Anda di halaman 1dari 16

Bab 1

Akal dan Wahyu


Kelompok 1:

 Lia Yunita (B200180125)


 Cendana Kusumawardhani (B200180128)
 Ernita Febriyanti (B200180138)
 Yayu Qonitah Rahayu (B200180140)
 Nadila Berliana (B200180141)
Akal dan wahyu
Muhammad abdul dalam Tafsir al-Manar,menyatakan
bahwa hidayah yang diberikan Allah kepada manusia
ada 5:
 Hidayah al-wijdan yang disebutnya dengan hidayah al-
ilham sesungguhnya merupakan potensi awal ciptaan
Allah. Hidayah ini diberikan sejak kita lahir seperti
perasaan lapar.
 Hidayah al-hawas atau indera berupa penglihatan
pendengaran, kepekaan kulit dan rasa panas . lidah
akan rasa manis, pahit dll. Kepekaan akan bau-bau
lewat indra penciuman, dll.
 Hidayah al-’aql, hidayah ini berupa akal rasio, hidayah
ini diberikan khusus untuk manusia karena manusia
adalah makhluk sosial dan mengemban tugas khalifah
di muka bumi.
 Hidayah al-wahyi berfungsi untuk menundukkan jiwa
manusia agar mampu mengendalikan hawa nafsu nya
dan dapat memilah serta memilih mana yang haq dan
mana yang batil. Mana yg baik dan mana yang jahat.
 Hidayah al-taufiq yakni pertolongan spontan dari
Allah swt yang sesuai rencana baik manusia dengan
ketentuan Allah. Hanya diberikan kepada orang-
orang yang telah benar-benar menjalankan petunjuk
agamanya secara baik dan benar.
Dari kesimpulan di atas ada dua petunjuk yang
diberikan Allah berkaitan dengan peran dan tugasnya
sebagai hamba dan khalifah di muka bumi yakni
hidayah al-aql dan hidayah al-wahyi. Hidayah al’aql
tersebut sangat melekat di kehidupan manusia
sebagai potensi alat berfikir, memahami serta mengkaji
dan merumuskan sesuatu untuk kesejahteraan
hidupnya. Hidayah al-wahyi di anugerahkan Allah
kepada manusia melalui para Nabi dan Rasul.
PENGERTIAN AKAL DAN
WAHYU
 Akal ialah daya berfikir yang terdapat dalam
jiwa manusia, daya yang dimiliki manusia dalam
memperoleh pengetahuan dengan
memperhatikan alam sekitarnya. Akal juga
dapat dipahami sebagai daya rohani dalam diri
manusia yang berguna untuk memahami
kebenaran, baik yang fisik maupun yang
metafisik, yang mutlak maupun bersifat relatif.
Akal secara bahasa/etimologi memiliki banyak
makna,sehingga kata al-’aql sering disebut
sebagai lafazh musytarak, yakni kata yang
memiliki banyak makna. Dalam kamus bahasa
arab dijelaskan bahwa ‘aqala memiliki makna
adraka (mencapai,mengetahui), fahima
(memahami), tadabbara wa tafakkara
(merenung dan berfikir).
 Kata al-’aqlu sebagai mashdar (akar kata) juga
memiliki arti nurun ruhaniyyun bihi tudriku al-
nafsu ma la tudrikuhu bi al-hawas, yaitu cahaya
ruhani yang dengannya mencapai,
mengetahui sesuatu yang tidak dapat dicapai
oleh indra.
 Kata wahyu berasal dari bahasa Arab al-wahyu
yang sering diartikan dengan bisikan, isyarat,
tulisan, dan kitab. Al-wahyu lebih dimaknai
sebagai pemberitaan, risalah, dan ajaran Allah
yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul-
Nya.
 Dengan demikian, wahyu terkandung arti
penyampaian sabda atau firman Allah kepada
orang-orang yang menjadi pilihannya (Nabi dan
Rasul) untuk diteruskan kepada umat manusia
sebagai pegangan dan panduan hidupnya.
ISTILAH AKAL DALAM AL-
QUR’AN
Al Quran hanya memuat dalam bentuk kata kerjanya(fi’il yaitu
kata ‘aqaluh dalam 1 ayat, ta’qilun dalam 24 ayat, na’qil dalam
1 ayat, ya’qiluha 1 ayat dan ya’qilun 22 ayat).
Sebagai contoh dapat disebut ayat ayat ini :
(QS Al-Baqarah/2:75),(QS Al-Hajj/22:46),(QS Al-
Baqarah/2:242),(QS Al-Mulk/67:10),(QS Al-Ankabut/29:23).
Ayat ayat tersebut menunjukan beberapa makna:
1. Kata akal diartikan dengan memahami, mengerti,
berfikir, memikirkan dan merenungkan.
2. Dorongan dan bahkan keharusan manusia untuk
menggunakan akal, pikiran, pemahaman,
perenungan dalam menghadapi dan
memecahkan berbagai persoalan.
3. Martabat manusia ditentukan oleh penggunaan
akal pikirannya dalam menghadapi sesuatu.
4. Akal merupakan kunci untuk mendapatkan
pengetahuan, baik pengetahun yang bersumber
dari fenomena penciptaan (al-ayat al-kawnyiah)
maupun yang bersumber dari fenomena wahyu (al
ayat al-qawliyah).
 Kata al-qalb artinya akal budi atau hati nurani
atau hati sanubari, yang berfungsi untuk melihat
memahami dan mendalami hal hal yang
bersifat non fisik bahkan metafisik. Kata qalb dan
pecahannya terdapat kurang lebih 120 ayat,
misalnya, QS. Al-A’raf/7:179
 Faqiha-yafqahu artinya memahami, mengerti
dan mendalami sesuatu. Terdapat dalam 21
ayat misalnya, QS. Thaha/20:27-28
 Fakkara-yufakkiru artinya berfikir, memikirkan
sesuatu objek, terdapat dalam 20 ayat,
misalnya, QS. An-Nahl/16:11
 Tadabbara-yatadabbaru artinya merenung,
memperhatikan, meneliti dan mengambil suatu
pelajaran atas suatu masalah atau peristiwa.
Terdapat dalam 5 ayat misalnya, QS. An-Nisa
/4:82
 Tadzakkara-yatadzakkaru artinya mengambil
pelajarn, menangkap pesan atau risalah,
memperhatikan secara mendalam, terdapat
dalama 51 ayat, misalnya QS. Al-Qashash /28:51
 ‘alima-ya’lamu artinya mengetahui, mengerti,
memahami, berilmu pengetahuan, yang
terdapat dalam 300 ayat, misalnya, QS. Al-
An’am/6:97
 Nazhara-yanzhuru artinya melihat,
memperhatikan, meneliti, terdapat dalam 100
ayat, misalnya, QS. Al-Thariq/86:5
Selain itu juga terdapat beberapa kata kunci, yaitu:
 Ulul abshar artinya orang yang menggunakan mata
hati atau penglihatan batinnya. QS. Ali-Imran/3:13
 Ulul al-albab artinya mereka yang menggunakan
akal budi dan hati nurani. QS. Al-
Baqarah/2:179,197,269
 Ulul al-nuha artinya orang yang memiliki pemikiran
kedepan. QS. Thaha/20:45

Dari akar kata al-’aql, kata kunci tersebut menunjukkan


betapa pentingnya kegiatan berfikir, meneliti,
memahami dan mendalami sesuatu objek terutama
wahyu Allah.
ISTILAH WAHYU DALAM AL-
QUR’AN
Kata wahyu baik dalam bentuk fi’il madhi (awha,
awhaina, awhaitu) fi’il mudhari’ (yuhi, nuhi, uhi,
yuha, uhiya) maupun dalam bentuk mashdar nya
(wahyun, wahyan) dalam Al Quran muncul
sebanyak 78 kali, yang masing masing memiliki
makna dan pengertian yang beragam. Dilihat dari
segi maknanya dapat dikelompokan sebagai
berikut:
 Wahyu dalam arti firman Allah yang
disampaikan kepada Nabi dan Rasulnya, yang
berupa risalah atau kitab suci, misal firman allah
QS. An-Nisa/4:163.
 Wahyu dalam arti firman (pemberitahuan) Allah
kepada Nabi dan Rasul-Nya untuk
mengantisipasi kondisi dan tantangan tugasnya,
misal firman allah QS. Al-A’raf/7:117.
 Wahyu dalam arti instink/naluri atau potensi
dasar yang diberikan Allah kepada mahluknya,
misal firman allah QS. An-Nahl/16:68.
 Wahyu dalam arti pemberian ilmu dan hikmah,
misalnya firman Allah QS. Al-Isra/17:39.
 Wahyu dalam arti ilham atau petunjuk Allah
kepada manusia dalam bentuk instuisi atau
inspirasi dan bisikan hati. Misal firman Allah QS.
Al-Qashash/28:27.
Adapun yang dimaksud dengan wahyu dalam
pembahasan ini adalah firman Allah SWT yang
dititahkan kepada para Nabi-Nya sebagai risalah
bagi kehidupan manusia sesuai dengan kehendak
Allah SWT, seperti Shuhuf Ibrahim, Shuhuf Musa,
Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran sebagai wahyu allah
yang terakhir dan sempurna.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai