0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
62 tayangan17 halaman
Anemia adalah kondisi penurunan hemoglobin atau sel darah merah yang menyebabkan penurunan kapasitas membawa oksigen. Penyebabnya adalah kurang zat besi, vitamin, perdarahan, penyakit. Gejalanya lemah, pucat, jantung berdebar. Pemeriksaan menunjukkan hemoglobin rendah. Penatalaksanaan meliputi pemberian zat besi, vitamin, transfusi darah. Asuhan meliputi meningkatkan perfusi jaringan, nutrisi, kemand
Anemia adalah kondisi penurunan hemoglobin atau sel darah merah yang menyebabkan penurunan kapasitas membawa oksigen. Penyebabnya adalah kurang zat besi, vitamin, perdarahan, penyakit. Gejalanya lemah, pucat, jantung berdebar. Pemeriksaan menunjukkan hemoglobin rendah. Penatalaksanaan meliputi pemberian zat besi, vitamin, transfusi darah. Asuhan meliputi meningkatkan perfusi jaringan, nutrisi, kemand
Anemia adalah kondisi penurunan hemoglobin atau sel darah merah yang menyebabkan penurunan kapasitas membawa oksigen. Penyebabnya adalah kurang zat besi, vitamin, perdarahan, penyakit. Gejalanya lemah, pucat, jantung berdebar. Pemeriksaan menunjukkan hemoglobin rendah. Penatalaksanaan meliputi pemberian zat besi, vitamin, transfusi darah. Asuhan meliputi meningkatkan perfusi jaringan, nutrisi, kemand
Ribut Rio N. (P27220017 075 / 3BD3) Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011). Etiologi
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
• Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. • Perdarahan • Kehamilan • Penyakit tertentu seperti gastritis • Obat-obatan tertentu • Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi) • Penyakit radang kronis Manifestasi Klinis
– Lemah, letih, lesu dan lelah
– Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang – Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi – Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah), angina (sakit dada) – Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang) – Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SSP – Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare) Klasifikasi Anemia DERAJAT WHO NCI Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 10.0 g/dL - nilai normal
• Gagal jantung • Kejang • Perkembangan otot buruk ( jangka panjang ) • Daya konsentrasi menurun • Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun. Patofisiologi Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan diagnostik pada anemia adalah:
– Jumlah darah lengkap (JDL) di bawah normal (hemoglobin, hematokrit dan SDM). – Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi. – Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa. – Tes Comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun. – Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal pada penyakit sel sabit – Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin B12 (Engram, 1999:430) 9.Penatalaksanaan Medis 1. Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang: a. Anemia aplastik: Transplantasi sumsum tulang Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit (ATG) b. Anemia pada penyakit ginjal Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat Ketersediaan eritropoetin rekombinan c. Anemia pada penyakit kronis • Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat. d. Anemia pada defisiensi besi • Dicari penyebab defisiensi besi • Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus. e. Anemia megaloblastik • Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM. • Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi. • Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian 2. Keluhan utama 3. Riwayat penyakit sekarang 4. Riwayat penyakit dahulu 5. Riwayat penyakit keluarga 6. Pengkajian pola gordon 7. Pemeriksaan fisik 8. Pemeriksaan penunjang Diagnosa Keperawatan 1. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan konsentrasi Hb dalam darah. 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake makanan. 3. Defisit perawatan diri b.d kelemahanIntoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Intervensi Evaluasi Evaluasi pada pasien Anemia sesuai berikut : • Perfusi jaringan efektif dan peningkatan konsentrasi Hb dalam darah. • Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan. • Pasien mampu mandiri dalam ADL • Pasien mampu beraktifitas sesuai dengan kemampuannya. • Tidak terjadi infeksi.