KONTAK
PRIVACY POLICY
TOS
SARAN
HOME
MATERI PELAJARAN
o
o
o
o
TIPS DAN TRIK
MOTIVASI
o
o
FAKTA UNIK
Search... ?
Home » Kebangsaan » Sejarah » 15 Tempat Bersejarah di Indonesia yang Wajib Kamu Ketahui
Tempat Bersejarah di Indonesia - Selain kekayaan alam, apa yang bisa dibanggakan dari Indonesia? Yap
Sejarahnya, Negeri ini memiliki sejarah panjang mulai dari masa kejayaan dinasti di masa lampau
sampai perjuangan rakyat merebut kemerdekaan. Tak ada alasan untuk tidak mengenal negeri sendiri
dari sejarahnya, salah satu cara kita mengenal sejarah indonesia adalah dengan berwisata ke tempat-
tempat bersejarah tersebut.
Berwisata merupakan salah satu cara terbaik untuk Belajar Sejarah, dengan Mengunjungi Tempat
Bersejarah di Indonesia sobat secara tidak langsung juga belajar mengenai sejarah indonesia karena salah
satu cara mempelajari sejarah indonesia adalah dengan mempelajarinya lewat peninggalan sejarahnya yang
ada di berbagai kota di Indonesia.
Berikut ini akan kami sajikan 15 tempat bersejarah di Indonesia versi MARKIJAR.Com yang Wajib
Kamu Ketahui maupun kamu kunjungi untuk lebih dekat dengan indonesia, tempat-tempat ini mungkin
bisa sobat jadikan pilihan tujuan wisata sobat maupun hanya untuk mengenal atau menambah pengetahuan
dan wawasan sobat tentang sejarah dari tempat tersebut, berikut daftarnya :
Candi Borobudur
Dalam pembangunannya belum ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangun
Borobudur dan apa kegunaannya. Waktu pembangunannya diperkirakan berdasarkan perbandingan antara
jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang lazim digunakan pada
prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. maka Borobudur diperkirakan dibangun sekitar tahun 800 masehi.
Kurun waktu ini sesuai dengan kurun antara 760 dan 830 M, yang merupakan masa puncak kejayaan
wangsa Syailendra di Jawa Tengah, dimana masa itu dipengaruhi Kemaharajaan Sriwijaya. Pembangunan
Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75 samapai 100 tahun dan benar-benar dirampungkan pada
masa pemerintahan raja Samaratungga pada tahun 825.
Baca Juga : Gratis, Materi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) CPNS Lengkap
Hal yang unik dari candi borobudur adalah balok yang digunakan sebagai bahan utama konstruksi
bangunan terbuat dari abu vulkanik Gunung Merapi yang dibekukan. Balok-balok ini kemudian disusun
membentuk lebih dari 500 buah arca tanpa menggunakan semen sama sekali. Luar biasa bukan, Tak hanya
itu, candi ini juga penuh dengan pahatan relief yang menceritakan perjalanan hidup Sang Buddha.
Candi Prambanan
Prambanan merupakan candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah dibangun di Jawa kuno,
pembangunan candi Hindu kerajaan ini diawali oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha
Borobudur dan juga candi Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan. Beberapa sejarawan lama menduga
bahwa pembangunan candi agung Hindu ini untuk menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas
Jawa, hal ini terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing. yaitu wangsa Sailendra
penganut Buddha dan wangsa Sanjaya penganut Hindu. Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai
bahwa Hinduisme aliran Siwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah sebelumnya wangsa
Sailendra cenderung lebih mendukung Buddha aliran Mahayana. Hal ini menandai bahwa kerajaan
Medang beralih fokus dukungan keagamaanya, dari Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa.
Candi Prambanan sendiri pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan
secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan raja Balitung Maha Sambu.
Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856 M, Dalam prasasti Siwagrha tertulis bahwa saat
pembangunan candi Siwagrha berlangsung, dilakukan juga pekerjaan umum perubahan tata air untuk
memindahkan aliran sungai di dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir
dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan. Sejarawan menduga bahwa aslinya
aliran sungai ini berbelok melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga
erosi sungai bisa mengancam konstruksi candi. Proyek tata air ini dilakukan dengan membuat sodetan
sungai baru yang memotong lengkung sungai dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar
kompleks candi.
Candi Prambanan juga memiliki cerita rakyat yang melekat erat dengannya yaitu cerita Roro Jonggrang.
Dikisahkan bahwa candi induk yang ada merupakan wujud Roro Jonggrang yang dikutuk oleh Bandung
Bondowoso karena berusaha menggagalkan upaya Bondowoso membangun seribu candi untuknya.
Lawang Sewu dibangun pada 27 Februari 1904 dengan nama Het hoofdkantor van de Nederlands-
Indische Spoorweg Maatschappij (yang digunakan untuk Kantor Pusat NIS). pada mulanya kegiatan
administrasi perkantoran dilakukan di Stasiun Semarang Gudang (Samarang NIS), namun dengan
berkembangnya jalur jaringan kereta yang begitu pesat, mengakibatkan bertambahnya kebutuhan personil
teknis dan tenaga administrasi yang besar.
Baca Juga :5 Macam Peninggalan Bersejarah di Indonesia yang Wajib Kita Ketahui
Pada akibatnya kantor NIS di stasiun Samarang NIS tidak lagi memadai. Berbagai solusi dilakukan NIS
antara lain menyewa beberapa bangunan milik perseorangan sebagai solusi sementara. Apalagi letak
stasiun Samarang NIS berada di dekat rawa sehingga urusan sanitasi dan kesehatan pun menjadi
pertimbangan penting. Maka, diusulkanlah alternatif lain: yaitu membangun kantor administrasi di lokasi
baru. kemudian dibangunlah Lawang Sewu di ujung Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Pemuda).
Benteng Rotterdam
Biasanya masyarakat Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang
merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. dalam sejarahnya Kerajaan Gowa-Tallo
menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya menuntut Kerajaan Gowa untuk
menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung
Pandang kamudian diganti menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort
Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh
Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Saat ini, Benteng Rotterdam menjadi tempat wisata sejarah andalan kota Makassar. Di dalamnya terdapat
museum La Galigo yang berisi koleksi benda-benda peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Menariknya lagi,
di sini terdapat sebuah ruangan yang dipercaya sebagai tempat pengasingan Pangeran Diponegoro di masa
perjuangan dahulu.
Benteng Vredeburg
Melihat kemajuan yang sangat pesat terhadap kraton yang didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I, rasa
kekhawatiran pihak Belanda mulai muncul. Pihak Belanda mengusulkan kepada sultan agar diizinkan
membangun sebuah benteng di dekat kraton. Belanda dalih agar mereka dapat menjaga keamanan kraton
dan sekitarnya. Akan tetapi dibalik dalih tersebut niatan Belanda yang sesungguhnya adalah untuk
memudahkan dalam mengontrol segala perkembangan yang terjadi di dalam kraton. Letak benteng yang
hanya satu jarak tembak meriam dari kraton dan lokasinya yang menghadap ke jalan utama menuju kraton
menjadi indikasi bahwa fungsi benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi, penyerangan,
intimidasi serta blokade terhadap kraton. Dapat disimpulkan bahwa berdirinya benteng tersebut
dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu Sultan memiliki keinginan untuk menentang
Belanda.
Baca Juga : Sejarah Pembentukan Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara
Besarnya kekuatan yang tersembunyi dibalik kontrak politik yang dilahirkan dalam setiap perjanjian
dengan pihak Belanda seakan-akan menjadi kekuatan yang sulit dilawan oleh setiap pemimpin pribumi
pada masa kolonial Belanda. Dalam hal ini termasuk pula Sri Sultan Hamengku Buwono I. Oleh karena itu
permohonan izin Belanda untuk membangun benteng dikabulkan. Sebelum dibangun benteng pada
lokasinya yang sekarang (Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta), ditempat tersebut sebenarnya Sultan
HB I telah membangun sebuah benteng yang sangat sederhana berbentuk bujur sangkar. Di keempat
sudutnya dibuat tempat penjagaan yang disebut seleka atau bastion. Oleh sultan keempat sudut tersebut
diberi nama Jayapurusa (sudut timur laut), Jayawisesa (sudut barat laut), Jayaprayitna (sudut tenggara)
dan Jayaprakosaningprang (sudut barat daya).
Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan oleh
Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan menuju Imogiri. Sebagai
pimpinan proyek pembangunan Taman Sari dipilih Tumenggung Mangundipuro. Seluruh biaya
pembangunan ditanggung oleh Tumenggung Prawirosentiko besrta seluruh rakyatnya. Di tengah
pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran Notokusumo, setelah Mangundipuro
mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada
mengindikasikan Taman Sari juga berperan sebagai benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh
musuh.
Istana Maimun
Di istana ini juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut
meriam ini dengan sebutan Meriam Puntung. Kisah meriam puntung ini memiliki kaitan dengan Putri
Hijau. Diceritakan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri
Hijau. Ia disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. sang putri mempunyai dua orang
saudara laki-laki, yaitu Mambang Khayali dan Mambang Yasid. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh
meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya.
Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan
Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi
keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti.
Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian
belakang terlempar ke Labuhan Deli sementara Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran
tinggi Karo, dekat Kabanjahe, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.
Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya karena usianya yang tua, namun juga desain interiornya
yang unik, memadukan unsur-unsur warisan kebudayaan Melayu, dengan gaya Islam, Spanyol, India dan
Italia. Namun sayang, tempat wisata ini tidak bebas dari kawasan Pedagang kaki lima.
8. Asta Tinggi Sumenep (Madura)
Asta Tinggi adalah kawasan pemakaman khusus para Pembesar/Raja/Kerabat Raja yang teletak di
kawasan dataran tinggi bukit Kebon Agung Sumenep. Dalam Bahasa Madura, Asta Tinggi disebut juga
sebagai Asta Raja yang bermakna makam para Pangradja (pembesar kerajaan) yang merupakan
asta/makam para raja, anak keturunan beserta kerabat-kerabatnya yang dibangun sekitar tahun 1750M.
Kawasan Pemakaman ini direncanakan awalnya oleh Panembahan Somala dan dilanjutkan pelaksanaanya
oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II
Asta tinggi sendiri menurut arti Etimologi adalah makam yang tinggi. Itu berdasar dari letak makam yang
berada di puncak bukit dan penamaan Asta Tinggi sebenarnya hanya untuk mempermudah penyebutan
saja. Di Asta Tinggi sendiri bukan hanya terdapat makam dari raja namun juga makam dari keluarga raja,
sentana, dan punggawa sejak abad XVI. Dari banyak sumber sejarah mengatakan bahwa Asta Tinggi
memiliki nilai kekeramatan yang tinggi. Meskipun dulu mempunyai mitos keangkeran dan daya mistis
yang tinggi sekarang hal tersebut seperti sudah lenyap karena sudah banyak orang yang berziarah. Orang
banyak berziarah kesini karena raja-raja sumenep juga dikenal karena kewaliannya karena perduli terhadap
perkembangan Islam di daerah Sumenep dan sekitarnya.
Sekarang Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I atau biasa disebut Masjid Agung Palembang adalah
sebuah masjid paling besar di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Masjid ini dipengaruhi oleh 3 arsitektur
yakni Indonesia, China dan Eropa. Bentuk arsitektur Eropa terlihat dari pintu masuk di gedung baru masjid
yang besar dan tinggi. Sedangkan arsitektur China dilihat dari masjid utama yang atapnya seperti
kelenteng. Masjid ini dulunya adalah masjid terbesar di Indonesia selama beberapa tahun. Bentuk masjid
yang ada sekarang adalah hasil renovasi tahun 2000 dan selesai tahun 2003. Megawati Soekarnoputri
adalah orang yang meresmikan masjid raksasa Sumatera Selatan modern ini.
Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid yang karismatik ini dengan memberi gambar serupa
bulus. Ini merupakan candra sengkala memet, dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna
tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4
(empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan
Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka. Masjid ini didirikan pada tanggal 1 Shofar.
Atap Masjid Agung Demak ditahan empat tiang kayu raksasa yang khusus dibuat empat wali di antara
Wali Songo. Saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung
Jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang, sedang sebelah timur laut merupakan sumbangan Sunan
Kalijaga.
Berdirinya Masjid Menara Kudus tidak terlepas dari peran Sunan Kudus sebagai penggagas dan
pendiri. Sebagaimana Walisongo yang lainnya, Sunan Kudus menggunakan pendekatan kultural (budaya)
dalam berdakwah. Ia mengadaptasi dan melakukan pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang
telah memiliki budaya mapan dalam pengaruh agama Hindu dan Buddha. Akulturasi budaya Hindu dan
Budha dalam dakwah Islam yang dilakukan Sunan Kudus terlihat jelas pada arsitektur dan konsep
bangunan Masjid Menara Kudus.
Masjid ini mulai didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M. Hal ini didasarkan pada inskripsi berbahasa
Arab yang tertulis pada prasasti batu berukuran lebar 30 cm dan panjang 46 cm yang terletak pada mihrab
masjid. Peletakan batu pertama menggunakan batu dari Baitul Maqdis di Palestina, oleh karena itu masjid
ini kemudian dinamakan Masjid Al Aqsha.
Pada tanggal 26 Maret 1873 Kerajaan Belanda mendeklarasikan perang kepada Kesultanan Aceh, mereka
mulai melepaskan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel Van Antwerpen. Pada 5 April 1873,
Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Kohler, dan langsung
bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Kohler saat itu membawa 3.198 pasukan. Namun peperangan
pertama ini dimenangkan oleh pihak Kesultanan Aceh, di mana dalam peristiwa tersebut Jenderal Johan
Harmen Rudolf Kohler tewas akibat ditembak dengan menggunakan senapan oleh pasukan perang
Kesultanan Aceh yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monumen kecil di bawah
Pohon Kelumpang yang berada di dekat pintu masuk sebelah utara Masjid Raya Baiturrahman.
Saat Kerajaan Belanda menyerang Kesultanan Aceh pada agresi tentara Belanda kedua pada Bulan Shafar
1290 Hijriah atau 10 April 1873 Masehi, Masjid Raya Baiturrahman dibakar. Kemudian, pada tahun 1877
Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman untuk menarik perhatian serta meredam
kemarahan Bangsa Aceh. Pada saat itu Kesultanan Aceh masih berada di bawah pemerintahan Sultan
Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat yang merupakan Sultan Aceh yang terakhir.
Salah satu keistimewaan Masjid Agung Banten adalah masjid ini dibangun oleh tiga orang arsitektur
yang berbeda sehingga mempunyai ciri khas tiap-tiap arsitektur yang membangunnya. Yang pertama
adalah Raden Sepat, arsitek Majapahit yang juga membangun beberapa masjid di nusantara. Yang kedua
adalah arsitektur dari Tiongkok yang bernama Cek Ban Su yang ikut ambil bagian dan memberikan
pengaruh kuat pada bentuk atap masjid yang bentuknya bersusun 5, mirip dengan pagoda Tiongkok pada
umumnya.
Arsitek ketiga adalah Hendrik Lucaz Cardeel yang merupakan arsitek dari Belanda yang kabur dari
Batavia. Ia ikut turut andil dalam membangun Tiyamah serta Menara Masjid di komplek Masjid Agung
Banten. Tiyamah adalah bangunan bertingkat bergaya Belanda kontemporer yang pada dahulu digunakan
untuk pertemuan penting, namun sekarang dialih fungsikan sebagai tempat museum benda peninggalan.
Gereja Blenduk
Gereja yang dibangun pada 1753 ini merupakan salah satu landmark di Kota Lama Semarang. Berbeda
dari bangunan lain di Kota Lama yang pada umumnya memagari jalan dan tidak menonjolkan bentuk,
gedung yang bergaya Neo-Klasik ini justru tampil kontras dan mudah dikenali.
Gereja Katedral
Gereja yang sekarang ini dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmans dan peletakan batu
pertamanya dilakukan oleh Pro-vikaris, Carolus Wenneker. Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh
Cuypers-Hulswit ketika Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati pada
21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, S.J., Vikaris Apostolik Jakarta. Katedral yang kita
kenal sekarang sesungguhnya bukanlah gedung gereja yang asli di tempat itu, karena Katedral yang asli
diresmikan pada Februari 1810, namun pada 27 Juli 1826 gedung Gereja itu terbakar bersama 180 rumah
penduduk di sekitarnya. Lalu pada tanggal 31 Mei 1890 dalam cuaca yang cerah, Gereja itu pun sempat
roboh.
15 Tempat bersejarah diatas tadi dapat dipilih sebagai tujuan wisata sobat, atau kalau sobat sudah pernah
kesana minimal artikel ini dapat menambah wawasan sobat mengenai sejarah dari tempat tersebut. dengan
berkunjung (berwisata) ke tempat bersejarah diatas sobat tak hanya sekedar berwisata untuk mendapatkan
kesenangan saja, tetapi juga bisa belajar sejarah dari tempat yang dikunjungi.
Sekian uraian artikel tentang 15 Tempat Bersejarah di Indonesia yang Wajib Kamu Ketahui, semoga
artikel diatas dapat bermanfaat bagi sobat maupun untuk sekedar menambah wawasan dan pengetahuan
sobat mengenai Tempat Bersejarah di Indonesia, kumpulan lokasi bersejarah di indonesia maupun sejarah
tempat bersejarah di indonesia. Terimakasih atas kunjungannya.
0
inShare
Suka dengan artikel kami ? Tidak ada salahnya untuk berlangganan artikel terbaru dari MARKIJAR.Com
langsung via email mu :
Berlangganan
RELATED POSTS :
1.
EKO IMAMNOVEMBER 14, 2016 AT 8:33 AM
wesek
Reply
NEWER POSTOLDER POSTHOME
Berita Unggulan
Label
Baca Juga