Pengukuran Sipat Datar

Memanjang “Double Stand”

Disusun oleh:
Adi Surya Witjaksono
XI TKGSP 3
Tujuan:
• Siswa dapat melaksanakan pengukuran, menghitung,
menggambar serta membuat laporan hasil pengukuran
sipat datar memanjang “DOUBLE STAND”.
Petunjuk Umum:
1. Titik-titik memanjang diberi diberi nama P1, P2, … dst.
2. Jarak optis yang dimasukkan dalam daftar adalah jarak
pada pengukuran “STAND 1" dan ditentukan maximum 30
m.
3. Salah satu titik diikatkan pada titik BM terdekat, yang
sudah diketahui ketinggiannya.
4. Data pengukuran berlaku untuk beregu.
5. Bila pengukuran telah selesai, laporkan hasilnya pada
guru Pembimbing.
Alat dan Perlengkapan:
1. PPD 6. Payung
2. Statif 7. Rol Meter
3. Bak ukur 8. Unting-unting
4. Data board
5. Patok/paku payung
Keselamatan Keria dan Alat:
1. Periksalah semua peralatan praktek, sebelum dan sesudah anda
melaksanakan praktek.
2. Letakkan semua peralatan praktek di tempat yang aman
3. Gunakan peralatan praktek sesuai dengan fungsinya
4. Jalinlah kerja sama yang baik antar anggota dalam satu regu kerja
5. Gunakan perlengkapan keselamatan kerja yang telah ditentukan,
untuk menghindari hal-hal yang tidak dikehendaki
6. Lindungilah pesawat dengan payung, untuk menghindari cuaca
panas dan hujan.
Langkah Keria :
• Persiapkan semua peralatan/perlengkapan yang akan digunakan
dalam pengukuran ini.
• Gambarlah lokasi pengukuran tersebut, dan rencanakan letak
titik-titik memanjangnya dengan menancapkan patok/paku
payung.
• Dirikan pesawat diantara titik BM dan P1, kemudian distel
hingga memenuhi syarat-syarat pembidikan. (stand 1)
• Dirikan bak ukur di atas titik BM.
Langkah Keria :
• Arahkan teropong pesawat ke bak ukur tersebut dan lakukan
pembacaan BA, BT, BB. (sebagai bacaan belakang)
• Pindahkan bak ukur ke titik P1.
• Arahkan teropong pesawat ke bak ukur tersebut dan lakukan
pembacaan BA, BT, BB. (sebagai bacaan muka)
• Ubahlah posisi pawat dengan cara menggeser ,menurunkan
atau menaikkan statif pesawat. (stand 2)
• Stel pesawat tersebut, kemudian lakukan pembidikan ke
belakang dan ke muka seperti pada stand 1.
Langkah Keria :
• Pindahkan pesawat di antara titik P1 dan P2
• Lakukan penyetelan dan pembidikan seperti pada langkah sebelumnya
hingga ke titik terakhir
• Masukkanlah data pengukuran tersebut, ke dalam daftar pengukuran
yang telah ditentukan
• Lakukan perhitungan jarak optis, beda tinggi dan ketinggian masing
masing titik berdasarkan tinggi titik BM
• Laporkan hasilnya pada guru Pembimbing.
• KET : Pada saat pengukuran mendekati titik BM, lakukan pengikatan titik
BM tersebut.
Langkah Perhitungan :
Langkah Perhitungan :
1. Menghitung jarak optis pesawat ke titik ( do )
do1 : ( ba - bb ) × 100 (bacaan belakang)
do2 : ( ba - bb ) × 100 (bacaan muka)
do : do1 + do2
2. Menghitung beda tinggi titik ke titik ( ∆h )
∆h h1: ∆hp1 - p2 = BT (belakang) – BT (muka) -- (pergi)
∆h h2: ∆hp1 - p2 = BT (muka) – BT (belakang) -- (pulang)
(∆h1+ ∆h2)
∆h rata-rata : (slag 1)
2
Langkah Perhitungan :
∆h h1: ∆hp1 - p2 = BT (belakang) – BT (muka) -- (pergi)
∆h h2: ∆hp1 - p2 = BT (muka) – BT (belakang) -- (pulang)
(∆h1+ ∆h2)
∆h rata-rata : (slag 2) … dst
2
Keterangan:
• Harga ∆h rata-rata dibulatkan 3 angka di belakang koma
• Bila hasilnya (-) berarti permukaan tanahnya turun
• Bila hasilnya (+) berarti permukaan tanahnya naik
Langkah Perhitungan :
Syarat yang harus dipenuhi :

Σ BT (belakang) - Σ BT (muka) = Σ ∆h ---- Stand 1

Σ BT (belakang) - Σ BT (muka) = Σ ∆h ----Stand 2

Σ ∆h (pergi) + Σ ∆h (pulang)
= Σ ∆h rata -rata
2
Langkah Perhitungan :
3. Menghitung ketinggian titik ( Tx )
Tp1 : Tbm + ∆hbm – p1 rata-rata
Tp2 : Tp1 + ∆hp1 – p2 rata-rata
Tp3 : Tp2 + ∆hp2 – p3 rata-rata
Tp4 : Tp3 + ∆hp3 – p4 rata-rata … dst .
4. Menghitung landai / kemiringan tanah ( L )
∆hp1−p2
Lp1-p2 : × 100%
dp1 – p2
∆hp2−p3
Lp2-p3 : × 100% … dst .
dp2 – p3
Gambar Kerja :
Sketsa Lokasi :
Gedung U
Lab Karyawan
Gedung Mekatronika
Gedung TGB TKJ dan Bengkel
TP

P4 PS P3 P2 PS P1 PS BM

Gedung Masjid Al- Taman

Gedung
TKBB & Adab
TKBB
TKJ
Tempat Parkir
Dokumentasi :
Dokumentasi :