Anda di halaman 1dari 16

SINDROMA KOMPARTEMEN

KELOMPOK 2

ADRI DEWI
AHMAD SUAIB
ANDI SAADAH
KRISTA LUKAS
SYAMSIAH
NURWAHIDA
WA ATI LA AJI
DEFINISI

• sindrom kompartemen adalah suatu kondisi


patologis yang disebabkan oleh peningkatan tekanan di
dalam kompartemen fasia tertutup, yang dapat
menyebabkan iskemia, dan mengakibatkan hilangnya
fungsional dari otot dan saraf
SINDROM KOMPARTEMEN
KLASIFIKASI :

 Sindroma Kompartemen Akut.


Sindrom kompartemen akut (ACS) adalah keadaan darurat bedah, yang sebagian besar dilihat sebagai
komplikasi trauma yang jarang namun parah; Namun ada juga penyebab nontraumatik.(F., T., S., & Y.K., 2014)
Ditandai dengan pembengkakan dan nyeri yang terjadi dengan cepat. Tekanan dalam kompartemen yang
meningkat dengan cepat dapat menyebabkan tekanan pada saraf, arteri dan vena sehingga tanpa
penanganan yang tepat akan terjadi paralisis, iskemik jaringan bahkan kematian.
 Sindroma Kompartemen Kronik.
Bukan merupakan suatu kegawatan medis dan seringkali dikaitkan dengan nyeri ketika aktivitas olahraga.
Ditandai dengan meningkatnya tekanan kompartemen ketika melakukan aktivitas olahraga saja.
PENYEBAB

 sindrom kompartemen akut :


Penyebab umum terjadinya sindroma kompartemen akut adalah fraktur, trauma jaringan
lunak,kerusakan pada arteri dan luka bakar,Penyebab lain bisa karena hematoma intramuskular,
suntikan intravena, gips, iskemik reperfusi setelah cedera, kompresi tungkai berkepanjangan.
 sindrom kompartemen kronis:
penyebab karena latihan yang berlebihan,peningkatan tekanan di dalam kompartemen fasia
PATOFISIOLOGI

• Peningkatan tekanan jaringan mengakibatkan obstruksi vena dalam ruang yang tertutup.
Peningkatan tekanan secara terus menerus menyebabkan tekanan arteriolar
intramuskuler bawah meninggi. Pada titik ini, tidak ada lagi darah yang akan masuk ke
kapiler sehingga menyebabkan kebocoran ke dalam kompartemen, yang diikuti oleh
meningkatnya tekanan dalam kompartemen. Penekanan terhadap saraf perifer
disekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat. Bila terjadi peningkatan intrakompartemen,
tekanan vena meningkat. Setelah itu, aliran darah melalui kapiler akan berhenti. Dalam
keadaan ini penghantaran oksigen juga akan terhenti, Sehingga terjadi hipoksia jaringan
(pale). Jika hal ini terus berlanjut, maka terjadi iskemia otot dan nervus, yang akan
menyebabkan kerusakan ireversibel komponen tersebut
KOMPLIKASI

• Nekrosis pada syaraf dan otot dalam kompartemen/Amputasi


• Kontraktur volkman, merupakan kerusakan otot yang disebabkan oleh terlambatnya
penanganan sindrom kompartemen sehingga timbul deformitas pada tangan, jari, dan
pergelangan tangan karena adanya trauma pada lengan bawah.(Komura et al., 2018)
• Trauma vascular
• Gagal ginjal akut
• Sepsis/ Kematian
• Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
MANIFESTASI KLINIK (F. ET AL., 2014)

1. Nyeri hebat, khususnya saat otot digerakkan.


2. Rasa penuh pada otot dan nyeri bila ditekan.
3. Otot bengkak; Otot yang tegang pada kompartemen merupakan gejala yang spesifik dan sering
4. Kesemutan atau rasa seperti terbakar.
5. Kram otot saat berolahraga.
6. Warna kulit di sekitarnya terlihat pucat dan terasa dingin.
7. Otot terasa lemas dan mati rasa.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Kreatinin ginjal : sebagai penentu tingkat kerusakan jaringan.


2. Blood urea nitrogen (BUN)
3. Pemeriksaan darah lengkap
4. Pemeriksaan urin
PENATALAKSANAAN

 Singkirkan semua tekanan dari luar.


 Hilangkan hal-hal yang mengganggu sirkulasi.
 Hindarkan meninggikan ekstermitas : bisa memperburuk
aliran arteri.
 Siapkan dan bantu hal-hal yang dapat meminimalisasi fraktur
jika diindikasikan.
 Berikan analgetik bila diinstruksikan.
 Berikan pengetahuan pada pasien dan keluarga
 Siapkan untuk oprasi faciotomi untuk memperbaiki fungsi
neuromuscular (Kalraiya & Cobiella, 2015).
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian 2. Sekunder Assessment


1. Primer Assessment a. Eksposure :-
Data Subyektif b. Full set of vital sign : hipertensi
 Keluhan utama c. Give comfort ; pain assessment
 Riwayat Penyakit saat ini d. Head To Toe : oedema pada ektremitas
 Riwayat sebelumnya : riwayat fraktur ekstermitas, hipotermi,gigitan
ular,luka bakar,
Data Obyektif
 Airway :
 Bhreating :
 Circulation : nadi tidak teraba.
 Disability : Paralysis,parastesia
DIAGNOSA

1. Gangguan perfusi jaringan perifer


2. Nyeri.
3. Ansietas
PENCEGAHAN

• Bila menggunakan gips atau alat pembidaian setelah mengalami cedera, posisikan bagian
tubuh yang dibidai lebih tinggi daripada jantung. Gunakanlah alas yang lembut sebagai
penopang.
• Mengompres luka dengan es untuk menekan pembengkakan.
• Mengurangi intensitas olahraga dan berhenti saat tubuh sudah merasa lelah.
DAFTAR PUSTAKA
• F., F., T., A., S., B., & Y.K., P. (2014). A rare case of acute compartment syndrome secondary to insect bite. Annals of Allergy, Asthma and Immunology,
113(5), A62–A63. Retrieved from
http://www.embase.com/search/results?subaction=viewrecord&from=export&id=L71679311%5Cnhttp://sfx.library.uu.nl/utrecht?sid=EMBASE&issn=1
0811206&id=doi:&atitle=A+rare+case+of+acute+compartment+syndrome+secondary+to+insect+bite&stitle=Ann.+Allergy+Asthma+Immun

• Komura, S., Hirakawa, A., Matsushita, Y., Masuda, T., Nohara, M., & Akiyama, H. (2018). Forearm Compartment Syndrome Concomitant with
Pseudoaneurysm of the Anterior Interosseous Artery after Minor Penetrating Injury. The Journal of Hand Surgery (Asian-Pacific Volume), 23(3), 395–398.
https://doi.org/10.1142/S2424835518720220

• Kiel J, Kaiser K. Tibial Anterior Compartment Syndrome. [Updated 2018 Sep 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2018 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK518970/

• Black, J. M., & Hawks, J. H. (2015). Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan Klinis untuk Hasil yang di Harapkan. (A. Suslia, Ed.) (8th ed.). Singapore.

• Kalraiya, A. J., Madanipour, S., Colaco, H., & Cobiella, C. (2015). Propofol extravasation: A rare cause of compartment syndrome. BMJ Case Reports,
2015, 10–12. https://doi.org/10.1136/bcr-2015-209360

• Black, J. M., & Hawks, J. H. (2015). Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan Klinis untuk Hasil yang di Harapkan. (A. Suslia, Ed.) (8th ed.). Singapore.

• Kalraiya, A. J., Madanipour, S., Colaco, H., & Cobiella, C. (2015). Propofol extravasation: A rare cause of compartment syndrome. BMJ Case Reports,
2015, 10–12. https://doi.org/10.1136/bcr-2015-209360


TERIMA KASIH

• www.sindrom compartement

Anda mungkin juga menyukai