Anda di halaman 1dari 19

Eritropoesis dan Aspek Umum Anemia

Oleh :
Kelompok 12
1. LA ODE MUHAMMAD WAHID AKBAR
2. RAHMAWATI
3. ELVIRA YOLANDA PUTRI
4. NURJANNA AMIRUDDIN
5. SITI HUTAMI AMIRUDDIN

1
Eritropoeisis

Eritropoesis adalah proses pembentukan eritrosit yang


terjadi di sumsum tulang hingga terbentuk eritrosit matang
dalam darah tepi yang dipengaruhi dan dirangsang oleh
hormon eritropoietin (EPO).
Eritropoeisis

Tempat pembentukan eritrosit Dalam minggu-minggu pertama


kehidupan embrio, sel-sel darah merah primitif yang berinti
diproduksi di yolk sac (kantung kuning telur). Dalam
pertengahan trimester masa gestasi, sel darah diproduksi di hati,
namun terdapat juga sel-sel darah merah yang di produksi di
limpa dan kelenjar limfe. Lalu kira-kira selama bulan terakhir
kehamilan dan sesudah lahir, sel-sel darah merah hanya di
produksi di sumsum tulang. Sel pembentuk darah merah adalah
Eritroblast.
Eritropoeisis

Dalam Proses ini Membutuhkan:


Nutrisi :
Mineral ( Fe, mangan, cobalt )
Vitamin ( B12, C, B6, B1,asam folat, dll)
Asam amino
Faktor perangsang :
Eritropoitin, tiroksin, androgen

Tiroksin:
meningkatkan kebutuhan jaringan terhadap oksigen

Androgen :
merangsang eritropoitin
meningkatkan sensitivitas stem cell terhadap eritropoitin.
mempengaruhi langsung eritropoisis
Diferensiasi eritrosit berlangsung dalam 8 tahap. Ini
adalah jalur di mana eritrosit matang dari hemocytoblast
menjadi eritrosit penuh. Tujuh pertama semua
berlangsung dalam sumsum tulang. Setelah tahap 7 sel
kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah sebagai
retikulosit, di mana ia kemudian matang 1-2 hari
kemudian menjadi eritrosit. Delapan tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
Stem cell Committed Developmental pathway
cell Phase 1 Phase 2 Phase 3
Ribosome Hemoglobin Ejection of
synthesis accumulation nucleus

Proerythro- Early Late Reticulo- Erythro-


Hemocytoblast blast erythroblast erythroblast Normoblast cyte cyte
PROERITROBLAS

Ukuran: 15 - 25 m
Bentuk: bulat, kadang-
kadang oval
Warna sitoplasma:
biru tua dengan halo
sekitar inti
Granularitas: tidak ada
Bentuk inti: bulat
Tipe kromatin: butir
kasar
Rasio inti/sitoplasma:
tinggi
Nukleolus: hampir tak
terlihat, relatif besar
Distribusi:
darah: tidak ada
sumsum tulang: < 5%
Pewarnaan: MGG
Perbesaran: x1000
NORMOBLAS BASOFILIK

Ukuran: 13 - 18 m
Bentuk: bulat,
kadang berubah
bentuk
Warna sitoplasma:
biru tua
Granularitas: tidak
ada
Bentuk inti: bulat
Tipe kromatin:
gelap, awal
kondensasi
Rasio
inti/sitoplasma:
tinggi
Nukleolus: tidak
terlihat
Distribusi darah:
tidak ada ;sumsum
tulang: 1 - 7 %
Pewarnaan: MGG
Perbesaran: x1000
NORMOBLAS POLIKROMATIK

Ukuran: 10 - 15 m
Bentuk: bulat,
kadang-kadang
berubah bentuk
Warna sitoplasma:
abu-abu
Granularitas: tidak
ada
Bentuk inti: bulat
Tipe kromatin: gelap,
kondensasi tegas
Rasio
inti/sitoplasma:
sedang
Nukleolus: tidak
terlihat
Distribusi:
darah: tidak ada
sumsum tulang: 2 -
18 %
Pewarnaan: MGG
Perbesaran: x1000
NORMOBLAS PIKNOTIK

Ukuran: 8 - 12 m
Bentuk: bulat, sering berubah
bentuk
Warna sitoplasma: merah
jambu atau sama dengan
eritrosit
Granularitas: tidak ada
Bentuk inti: bulat
Tipe kromatin: kondensasi
gelap dan
pekat
Rasio inti/sitoplasma: rendah
Nukleolus: tidak terlihat
Distribusi
darah: tidak terlihat
sumsum tulang: 5 - 15 %
Pewarnaan: MGG
Perbesaran: x 1000
RETIKULOSIT

Ukuran: 8 - 12 m
Bentuk: bulat
Warna sitoplasma:
pucat
Granularitas: granul
tunggal atau multipel,
pekat, lembayung
Bentuk inti: tidak
ada
Distribusi dalam
darah: 0.5 - 1.5 %
dari jumlah eritrosit
Pewarnaan:
supravital, dengan
Cresyl blue
Perbesaran: x 1000
ERITROSIT

Ukuran: 6 - 9 m
Bentuk: bikonkaf
Warna
sitoplasma:
merah jambu
atau abu-abu
Granularitas:
tidak ada
Pewarnaan:
MGG
Perbesaran:
x500
ERITROSIT

Merupakan bagian
utama dari sel
darah
Jumlah pada pria
dewasa 5 juta
sel/cc
Jumlah pada
wanita 4 juta
sel/cc
HEMOGLOBIN

Hemoglobin adalah protein globular yang mengangkut


oksigen yang diperlukan untuk kehidupan manusia, yang secara
biokimia dipelajari lebih mendalam.
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan
empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom
besi.
ERITROSIT

Fungsi utama eritrosit adalah membawa O2 ke jaringan dan


mengembalikan karbondioksida dari jaringan ke paru. Untuk
mencapai pertukaran gas ini, eritrosit mengandung protein
khusus, yaitu hemoglobin
ANEMIA

Anemia ialah keadaan dimana masa eritrosit tidak dapat


memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh. Secara laboratorik dijabarkan sebagai penurunan dibawah
normal kadar hemoglobin, eritrosit dan hematocrit. (Bakta, 2006)

Pada dasarnya anemia disebabkan oleh gangguan


pembentukan eritrosit di sumsum tulang (produksi eritrosit menurun),
kehilangan eritrosit dari tubuh (perdarahan), proses peningkatan
penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis).
(Bakta, 2006)
ANEMIA

Secara morfologi, pengklasifikasian anemiia terdiri atas:


1. Anemia normositik normokrom
2. Anemia makrositik normokrom
3. Anemia mikrositik hipokrom

Klasifikasi anemia menurut Etiopatogenesis


1. Karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
a. Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
b. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
c. Kerusakan sumsum tulang
2. Anemia akibat Hemoragi
3. Anemia Hemolitik
SIMPULAN

Eritropoiesis adalah proses pembentukan eritrosit (sel darah merah). Pada janin dan
bayi proses ini berlangsung di limfa dan sumsum tulang, tetapi pada orang dewasa
terbatas hanya pada sumsum tulang. Dan apabila kadar hemoglobin atau eritrositnya
kurang akan menyebabkan anemia.

Anda mungkin juga menyukai