Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN

LABORATORIUM QUALITY
CONTROL
Dosen Pengampu : Untari, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh: - Novalin Duaramuri - Deysandra Tasumolang


NIM: 201613453011 NIM: 201613453003

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA SORONG
PROGRAM STUDI ANALISIS KESEHATAN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. berkat bimbingan-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sehubungan dengan tugas mata
kuliah Pemantapan Mutu Laboratorium dengan Ibu Untari, S.Pd., M.Si selaku dosen pengampu. Makalah
ini membahas mengenai Quality Control dan bagian bagian didalamnya Penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
membantu. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Sorong, 15 Oktober 2019


DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR ..........................................................................................
 DAFTAR ISI.........................................................................................................
 BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
 Latar Belakang ..........................................................................................
 Rumusan Masalah .....................................................................................
 Tujuan .......................................................................................................
 Manfaat .....................................................................................................
 BAB II ISI .............................................................................................................
 Pemantapan Mutu Laboratorium.....................................................................
 Pengertian Pemantapan Mutu Laboratorium Internal .....................................
 Pengertian pemantapan Mutu Laboratorium eksternal ...................................
 Assesment Laboratorium ...............................................................................
 Audit mutu internal ........................................................................................
 Akreditasi .......................................................................................................
 BAB III PENUTUP ..............................................................................................
 Kesimpulan .....................................................................................................
 Saran................................................................................................................
 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
BAB 1
1.1 LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya,
misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Kedudukan
laboratorium menjadi sangat penting dalam dunia pendidikan laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan
dan karena mengingat dalam pencapaian tujuan pembelajaran di bidang sains, sebaiknya siswa dituntut mampu mengembangkan keterampilannya
dalam mengaplikasikan beberapa konsep atau materi yang sedang dipelajari dalam bentuk eksperimen atau percobaan untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan berpikir ilmiah, serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan

Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium diartikan sebagai tempat
yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum. Fungsi laboratorium salah
satunya adalah sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai
perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan. Dan tentunya
laboratorium harus dikelola dengan baik untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium. Pengelolaan Laboratorium (Laboratory Management) adalah
usaha untuk mengelola Laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu dapat
beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manaJemen Laboratorium yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukkan quality Control
yang mencakup kegiatan PMI, PME, Assessment atau penilaian, audit hingga akreditasi terhadap petugas laboratorium. pengujian alat pemerikaan
dalam laboratorium sampai kepuasaan pelanggan. QC sangat penting dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi evektivitas sistem manajemen mutu
laboratorium. Hasil akhir QC adalah menemukan akar permasalahan dan melakukan perbaikan penanggulangan.
Title and Content Layout with SmartArt

1.2. Rumusan Masalah 1.4 Manfaat


1.3. Tujuan Penulisan
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah : 1. Meningkatkan kualitas laboratorium,
1. Apa itu Pemantapan Mutu ? meningkatkan moral dalam kehidupan karyawan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pemantapan
laboratorium.
2. Apa itu Pemantapan Mutu Internal dan eksternal ? Mutu internal & eksternal
3. Apa saja Tujuan Pemantapan Mutu Laboratorium 2. Merupakan suatu metode pengawasan (kontrol)
2. Untuk Mengetahui Pengertian Pemantapan
internal dan eksternal ? yang efektif.
Mutu Internal & eksternal
4. Bagaimana Aturan Interpretasi Hasil Pemantapan 3. Untuk melakukan pembuktian apabila terdapat
3. Untuk Mengetahui Tujuan Pemantapan Mutu
mutu Internal dan eksternal ? hasil yang meragukan dari (konsumen) pasien
Laboratorium Internal & eksternal
5. Apa yang dimaksud dengan Assesment laboratorium ? laboratorium.
4. Untuk Mengetahui Aturan Interpretasi Hasil
6. Bagaimana pelaksanaan Assesement di laboratorium ? 4. Penghematan biaya pasien karena berkurangnya
Pemantapan Mutu Internal & eksternal
7. Bagaimana proes Assesment di laboratorium ?
kesalahan hasil
5. Untuk memahami pelaksanana assessment di
8. Apa yang dimaksut dengan audit ? 5. Bagi petugas laboratorium dapat memperbaiki
laboratorium
kesalahan bagi dalam pemeriksaan maupun pengujan
9. Apa tujuan dan manfaat audit mutu internal ? 6. Untuk memahami proses assessment di alat
10. Bagaimana komunikasi audit mutu internal ? laboratorium
6. Bagi laboratorium dapat meningkatakan kualitas
11. Apa saja jenis dan langkah langkah audit mutu 7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan atau mutu laboratorium
internal ? audit mutu internal
7. Bagi pasien laboratorium mendapatkan
12. Apa itu akreditasi ? pelayanan yang maksimal
BAB 2
A. Pemantapan Mutu Internal
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pemantapan Mutu
 Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium (Depkes, 1997).
 Kegiatan ini terdiri atas empat komponen penting, yaitu : pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan mutu eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan pendidikan dan pelatihan.
Pada makalah ini yang dibahas adalah pemantapan mutu laboratorium internal (PMI).

1.2.Pemantapan Mutu Internal


 Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat
serta mendeteksi adanya kesalahan dan memperbaikinya. kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu:
 Menurut Depkes RI (2004), dalam kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai dengan melakukan pencegahan ulang setiap tindakan/ proses pemeriksaan, yang harus
dilakukan dan diperhatikan sebagai berikut :
Tahap Pra Analitik
 Tahap pra analitik adalah tahap awal sampel untuk siap di periksa / di analisa. Kelengkapan tahap pra analitik perlu didukung dengan penerimaan dan preparasi sampel oleh petugas
atau staf laboratorium. Kelengkapan formulir permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, penanganan spesimen dan persiapan sampel untuk analisa.

Tahap Analitik
 Tahap analitik adalah tahap dalam pemeriksaan spesimen, dimana spesimen di analisa/ diperiksa menggunakan suatu instrument atau metode tertentu. Tahap ini meliputi persiapan
reagen/media, pipetasi reagen dan sampel, inkubasi dan pemeriksaan. Kesalahan terjadi selama proses pengukuran dan disebabkan kesalahan acak atau kesalahan sistematis mencakup
pemeliharaan dan kalibrasi alat, uji kualitas reagen, uji ketepatan dan ketelitian.
Tahap Post Analitik
 Tahap post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang berupa lembar hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan bahan penunjang atau penentu
diagnosis suatu penyakit. Tahap ini meliputi pembacaan hasil ( penghitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian) dan pelaporan hasil.
B. Pemantapan Mutu Eksternal
C. Assessment di Laboratorium
3.1. Pengertian Assesment Laboratorium
Suatu proses penilaian sebuah laboratorium dan salah satu standar yang harus dilakukan dalam penentuan mutu laboratorium . Assesment sangat penting dilakukan dalam
pemantauan dan evaluasi evektivitas sistem manajemen mutu laboratorium. Hasil akhir assessment adalah menemukan akar permasalahan dan melakukan perbaikan
penanggulangan.

3.2. Pelaksanaan Assessement


Untuk melakukan assessment dapat dilakukan beberapa quality , diantaranya :

a. Quality Planning (Perencanaan)


Pada saat akan menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan di laboratorium, perlu merencanakan dan memilih jenis metode, reagen, bahan, alat, sumber daya manusia dan
kemampuan yang dimiliki laboratorium

b. Quality Laboratory Pratice


Membuat pedoman petunjuk, dan prosedur tetap yang merupakan acuan setiap pemeriksaan laboratorium. Standar acuan digunakan untuk menghindari atau mengurangi
terjadinya variasi yang akan mempengaruhi mutu pemeriksaan.

c. Quality Control
Pengawasan sistematis periodik terhadap : alat, metode, dan reagen. QC lebih berfungsi untuk identifikasi ketika sebuah kesalahan terjadi.

d. Quality Assurance
Mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes laboratorium: pra analitik, analitik dan pasca analitik. Jadi, QA merupakan pengamatan keseluruhan input-proses-output/outcome, dan
menjamin pelayanan dalam kualitas tinggi dan memenuhi kepuasan pelanggan.
Tujuan QA adalah untuk mengembangkan produksi hasil yang dapat diterima secara konsisten, jadi lebih berfungsi untuk mencegah kesalahan terjadi (antisipasi error).
Indikator kinerja QA adalah :
Manajemen sampel : phlebotomy, preparasi spesimen
Manajemen proses : turn around time (waktu tunggu), pelaporan hasil, pemeliharaan alat
Manajemen SDM : kompetensi, Continuing Education, Profesional Development Programm.
Keselamatan kerja : kecelakaan jarum suntik (needle stick injury), kimiawi & biologis

e. Quality Improvement
Dengan melakukan QI, penyimpangan yang mungkin terjadi akan dapat dicegah dan diperbaiki selama proses pemeriksaan berlangsung
Tahapan yang dilakukan dalam assessment atau penilaian didalam laboratorium :
1. Pemantauan / pengawasan
Meliputi kegiatan pemantau dan evalaluasi terhadap semua kegiatan yang ada di dalam laboratorium, melakukan pengujian alat, audit dan kepuasaan terhadap
pelayanan pelanggan yang di lakukan di dalam laboratorium.
2. Quality planning improvement
Meliputi kegiataan perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan baik peralatan maupun bahan untuk menngkatakan kualitas perencanaan.
3. Corrective action
Kegiatan evaluaasi atau mengkoreksi kesalahan kesalahan yang terjadi untuk nantinya dilakukan perbaikan.
Semua tahapan diatas dilakukan secara terus menerus agar laboratorium sesuai dengan mutu laboratorium yang berlaku.

D. Audit Mutu Internal


4.1. Pengertian Audit
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten,
objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuan diadakannya audit adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau
berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Audit harus direncanakan untuk memastikan bahwa, tujuan manajemen yang ditetapkan dalam Sistem Manajemen tercapai, seluruh personil, pada setiap tingkatan
melakssanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya secara memadai, prosedur yang dirinci dalam sistem manajemen mutu diikuti (Depkes RI,
2004).
Audit harus dirancang untuk tujuan menilai pencapaian kesesuaian terhadap persyaratan bagi seluruh unsur sistim manajemen, dan harus disajikan untuk memeriksa
kemampuan dan integritas manajemen serta personil laboratorium pada setiap tingkatan.

4.2. Tujuan Audit Mutu Internal Laboratorium


a) Identifikasi ketidak sesuaian sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali ketidaksesuaian yang serupa.
b)Identifikasi kesempatan peningkatan sistem manajemen mutu dengan menghindari:
Penyimpangan/ketidaksesuaian yang tidak perlu terjadi

Persyaratan yang sudah tidak berlaku namun tetap diterapkan di laboratorium;


Kegiatan yang tidak efektif dan efisien namun tetap dipelihara; dan Memberikan jaminan kepada manajemen laboratorium bahwa sistem manajemen mutu yang
sedang diterapkan tepat sesuai dengan yang ditetapkan.
4.3 Manfaat Audit Mutu Internal Laboratorium
a) Untuk memeriksa apakah penerapan sistem manajemen mutu di laboratorium telah memenuhi standar ISO/IEC 17025: 2005.
b) Menilai kesiapan laboratorium dalam rangka menghadapi audit eksternal yang dilakukan oleh pihak kedua yaitu pelanggan laboratorium maupun
pihak ketiga dari badan akreditasi.
c) Memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh pelanggan apabila ditetapkan dalam suatu kontrak.
d) Melindungi investasi yang telah dikeluarkan untuk pembuatan sistem manajemen mutu laboratorium.
e) Mencegah biaya yang timbul yang berkaitan dengan kegagalan sistem manajemen mutu laboratorium.
f) Memverifikasi bahwa kegiatan laboratorium dilakukan secara kontinu sesuai persyaratan sistem manajemen .
g) Memeriksa pemenuhan sistem manajemen dengan persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2008 atau kesesuaiannya dengan kriteria lain yang relevan.
h) Memeriksa kesesuaian semua kebijakan dinyatakan dalam Panduan Mutu dan dokumen-dokumen lain yang terkait terhadap implementasinya
diseluruh tingkatan kerja.
i) Ketidaksesuaian yang ditemukan dalam audit internal sebagai informasi yang berharga untuk meningkatkan sistem manajemen laboratorium dan
sebagai masukan pada kaji ulang manajemen.

4.4 Jenis dan langkah langkah audit mutu internal


A) Audit Pihak Pertama
Audit yang dilakukan oleh suatu organisasi terhadap dirinya sendiri (AUDIT INTERNAL).
B) Audit Pihak Kedua
Audit yang dilakukan Audit yang dilakukan oleh pihak yang independen dari organisasi yang diaudit, oleh pihak ketiga yang tidak memihak, yang
biasanya digunakan untuk kepentingan sertifikasi, registrasi atau kesesuaian terhadap regulasi tertentu
oleh pelanggan atau pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap produk atau pelayanan dari suatu organisasi
C) Audit Pihak Ketiga
Audit yang dilakukan oleh pihak yang independen dari organisasi yang diaudit, oleh pihak ketiga yang tidak memihak, yang biasanya digunakan untuk
kepentingan sertifikasi, registrasi atau kesesuaian terhadap regulasi tertentu
Langkah-langkah Audit Mutu Internal : E.Akreditasi
5.1. Pegertian Akreditasi
1.Melakukan assesment (menemukenali) persoalan atau Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh suatu badan yang
hambatan- hambatan yang dihadapi oleh lembaga, unit, dan berwenang kepada labkes yang telah memenuhi standar yang telah
perangkat kerja . ditentukan
2.Mendiagnosa persoalan dan hambatan-hambatan 5.2. Tujuan Akreditasi
dalampenyelenggaraan pelayanan pendidikan melalui pemetaan •Memberikan pengakuan kepada laboratorium kesehatan yg telah
sifat dan karakteristiknya sesuai dengan ketersediaan sumberdaya mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yg
sebagai modal solutifnya. ditetapkan
3.Menyediakan data untuk meningkatkan kinerja lembaga •Memberikan jaminan kepada petugas laboratorium kesehatan bahwa
berbasis resolusi taktis dan strategis dalam rangkai pencapaian semua fasilitas, tenaga & lingkungan yg diperlukan telah memenuhi
visi, misi, dan mandat. standar, sehingga dapat mendukung pelayanan laboratorium yang baik.
4.Menjadi bagian dari evaluasi melekat terhadap sistem dan •Memberikan jaminan & kepuasan kepada pelanggan & masyarakat
mekanisme kerja melalui peningkatan partisipasi menyeluruh bahwa pelayanan yg diberikan oleh labkes telah diselenggarakan
sumberdaya yang terorganisasi secara organik dalam tata kelola dengan baik
yang profesional dan terukur.
5.Memerika kesesuaian atau ketidaksesuaian unsur-unsur
sistem mutu dengan standar yang telah ditentukan.
6.Memeriksa kesesuaian pencapaian tujuan mutu yang telah
ditentukan (Seyoum, B., 2006).
5.3 Manfaat Akreditasi
1. Masyarakat merasa aman & percaya mendapat pelayanan labkes yg telah memenuhi standar.
2. Sebagai alat pemasaran dan simbol peningkatan citra bagi labkes.
3. Sebagai pedoman bagi pemiliki dalam mengelola kinerja dan dapat sebagai forum komunikasi dan
konsultasi.
4. Bagi asuransi sebagai mitra kerja untuk klaim asuransi
5.

Bagi petugas memberikan rasa aman & terjamin bekerja serta memotivasi terhadap pelayanan yg
bermutu.
6. Bagi pemerintah dapat melindungi masyarakat karena pelayanan labkes sdh memenuhi standar & sebagai
masukan dlm peningkatan & pengembangan lab. Sehigga pembinaan dapat terarah.
BAB 3
PENUTUP
a. Kesimpulan

Didalam suatu laboratorium perlu dilakukan quality control baik untuk petugas laboratorium maupun terhadap alat
dan di dalamnya. Quality control yang dilakukkan diantarnya ialah dengan melakukan pemantapan mutu internal
dan eksternal, assessment atau penilaian dan audit. Semuanya dilakukan agar laboratorium sesuai dengan standar
mutu yang sudah berlaku dan kecil kemungkinan terjadinya kesalahan. Dengan melaukan quality control hasil akhir
yang didapatkan oleh sebuah laboratorium yaitu akreditasi atau pengakuan yang diberikan oleh badan yang
berwenang, karena laboratorium sudah sesuai dengan standar akreditasi yang ditentukan.

b. Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Semoga dengan adanya materi dalam makalah ini
bisa menunjang pembelajaran dan diskusi dalam kelas. Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi kelancaran dalam penyusunan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, A. 2000. Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Sesuai ISO/IEC17025: 2000. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Depkes RI. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar (Good Laboratory Practice) Cetakan 3. Direktorat Laboratorium Kesehatan.
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Seyoum, B., (2006)Introduction to Medical Laboratory Technology, Haramaya University, Ethiopia Public Health Training Initiative (EPHTI)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman PraktekLaboratorium Kesehatan. Jakarta : Direktorat Laboratorium Kesehatan.

Kuncoro, T., et. al., 1997, Manajemen Proses di Laboratorium Klinik Menuju Produk yang Bermutu, Dalam : Sianipar, O. (ed), 1997, Prinsip-
prinsip
Manajemen Untuk Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit, Magister Manajemen Rumah Sakit, Universitas
Gadjah
Mada, Yogyakarta.

Pusorowati, Nunuk, 2004, Konsep Dasar Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit, RS Dr.
Sardjito/FK-UGM, Yogyakarta

Usman, Husaini Prof. Dr, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Muslim,Muhamad dan Kuntjoro, Tjahjono. 2001. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan


Nyeneng,I Dewa Putu.2011. Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA. Bandarlampung : Universitas Lampung.

Anda mungkin juga menyukai