Kebijakan Pendidikan Dan Pelatihan Kemaritiman Di Indonesia - Kemenko Marves
Kebijakan Pendidikan Dan Pelatihan Kemaritiman Di Indonesia - Kemenko Marves
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim Courtesy of STP Jakarta
Kontribusi Ekonomi
Sektor Kemaritiman Masih Belum Optimal
1. Perikanan
2. Energi & Sumber Daya Mineral
3. Sumber Daya Pesisir & Pulau-
pulau Kecil
Pendidikan
4. Sumber Daya Non
Konvensional
5. Industri Bioteknologi
6. Industri Kemaritiman
7. Jasa Kemaritiman
8. Wisata Bahari Pelatihan
9. Perhubungan Laut
10. Bangunan Laut
11. Pertahanan, Keamanan,
Penegakan Hukum Dan SDM yang Sertifikasi
Keselamatan Di Laut berkompeten dan Kompetensi
berdaya saing
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim
Target Kontribusi Kemaritiman
Kontribusi Bidang Kemaritiman:
Kontribusi Bidang Kemaritiman saat ini:
6,8%
Dari total PDB Nasional
± 27,5% Dibutuhkan
Dari total PDB Nasional
Penyiapan SDM
yang Kompeten
Jumlah SDM yang menggeluti dan Berdaya
Jumlah SDM yang menggeluti bidang kemaritiman Saing
bidang kemaritiman saat ini:
1-2% ± 10%
dari total penduduk Indonesia*)
Secara umum, kesejahteraan pelaut kapal niaga lebih baik dibandingkan dengan
pelaut kapal perikanan Hal ini seiring dengan upaya yang telah dilakukan melalui
ratifikasi berbagai konvensi terkait standarisasi penyelenggaraan pendidikan,
sertifikasi kompetensi (dibawah IMO yaitu STCW dan SOLAS) dan perlindungan
ketenagakerjaan (dibawah ILO yaitu MLC)
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim
Keragaan dan Proyeksi Kebutuhan
Pelaut Dunia
1.593.198
1.523.440 1.555.281
1.454.199
KEBUTUHAN
KEBUTUHAN
PASOKAN
PASOKAN
69.241
37.917
KURANG
KURANG
2015 2020
Sumber: BIMCO
(The Baltic and International Maritime Council, 2014)
15
10
0
Philip Indo Cypr Pana Liberi Norw Baha Turk Yuna Japa Kore Cana Mala Jerm Inggri Den Singa
China Rusia India USA
ina nesia us ma a egia mas ey ni n a da ysia an s mark pore
Pelaut Perwira (%) 12.4 3.84 8.47 6.03 6 5.75 5.68 5.37 5.45 5.03 4.87 4.73 4.77 4.66 3.45 3.22 2.14 2.08 2.06 2 2
Pelaut Rating (%) 21.9 8.26 5.81 8.65 8.05 6.97 9 4.13 4.6 4.03 3.56 3 3.26 1.48 0.95 1.22 1.03 1.05 1 1.05 1
Philipina
5.36 (%)
78.000
Indonesia
Sumber : Kemhub, 2015
49.1%
50
40
30 27.82%
pelaut
perikanan 19.07%
20
dunia, 700,000
Kisaran Gaji pelaut Perikanan , 77%
10
yang bekerja di Luar negeri 3.95%
(Sumber Investor Daily, 2016) 0.06%
0
Negara Kisaran Gaji Pidana Perdata Keiimigrasian Ketenagakerjaan Lain-lain
Jepang 500
Korea Selatan 750
Taiwan 720
Australia 1000 Sumber: Ikan dan Laut 2018
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim
Sekilas tentang Konvensi STCW-F 1995
(Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Fishing Vessel Personnel,
1995)
• STCW-F 1995 adalah Konvensi Internasional tentang Standar Latihan, Sertifikasi dan Dinas Jaga
untuk Awak Kapal Penagkap Ikan.
• Konvensi tersebut telah diberlakukan secara internasional sejak 29 September 2012. Sampai
bulan Mei 2019, STCW-F 1995 telah diratifikasi oleh 28 negara.
• Pada 7 Juli 1995, Konvensi STCW-F telah diadopsikan sebagai peraturan terpisah dari revisi
komperhensif STCW.
• Konvensi STCW-F menetapkan persyaratan minimum pelatihan dan sertifikasi untuk awak kapal
penangkap ikan yang berlayar di laut lepas dengan panjang 24 meter atau lebih. Konvensi ini
terdiri dari 15 pasal (Article) dan lampiran yang berisi peraturan-peraturan teknis.
Syiria 1
Selandia Baru, 4
Kiribati, Palau,
Nauru
28 Negara
Kongo, Siera Leone, Maroko,
Namibia, Uganda, Afrika Selatan, meratifikasi
8 Tunisia, Mauritania
Certificate of Recognition ✔ ✖
Certificate of Endorsement ✔ ✖
Certificate of Proficiency ✔ ✔
Certificate of competency ✔ ✔
Human Trafficking
Konsekuensi:
• Harmonisasi peraturan nasional mengenai
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, ujian
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun dan sertifikasi
2019 tentang Pengesahan International
Convention on Standards of Training, • Penyesuaian penyelenggaraan pendidikan
Certification and Watchkeeping for Fishing dan pelatihan sesuai standar STCW-F,
Vessel Personnel, 1995 (Konvensi meliputi: Kurikulum, Tenaga Pendidik,
Internasional Tentang Standar Pelatihan, Sarana Prasarana, Pengelolaan,
Sertifikasi, dan Dinas Jaga Bagi Awak Pembiayaan, Penilaian.
Kapal Penangkap Ikan, 1995).
• Verifikasi penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan oleh IMO
• Penyampaian Laporan dan Iuran ke IMO
Nakhoda dan Perwira kapal ikan yang bertugas untuk jaga laut
dengan panjang kapal ikan lebih dari 24 Meter;
Permasalahan Umum
Jumlah Lembaga Pendidikan Vokasi
Kemaritiman Bidang Pelayaran Dan
Perikanan/Kelautan • Kurangnya Kuantitas dan Kualitas Guru Produktif
• Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran
• Belum ada Standar Kurikulum yang baku
• Belum ada link and match dengan kebutuhan industri
• Disparitas kualitas dan sebaran lembaga pendidikan dan
Tingkat SMK Pendidikan Tinggi pelatihan vokasi (mengumpul di P. Jawa)
Kemendikbud Kemenristekdikti
• 81 SMK Sertifikat ANKAPIN dan ATKAPIN I • ??
Hingga tahun 2018, jumlah pelaut perikanan Indonesia yang telah memiliki sertifikat ANKAPIN dan
ATKAPIN adalah 33.352 orang, terdiri dari ANKAPIN sebanyak 20.297 orang dan ATKAPIN sebanyak
13.055 orang.
No. Jenis sertifikat 2006-2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 JLH
ANKAPIN I 1.307 122 145 150 135 123 119 2.101
ANKAPIN II 6.417 665 772 727 766 426 628 10.401
1
ANKAPIN III 6.834 274 196 97 216 51 127 7.795
JUMLAH 14.558 1.061 1.113 974 1.117 600 874 20.297
JUMLAH 1+2 24.230 1.628 1.727 1.701 1.659 1.026 1.381 33.352
Sumber: Laporan Bidang Perikanan Dewan Penguji Kelautan dan Perikanan (DPKP) Semester II tahun 2018
Tahun 2018
1. Realisasi pengadaan 1 unit bridge simulator untuk pelatihan para guru
SMK di LP3TK-KPTK Gowa.
2. Rerealisasi pengadaan 8 buah simulator dan 8 kapal latih untuk SMK di
Sulawesi Selatan
Tahun 2019,
1. proses pengadaan 30 simulator untuk SMK melalui pendanaan di Ditjen
Dikdasmen, rencana realisasi akhir Triwulan II
Bridge Simulator di LP3TK-KPTK Gowa
2. Komitmen Kemendikbud untuk terus mendukung penyediaan simulator
bagi SMK secara bertahap.
Rencana Tindaklanjut
1. Sinkronisasi dengan Kemenristekdikti mengenai pemetaan Perguruan
Tinggi swasta dan negeri terkait sarana dan prasana yang menunjang
pendidikan vokasi,
2. Koordinasi dengan Kementerian terkait ( KKP, Kemdikbud, Kemenhub,
Kemenristekdikti, Kemnaker, Bappenas, Kemenkeu) terkait dengan Simulator untuk SMK di Sulawesi Selatan
pengadaan Sarana dan Prasarana yang sesuai dengan STCW-F
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim
Terima kasih