Anda di halaman 1dari 38

PENGENALAN

PERALATAN ANTROPOMETRI
LINGKAR LENGAN ATAS

Cara Mengukur Lingkar Lengan Atas :


 Pengukuran pada titik tengah antara
tulang bahu & siku
 Lengan yang akan diukur bebas dari
pakaian
 Diukur pada lengan sebelah kiri dengan
posisi tangan menggantung bebas dan
pandangan lurus ke depan
 Dapat juga diukur pada orang yang
berbaring dengan catatan siku tangan
dialasi dengan kantong pasir
LINGKAR KEPALA
 Lingkar kepala bayi baru lahir rata-rata : 35 cm,
bayi perempuan : 31 – 38 cm
bayi laki-laki : 32 – 36 cm
 Pengukuran dilakukan secara rutin setiap 1 atau 2
bulan sekali, sampai usia 3 tahun
 Usia 4 – 6 bulan LK bertambah 1 cm/bln
 Usia 6 – 12 bulan LK bertambah 0,5 cm/bln
 Jika ukuran LK kurang atau lebih harus diwaspadai :
- < 30 cm kemgknan ada gangguan mikrosefalus
- > 37 cm kemungkinan ada gangguan hidrosefalus
LINGKAR DADA
LIDA (Lingkar Dada) merupakan indikator deteksi dini Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)
 Pengukuran use LIDA dalam satuan cm, ketelitian 0,1 cm, dilakukan 1x

 Pengukuran menggunakan LIDA dlm satuan cm, ketelitian 0,1 cm,


dilakukan 1x
 Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP
pada balita

Batas Ambang (cut of points)


BBLR

-Warna merah : < 27,0 cm  setara dgn berat bayi < 2000 gr
-Warna kuning : 27–29,4 cm  setara dgn berat bayi 2000 – 2499 gr

Bayi Berat Lahir Normal

Warna hijau : ≥ 29,5 cm  setara dgn berat bayi ≥ 2500 gram


RLPP
 RLPP merupakan metode sederhana untuk
menggambarkan distribusi lemak subkutan dan lemak
intra-abdominal.
 RLPP berhubungan erat dengan resiko terjadinya
penyakit degeneratif
 Pasien perlu dipuasakan semalam sebelum diukur
 Pakaian yang digunakan seminimal mungkin agar
posisi pita pengukur dapat lekat ke tubuh
RLPP…………………………

Lingkar pinggang diukur pada


lingkaran terkecil di atas pusar

Lingkar panggul diukur pada tonjolan


bokong yang paling maskimal
RLPP…………………………
Rasio Lingkar Pinggang Panggul) / (WHR) sebesar 1,0 atau
kurang bagi laki-laki dan 0,8 atau kurang bagi wanita
merupakan nilai yang normal. (Hartono, Andry. 2006)
Tinggi lutut
Data tinggi badan lansia dapat
menggunakan formula Gibson atau
nomogram bagi orang yang berusia >59
tahun

Formula (Gibson, RS; 1993)


Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun))
+ 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun))
+ 84.88
Tabel Nomogrom Konversi Tinggi Badan dari Hasil Pengukuran
Tinggi Lutut (Gibson, 2005)
TEBAL LEMAK BAWAH KULIT
ANTERIOR POSTERIOR
TEBAL LEMAK BAWAH KULIT

C
A
L
I
P
E
R
S
Lipatan Kulit Dada
 Lipatan diambil antara axilla
(ketiak) dan puting susu,
setinggi mungkin, sejajar dengan
lipatan bagian depan dengan
ukuran 1 cm di bawah jari
tangan
 Arah lipatan diagonal
DADA

Standar anatomi : Axilla dan mammae


Arah lipatan : diagonal
Lipatan diambil secara antara axilla dan mammae
setinggi mungkin dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan
Lipatan Kulit Abdominal/Perut

Lipatan 3 cm di samping
tali pusat dan 1 cm ke
pusat umbilicus
(pusar/”wudel”)
Arah lipatan horizontal
ABDOMINAL

Standar anatomis : umbilikus


Arah lipatan : horizontal
Lipatan 1 cm dari pusat umbilikus
Lipatan Kulit Paha
 Lipatan diambil pada tengah
paha, antara lipatan inguinal
(lipatan batas antara perut dan
paha) dan batas dari patella
(tulang lutut).
 Pengukuran dilakukan 1 cm di
bawah jari
 Arah lipatan vertikal
PAHA

Standar anatomi : Lipatan inguinal dan patella


Arah lipatan : vertikal
Lipatan diambil pd tengah paha diantara inguinal dan patella
 Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari
Lipatan Kulit Betis
 Lipatan diambil pada lingkaran
betis yang paling lebar, pada
bagian tengah dari betis dengan
lutut bersudut 90°
 Arah lipatan vertikal
BETIS

Standar anatomi : Lingkaran betis yang paling lebar


Arah lipatan : vertikal
Lipatan diambil pd lingkaran betis paling lebar, pada bagian tengah dari betis
Dengan lutut bersudut 90°
 Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari
Lipatan Trisep
 Jarak antara penonjolan lateral dari proses
acroinal dan batas interior dari proses
olecranon, dan diukur pada bagian lateral
lengan dengan bahu bersudut 90º
menggunakan pita pengukur.
 Titik tengah ditandai pada sisi samping lengan.

 Pengukuran diambil 1 cm di atas tanda


tersebut.
 Arah lipatan vertikal
TRISEPS

Standar anatomi : prosessus akromial dan olekranon


Arah lipatan : vertikal
Titik tengah antara prosessus akromial dan inferior olekranon,
diukur pada bag lateral
Bahu bersudut 90°
 Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari
Lipatan Kulit Biseps
 Lipatan diambil di atas bisep
brachii (biseps pada tulang lengan
atas) yang sejajar dengan tricep di
bagian belakang.
 Pengukuran dilakukan 1 cm di
bawah jari.
 Arah lipatan vertikal
BISEPS

Standar anatomi : biseps brachii


Arah lipatan : vertikal
Lipatan diambil diatas biseps brachii yang sejajar dengan triseps
 Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari
Lipatan Kulit Suprailika
Lipatan diambil ke arah
belakang garis midaxilaris
dan ke atas iliac, dengan
ukuran 1 cm di bawah jari
tangan
Arah lipatan miring
SUPRAILIAKA

Standar anatomi : superior iliaka


Arah lipatan : Miring
Lipatan diambil kearah belakang garis midaxillaris dan diatas iliaka
 ukuran 1 cm
dibawah jari tangan
Lipatan Kulit Subskapula
 Lipatan kulit diambil sepanjang
garis cleavage tepat di bawah
skapula dengan ukuran 1 cm di
bawah jari tangan.
 Arah lipatan diagonal/miring
SUBSKAPULA

Standar anatomi : Sudut bawah dari skapula


Arah lipatan : diagonal
Lipatan diambil sepanjang garis cleavage tepat dibawah skapula
dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan
Lipatan Kulit Midaksila
Lipatan diambil pada
garis midaxilaris, tepat
pada pertemuan
xiphisternal
Arah lipatan horizontal
MIDAXILLA

Standar anatomi : pertemuan xiphysternal ( titik tulang iga dimana c


costa cartilago berada pada iga 5-6 dengan tulang dada )
Arah lipatan : horizontal
Lipatan diambil pada garis midaxillaris, tepat pada pertemuan
xiphysternal

Anda mungkin juga menyukai