Transplantasi Hati Uj
Transplantasi Hati Uj
Disusun Oleh :
UJANG RASJO
DIAN EKA FITRIYANTI
PUSPITA SARI
Outline
Bab-2 Pengertian
Bab-3 Pembahasan
Bagaimana Islam
menanggapi permasalahan
tindakan transplantasi
hati?
TUJUAN
DONOR
ORGAN
Donor seperti ini dibolehkan dengan syarat. Yaitu, donor tersebut tidak
mengakibatkan kematian si pendonor. Misalnya, dia mendonorkan jantung,
limpha atau paru-parunya. Hal ini akan mengakibatkan kematian pada diri si
pendonor. Padahal manusia tidak boleh membunuh dirinya, atau
membiarkan orang lain membunuh dirinya; meski dengan kerelaannya.
Transplantasi jaringan.
Ex: pencangkokan kornea mata.
Transplantasi organ.
Ex: pencangkokan ginjal, jantung, dan
sebagainya.
Aspek Hukum Transplantasi :
Pasal 64 :
Menyelamatkan hidup
manusia.
Kesembuhan.
DAMPAK
Kecacatan.
Kematian.
Prosedur Pelaksanaan Transplantasi
Eksplantasi
Implantasi
Autotransplantasi
Homotransplantasi (Allotransplantasi)
Haterotransplantasi (Xenotransplantasi)
Pasal 2.
Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut
ukuran tertinggi.
Pasal 10.
Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya
melindungi hidup insani.
Pasal 11.
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala
ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.
PANDANGAN ISLAM
Menurut Ulama :
Ulama Madzhab Maliki dan Adz-Dzahiri yang berpendapat bahwa : Pemanfaatan
organ tubuh mayat tidak boleh dilakukan dengan landasan sabda Rosulullah
Rasulullah saw., “Memotong tulang mayat sama dengan memotong tulang
manusia ketika masih hidup.” (HR. Abu Daud). Jadi, mayat harus dihormati
sebagaimana ia dihormati semasa hidupnya.
Jumhur ulama fiqh yang terdiri dari sebagian ulama Madzhab Hanafi,Maliki,Syafli
dan Hambali berpendapat bahwa memanfaatkan organ tubuh manusia sebagai
pengobatan dibolehkan dalam keadaan darurat. Menurut mereka hadits riwayat
Abu Dawud tersebut berlaku jika dolakukan semena-mena tapa manfaat. Apabila
dilakukan untuk pengobatan itu tidak dilarang karena hadits yang memerintahkan
seseorang untuk mengobati penyakitnya lebih banyak dan lebih meyakinkan
daripada hadits Abu Daud tersebut.
Transplantasi ini dapat di lakukan dengan syarat si pendonor telah mewariskan
sebelum ia meninggal atau dari ahli warisnya(jika sudah wafat).
Menurut Islam