Anda di halaman 1dari 28

DISAIN RUANG KULTUR

LABORATORIUM TB

dr.Teguh Sarry Hartono, SpMK


WORKSHOP PPI TB
JULI 2019
Pendahuluan

penyakit infeksi yang menular disebabkan


oleh kuman Mycobacterium tuberculosis

Penularan langsung terjadi melalui


aerosol

menyerang semua kelompok umur dan


semua organ tubuh manusia, terutama paru.
Konfirmasi
bakteriolo
penentuan
gi dari TB
resistensi
OAT
Berperan disain
penting
dalam
laboratorium yang
pegobatan dapat mememperkecil
pasien TB ataupun mencegah
resiko transmisi
yang mungkin terjadi

bahaya atau resiko yang paling penting adalah


infeksi yang didapat dalam laboratorium dari aerosol
infeksius yang mengandung tuberkel bakteri TB
Penilaian Jumlah bakteri (bacterial load) dari material biologi (spesimen
sputum dan kultur) dan viabilitas basil TB.
resiko pada Rute transmisi TB
laboratorium
TB Apakah penanganan spesimen dan perlakuan yang dilakukan
pada setiap prosedur menimbulkan aerosol atau tidak.

Jumlah perlakuan dari setiap prosedur yang dapat


menimbulkan aerosol.

Beban kerja laboratorium dan setiap staf laboratorium.

Lokasi laboratorium

Epidemiologi penyakit dan populasi pasien yang dilayani oleh


laboratorium

Tingkat pengalaman dan kompetensi staf laboratorium Status


kesehatan staf laboratorium
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penilaian
resiko penentuan kewaspadaan terhadap spesimen
Faktor yang relevan Pertimbangan
terhadap semua
laboratorium TB
(patogen)
Patogenesitas TB yang tidak diterapi mempunyai angka kematian
30-50%; sekitar 30% orang yang terpapar lama oleh
kasus TB infeksius akan terinfeksi; 5-10% orang yang
terinfeksi akan berkembang menjadi TB aktif.
Rute transmisi utama Inhalasi droplet infeksius
Rute transmisi sekunder Tertelan, inokulasi langsung
(jarang di laboratorium)

Stabilitas Basil Tb dapat tetap viable untuk waktu yang lama di


lingkungan
Dosis infeksi Diperkirakan 10 basil TB yang terinhalasi pada
manusia; pada penelitian di hewan, dosis infeksi
berkisar dari 1 – 1000 organisme, tergantung
kepekaan masin-masing spesies.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penilaian
resiko penentuan kewaspadaan terhadap spesimen
Faktor yang relevan Pertimbangan
terhadap semua
laboratorium TB (individu
dan pengobatan)
Kepekaan individu yang 5-10 % individu immunocompetent dapat berkembang
immunocompetent menjadi aktif selama masa hidupnya
terhadap TB
Kepekaan individu yang 5-10 % individu immunocompromise dapat berkembang
immunocompromise menjadi aktif setiap tahun
terhadap TB
Resiko penularan TB di Tinggi
komunitas pada tempat
dengan prevalensi TB yang
tinggi
Vaksin yang efektif Tidak, tidak tersedia
Pengobatan yang efektif Ya
terhadap strain yang peka
terhadap obat-obatan yang
berbeda
Pengobatan efektif untuk Ya tapi lebih sulit
strain MDR
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penilaian
resiko terhadap prosedur spesifik
Faktor yang berbeda Prosedur
menurut prosedur atau
tipe laboratorium Pemeriksaan BTA Pengolahan Manipulasi kultur,
langsung dari spesimen untuk Uji kepekaan OAT
sputum kultur
Resiko relatif (RR) dengan 1.4 7.8 22
95% CI dari laboratory- (0.2–10.0) (1.7–34.9) (4.5–102.5)
acquired TB pada staf
laboratorium dibanding
pekerja non-laboratorium

Jumlah basil TB dari bervariasi bervariasi tinggi (>108 / ml)


material yang
dimanipulasi

Viabilitas basil TB tidak pasti tetapi pengolahan dapat tinggi


diasumsikan tinggi membunuh 90%
basil TB
Kemungkinan bahwa rendah sedang tinggi
manipulasi yang
dilakukan pada tiap
Tingkat kewaspadaan resiko, aktivitas laboratorium yang
berkaitan dan penilaian resiko untuk laboratorium TB

Tingkat resiko Aktivitas Penilaian resiko


laboratorium TB laboratorium
Pemeriksaan BTA langsung; Resiko rendah untuk
Resiko rendah preparasi spesimen untuk menimbulkan aerosol
digunakan dalam kartrid uji infeksius dari spesimen;
amplifikasi asam nukleat otomatis konsentrasi partikel
(Xpert MTB/RIF) infeksiu yang rendah

Pengolahan dan konsentrasi Resiko sedang


Resiko sedang spesimen untuk inokulasi dalam menimbulkan aerosol
media kultur primer; uji infeksius dari spesimen;
kepekaan OAT langsung. konsentrasi partikel
(contohnya pemeriksaan line- infeksius yang rendah.
probe pada sputum yang sudah
diproses

Manipulasi kultur untuk Resiko tinggi


Resiko tinggi (TB- identifikasi; uji kepekaan OAT menimbulkanaerosol
containment atau pemeriksaan line-probe infeksius’
pada isolat yang telah dikultur konsentrsiinfeksius
laboratory) partikel tinggi
KEWASPADAAN STANDAR

Kewaspadaan Standar merupakan bagian dari upaya


pengendalian di sarana pelayanan kesehatan.

Pelaksanaan Kewaspadaan Standar di laboratorium


sangat penting karena laboratorium merupakan
tempat yang beresiko tinggi untuk penularan infeksi,
sperti HIV, Hepatitis B, TB, terutama MDR-TB dan agen
infeksius lainnya.

Menganggap dan memberlakukan setiap


spesimen sebagai bahan infeksius
Ruangan Laboratorium

• Ruangan laboratorium harus menjamin keamanan petugas dan orang lain di


sekitarnya
• Udara yang dikeluarkan oleh laboratorium ke lingkungan sebaiknya telah melalui
filter bakteri dengan arah menjauhi tempat berkumpul orang banyak,
pemukiman dan lalu lalang.
• Sirkulasi udara di laboratorium dengan pertukaran udara minimal 6 – 12

x/jam, dengan cara ini 99% partikel akan dibuang dalam 30 – 45 menit.
• Pengerjaan spesimen dan isolat dilakukan dalam BSC akan mengurangi resiko
infeksi
• Exhaust fan yang digunakan yang mempunyai kapasitas minimal 23,6 L/detik,
infeksi akan sangat dikurangi
Denah
laboratorium
paling sederhana
untuk biakan dan
uji kepekaan
Mycobacterium
tuberculosis
(WHO 1998)
• administrasi,
penyimpanan laporan,
buku register, alat tulis
• loket penerimaan dan
penilaian specimen
secara makroskopik.
• tempat melakukan
pemeriksaan,
• pada bagian terkotor
ditempatkan BSC dan
sentrifuge.
• pada bagian lain di ruang ini
disediakan meja kerja untuk
pemeriksaan mikroskopis,
pengamatan dan pencatatan
hasil
• sterilisasi,pencucian alat
dan pembuangan limbah
sementara
• membuat media,
menyimpan peralatan
yang sudah steril dan
reagensia
Aliran udara pada laboratorium TB

Pintu
masuk
Contoh lay out laboratorium biakan dan uji kepekaan tanpa
fasilitas biomolekuler dengan pengaturan aliran udara secara
mekanik
Kisi – kisi hubungan antar ruang di laboratorium dan laboratorium
Mycobacterium tuberculosis
Kategori ruang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Penerimaan Spesimen (1) HL TP TP

Ruang Mikroskopi (2) HL HL DK HL DK DK

Ruang Biakan (3) TP HL HL HL HL DK HL DK DK

Ruang Sterilisasi (4) DK HL HL DK HL DK

Ruang Media (5) TP HL HL HL DK DK

Ruang Mikroskop HL HL

fluoresen (6)

Ruang pendingin (7) DK

Ruang Inkubator (8)* DK HL DK

Ruang Incubator (9) DK HL

Penyimpanan Gas (10) DK DK HL

Keterangan : DK (Dekat) ; HL (Hubungan Langsung) ; TP (Terpisah) ; *) walk incubator


Syarat-syarat ruang laboratorium TB

Lantai
• Tidak mempunyai sambungan,
dengan demikian tidak memakai
bahan keramik.
• Sebaiknya memakai bahan
epoksi yang tahan asam dan basa
kuat.
• Pertemuan lantai dan dinding
tidak bersudut.
• Selain itu lantai juga tidak boleh
terlalu licin serta mudah
dibersihkan
Dinding
Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, permukaan rata, cat
dinding berwarna terang dan tidak mengkilat. Pertemuan antar
dinding tidak bersudut agar mudah dibersihkan.
Exhauster
Ditempatkan di area kotor , berlawanan dengan air condition
dan mempunyai kapasitas minimal 23,6 liter per detik. Gorden
tidak boleh digunakan dalam laboratorium.
Air condition
Daya disesuaikan dengan luasan ruang. Penempatan AC harus
memperhatikan posisi teknisi saat bekerja dan tidak
mengganggu tirai udara BSC.
Pintu
Dilengkapi dengan alat yang dapat otomatis menutup pintu, dibuat dari bahan yang
mudah dibersihkan dan memudahkan evakuasi dalam keadaan darurat.
Sebaiknya ruang laboratorium memiliki pintu darurat atau ada bagian dinding yang
dapat dipakai sebagai jalan keluar dalam keadaan darurat.
Pasokan listrik
Harus tersedia 24 jam, karena itu harus dilengkapi
dengan generator listrik yang dapat berfungsi
secara otomatis dengan daya yang mencukupi
untuk alat – alat yang harus selalu operasional
(deep freezer, incubator, refrigerator).

Pasokan air
Harus tersedia dengan kualitas yang baik dan
kuantitas cukup
Bak cuci tangan
Diletakkan di dekat pintu, dilengkapi dengan kran yang dibuka/tutup
dengan siku atau kaki atau sensored outlet. Bak cuci tangan
disediakan disetiap ruangan laboratorium.
Bak cuci alat
Harus cukup besar dan dalam (ukuran 1m x 75 cm x 50 cm), dibuat
dari bahan yang kuat,idak mudah bocor (porselin, stainless),
permukaan rata dan mudah dibersihkan.
Bak pewarnaan
Bak ini khusus dipakai untuk proses pewarnaan sediaan BTA. Cukup
dalam untuk mencegah percikan air keluar (30 – 50cm). Dari bahan
yang tidak mudah bocor, kuat dan mudah dibersihkan dengan
permukaan yang rata tanpa sambungan dan tidak bersudut.
Shower dan eyewash
Ditempatkan di ruang kerja
laboratorium TB, digunakan untuk
melakukan netralisasi bila terjadi
kecelakaan kerja berupa percikan
larutan asam atau basa kuat dan
bahan infeksius.
Meja kerja
Permanen dari beton, tinggi 75 cm dari
lantai, permukaan rata, tidak mempunyai
sambungan, sebaiknya dilapisi epoksi.
Meja kerja harus tahan terhadap air, cairan
kimia serta disinfectant yang sering
digunakan di laboratorium, selain itu juga
harus tahan dengan pemanasan sedang.
Mudah untuk didekontaminasi.
Kursi
75 cm
Rangka terbuat dari bahan logam yang
tidak mudah berkarat dan dudukan dari
bahan yang mudah dibersihkan dan tidak
menyerap cairan (plastic/kulit), bersifat
ergonomic.
Lemari penyimpan bahan media dan reagensia
Dibuat dari logam yang tidak mudah berkarat dan
kaca. Cukup untuk memuat bahan atau alat yang
akan segera digunakan. Sediakan juga rak untuk
penyimpanan jangka panjang, dan sebaiknya
ditaruh diluar area kerja.

Ruang makan dan minum


Sediakan ruang makan dan minum diluar area kerja
laboratorium
Daftar Pustaka

1. Kementrian Kesehatan. Petunjuk Teknis


Pemeriksaan Biakan, Identifikasi, dan Uji
Kepekaan Mycobacterium tuberculosis pada
media padat. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;
2012.
2. WHO. Global Tuberculosis Report 2014: WHO;
2014.
3. WHO. Tuberculosis laboratory biosafety manual.
WHO; 2012.

Anda mungkin juga menyukai