Anda di halaman 1dari 15

1

Azalia Desty Maharani


Ega Adhisty R
Fariz Nurfajrin
Lia Nova P
M. Khoirul Akmal
M. Saqif Fauzannarez
M. Ilham Belmero
M. Wafi Naufal
Nurfaizah Raihana W
Tea Ghita N WWW.SLIDEFOREST.COM
2

JAWA TENGAH SURAKARTA KERATON SURAKARTA


Terletak di provinsi Jawa Tengah Tepatnya di Kabupaten Surakarta Keraton Surakarta

WWW.SLIDEFOREST.COM
3

KERATON SURAKARTA
SEJARAH
Sejarah Keraton Solo Mencatat bahwa Sunan Pakubuana
III dan Pangeran Mangkubumi adalah pihak-pihak yang
bersengketa di Kesultanan Mataram yang membentuk
sebuah perjanjian dengan VOC atau Pemerintah Hindu
Belanda, pada 13 Februari 1755 yang dimana isi
perjanjiannya menyepakati bahwa Kesultanan Mataram,
dibagi menjadi dua wilayah kesultanan yaitu Yogyakarta
dan Surakarta.
Perjanjian itu di namakan dengan nama Perjanjian
Giyanti. Dari hasil perjanjian Giyanti itu lahirlah sebuah
kerajaan di Jawa Tengah yaitu Kasunanan Surakarta
Hadiningrat. Umumnya Kasunanan Surakarta tidak
dianggap sebagai pengganti Kesultannan Mataram,
walaupun rajanya masih ada keturunan Raja Mataram,
melainkan sebuah kerajaan tersendiri.
Setiap Raja Kasunanan Surakarta yang memiliki gelar
Sunan (begitu juga raja Kesultanan Yogyakarta yang
memiliki gelar Sultan) selalu menandatangani kontrak
politik dengan Pemerintah Hindia Belanda atau VOC.

WWW.SLIDEFOREST.COM
4

PERJANJIAN GIANTI
VOC yang mengalami kebangkrutan berhasil membujuk Pangeran
Mangkubumi untuk berdamai dan bersatu melawan pemberontak
Raden Mas Said yang enggan untuk berdamai pada tanggal 13
Februari 1755. awalnya Pangeran Mangkubumi bersekutu dengan
Raden Mas Said.
Pda perjanjian Giyanti yang ditandatangani oleh Mangkibumi,
Pakubuwana III dan Belanda, melahirkan dua kerajaan baru yaitu
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta
Hadiningrat.
Raja Kasunanan Surakarta sebagai penguasa di separuh wilayah
Mataram, mengambil gelar Sunan Pakubuwana dan Pangeran
Mangkubumi mengambil gelar Sultan Hamengkubuwono. Waktu
demi waktu, negeri Mataram yang dpimpin oleh pakubuwana lebih
dikenal dengan nama Kasunanan Surakarta, sedangkan negri
Mataram yang dipimpin oleh Hamengkubuwono kemudian lebih
dikenal dengan nama Kasultanan Yogyakarta.
Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 menyebabkan
wilayah Kasunanan Surakarta semakin mengecil, karena diakuinya
Raden Mas Said sebagai seorang pangeran merdeka dengan wilayah
kekuasaannya yang berstatus kadipaten, yang di sebut dengan
jullukan Praja Mangkunegara. Raden Maas Said sebagai penguasa
yang bergelar Adipati Mangkunegara. Seusainya perang Diponegoro
pada tahun 1830, wilayah Surakarta berkurang lebih jauh lagi,
dimana daerah-daerah mancanegara diserahkan kepada Belanda,
sebagai ganti rugi karena biaya peperangan.

WWW.SLIDEFOREST.COM
5

Pembangunan Keraton Surakarta dilakukan


dengan mempertimbangkan arah/orientasi
dengan menggunakan konsep kiblat papat
kalima pancar, yaitu suatu konsep yang
memiliki arti hidup menuju empat arah mata
angin namun berpusat pada satu kiblat
ditengahnya (Keraton).

Letak Keraton Surakarta yang menganut


konsep kiblat papat kalima pancer dapat di
ORIENTASI analogikan sebagai berikut.
1. Keraton Surakarta sebagai pancer atau
pusat kiblat.
2. Dikelilingi oleh Hutan Krendhawahana
disebelah utara
3. Gunung Lawu Disebelah timur
4. Gunung Merapi/Merbabu di sebelah Barat
5. Pantai Selatan di sebelah Selatan.

WWW.SLIDEFOREST.COM
6

KONSEP TATA RUANG KERATON

Konsep tata ruang pada Keraton Surakarta memiliki konsep


simbolisme yang kuat. Konsep ini melekat dari bangunan Gapura
Gladag di utara hingga ke Gapura Gading di selatan.

a. Konsep Kosmologi
Keraton merupakan pusat keramat kerajaan dan bersemayamnya
raja, karena raja merupakan sumber kekuatan-kekuatan kosmis
yang mengalir ke daerah dan membawa ketentraman, keadilan
dan kesuburan.

Sehingga, keraton menjadi pusat dari segala aktifitas masyarakat


dan menjadi kiblat dari segala macam aktivitas.

Susunan Kosmologi Keraton Surakarta


(Sumber : Premordia 2005)

Keraton Surakarta memiliki karakteristik pola kosmologi yang


terbagi menjadi empat lapisan yaitu:

1. Kuthanegara
2. Negara Gung
3. Mancanegara
4. Pesisiran

WWW.SLIDEFOREST.COM
7

b. Konsep Dualisme
Konsep dualisme memiliki pemahaman bahwa segala sesuatu memiliki hubungan dan saling
melengkapi sehingga didirikan secara berpasangan. Konsep ini terlihat pada bangunan keraton
yang sebagian besar berpasangan, seperti pada Alun-alun Lor-Kidul, Setinggil Lor-Kidul, dan
bangunan lainnya. Konsep dualisme memiliki pemahaman kesatuan yang tunggal dan
melambangkan kehidupan di dunia.

WWW.SLIDEFOREST.COM
8

c. Konsep Supit Urang

Pada bagian luar benteng keraton terdapat sebuah jalan


yang mengelilingi dinding keraton bagian inti, jalan ini
bernama Jalan Supit Urang. Jalan Supit Urang merupakan
simbolisme dari capit udang yang merangkul dan
melindungi lingkungan keraton dari luar. Udang
menggunakan capit sebagai alat pertahanan dari musuh.
KGPA Puger menyatakan bahwa Jalan Supit Urang dibuat
mengelilingi bangunan Keraton Surakarta dengan
pemahaman agar dapat melindungi dan merangkul semua
orang sehingga dapat tercipta suasana yang aman terjaga.

Tata Letak Bangunan Keraton Surakarta


Hadiningrat (Sumber : Premordia,2005)

WWW.SLIDEFOREST.COM
9

TAMPAK

INTERIOR PRABASUYASA INTERIOR SASANA SEWAKA TAMPAK DEPAN MALIGI TAMPAK KAMAN-DHUNGAN

WWW.SLIDEFOREST.COM
SITEPLAN
SITE PLAN 10

WWW.SLIDEFOREST.COM
SITE PLAN 11

WWW.SLIDEFOREST.COM
SITE PLAN 12

WWW.SLIDEFOREST.COM
SITE PLAN 13

WWW.SLIDEFOREST.COM
SITE PLAN 14

WWW.SLIDEFOREST.COM
TEKNOLOGI 15

BANGUNAN

WWW.SLIDEFOREST.COM

Anda mungkin juga menyukai