Presentasi Manajemen Lab Quality Control
Presentasi Manajemen Lab Quality Control
LABORATORIUM QUALITY
CONTROL
Dosen Pengampu : Untari, S.Pd., M.Si
Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium diartikan sebagai tempat
yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum. Fungsi laboratorium salah
satunya adalah sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai
perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan. Dan tentunya
laboratorium harus dikelola dengan baik untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium. Pengelolaan Laboratorium (Laboratory Management) adalah
usaha untuk mengelola Laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu dapat
beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manaJemen Laboratorium yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukkan quality Control
yang mencakup kegiatan PMI, PME, Assessment atau penilaian, audit hingga akreditasi terhadap petugas laboratorium. pengujian alat pemerikaan
dalam laboratorium sampai kepuasaan pelanggan. QC sangat penting dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi evektivitas sistem manajemen mutu
laboratorium. Hasil akhir QC adalah menemukan akar permasalahan dan melakukan perbaikan penanggulangan.
Title and Content Layout with SmartArt
Tahap Analitik
Tahap analitik adalah tahap dalam pemeriksaan spesimen, dimana spesimen di analisa/ diperiksa menggunakan suatu instrument atau metode tertentu. Tahap ini meliputi persiapan
reagen/media, pipetasi reagen dan sampel, inkubasi dan pemeriksaan. Kesalahan terjadi selama proses pengukuran dan disebabkan kesalahan acak atau kesalahan sistematis mencakup
pemeliharaan dan kalibrasi alat, uji kualitas reagen, uji ketepatan dan ketelitian.
Tahap Post Analitik
Tahap post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang berupa lembar hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan bahan penunjang atau penentu
diagnosis suatu penyakit. Tahap ini meliputi pembacaan hasil ( penghitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian) dan pelaporan hasil.
B. Pemantapan Mutu Eksternal
C. Assessment di Laboratorium
3.1. Pengertian Assesment Laboratorium
Suatu proses penilaian sebuah laboratorium dan salah satu standar yang harus dilakukan dalam penentuan mutu laboratorium . Assesment sangat penting dilakukan dalam
pemantauan dan evaluasi evektivitas sistem manajemen mutu laboratorium. Hasil akhir assessment adalah menemukan akar permasalahan dan melakukan perbaikan
penanggulangan.
c. Quality Control
Pengawasan sistematis periodik terhadap : alat, metode, dan reagen. QC lebih berfungsi untuk identifikasi ketika sebuah kesalahan terjadi.
d. Quality Assurance
Mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes laboratorium: pra analitik, analitik dan pasca analitik. Jadi, QA merupakan pengamatan keseluruhan input-proses-output/outcome, dan
menjamin pelayanan dalam kualitas tinggi dan memenuhi kepuasan pelanggan.
Tujuan QA adalah untuk mengembangkan produksi hasil yang dapat diterima secara konsisten, jadi lebih berfungsi untuk mencegah kesalahan terjadi (antisipasi error).
Indikator kinerja QA adalah :
Manajemen sampel : phlebotomy, preparasi spesimen
Manajemen proses : turn around time (waktu tunggu), pelaporan hasil, pemeliharaan alat
Manajemen SDM : kompetensi, Continuing Education, Profesional Development Programm.
Keselamatan kerja : kecelakaan jarum suntik (needle stick injury), kimiawi & biologis
e. Quality Improvement
Dengan melakukan QI, penyimpangan yang mungkin terjadi akan dapat dicegah dan diperbaiki selama proses pemeriksaan berlangsung
Tahapan yang dilakukan dalam assessment atau penilaian didalam laboratorium :
1. Pemantauan / pengawasan
Meliputi kegiatan pemantau dan evalaluasi terhadap semua kegiatan yang ada di dalam laboratorium, melakukan pengujian alat, audit dan kepuasaan terhadap
pelayanan pelanggan yang di lakukan di dalam laboratorium.
2. Quality planning improvement
Meliputi kegiataan perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan baik peralatan maupun bahan untuk menngkatakan kualitas perencanaan.
3. Corrective action
Kegiatan evaluaasi atau mengkoreksi kesalahan kesalahan yang terjadi untuk nantinya dilakukan perbaikan.
Semua tahapan diatas dilakukan secara terus menerus agar laboratorium sesuai dengan mutu laboratorium yang berlaku.
Bagi petugas memberikan rasa aman & terjamin bekerja serta memotivasi terhadap pelayanan yg
bermutu.
6. Bagi pemerintah dapat melindungi masyarakat karena pelayanan labkes sdh memenuhi standar & sebagai
masukan dlm peningkatan & pengembangan lab. Sehigga pembinaan dapat terarah.
BAB 3
PENUTUP
a. Kesimpulan
Didalam suatu laboratorium perlu dilakukan quality control baik untuk petugas laboratorium maupun terhadap alat
dan di dalamnya. Quality control yang dilakukkan diantarnya ialah dengan melakukan pemantapan mutu internal
dan eksternal, assessment atau penilaian dan audit. Semuanya dilakukan agar laboratorium sesuai dengan standar
mutu yang sudah berlaku dan kecil kemungkinan terjadinya kesalahan. Dengan melaukan quality control hasil akhir
yang didapatkan oleh sebuah laboratorium yaitu akreditasi atau pengakuan yang diberikan oleh badan yang
berwenang, karena laboratorium sudah sesuai dengan standar akreditasi yang ditentukan.
b. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Semoga dengan adanya materi dalam makalah ini
bisa menunjang pembelajaran dan diskusi dalam kelas. Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi kelancaran dalam penyusunan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, A. 2000. Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Sesuai ISO/IEC17025: 2000. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Depkes RI. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar (Good Laboratory Practice) Cetakan 3. Direktorat Laboratorium Kesehatan.
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Seyoum, B., (2006)Introduction to Medical Laboratory Technology, Haramaya University, Ethiopia Public Health Training Initiative (EPHTI)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman PraktekLaboratorium Kesehatan. Jakarta : Direktorat Laboratorium Kesehatan.
Kuncoro, T., et. al., 1997, Manajemen Proses di Laboratorium Klinik Menuju Produk yang Bermutu, Dalam : Sianipar, O. (ed), 1997, Prinsip-
prinsip
Manajemen Untuk Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit, Magister Manajemen Rumah Sakit, Universitas
Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Pusorowati, Nunuk, 2004, Konsep Dasar Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit, RS Dr.
Sardjito/FK-UGM, Yogyakarta
Usman, Husaini Prof. Dr, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.