Anda di halaman 1dari 14

KONFLIK 1998

YANG DIPICU
KEBERAGAMAN DI
INDONESIA
KELOMPOK 4
FARMASI E
ANGGOTA

• Nalurry Delfiwanodya H. (201810410311220)


• Sabrina Qurrota A. (201810410311221)
• Agatha Salsabilla M. (201810410311222)
• Salma Ikrima R. (201810410311249)
• Sofiana Nabila W. (201810410311250)
• Aminah. (201810410311251)
LATAR BELAKANG

Keragaman masyarakat dalam berbangsa adalah suatu kenyataan sekaligus kekayaan dari
suatu Bangsa. Namun hal tersebut tidak selalu mengandung sisi positif tetapi juga mengandung sisi
negatif. Efek-efek negatif demikian ditingkat permukaan muncul dalam bentuk gesekan,
pertentangan, dan konflik terbuka antar kelompok masyarakat. Salah satu fenomena nyata yang
terjadi pada masyarakat adalah pertikaian antara masyarakat pribumi dengan etnis Tionghoa pada
tahun 1998.

Meskipun diskriminasi kepada masyarakat etnis Tionghoa sudah berakhir pada tahun
1998, nyatanya jika ditinjau lebih dalam masih terdapat perbedaan kesetaraan antara masyarakat
pribumi dan etnis tionghoa. Melalui makalah ini, kami berniat menganalisis penyebab konflik yang
terjadi pada tahun 1998 antara masyarakat pribumi dan etnis Tionghoa. Dan juga mengetahui
langkah langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalisir konflik keragaman di Indonesia
RUMUSAN MASALAH

• Apa Problematika Keragaman dalam Masyarakat Indonesia?


• Bagaimana Sejarah Konflik 1998 di Indonesia ?
• Bagaimana Cara Meminimalisir Konflik Keragaman ?
TUJUAN
– Mengetahui problematika keragaman dalam masyarakat Indonesia
– Mengetahui sejarah konflik 1998 di Indonesia
– Mengetahui cara meminimalisir konflik keragaman
KAJIAN PUSTAKA
Salah satu fenomena problematika keragaman yang terjadi di Indonesia adalah konflik
masyarakat pribumi dengan etnis tionghoa yang terjadi pada tahun 1998. Masyarakat pribumi
menjadi pihak yang mendominasi, sedangkan masyarakat Tionghoa menjadi pihak minoritas saat
itu. Etnis tionghoa medapatka banyak perlakuan tidak adil dari masyarakat pribumi, terutama
golongan wanita.
Walaupun konflik tahun 1998 sudah berhasil teratasi, nyatanya kesetaraan anatara
masyarakat pribumi dengan etnis tionghoa yang berdomisili di Indonesia tetap tidak seimbang.
Perbedaannya, saat ini etnis tionghoa bukan lagi menjadi pihak yang lemah namun secara perlahan
berusaha berubah menjadi pihak yang mendominasi. Untuk itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut
mengenai permasalahan ini, agar masyarakat dapat meminimalisir problematika keragaman dan
kesetaraan yang terjadi antara masyarakat pribumi dengan etnis Tionghoa.
PEMBAHASAN
PROBLEMATIKA KERAGAMAN DI
INDONESIA
• Istilah multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan tentang ragam
kehidupan di dunia ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap
realitas keragaman dan berbagai macam budaya yang ada dalam kehidupan bermasyarkat, terutama
menyangkut nilai-nilai, sistem, kebiasaan, pandangan politik, dan kepercayaan yang dianut.

• Problematika keragaman yang biasa terjadi di Indonesia yaitu, perang antarsuku, diskriminasi
terhadap pihak minoritas, dll

• Problematika keragaman yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh :


1.kurangnya rasa toleransi terhadap perbedaan
2. Salah dalam menyikapi perbedaan
3. Egoisme untuk menonjolkan kebudayaan sendiri
SEJARAH KONFLIK 1998

Sentimen bangsa pribumi terhadap pendatang sudah ada sejak zaman


penjajahan Belanda. Etnis Tionghoa yang datang ke Indonesia dijadikan pemungut
pajak, pengambil insentif dari warga dan juga perantara perdagangan. Hal ini tentu
saja, menimbulkan stigmatisasi dan sentimen negatif bangsa Indonesia terhadap
etnis Tionghoa yang dianggap melakukan penindasan dan pengambil alih
kekuasaan di Indonesia serta berkembangnya isu anti-Tionghoa yang dikenal licik.
Ditambah lagi, etnis Tionghoa jika dilihat secara ekonomi berada dalam
posisi yang stabil dan strategis serta sukses sehingga menjadikannya dislike
minority (kaum minoritas yang tidak disukai) dan kelompok yang disisihkan.
LANGKAH MEMINIMALISIR KONFLIK
KERAGAMAN
Menurut Elly M. Setiadi dkk (2006), Langkah-langkah meminimalisir akibat dari
keragaman yaitu :
1. Semangat religius
2. Semangat nasionalisme
3. Semangat pluralisme
4. Semangat humanisme
5. Dialog antar umat beragama
6. Tidak mengeksploitaskan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik.
ANALISIS
FENOMENA
Jika dianalisis lebih dalam, faktor utama yang menyebabkan kesetaraan antara
etnis tionghoa dan masyarakat Indonesia tidak tercapai adalah kedua pihak tidak
mampu menekan ego masing-masing. Keduanya berorientasi pada kekuasaan dan
kejayaan etnis masing-masing. Tidak terdapat toleransi yang cukup antar kedua belah
pihak sehingga titik kesetaraan itu tidak tercapai.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu,
Masyarakat Indonesia harus pandai-pandai mengambil sikap untuk menghadapi etnis
Tionghoa. Ada kalanya rasa toleransi ditingkatkan agar tidak terjadi diskriminasi. Dan
ada pula saatnya bangsa Indonesia harus bersikap tegas agar tidak dimonopoli oleh
etnis Tionghoa. Karena untuk menghadapi dinamika sosial dan budaya dalam
masyarakat yang majemuk hal yang paling diperlukan ialah sikap saling menghormati
dan menghargai , toleransi dan introspeksi diri.
KESIMPULAN

• Memiliki semangat untuk ditumbuhkan dan dikembangkan pada masyarakat


Indonesia. Disinilah perlu adanya usaha untuk menumbuhkan persamaan dan
kesederajatan dalam masyarakat tanpa ada perlakuan diskriminatif
• Adanya pengakuan persamaan/kesetaraan hak bagi setiap manusia berdasarkan
prinsip hak asasi yang bersifat universal.
• Memiliki Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat inklusif,
serta kesadaran kebersamaan dalam mengarungi sejarah merupakan modal
utama dan sangat menentukan bagi terwujudnya sebuah bangsa Indonesia yang
menyatu dalam kemajemukan atau keragaman.
TERIMAK ASIH

Anda mungkin juga menyukai