi dalam
darah: < 0.1 %
dari eritrosit
dalam darah
normal
 Pewarnaan:
MGG
 Perbesaran: x
1000

Catatan: sel dengan basophilic stippling. juga ada anisositosis dan mikrositosis,
ovalosit dan skistosit
Hipokromia (1)  Definisi: Pucat
berlebihan pada
bagian tengah
eritrosit, melebihi
sepertiga
diameternya.
Disebabkan
hemoglobinisasi yang
tidak adekuat
 Distribusi dalam
darah: < 10 % dari
eritrosit dalam darah
normal
 Pewarnaan: MGG
Catatan:
 Kebanyakan
Perbesaran:sel x500
memperlihatkan
halo sangat besar
(sel hipokrom), yang
mencapai lebih
daripada sepertiga
diameternya. Hanya
sedikit sel yang
Polikromasia(1)
 Definisi: teritrosit
mengambil pewarnaan
basa dan asam
sehingga terlihat agak
lembayung. Ini
disebabkan adanya
asam ribonukleat di
dalam sel. Sel-sel ini
adalah retikulosit.
 Distribusi dalam
darah: < 1.5 % dari
eritrosit dalam darah
normal
 Pewarnaan: MGG
 Perbesaran: x500

Catatan: Polikromasia intensif.. Di dekat sel yang ditunjuk anak panah, 3 sel lainnya
memperlihatkan polikromasia . Semua sel ini adalah mikro-, makro atau megalosit dan
tidak memperlihatkan zona perinuklear. Dalam perkembangannya ini sesuai dengan
Retikulosit. Juga cukup banyak anisositosis dan satu sel dengan basophilic stippling.
Trombosit normal. 1. eritrosit polikromatik 2.basophilic stippling
Eliptosit(2)
Catatan:
Ditunjuk oleh
anak panah
sebuah ovalosit
yang lonjong,
kadang-kadang
disebut sel seperti
pensil. Di
samping itu
terlihat 6 ovalosit
lainnya yang tidak
begitu lonjong.
Juga jelas
anisositosis.
Trombosit normal.
Lakrimosit(1)  Definisi: Eritrosit
dengan bentuk
seperti air mata.
(sel ini berbeda
dengan
pseudolakrimosit
yang memiliki
sitoplasma merah
jambu pada salah
satu kutupnya. Sel-
sel ini terlihat
banyak sekali pada
bagian film darah
yang tipis.
 Distribusi dalam
darah: normal
tidak ada
 Pewarnaan: MGG
 Perbesaran:
x1000

Catatan: anak panah menunjuk sebuah lakrimosit. Juga banyak ovalosit dan trombosit
normal.
Sel sasaran(1)  Definisi: Eritrosit
yang memiliki
daerah gelap di
tengahdikelilingi
oleh cincin
sitoplasma yang
1 berwarna terang
tanpa hemoglobin

 Distribusi dalam
darah: < 2 % dari
eritrosit dalam darah
normal.
Pewarnaan: MGG
1  Perbesaran: x1000

Catatan: anak panah menunjuk salah satu dari 2 sel sasaran


Akantosit (1)  Definisi: Eritrosit
dengan tonjolan
sitoplasma runcing
dan tidak teratur
seperti duri. Adanya
duri sitoplasma
mengakibatkan
berkurangnya daerah
pucat ditengah sel
 Distribusi dalam
darah: normal tidak
ada
 Pewarnaan: MGG
 Perbesaran: x 1000

Catatan: Dalam gambar terlihat 6 akantosit (dua diantaranya ditunjuk oleh anak panah)
dan beberapa ekinosit. Juga ada mikrositosis ringan. 1.akantosit 2.burr-cell 3.mikrosit
Burr cells /ekinosit(1)
 Definisi:
Eritrosit dengan
tonjolan
sitoplasma yang
teratur.
Sel biasanya
bikonkaf.
 Distribusi
dalam darah:
normal tidak ada
 Pewarnaan:
MGG
 Perbesaran: x
1000

Catatan: Terlihat banyak ekinosit, ada satu eritrosit normal di antaranya.


Sel darah merah mengerut (crenated) (1)  Definisi:
Eritrosit dengan
sitoplasma
mengerut. Ini
adalah artefak
biasa.
 Distribusi
dalam darah:
tidak ada
 Pewarnaan:
MGG
 Perbesaran: x
1000

Catatan: Semua eritrosit ,mengalami pengerutan sitoplasma (crenated)


Stomatosit(1)
 Definisi:
eritrosit dengan
daerah pucat
memanjang
 Distribusi
dalam darah: <
5% dari eritrosit
dalam darah
normal
 Pewarnaan:
MGG
 Perbesaran: x
1000

Catatan: Dalam gambar ada beberapa stomatosit dan 3 trombosit normal.


Sferosit(1)  Definisi: Sferosit
memiliki diameter
lebih kecil
daripada normal;
tanpa halo di
tengah dan
berwarna lebih
gelap.
 Distribusi dalam
darah: normal
tidak ada
 Pewarnaan:
MGG
 Perbesaran: x
1000

Catatan: Dua sferosit dengan diameter lebih kecil daripada eritrosit normal , tidak ada
halo dan warna lebih gelap
Cincin Cabot (1)  Definisi: cincin
yang terbentuk
karena kegagalan
eritropoiesis.
Mungkin
terbentuk dari
bagian kumparan
mitosis (a mitotic
spindle)
 Distribusi dalam
darah: normal
tidak ada
 Pewarnaan:
MGG
 Perbesaran: x
1000

Catatan: Cincin Cabot ditunjuk anak panah. Juga anisositosis eritrosit dan beberapa
stomatosit.
Eritroblas dalam darah(1)
 Definisi: Sel
dengan inti padat
dan gelap seperti
yang terdapat
dalam sumsum
 Distribusi dalam
darah: normal
tidak ada. Hanya
ada dalam darah
neonatus.
 Pewarnaan: MGG
 Perbesaran: x
1000

Catatan: Eritroblas Polikromatofilik dalam darah. Juga banyak trombosit agranular dan
sedikit anisositosis yang sukar dinilai dalam gambar ini
Howell-Jolly bodies(1)
 Definisi: fragmen
kromatin bulat
yang tinggal
dalam sitoplasma
eritrosit dewasa
yang diakibatkan
pembelahan
abnormal
dari.eritroblas
 Distribusi dalam
darah: normal
tidak ada
 Pewarnaan:
MGG
 Perbesaran: x
1000

Catatan: Dalam gambar ada 3 sel dengan Howell-Jolly bodies


• Definisi: granul
Pappenheimer’s bodies(1) sangat halus dan
gelap, terpisah
atau
bersambungan
dalam sitoplasma
eritrosit. sering di
daerah pinggir
eritrosit, mungkin
setara dengan
granul besi dari
siderosit.
• Distribusi dalam
darah: sejumlah
kecil dalam darah
. • Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x
1000

Catatan: Pada banyak eritrosit dijumpai Pappenheimer’s bodies (granule ditunjuk oleh
ujung anak panah). Juga ada anisositosis, ovalosit dan skistosit, sel polikromatofilik.
Sel sabit(1)
 Definisi: Eritrosit
yang memanjang
dan melengkung
dengan dua kutup
yang runcing.
 Distribusi dalam
darah: normal
tidak ada
 Pewarnaan:
MGG
 Perbesaran: x
1000
Catatan: Satu
drepanosit.
Anisopoikilositosi
s jelas.
Pewarnaan
eritrosit. kurang
baik
D. Benda Inklusi Eritrosit;
- Basofilik Stipling
- Howell Jolly body
- Cincin Cabot
- Benda Heinz
- Plasmodium
E. Kel. Formasi Eritrosit ;
- Autoaglutinasi - Formasi Rouleaux
Howell Jolly Body Basofilik Stipling
Cincin Cabot

Anda mungkin juga menyukai