Anda di halaman 1dari 49

Laporan Kasus

Congestive Heart Failure


Dr. Gabriella Pratini

Pembimbing: dr. Kusnadi, Sp. PD


Identitas Pasien
• Nama : Tn. DS
• Umur : 55 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• MR : 021732
• Alamat : Perum Taman Bukit Sari, Balikpapan
• Pekerjaan : Pensiunan
• Status : Menikah
• Tanggal masuk : 12 Juni 2019
Anamnesis
• Keluhan utama : Sesak sekitar 3 minggu SMRS
• RPS :
Pasien datang ke RSUD Balikpapan pada hari Rabu tanggal 12 Juni
2019 dengan keluhan sesak sekitar 3 minggu. Sesak dirasakan
terutama saat tidur telentang dan aktivitas ringan seperti berjalan
jauh dan naik tangga. Saat tidur, pasien menggunakan dua bantal
untuk mengurangi rasa sesak. Keluhan lain seperti nyeri dada
menjalar ke lengan kiri tembus ke belakang, mual, muntah, dan nyeri
perut kanan atas disangkal pasien.
Pasien juga mengeluhkan batuk selama satu bulan, tidak ada dahak.
Tidak terdapat keringat dingin di malam hari, penurunan nafsu makan,
demam, dan penurunan berat badan yang signifikan. Sebelumnya
pasien pernah mengalami bengkak pada kedua kaki namun hilang
tanpa konsumsi obat, riwayat trauma sebelumnya disangkal. BAB dan
BAK tidak ada keluhan, terkadang urine berwarna seperti air teh, BAB
berwarna keabuan disangkal.

Satu hari SMRS, pasien merasakan sesak semakin memberat dan tidak
bisa tidur. Pasien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya. Sesak tidak
membaik dengan perubahan posisi. Pasien mengeluhkan batuk
berdahak tidak berkurang. Kaki kiri bengkak, namun tidak terasa nyeri
dan panas.
• Riwayat penyakit dahulu
• Pasien telah menderita hipertensi selama 8 tahun namun tidak rutin minum
obat antihipertensi selama satu tahun terakhir.
• Pasien memiliki riwayat stroke pada anggota tubuh kiri sekitar 7 tahun yang
lalu, tidak melakukan fisioterapi, rutin kontrol di dokter spesialis saraf.
• Riwayat diabetes mellitus, asam urat, gagal ginjal, hepatitis, asma, alergi,
infeksi ginjal, TB paru sebelumnya disangkal pasien.
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat hipertensi dan stroke pada keluarga tidak ada.
• Riwayat penyakit jantung dan diabetes mellitus pada keluarga tidak ada.
• Riwayat sosial
• Pasien merokok selama lebih dari 20 tahun. Dalam sehari pasien
menghabiskan satu bungkus rokok. Pasien telah berhenti merokok selama tiga
tahun.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : tampak sesak
• Kesadaran : compos mentis
• Gizi : kesan ideal
• Tanda – tanda vital :
• TD = 150/90 mmHg
• N = 100 x/menit
• RR = 26 x/menit
• Suhu = 36 oC
• SpO2 92% room air
• Kepala : Rambut hitam, lurus, tidak mudah dicabut
• Mata : sklera ikterik-/- konjungtiva anemis -/-
• Telinga : liang telinga lapang, tidak ada kelainan
• Mulut : mukosa bibir lembab, merah muda, lidah
tidak kotor
• Leher
• Tekanan vena jugularis : 5 + 2 cmH2O
• Kelenjar Tiroid : Tidak teraba membesar
• KGB
• KGB submandibula, supraklavikula, colli, dan aksilla tidak teraba membesar
• Thorax (paru):
Depan Belakang

Inspeksi Simetris Simetris

Tidak ada benjolan, tidak ada Tidak ada benjolan, tidak ada
Kiri nyeri tekan. Fremitus taktil nyeri tekan. Fremitus taktil
simetris. simetris.
Tidak ada benjolan, tidak ada Tidak ada benjolan, tidak ada
Palpasi Kanan nyeri tekan. Fremitus taktil nyeri tekan. Fremitus taktil
simetris. simetris.
Kiri Sonor. Sonor.
Perkusi
Kanan Sonor. Sonor.
Suara napas vesikuler, tanpa Suara napas vesikuler, tanpa
Kiri
ronki dan wheezing. ronki dan wheezing.
Auskultasi
Suara napas vesikuler, tanpa Suara napas vesikuler, tanpa
Kanan
ronki dan wheezing. ronki dan wheezing.
• Thorax (jantung): • Abdomen:
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak.
Tampak cembung, simetris, tidak tampak
Palpasi Ictus cordis teraba pada linea midklavikula kiri ICS V, Inspeksi peristaltik usus. Tidak terdapat caput medusae,
kuat angkat, reguler. vena kolateral, hernia umbilikalis.
Perkusi Batas atas :Linea parasternal kiri ICS II.
Supel, tidak teraba hepatomegali dan
Batas kiri :1cm lateral dari midklavikula kiri ICS V. Palpasi splenomegali, shifting dullness (-), nyeri tekan
Batas kanan:1,5 cm lateral dari linea sternalis kanan epigastrium (+).
ICS IV.
Perkusi Timpani

Auskultasi BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Auskultasi Normoperistaltik


Kanan Kiri

• Ekstremitas: Lengan

Tonus Normotonus Normotonus


Otot
Massa Eutrofi Eutrofi

Sendi Normal Normal

Gerakan Aktif Hipoaktif

Kekuatan 5 4

Tungkai dan kaki

Luka - -

Varises - -

Tonus Normotonus Normotonus


Otot
Massa Eutrofi Eutrofi

Sendi Normal Normal

Gerakan Aktif Hipoaktif

Kekuatan 5 3

Edema - +
Laboratorium (12/6/2019)
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan KIMIA KLINIK

HEMATOLOGI Glukosa Darah Sewaktu 156 mg/dL 76 – 180


Kalsium (ca) 1.15 mmol/L 1.12-1.32
Hemoglobin 12.7 g/dL 14.0 – 18.0
Natrium (Na) 145 mmol/L 136-146
Hematokrit 42 % 40 – 54
Kalium (K) 3.40 mmol/L 3.5-5.1
Leukosit (WBC) 7.550 µL 6.000 – 11.500
Chlorida (Cl) 108 mmol/L 95-106
Eritrosit (RBC) 5.14 10^6/µL 4.60 – 6.00
Kreatinin 1.16 mg/dL 0.7-1.2
Trombosit 216.000 /µL 150.000-450.000
SGOT 82 U/L 10-50
Hitung Jenis SGPT 138 U/L 10-50
Basofil 0.861 % 0–2 Ureum 39 mg/dL 18-55
Eosinofil 2.63 % 1–3
Segmen 63.0 % 50 – 70 IMUNOLOGI
Limfosit 26.6 % 18 – 42
HbsAg Non Reaktif - Non Reaktif
Monosit 6.97 % 2 – 11
Anti HCV Non Reaktif - Non Reaktif
MCV, MCH, MCHC
MCV 81 fL 80 – 94
MCH 25 pg 26 – 32
MCHC 30 g/dL 32 – 36
URINE LENGKAP

Warna Kuning - Kuning


Kejernihan Jernih - Jernih
Berat jenis 1.010 - 1.005-1.030
Leukosit Negatif - Negatif
Nitrit Negatif - Negatif
Ph 6.0 - 5.0-8.0
Protein Negatif - Negatif
Glukosa Negatif - Negatif
Keton Negatif - Negatif
Urobilinogen Negatif - Negatif
Bilirubin Negatif - Negatif
Darah Negatif - Negatif
Vtc + - Negatif
Leukosit sedimen 1 /LPB 1-5
Eritrosit sedimen 1 /LPB 0-1
Silinder Negatif - Negatif
Epitel 1 /LPB 0-4
Kristal Negatif - Negatif
Bakteri Negatif - Negatif
Jamur Negatif - Negatif
Lain-lain Negatif - Negatif
EKG (12/6/2019)

Sinus rhytm, frekuensi 115 x/menit, aksis bergeser ke kiri, gelombang P normal, interval PR normal, interval QT
normal, kompleks QRS normal, R di V5/V6 + S di V1/V2 > 35mm
Kesan: hipertrofi ventrikel kiri
Diagnosis kerja
CHF NYHA III ec HHD dengan riwayat stroke

Tatalaksana
• Farmakologi • Raber Saraf:
• O2 NK 3 lpm Melaporkan hasil lab dan
• Inj Furosemide 1 Amp/8 jam konfirmasi Sp. S:
• Candesartan 1x16 mg - Tidak jadi raber Saraf
• Amlodipin 1x10 mg - Terapi lanjut
• Miniaspi 1x80 mg - Cek anti HCV
• Alprazolam 0.5mg 0-0-1
• Non Farmakologi
• N asetilsistein 3x200 mg
• Inj Omeprazole 1 Amp/12 jam • Diet jantung hepar III
• Spironolakton 50 mg 1-0-0
• Cek ur, cr, elektrolit, OT, PT, Ro thorax,
DL
Prognosis
Ad vitam : Dubia ad malam
Ad functionam : Dubia ad malam
Ad sanationam : Dubia ad malam
Tanggal Data Klinis Pemeriksaan Penunjang Tindakan

Kamis, S: sesak (+) Rontgen thorax PA -Inj Furosemide 1 Amp/8


13 Juni 2019 USG Abdomen jam
O: -Candesartan 1x16 mg
KU=CM, tampak sesak -Amlodipin 1x10 mg
TD=110/60 mmHg -Miniaspi 1x80 mg
N=84x/menit -Alprazolam 0.5mg 0-0-1
RR=20x/menit -N asetilsistein 3x200 mg
T=36
-Inj Omeprazole 1 Amp/12
SpO2=98-99% terpasang NK 3lpm
jam
Kepala CA-/- SI-/- -Spironolakton 50 mg 1-0-0
Thorax ves+/+ rh-/- wh-/-
Abd supel, timpani, BU(+) normal, NTE (+),
shifting dullness (-)
Eks akral hangat, CRT<2 detik, edema -/+

A:
- CHF NYHA III ec HHD
- Dispepsia
Rontgen Thorax (13/6/2019)

Hasil:
Corakan bronkovaskular kasar
Tidak tampak tanda spesifik aktif maupun SOL
Cor: Tampak membesar ke kiri dengan CTI>50%
disertai dilatasi dan elongasi aorta
Vena pulmonalis tampak berdilatasi
Tulang-tulang intak
Kesan:
Cardiomegaly disertai dilatasi dan elongasi aorta
Gambaran Hypertensive Heart Failure
USG Abdomen (13/6/2019)
Hasil:
Liver: Bentuk dan echo normal, tampak
dilatasi dari vena-vena hepatica
GB: Dinding tipis, batu (-)
Pancreas dan lien normal
Ren dextra et sinistra: Bentuk dan
echotexture normal
VU: normal
Cairan bebas minimal pada basal paru
kanan
Kesan:
Gambaran congestive liver disease
Efusi pleura basal paru kanan
Jumat, S: sesak dan bengkak di kaki berkurang - -Inj Furosemide 1 Amp/8 jam
14 Juni 2019
-Candesartan 1x16 mg
O:
KU=CM, sedang -Amlodipin 1x10 mg
TD=110/80 mmHg -Miniaspi 1x80 mg
N=80x/menit
RR=20x/menit -Alprazolam 0.5mg 0-0-1
T=36 -N asetilsistein 3x200 mg
SpO2=98-99% terpasang NK 3lpm
-Inj Omeprazole 1 Amp/12
Kepala CA-/- SI-/- jam
Thorax ves+/+ rh-/- wh-/-
-Spironolakton 50 mg 1-0-0
Abd supel, timpani, BU(+) normal, NTE (+),
shifting dullness (-) - Lepas infus, terpasang
Eks akral hangat, CRT<2 detik, edema -/+ pemflon

A:
- CHF NYHA III ec HHD
- Riw stroke
- Kongestif hepatopati
- Dispepsia
Sabtu, S: - -Inj Furosemide 1 Amp/8 jam
15 Juni 2019
-Candesartan 1x16 mg
O:
KU=CM, sedang -Amlodipin 1x10 mg
TD=100/60 mmHg -Miniaspi 1x80 mg
N=68x/menit
RR=20x/menit -Alprazolam 0.5mg 0-0-1
T=36 -N asetilsistein 3x200 mg
Kepala CA-/- SI-/- -Inj Omeprazole 1 Amp/12 jam
Thorax ves+/+ rh-/- wh-/-
-Spironolakton 50 mg 1-0-0
Abd supel, timpani, BU(+) normal, NTE (+),
shifting dullness (-)
Eks akral hangat, CRT<2 detik, edema -/-

A:
- CHF NYHA III ec HHD
- Riw stroke
- Kongestif hepatopati
- Dispepsia
Minggu, S: - - ACC KRS
16 Juni 2019 - Terapi pulang:
O: - Furosemide 1x40mg 1-
KU=CM, sedang 0-0
TD=100/60 mmHg - Omeprazole 2x20mg
N=84x/menit - Miniaspi 1x80mg
RR=20x/menit - Alprazolam 1x0.5mg
T=36 - Amlodipin 1x10mg
- Spironolakton 1x50mg
Kepala CA-/- SI-/-
- Onoiwa 3x1
Thorax ves+/+ rh-/- wh-/-
- Candesartan 1x16mg
Abd supel, timpani, BU(+) normal, NTE (+),
shifting dullness (-)
Eks akral hangat, CRT<2 detik, edema -/-

A:
- CHF NYHA III ec HHD
- Riw stroke
- Kongestif hepatopati
- Dispepsia
Tinjauan Pustaka
Pendahuluan
• Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan
angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di negara maju dan
berkembang termasuk Indonesia (Siswanto et al., 2015).
• Gagal jantung berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi
dan merupakan salah satu beban penyakit utama dalam sistem
kesehatan (Ziaeian & Fonarow, 2016).
Anatomi
Fisiologi
Definisi
• Menurut PERKI (2015), gagal jantung adalah kumpulan gejala yang
kompleks dimana seorang pasien harus memiliki tampilan klinis
berupa gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat istirahat
atau saat melakukan aktivitas disertai/tidak dengan kelelahan),
tanda retensi cairan (kongesti paru atau edema pergelangan kaki),
adanya bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung
saat istirahat.
Epidemiologi
• Sekitar 80% dari penyakit kardiovaskular di dunia terjadi di negara
dengan pendapatan rendah dan menengah (Ariyachaipanih et al.,
2019).
• Di Indonesia, usia pasien gagal jantung relatif lebih muda
dibandingkan di Amerika dan Eropa disertai dengan tampilan klinis
yang lebih berat.
Etiologi
Patofisiologi
Faktor Resiko
• Faktor resiko mayor
Usia, laki-laki, hipertensi, hipertrofi ventrikel kiri, infark miokard,
penyakit katup jantung, obesitas, dan diabetes.
• Faktor resiko minor
Perokok, dislipidemia, gagal ginjal kronik, albuminuria, gangguan
bernafas saat tidur, anemia, peningkatan denyut jantung, pola makan,
gaya hidup sedentari, status sosioekonomi rendah, tingkat stress (Bui,
Horwich & Fonarow, 2011).
Klasifikasi
• Berdasarkan struktur dan
kapasitas fungsional jantung
• Berdasarkan fraksi ejeksi
• Fraksi ejeksi normal (LVEF≥50%) atau HFpEF (gagal jantung diastolik)
• Fraksi ejeksi ambang (LVEF 40-49%) atau HFmrEF
• Fraksi ejek menurun (LVEF<40%) atau HFrEF (gagal jantung sistolik)

• Berdasarkan letak
• Gagal jantung kanan
• Gagal jantung kiri
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
• Lab
• EKG
• Rontgen thorax
• Penilaian fungsi ventrikel kiri
• Biomarker enzim jantung
• Uji olahraga
Kriteria Diagnostik Framingham
Kriteria mayor Kriteria minor
Edema pulmo akut Edema ekstremitas bawah

Kardiomegali Dyspneu d'effort

Refleks hepatojugular Hepatomegali

Distensi vena leher Nocturnal cough

Paroxysmal nocturnal dyspneu atau orthopneu Efusi pleura

Suara tambahan krepitasi Takikardi

Gallop S3
Tatalaksana
• Terapi farmakologi • Terapi non farmakologi
• ACE Inhibitor • Ketaatan pasien dalam
• Beta blocker berobat
• Mineralokortikoid/Aldosteron • Pemantauan berat badan
receptor antagonist (MRA) mandiri
• Angiotensin Receptor Blocker (ARB) • Asupan cairan
• Diuretik • Pengurangan berat badan
• Hidralazine dan Isosorbide Dinitrat • Kehilangan berat badan tanpa
(H-ISDN) terencana
• Digoxin dan glikosida digitalis lain • Latihan fisik
Diet Jantung
• Tujuan diet pada penyakit jantung adalah: (1) memberi makanan
secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung, (2) menurunkan berat
badan bila terlalu gemuk, dan (3) mencegah atau menghilangkan
penimbunan garam dan air.
• Jenis diet jantung:
• Diet Jantung I
• Diet Jantung II
• Diet Jantung III
• Diet Jantung IV
• Syarat diet jantung:
• Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
• Protein cukup yaitu 0.8gr/kgBB
• Lemak sedang yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10% berasal dari lemak
jenuh dan 10-15% berasal dari lemak tidak jenuh
• Kolesterol rendah terutama jika disertai dengan dislipidemia
• Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium, dan
magnesium jika tidak dibutuhkan
• Rendah garam 2-3gr/hari jika disertai hipertensi atau edema
• Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
• Serat cukup untuk menghindari konstipasi
• Cairan cukup kurang lebih 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan
• Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil
• Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi dengan makanan, dapat diberikan
tambahan berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi
Prognosis
• Meskipun terdapat perkembangan terbaru dalam evaluasi dan
manajemen gagal jantung, gagal jantung simptomatik masih memiliki
prognosis yang buruk.
• Pasien dengan gejala saat istirahat (CHF NYHA IV) memiliki 30-70%
laju mortalitas tahunan, sedangkan pasien dengan gejala yang timbul
saat aktivitas sedang (CHF NYHA II) memiliki laju mortalitas tahunan
sebesar 5-10% sehingga status fungsional merupakan prediktor
penting mengenai kondisi pasien.
Diskusi Kasus
• Anamnesis
• Sesak saat tidur telentang dan aktivitas ringan seperti berjalan jauh dan naik
tangga.
• Tidur menggunakan dua bantal untuk mengurangi rasa sesak.
• Pernah mengalami bengkak pada kedua kaki namun hilang tanpa konsumsi
obat, BAB BAK tidak ada keluhan
• Menderita hipertensi selama 8 tahun namun tidak rutin minum obat
antihipertensi selama satu tahun terakhir.
• Riwayat stroke pada anggota tubuh kiri sekitar 7 tahun yang lalu, tidak
melakukan fisioterapi, rutin kontrol di dokter spesialis saraf.
• Pemeriksaan Fisik :
• Thorax ves +/+ Rh-/- Wh-/-
• S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
(Harrison et al., 2012)

(Ponikowski et al., 2016)


Laboratorium (12/6/2019)
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan KIMIA KLINIK

HEMATOLOGI Glukosa Darah Sewaktu 156 mg/dL 76 – 180


Kalsium (ca) 1.15 mmol/L 1.12-1.32
Hemoglobin 12.7 g/dL 14.0 – 18.0
Natrium (Na) 145 mmol/L 136-146
Hematokrit 42 % 40 – 54
Kalium (K) 3.40 mmol/L 3.5-5.1
Leukosit (WBC) 7.550 µL 6.000 – 11.500
Chlorida (Cl) 108 mmol/L 95-106
Eritrosit (RBC) 5.14 10^6/µL 4.60 – 6.00
Kreatinin 1.16 mg/dL 0.7-1.2
Trombosit 216.000 /µL 150.000-450.000
SGOT 82 U/L 10-50
Hitung Jenis SGPT 138 U/L 10-50
Basofil 0.861 % 0–2 Ureum 39 mg/dL 18-55
Eosinofil 2.63 % 1–3
Segmen 63.0 % 50 – 70 IMUNOLOGI
Limfosit 26.6 % 18 – 42
HbsAg Non Reaktif - Non Reaktif
Monosit 6.97 % 2 – 11
Anti HCV Non Reaktif - Non Reaktif
MCV, MCH, MCHC
MCV 81 fL 80 – 94
MCH 25 pg 26 – 32
MCHC 30 g/dL 32 – 36
Tatalaksana di IGD
• O2 NK 3lpm
• Cek DL
• Pemeriksaan EKG

(AAFP, 2012) (ESC, 2012)


• Advis DPJP
• O2 NK 3 lpm
• Inj Furosemide 1 Amp/8 jam
• Candesartan 1x16 mg
• Amlodipin 1x10 mg
• Miniaspi 1x80 mg
• Alprazolam 0.5mg 0-0-1
• N asetilsistein 3x200 mg
• Inj Omeprazole 1 Amp/12 jam
• Spironolakton 50 mg 1-0-0
• Cek ur, cr, elektrolit, OT, PT, Ro thorax
(Harrison et al., 2012)

(PERKI, 2015)
Daftar Pustaka
• Arianda RH 2014, 'Gambaran Peresepan ACE Inhibitor Pada Pasien Gagal Jantung yang Dirawat Inap di RSUP Dr Kariadi Semarang Periode Januari-Desember
2013', Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia.
• Ariyachaipanich et al. 2019, 'Heart Failure Council of Thailand (HFCT) 2019 Heart Failure Guideline: Introduction and Diagnosis', Journal of The Medical
Association of Thailand, vol 102, no 2, pp 213-239.
• Buakhamsri et al. 2019, 'Heart Failure Council of Thailand (HFCT) 2019 Heart Failure Guideline: Pharmacologic Treatment of Chronic Heart Failure Part I',
Journal of The Medical Association of Thailand, vol 102, no 2, pp 240-244.
• Bui AL, Horwich TB & Fonarow GC 2011, 'Epidemiology and Risk Profile of Heart Failure', Nature Reviews Cardiology, vol 8, no 1, pp 30-41.
• Chatterjee K & Massie B 2007, 'Systolic and Diastolic Heart Failure: Differences and Similarities', Journal of Cardiac Failure, vol 13, no 7, pp 569-576.
• Chirakarnjanakorn et al. 2019, 'Heart Failure Council of Thailand (HFCT) 2019 Heart Failure Guideline: Comorbidity in Heart Failure', Journal of The Medical
Association of Thailand, vol 102, no 4, pp 508-512.
• Fonarow, GC 2017, 'Refining Classification of Heart Failure Based on Ejection Fraction', American College of Cardiology Foundation, vol 5, no 11, pp 808-809.
• Harrison et al. 2012, 'Harrison's Principle of Internal Medicine', 18 ed, The McGraw-Hill Companies: United States of America.
• King M, Kingery J & Casey B 2012, 'Diagnosis and Evaluation of Heart Failure', American Academy of Family Physicians, vol 85, no 12, pp 1161-1168.
• Lainscak et al. 2017, 'Definition and Classification of Heart Failure', International Cardiovascular Forum Journal, ed 10, pp 3-7.
• PERKI 2015, Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung edisi pertama, Jakarta, Indonesia.
• Ponikowski et al. 2014, 'Heart Failure: Preventing Disease and Death Worldwide', European Society of Cardiology.
• Ponikowski et al. 2016, '2016 ESC Guidelines for the Diagnosis and Treatment of Acute and Chronic Heart Failure', European Heart Journal, vol 37, pp 2129-
2200.
• Tortora GJ & Derrickson B 2014, 'Principles of Anatomy and Physiology', 14 ed, John Wiley & Sons, Inc.: United States of America.
• Ziaeian B & Fonarow GC 2016, 'Epidemiology and Aetiology of Heart Failure', Nature Reviews Cardiology, vol 13, no 6, pp 368-378

Anda mungkin juga menyukai