Anda di halaman 1dari 23

INDIVIDUASI

I N T E R V E N S I P E M B E R D AYA A N
KELUARGA
KELOMPOK 1
RARA PUTRI RAMADHANTI 15000117130136
A U L I A M E I V I TA N I N G R U M 15000117140133
N O C K I FA R A H H A N I FA 15000117140136
R A F I DA H K H A I RU N N I S A 15000117140140
K ASUS
INDIVIDUASI
BIODATA REZA RAHADIAN
• Nama Lengkap : Reza Rahadian Matulessy
• Nama panggilan : Reza Rahadian
• TTL : Bogor, 5 Maret 1987
• Kebangsaan : Indonesia
• Agama : Islam
• Usia : 31 tahun
• Pekerjaan : Aktor, Model, Presenter, Sutradara, Dosen
• Tahun akhtif : 2004 – sekarang
• Nama orangtua : Rahim (ayah)
Pratiwi Widantini Matulessy (ibu)
DESKRIPSI INDIVIDU
Reza Rahadian Matulessy (lahir di Bogor, 5 maret 1987; umur 32 tahun) atau yang
lebih dikenal sebagai Reza Rahadian adalah seorang aktor berkebangsaan
Indonesia yang mengawali karier sebagai model dan menjadi terkenal setelah
perannya dalam Perempuan Berkalung Sorban. Ia belajar akting saat di sekolah
menengah atas dan membuat debut filmnya di tahun 2004. Sejak menerima Piala
Citra pertamanya pada tahun 2009, ia telah berakting di lebih dari selusin film,
mulai dari komedi dan roman hingga drama dan biopik.
DESKRIPSI PERMASALAHAN
Alasan Reza Rahadian Belum menikah, menurtnya “Tidak ada yang istimewa dalam
kehidupan percintaan saya. Jujur, saya tidak punya waktu untuk mengurusi kehidupan percintaan.
Hidup saya enggak jauh-jauh dari kerja dan kerja. Bahkan, untuk sekadar nongkrong dengan
sahabat pun saya belum bisa merealisasikannya. Akhirnya, teman yang menyambangi saya di lokasi
syuting atau lokasi meet and greet. Enggak banyak kehidupan pribadi yang bisa saya bagikan,”

Ia belum punya kriteria tentang pasangan hidup. Apakah pasangannya kelak harus mirip
ibunya atau setangguh ibunya yang membesarkannya seorang diri, Reza belum berpikir ke
sana.Soal jodoh, Reza Rahadian berserah.

Reza Rahadian memiliki prinsip, “Saya tidak berpikir bahwa pasangan saya kelak harus
sehebat Mama. Intinya begini, untuk mencapai sesuatu, harus ada yang dikorbankan. Akhirnya, saya
mengalahkan urusan hati. Dan urusan pribadi. Inilah yang saya capai. Bahkan keluarga saya sendiri
sulit mencari waktu bertemu. Itu satu-satunya cara saya untuk mengejar cita-cita.Tidak gampang,
lo dalam sepuluh tahun menjaga karier melalui karya yang kompetitif, menembus box office,
sekaligus diapresiasi di sejumlah festival.”
DESKRIPSI PERMASALAHAN
Industri hiburan di Indonesia, kata Reza, sangat kompetitif. Tahun ini seorang
aktor beroleh piala serta dielukan jutaan orang. Tahun depan, bisa jadi aktor yang sama
tampil di film-film yang dianggap jelek, ditinggalkan penonton, dan terlupakan begitu saja.

“Itulah saya yang saya pikirkan. Bangun tidur, yang saya pikirkan akting dan film.
Sebelum tidur, di benak saya akting dan film lagi. Malam tadi misalnya, saya berpikir akhir
tahun nanti tampil di sekuel film Surga yang Tak Dirindukan. Kalau film ini bisa
menembus box office dengan 800 ribu penonton misalnya, saya akan lega. Kalaupun
tidak, setidaknya saya telah menampilkan upaya maksimal sehingga tidak ada yang perlu
disesalkan dari karya itu nantinya,” tutur Reza Rahadian.
TINJAUAN
PUSTAK A
1. LATAR BELAKANG
• Keluarga dianggap sebagai unit fungsional yang sangat penting dalam perkembangan kehidupan
setiap manusia. Pada semua budaya masyarakat, tanggung jawab penjagaan, perawatan dan
pengasuhan anak dibebankan pada institusi keluarga (Nock, 1992).
• Namun, sejalan dengan perubahan sosial pandangan terhadap kehidupan keluarga pun
mengalami perubahan yang sangat drastis. Dalam kehidupan masyarakat di kota metropolitan
misalnya, tidak sedikit individu yang beranggapan bahwa berkeluarga bukan tujuan atau media
untuk mewujudkan impian hidup mereka. Bagi sebagian orang ada yang beranggapan bahwa
mereka tidak perlu membentuk keluarga, tidak perlu kehadiran anak, dan tidak ingin kebebasan
mereka terhalang karena alasan berkeluarga.
• Berdasarkan kondisi tersebut diatas dirasakan perlu
bagaimana memahami konsep tentang individuasi
dalam keluarga. Dengan adanya pemahaman konsep
mengenai individuasi dalam keluarga dapat dijadikan
pijakan dalam menyusun intervensi dalam pelaksanaan
program pembangunan keluarga.
2. DEFINISI INDIVIDUASI
• Individuasi adalah kondisi sehat secara psikologis, dimana seseorang
berhasil mengintegrasikan kesadaran dan ketidaksadaran secara
harmonis. Sehingga dalam pandangan Carl Gustav Jung, Seseorang
yang memiliki pribadi yang sehat adalah orang yang terindividuasi.
• Jung mengemukakan semua teorinya dengan suatu tujuan bahwa pada akhirnya
manusia harus mencapai keutuhan untuk menuju pada kepribadian yang matang
dan sehat, yang harus dicapai melalui proses individuasi.
• Proses individuasi adalah jalan unik yang ditempuh oleh setiap individu untuk
dapat mewujudkan atau mengembangkan kepribadiannya yang asli dimana
terjadi perpaduan yang harmonis dari semua aspek dalam kepribadian.
KARAKTERISTIK PROSES INDIVIDUASI
• Karateristik pokok dapat dijadikan acuan bagi individu untuk melihat apakah
proses yang dijalani benar-benar merupakan proses individuasi
• Proses individuasi terjadi pada individu yang berusia paroh baya atau yang
disebut Jung berada pada parohan hidup yang kedua, yaitu mereka yang sudah
mencapai berbagai tahapan dalam hidupnya seperti menempuh pendidikan,
bekerja dan berkeluarga
Hal ini disebabkan karena setiap parohan kehidupan memiliki tugasnya sendiri
• Parohan Hidup Pertama, individu memiliki tugas untuk memenuhi kewajiban sosial seperti
mencari pekerjaan yang tepat dan membangun rumah tangga.
• Parohan Hidup Kedua, individu memiliki orientasi baru dimana dia harus mencari makna baru
dalam hidupnya dan juga mulai mengoptimalkan aspek lain dalam dirinya yang belum
berkembang
Proses individuasi juga dapat terjadi pada individu yang walaupun belum memasuki usia paruh
baya, namun mengalami peristiwa atau tragedi yang mampu membuatnya meninggalkan orientasi
hidupnya yang lama.
Menurut Hart, ada banyak individu dalam parohan hidup pertama yang menjalani proses
individuasi dengan petunjuk dari Jung (1997) :
a. Ada pengambilan keputusan secara sadar dari individu untuk meninggalkan cara hidupnya
yang lama dan menjalankan cara hidup yang baru dengan semua konsekuensinya
b. Proses individuasi adalah proses yang membutuhkan waktu yang tidak singkat dan tidak
mungkin dilewati tanpa rasa sakit secara psikis (Cremers, 1986 ; Fordham, 1956 ; Franz,
1964).
c. Setiap individu memiliki jalan unik yang berbeda satu sama lain dalam menjalankan
proses individuasi
d. Dalam proses individuasi, individu akan menemui banyak peristiwa simbolik yang
muncul baik dalam bentuk mimpi pada saat tertidur maupun dalam bentuk beberapa
peristiwa yang memiliki keterkaitan makna atau disebut juga dengan sinkronisitas.
Simbol-simbol tersebut berguna untuk memandu individu dalam mencapai
individuasi jika individu tidak mengabaikannya dan dapat mencari makna yang
terselubung di balik simbol-simbol tersebut
e. Ada perubahan pusat kepribadian dari ego menjadi self. Tujuan dari proses
individuasi adalah terwujudnya self yang merupakan simbol dari keutuhan
kepribadian. Pada mulanya individu masih berpusat pada kesadaran dan mengabaikan
ketidaksadaran, namunperlahan-lahan individu mulai mengembangkan
ketidaksadarannya dan pusat kepribadian berubah menjadi self
LANGKAH POKOK DALAM PROSES
INDIVIDUASI
• Menjadi diri sendiri. Seseorang yang sehat haruslah orang yang mjampu menjadi dirinya
sendiri atau merealisasikan dirinya sendiri.
• Menyeimbangkan sikap dan fungsi psikologis yang ada dalam diri. Dalam usia tertentu,
akan terjadi dominasi yang kuat dalam sikap dan fungsi psikologis. Namun pribadi yang sehat
mampu menyeimbangkan sikap yang ada dalam diri.
• Merubah Archetype. Selain itu, pribadi yang sehat juga mampu merubah archetype (archtype
atau arketip, Archetype adalah model atau prototipe atau pola asli untuk membuat atau membentuk
gambaran kemudian) Artinya, kita tidak perlu menampilkan topeng, supaya orang hanya melihat
sisi baik kita saja (persona). Kita juga perlu menerima biseksualitas psikologis, yaitu mampu
mengungkapkan sifat laki-laki dan wanita dalam diri kita, baik secara terpisah maupun
bersamaan (anima-animus). Orang-orang yang mampu melakukan hal ini adalah orang yang
paham dan toleran
CIRI-CIRI INDIVIDU YANG
TERINDIVIDUASI
1. Penerimaan Diri
• Individu yang sudah mencapai individuasi menerima dirinya yang sesungguhnya. Individu ini
menyadari segala kelemahan- kelemahannya dan meninggalkan persona yang menutupi
kepribadiannya yang asli
2. Memiliki kepribadian yang terintegrasi secara seimbang
• Individu yang terindividuasi telah mengembangkan ketidaksadarannya seimbang dengan kesadaran.
Tidak ada lagi sikap atau fungsi yang lebih dominan, karena semuanya telah dikembangkan secara
optimal
3. Memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan dan sesama manusia maupun makhluk hidup
lainnya.
• Individu yang terindividuasi menyadari bahwa setiap manusia saling terhubung dengan semua
makhluk yang ada di alam semesta.
RANCANGAN
ASESMEN
BENTUK RANCANGAN ASESMEN YANG
DIGUNAKAN :
1. Observasi 2. Wawancara
Observasi adalah suatu metode Wawancara dilakukan menggunakan
wawancara terstuktur dengan panduan
pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara yang telah disusun sebelumnya. Proses
cara mengadakan pengamatan dan wawancara menggunakan pendekatan non-direktif,
yang memungkinkan interviewee memiliki kontrol
pencatatan secara sistematis baik secara yang signifikan terhadap materi, panjangnya
langsung maupun secara tidak langsung pada jawaban, iklim wawancara dan formalitas.
tempat yang diamati (Hadi & Nurkancana Pertanyaan yang diajukan oleh
interviewer cenderung terbuka dan netral untuk
dalam Suardeyasasri, 2010:9). memberikan kesempatan maksimal pada
Tujuan dilakukannya observasi interviewee untuk merespons. Selama proses
wawancara berlangsung, peneliti juga melakukan
kepada subjek R yaitu sebagai pelengkap data observasi.
ketika diadakan wawancara.
HASIL ASESMEN
INTEGRASI DATA (HASIL ASESMEN)
• Berdasarkan hasil asemen yang telah dilakukan, subjek mengaku tidak ada yang istimewa dalam
kehidupan percintaannya. Subjek merasa tidak memiliki waktu untuk mengurus kehidupan
percintaan karena hidupnya terlalu disibukkan dengan pekerjaan. Bahkan, untuk sekadar
berkumpul dengan sahabat pun ia belum bisa merealisasikannya. Oleh karena itu, temannya lah
yang mendatanginya di lokasi syuting atau lokasi meet and greet. Subjek berkata bahwa tidak
banyak kehidupan pribadi yang bisa ia bagikan, namun ia mengakatn bahwa hobinya adalah
bermain game dan mengoleksi DVD.
• Subjek berpendapat bahwa untuk mencapai sesuatu, harus ada yang dikorbankan. Akhirnya, ia
mengalahkan urusan hati dan urusan pribadinya. Bahkan keluarganya sendiri sulit mencari waktu
bertemu. Subjek berkata bahwa jalan seperti inilah satu-satunya cara yang bisa ia lakukan untuk
mengejar cita-citanya. Perjalanannya memang tidak mudah, tapi ia bisa membuktikan bahwa ia
dapat menjaga kariernya melalui karya yang kompetitif, menembus box office, sekaligus
diapresiasi di sejumlah festival dalam kurun waktu sepuluh tahun.
• Menurut subjek, industri hiburan di Indonesia sangat kompetitif. Tahun ini seorang aktor
beroleh piala serta dielukan jutaan orang. Tahun depan, bisa jadi aktor yang sama tampil di film-
film yang dianggap jelek, ditinggalkan penonton, dan terlupakan begitu saja. Hal seperti itulah
yang cenderung lebih sering subjek pikirkan. Bangun tidur, yang ia pikirkan akting dan film.
Sebelum tidur, di benaknya juga akting dan film lagi.
• Walaupun kariernya terbilang sangat baik, ia tentu tetap mendapat tuntutan dari keluarga dan
orang-orang di sekitarnya untuk segera mencari pasangan hidup. Mendapat pertanyaan kapan
akan segera menikah adalah suatu hal yang tidak jarang didengar subjek. Namun, subjek
berpendapat bahwa pertanyaan tersebut tidak etis secara norma kesopansantunan. Menurut
subjek, tidak bertanya kapan akan segera menikah adalah suatu bentuk penghargaan yang harus
diberikan orangtua kepada anaknya karena kurang menghormati privasi seseorang. Subjek
mengaku kerap merasa risih ketika diberikan pertanyaan tersebut ketika hadir dalam acara
keluarga, dan lebih memilih untuk tersenyum dan diam saja. Namun, bukan berarti subjek tidak
memiliki kriteria atau tipe pasangan hidup yang ia inginkan. Dalam beberapa wawancara, subjek
mengaku lebih menyukai wanita lokal yang memiliki rambut panjang dan warna kulit eksotis.
ANALISIS MASALAH
• Sesuai dengan karakteristik pokok pada proses individuasi, yaitu terjadi pada individu yang
berusia paroh baya atau pada parohan hidup yang kedua, subjek belum memenuhi karakteristik
tersebut.
• Pada parohan hidup yang pertama, individu memiliki tugas untuk memenuhi kewajiban sosial
seperti mencari pekerjaan yang tepat dan membangun rumah tangga. Subjek telah mencapai
berbagai tahapan dalam hidupnya seperti menempuh pendidikan dan bekerja, namun subjek
belum memenuhi tahapan lainnya yaitu berkeluarga padahal subjek sudah terbilang cukup
matang dalam segi usia dan finansial. Oleh karena itu akan sangat sulit bagi subjek untuk dapat
merubah orientasi dirinya dan mencari makna.
DIAGNOSA PROGNOSA
Subjek memilih untuk tidak menikah karena • Subjek merasa risih karena terus
terlalu sibuk dan fokus pada pekerjaannya mendapat pertanyaan kapan akan menikah
sebagai aktor dan public figure. terutama dari keluarganya.
• Subjek merasa harus segera mencari
pasangan hidup karena tuntutan umur.

Anda mungkin juga menyukai