Anda di halaman 1dari 10

Pembuatan MSG (Mono Sodium

Glutamat)
Diagram Blok
Pembuatan MSG
(Mono Sodium
Glutamat)
Selanjutnyaaa.......
DISKRIPSI PROSES PENGOLAHAN MSG
(MONOSODIUM GLUTAMAT)
Proses pengolahan MSG melalui beberapa tahap, yaitu :
1. pengenceran tetes,
2. fermentasi tetes,
3. evaporasi,
4. kristalisasi MSG dan
5. pengemasan.
1. Pengenceran Tetes
Tetes dari tangki penampung material plant di pompa ke tangki
pengenceran dan ditambahkan air dengan perbandingan 1:2 untuk mengencerkan
tetes sampai konsentrasi 31,50 Be. Karena dalam tetes mengandung ion kalsium
yang harus diendapkan, maka dalam pengenceran ditambahkan H2SO4 pekat untuk
mengikat ion Ca menjadi garam kalsium sulfat. H2SO4 disini juga berperan sebagai
pengatur PH larutan agar terjadi pengendapan sempurna garam kalsium yang
terbentuk.
Tetes dari tangki pengenceran dialirkan ke tangki thickner untuk
menurunkan endapan CaSO4. over flow dari tangki thickner di pompa separator,
dari separator akan keluar filtrat dan ditampung dalam tangki penampung tetes,
sedang sludge yang dihasilkan separator ditampung dalam tangki penampung
bersama dengan sludge yang dihasilkan thickner. Kedalam tangki penampung ini
ditambahkan air untuk mencairkan sludge. Setelah ditambah air, sludge cair (slurry)
tersebut di pompa ke decanter. Dari decanter dihasilkan filtrat dan sludge. Filtrat
dari decanter di recycle ke tangki pengenceran, sedangkan sludgenya dibuang
sebagai limbah padat berupa padatan CaSO4.n H2O (Gypsum).
2. Fermentasi Tetes.
Tetes yang akan di fermentasi terlebih dahulu disterilisasi. Sebelum dilakukan sterilisasi tetes, tangki disterilisasi
dalam keadaan kosong pada suhu 1200 C selama 30 menit. Setelah itu, tetes dari tangki penampung di pompa ke
tangki sterilisasi dan dilakukan sterilisasi pada suhu 1200 C selama 15-20 menit. Media pemanas pada tangki
sterilisasi tersebut adalah steam. Setelah sterilisasi, tetes kemudian didinginkan sampai suhu mencapai 32-350 C
dengan unit cooling tower. Sebelum tejadi proses fermentasi terlebih dahulu dilakukan inkubasi bakteri pembuat
asam glutamat pada tangki pilot. Tangki pilot sebelum dioperasikan disterilisasi dalam keadaan kosong pada suhu
1200 selama 30 menit. Tetes steril dari tangki sterilisasi dikirim dengan pompa sentrifugal ke dalam tangki pilot,
kemudian dimasukkan. Biakan bakteri pembuat asam glutamat melalui inlet secara aseptis. Inkubasi pada tangki
pilot dilakukan selama 15 jam pada suhu 310 C dan flow rate udara masuk sebesar 10 m3/jam serta penambahan
NH3 sebagai buffer dengan PH awal 7,0. untuk melihat pertumbuhan bakteri apakah normal apa tidak, pada usia 12
jam mulai diperiksa cell volume (CV) nya dengan spektropotometer. Sebelum perlakuan fermentasi, tangki
fermentor telah disterilisasi pada suhu 1200 C selama 30 menit, kemudian saluran tetes steril dari tangki sterilisasi ke
tangki fermentor dan tangki media dibuka untuk dimasukkan dalam tangki fermentor sampai volume tertentu.
Biakan hasil inkubasi dimasukkan dalam kedalam tangki fermentor dan ditambah dengan obat-obatan dan air. Lalu
pengaduk dijalankan, proses fermentasi berlangsung selama 32 jam pada kisaran suhu 32-370 C, penambahan udara
masuk sebesar 1,6 m3/jam, pada tekanan 0,5 kg/m3 dan PH 7,7. Selama proses fermentasi, dilakukan pengontrolan
bakteri yang meliputi kontrol OD dan CV dengan spektropotometer. Untuk mengontrol proses fermentasi dilakukan
analisa kadar GA dengan warburg apparatus dan kadar gula dengan metode somoghy. Kontrol bakteri dan kontrol
proses dilakukan setiap 2-3 jam sekali. Pada CV tertentu (kira-kira setelah melewati fase pertumbuhan
dipercepat bakteri pembuatan glutamat). Mulai ditambah sukrox untuk menghambat pertumbuhan bakteri
pembuat asam glutamat agar bakteri tersebut mulai memproduksi asam glutamat.setelah usia fermentasi 32 jam
proses fermentasi dihentikan.
3. Evaporasi Asam Glutamat
Cairan hasil fermentasi berupa original broth (OB), dikirimkan ke tangki
penampung OB untuk kemudian mengalami evaporasi. Sebelumnya dilakukan
pemanasan awal oleh alat preheater yang bertujuan mengurangi bebean energi
evaporator dan menghambat pertumbuhan bakteri yang ada dari proses fermentasi.
Larutan OB dari plant fermentasi dengan suhu 32-330C dinaikkan menjadi 520C di
preheater. Dari preheater kemudian dialirkan ke tangki evaporator long tube
vertical. Bahan yang masuk OB memiliki kadar GA antara 10-12 %; PH 7-7,5; SpGr
1,07-1,1; OD 140-200; total solid 19-24 %; viscosity 3,2-3,5 poise; temperatur 330
C; konsentrasi 10-120 brix. OB tersebut kemudian di evaporasi dalam multiple effect
evaporator dengan system feed forward selama 2-2,5 jam dengan penurunan
temperatur secara bertahap dari 700 hingga mencapai 480 C. Evaporasi OB akan
menghasilkan concentrate broth (CB) yang memiliki kadar GA berkisar antara 30-
31%, konsentrasi sebesar 29-300 brix, dengan SpGr 1,25-1,26 dan OD sebesar 560
nm. Pada proses ini dilakukan analisis kadar Ga dan PH dengan menggunakan alat
warburg apparatus dan PH meter.
4. Pengolahan Asam Glutamat
Cairan CB dengan spesifikasi konsentrasi 27,50 Be, %GA sebesar 32 %, temperatur 500 C, PH 6,2, OD 560 nm dicampurkan dengan
cairan hydrochloric glutamic acid (HG) dengan spesifikasi asam cair 21 %, kadar GA 4-6 % dan temperatur 500C dalam seeding tank
dengan perbandingan HG : CB = 1 : 2. kapasitas tangki seeding (tangki C1 dan C5) adalah 197 KL/jam. Suhu pencampuran ditangki
seeding yang dipasang berurutan sampai pada tangki seeding 9 dengan suhu terus menurun hingga 100C. suhu 100C ini dipertahankan
terus sambil menghomogenkan campuran dalam satu seri tangki seeding dari C-10 sampai C-17. media pendingin yang digunakan
adalah freon-11 dan air yang dialirkan melalui coil sebagai heat transfer-nya. Penambahan HG dimaksudkan untuk mengendalikan PH
yang diatur antara 3,2-3,4. pengontrolan PH dilakukan dengan alat PH meter dan mengatur flowrate HG dan CB ke tangki seeding C-1
dan C-5. pada C-9 terjadi fase akhir pembentukan kristal -GA yang berbentuk piramida transparan. Selanjutnya cairan dialirkan ke
decanter. Cairan dari tangki seeding C-17 dipisahkan oleh decanter (DC-1) menjadi Glutamic Acid –1 dan mother liquor –1. dalam
proses dekantasi, media pengontrol digunakan air demin (air hasil pengolahan air resin) atau digunakan ML-3 dan ML-4. GA-1 yang
dihasilkan berkadar GA 50-60 % dan konsentrasi 18-190 Be. Suhu ML-1 adalah 190C. ML-1 kemudian dikirim lewat pipa, sebagian
untuk pupuk orgami (pupuk organik miwon) dan sebagian lagi ke acid plant. GA-1 yang diperoleh ditarik oleh pompa sentrifugal ke
DC-2 dan menghasilkan ML-2 dan GA-2. konsentrasi GA-2 adalah berkisar antara 21-220Be dan pada suhu 140C. ML-2 yang bersuhu
140C, sebelum dikirim ke acid plant dialirkan ke dalam coil pendingin (sebagai media pendingin) dalam TC cooling tank agar suhunya
naik menjadi 30-320 C. GA-2 yang keluar dari DC-2 dipanaskan dalam tangki agitasi pemanas dari suhu 21-220C sampai 40-500C pada
PH 4,6-4,8 dengan ML MSG (mother liquor MSG) dari MSG plant sebagai pengatur PH. Setelah itu dipompa ke dalam transition of
crystal (TC) tank untuk dipanaskan hingga 90-960C pada PH 4,6. maksud pemanasan ini adalah untuk mengubah bentuk kristal -GA
berbentuk piramida menjadi kristal -GA (GA-2) didinginkan dalam TC cooling tank dimana media pendinginnya adalah cairan ML-2
dalam coil yang akan dikirim ke acid plant. Suhu material setelah keluar dari TC cooling tank adalah 22-250C. material kemudian
mengalir dengan bentuan pompa centrifugal memasuki DC-3 menghasilkan GA-3 dan ML-3. sebagian GA-3 dialirkan ke unit
pengeringan untuk dibuat DGA dan sebagian GA-3 dipompa ke DC-4 menghasilkan GA-4 dan ML-4. ML-3 dan ML-4 digabungkan dan
dialirkan ke DC-1 sebagai cairan penggelontor. Adanya NaCl dalam ML-3 tidak akan mempengaruhi operasi dekantasi karena alatnya
memiliki ketahanan tertentu terhadap NaCl dengan konsentrasi tertentu. GA-4 dicampur NaOH dalam tangki yang dipanaskan steam.
MSG cair ditampung di tangki jungek (CHE) dan dikirim ke MSG plant. Suhu MSG cair adalah 50-600C dan PH 6,3-6,4.

Anda mungkin juga menyukai