Anda di halaman 1dari 31

1.

NURA DIAYANTI
2. MARTIN
EKOWONDO
3. M. TOHIRIN
4. KHODORI
5. DAMAI
6. JERNI NUR
7. NANANG SAPUTRA
• Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari
latar belakang masalah, identifikasi masalah , hingga kepada
terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah
yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis
dalam pengambilan keputusan.
• Hakikat pengambilan keputusan (decision making) adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh pimpinan untuk memilih satu atau
lebih dari sejumlah alternatif dalam rangka usaha mencapai
hubungan yang direncanakan dalam organisasi. Dalam
organisasi, keputusan yang merupakan kegiatan pimpinan yang
dilakukan pada semua tingkatan organisasi untuk memecahkan
masalah dalam suatu organisasi.
• Pada umumnya, suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk
memecahkan permas alahan atau persoalan (problem solving).
Dan setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang hendak
dicapai.
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
(certainty),
2. Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko
(risk),
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak
pasti (uncertainty)
4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
(conflict).
• Kondisi kepastian merupakan kondisi dimana
pengambil keputusan mempunyai informasi
yang lengkap mengenai masalah yang
dihadapi, alternatif pemecahan masalah dan
hasil yang mungkin diperoleh, sehingga
pengambil keputusan dalam kondisi yang pasti,
dirinya dapat mengontrol dan mengantisipasi
sepenuhnya terhadap kejadian yang akan
timbul.
• Adapun proses pengambilan keputusan itu sendiri terdiri dari beberapa
langkah dan banyak dikemukakan oleh para ahli yang masing-masing
tidak sama.

• 1. Herbert Simon mengemukakan ada 3 tingkatan utama dalam


pengambilan keputasan yakni :
• - Kegiatan inteligensia : terdiri dari penyelidikan keadaan lingkungan
untuk menyiapkan keputusan
• - Kegiatan merancang atau mempolakan : artinya mendapatkan,
mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan arah tindakan yang
akan diambil.
• - Kegiatan pemilihan : atinya pemilihan yang tepat yang harus
diambil setelah diseleksi diantara beberapa alternatif arah tindakan
yang ada.
• 2. WH. Newman mengemukakan bahwa
pengambilan keputusan menyangkut 4 tahap pokok
yaitu :
• - Menentukan diagnosis dari masalah yang
sebenarnya
• - Pemikiran satu atau lebih pemecahan yang baik
• - Proyeksi dan bandingkan konsekuensi dari pada
alternatif itu
• - Beri penilaian perbedaan dari sejumlah
konsekuensi tersebut dan pilahlah langkah
tindakannya
• Adpula beberapa tahap guna memudahkan pengambilan
keputusan untuk bisa mendorong kepada terciptanya keputusan
yang diinginkan. Adapun tahap-tahap tersebut adalah :
• a. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan
gamblang, atau mudah untuk dimengerti
• b. Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan
menyusunnya secara prioritas dengan maksud agar adanya
sistematika yang lebih terarah dan terkendali
• c. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut
dengan tujuan untuk lebih memberikan gambaran secara lebih
tajam dan terarah secara lebih terspesifik
• d. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan
kelompoknya masing-masing yang kemudian selanjutnya
dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang
akan dipakai
• e. Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan
tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah
yang berlaku pada umumnya
• Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti (certainty) yaitu pengambilan
keputusan dimana berlangsung hal-hal :
• 1. Alternatif yang dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil. Ini
berarti dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti.
• 2. Keputusan yang diambil didukung oleh informasi/data yang lengkap
sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yang
dilakukan.
• 3. Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang
akan terjadi dimasa yang akan datang.
• 4. Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah
rutin, karena kejadian tertentu dimasa yang akan datang dijamin terjadi.
• 5. Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yang
bersifat deterministik.
• 6. Teknik penyelesaiannya/pemecahannya biasanya menggunakan antara lain,
teknik pemrograman linear, analisis jaringan dan teori antrian
Agar suatu masalah dapat diselesaikan dengan teknik program linier maka
ada beberapa syarat yang terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
Fungsi obyejtif harus didefinisikan dengan jelas dan dinyatakan sebagai
fungsi obyektif yang linier.
Harus ada alternatif pemecahan untuk dipilih salah satu yang terbaik.
Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat dapat ditambahkan.
Fungsi obyektif dan pertidaksamaan untuk menunjukkan adanya pembatas
harus linier.
Variabel keputusan harus positif, tidak boleh negatif.
Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat dapat dibagi.
Sumber-sumber aktivitas mempunyai jumlah yang terbatas.
Aktivitas harus proposional terhadap sumber-sumber.
Model programing deterministik, artinya sumber dan aktivitas harus
diketahui dengan pasti.
PROSES PEMBUATAN MODEL

1. Mendifinisikan Masalah
Definisi masalahharus jelas dan menggambarkan masalah yang
dihadapi
2. Memformulasikan Model
Mengkonversimasalah dalam model (gambaran abstrak) melalui
3 komopnen : variabel keputusan, tujuan, kendala
3. Mengukur Kualiditas
Apakah model digambarkan dengan tepat, diperlukan
pengumpulan data dan pengetesan terhadap model.
4. Implementasi Keputusan
Terdiri dari : menerima model, mempergunakan model dan
mengambil keputusan
Contoh

Suatu perusahaan menghasilkan dua produk, meja dan kursi yang diproses
melalui dua bagian fungsi: perakitan dan pemolesan. Pada bagian perakitan
tersedia 60 jam kerja, sedangkan pada bagian pemolesan hanya 48 jam
kerja. Utk menghasilkan 1 meja diperlukan 4 jam kerja perakitan dan 2 jam
kerja pemolesan, sedangkan utk menghasilkan 1 kursi diperlukan 2 jam
kerja perakitan dan 4 jam kerja pemolesan, Laba utk setiap meja dan kursi
yang dihasilkan masing2 Rp. 80.000 dan Rp. 60.000,-
Berapa jumlah meja dan kursi yang optimal dihasilkan?
Definisi variabel keputusan:
Keputusan yg akan diambil adlh berapakah jlh meja dan kursi
yg akan dihasilkan. Jika meja disimbolkan dgn M dan kursi
dgn K, mk definisi variabel keputusan:
M = jumlah meja yg akan dihasilkan (dlm satuan unit)
K = jumlah kursi yg akan dihasilkan (dlm satuan unit)
Perumusan persoalan dalam model LP.
Perumusan fungsi tujuan: Laba utk setiap meja dan kursi yg
dihasilkan masing2 Rp. 80.000 dan Rp. 60.000. Tujuan
perusahaan adlh utk memaksimumkan laba dari sejumlah
meja dan kursi yg dihasilkan. Dengan demikian, fungsi tujuan
dpt ditulis:
Maks.: Laba = 8 M + 6 K (dlm satuan Rp.10. 000)
Perumusan Fungsi Kendala:
- Kendala pada proses perakitan:
Utk menghasilkan 1 bh meja diperlukan waktu 4 jam dan utk menghasilkan 1
bh kursi diperlukan waktu 2 jam pd proses perakitan. Waktu yg tersedia adalah
60 jam.
4M + 2K ≤ 60
- Kendala pada proses pemolesan:
Utk menghasilkan 1 bh me ja diperlukan waktu 2 jam dan utk menghasilkan 1
bh kursi diperlukan waktu 4 jam pd proses pemolesan. Waktu yang tersedia
adalah 48 jam.
2M + 4K ≤ 48
Kendala non-negatif:
Meja dan kursi yg dihasilkan tdk memiliki nilai negatif.
M≥0
K≥0
Maks.: Laba = 8 M + 6 K
(dlm satuan Rp.10. 000)
Dengan kendala:
4M + 2K ≤ 60
2M + 4K ≤ 48
M≥0
K≥0

Perumusan persoalan dlm


bentuk matematika
Metode yang digunakan untuk analisis jaringan
kerja adalah sebagai berikut :
Metode jalur kritis (Critical Path Method /
CPM)
Project Evaluation and Review Technique
(PERT)
 Pelanggan menunggu pelayanan di kasir
 Mahasiswa menunggu konsultasi dengan
pembimbing
 Mahasiswa menunggu registrasi dan pembayaran
SPP
 Penumpang kereta api menunggu pelayanan loket
penjualan karcis
 Pengendara kendaraan menunggu pengisian bahan
bakar
 Beberapa produk atau komponen menunggu untuk
di selesaikan
 dsb
1. Garis tunggu atau sering disebut antrian (queue)
2. Fasilitas pelayanan (service facility)

Pelanggan
masuk Garis tunggu Pelanggan
Ke dalam sistem atau antrian s keluar dari
antrian sistem
antrian
Fasilitas
Pelayanan

STUKTUR SISTEM
ANTRIAN
*
Garis tunggu atau
Sistem Fasilitas
antrian
1. Lapangan terbang Pesawat menunggu di Landasan pacu
landasan
2. Bank Nasabah (orang) Kasir
3. Pencucian Mobil Mobil Tempat pencucian
mobil
4. Bongkar muat barang Kapat dan truk Fasilitas bongkar
muat
5. Sistem komputer Program komputer CPU, Printer, dll
6. Bantuan pengobatan Orang Ambulance
darurat
7. Perpustakaan Anggota perpustakaan Pegawai
perpustakaan
8. Registrasi mahasiswa Mahasiswa Pusat registrasi
9. Skedul sidang Kasus yang disidangkan Pengadilan
pengadilan
*
1. Tentukan sistem antrian yang harus dipelajari
2. Tentukan model antrian yang cocok
3. Gunakan formula matematik atau metode simulasi
untuk menganalisa model antrian
*
1. Populasi masukan
Berapa banyak pelanggan potensial yang masuk sistem antrian
2. Distribusi kedatangan
Menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu dan dalam periode waktu
tertentu berturut-turut dalam waktu yang berbeda
3. Disiplin pelayanan
Pelanggan yang mana yang akan dilayani lebih dulu : a. FCFS (first come, first
served) b. LCFS (last come, first served) c. Acak d. prioritas
4. Fasilitas Pelayanan
mengelompokkan fasilitas pelayanan menurut jumlah yang tersedia : a. Single-
channel b. multiple-channel
5. Distribusi Pelayanan
a. Berapa banyak pelanggan yang dapat dilayani per satuan waktu
b. Berapa lama setiap pelanggan dapat dilayani
6. Kapasitas sistem pelayanan
memaksimumkan jumlah pelanggan yang diperkenankan masuk dalam sistem
6. Karakteristik sistem lainnya
pelanggan akan meninggalkan sistem jika antrian penuh, dsb
*n = jumlah pelanggan dalam sistem
* Pn = probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem
*λ = jumlah rata-rata pelanggan yang datang persatuan waktu
*µ = jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per satuan waktu
* Po = probabilitas tidak ada pelanggan dalam sistem
*p = tingkat intensitas fasilitas pelayanan
*L = jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan dlm sistem
* Lq = jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian
*W = waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem
* Wq = waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama menunggu dalam
antrian
* 1/µ = waktu rata-rata pelayanan
* 1/λ = waktu rata-rata antar kedatangan
*S = jumlah fasilitas pelayanan
*
Model yang paling sederhana yaitu model saluran
tunggal atau sistem M/M/1
1. Populasi input tak terbatas
2. Distribusi kedatangan pelanggan potensial
mengikuti distribusi poisson
3. Disipliln pelayanan mengikuti FCFS
4. Fasilitas pelayanan terdiri dari saluran tunggal
5. Distribusi pelayanan mengikuti distribusi poisson
6. Kapasitas sistem diasumsikan tak terbatas
7. Tidak ada penolakan maupun pengingkaran
λ
1 P
μ
2 Pn  P n (1  P)
P λ
3 L 
1- P μ-λ
λ2 P2
4 Lq  
μ(μ - λ) 1- P
1
5 W
μ-λ
λ
6 Wq 
μ(μ - λ)
PT CIARD mengoperasikan satu buah pompa bensin dengan satu operator.
Rata-rata tingkat kedatangan kendaraan mengikuti distribusi poisson yaitu
20 kendaraan per jam. Operator dapat melayani rata-rata 25 mobil per jam,
dengan waktu pelayanan setiap mobil mengikuti distribusi probabilitas
eksponensial. Jika diasumsikan model sistem antrian yang digunakan
operator tersebut (M/M/1), hitunglah :
1. Tingkat intensitas (kegunaan) pelayanan (p)
2. Jumlah rata-rata kendaraan yang diharapkan dalam sistem
3. Jumlah kendaraan yang diharapkan menunggu dalam antrian
4. Waktu yang diharapkan oleh setiap kendaraan selama dalam sistem
(menunggu pelayanan)
5. Waktu yang diharapkan oleh setiap kendaraan untuk menunggu dalam
antrian

Fasilitas
Pelayanan

Kedatangan Mobil antri


s Mobil
1 pompa bensin
mobil, 15 per menunggu melayani 20 mobil Keluar
jam pelayanan per jam
SPBU CIARD
λ = 20 dan µ = 25
1. Tingkat intenstas (kegunaan) pelayanan atau p
λ 20
p   0,80
μ 25
Angka tersebut menunjukkan bahwa operator akan sibuk melayani
kendaraan selama 80% dari waktunya. Sedangkan 20% dari waktunya
(1 – p) yang sering disebut idle time akan digunakan operator untuk
istirahat, dll
2 λ 20
L   4, atau
μ - λ 25  20
p 0,80
L  4
1 - p 1  0,80
Angka tersebut menunjukkan bahwa operator dapat mengharapkan 4
mobil yang berada dalam sistem
3 λ2 (20) 2 400
Lq     3,20
μ(μ - λ) 25(25  20) 125
Angka tersebut menunjukkan bahwa mobil yang menunggu untuk dilayani
dalam antrian sebanyak 3,20 kendaraan

4 1 1 1
W    0,20 jam atau 12 menit
μ - λ 25  20 25
Angka tersebut menunjukkan bahwa waktu rata-rata kendaraan menunggu
dalam sistem selama 12 menit
λ 20 20
5 Wq     0,16 jam atau 9,6 menit
μ(μ - λ) 25(25  20) 125
Angka tersebut menunjukkan bahwa waktu rata-rata kendaraan menunggu
dalam antrian selama 9,6 menit
*L =λW
* Lq = λ Wq
*W = Wq + 1/µ

Anda mungkin juga menyukai