0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang akal dan wahyu. Ada lima jenis hidayah yang diberikan Allah kepada manusia menurut Muhammad abdul, termasuk hidayah al-aql (akal) dan hidayah al-wahyi. Akal adalah daya berfikir manusia sedangkan wahyu adalah penyampaian firman Allah kepada nabi dan rasul. Kedua konsep tersebut penting dalam agama.
Dokumen tersebut membahas tentang akal dan wahyu. Ada lima jenis hidayah yang diberikan Allah kepada manusia menurut Muhammad abdul, termasuk hidayah al-aql (akal) dan hidayah al-wahyi. Akal adalah daya berfikir manusia sedangkan wahyu adalah penyampaian firman Allah kepada nabi dan rasul. Kedua konsep tersebut penting dalam agama.
Dokumen tersebut membahas tentang akal dan wahyu. Ada lima jenis hidayah yang diberikan Allah kepada manusia menurut Muhammad abdul, termasuk hidayah al-aql (akal) dan hidayah al-wahyi. Akal adalah daya berfikir manusia sedangkan wahyu adalah penyampaian firman Allah kepada nabi dan rasul. Kedua konsep tersebut penting dalam agama.
Cendana Kusumawardhani (B200180128) Ernita Febriyanti (B200180138) Yayu Qonitah Rahayu (B200180140) Nadila Berliana (B200180141) Akal dan wahyu Muhammad abdul dalam Tafsir al-Manar,menyatakan bahwa hidayah yang diberikan Allah kepada manusia ada 5: Hidayah al-wijdan yang disebutnya dengan hidayah al- ilham sesungguhnya merupakan potensi awal ciptaan Allah. Hidayah ini diberikan sejak kita lahir seperti perasaan lapar. Hidayah al-hawas atau indera berupa penglihatan pendengaran, kepekaan kulit dan rasa panas . lidah akan rasa manis, pahit dll. Kepekaan akan bau-bau lewat indra penciuman, dll. Hidayah al-’aql, hidayah ini berupa akal rasio, hidayah ini diberikan khusus untuk manusia karena manusia adalah makhluk sosial dan mengemban tugas khalifah di muka bumi. Hidayah al-wahyi berfungsi untuk menundukkan jiwa manusia agar mampu mengendalikan hawa nafsu nya dan dapat memilah serta memilih mana yang haq dan mana yang batil. Mana yg baik dan mana yang jahat. Hidayah al-taufiq yakni pertolongan spontan dari Allah swt yang sesuai rencana baik manusia dengan ketentuan Allah. Hanya diberikan kepada orang- orang yang telah benar-benar menjalankan petunjuk agamanya secara baik dan benar. Dari kesimpulan di atas ada dua petunjuk yang diberikan Allah berkaitan dengan peran dan tugasnya sebagai hamba dan khalifah di muka bumi yakni hidayah al-aql dan hidayah al-wahyi. Hidayah al’aql tersebut sangat melekat di kehidupan manusia sebagai potensi alat berfikir, memahami serta mengkaji dan merumuskan sesuatu untuk kesejahteraan hidupnya. Hidayah al-wahyi di anugerahkan Allah kepada manusia melalui para Nabi dan Rasul. PENGERTIAN AKAL DAN WAHYU Akal ialah daya berfikir yang terdapat dalam jiwa manusia, daya yang dimiliki manusia dalam memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Akal juga dapat dipahami sebagai daya rohani dalam diri manusia yang berguna untuk memahami kebenaran, baik yang fisik maupun yang metafisik, yang mutlak maupun bersifat relatif. Akal secara bahasa/etimologi memiliki banyak makna,sehingga kata al-’aql sering disebut sebagai lafazh musytarak, yakni kata yang memiliki banyak makna. Dalam kamus bahasa arab dijelaskan bahwa ‘aqala memiliki makna adraka (mencapai,mengetahui), fahima (memahami), tadabbara wa tafakkara (merenung dan berfikir). Kata al-’aqlu sebagai mashdar (akar kata) juga memiliki arti nurun ruhaniyyun bihi tudriku al- nafsu ma la tudrikuhu bi al-hawas, yaitu cahaya ruhani yang dengannya mencapai, mengetahui sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh indra. Kata wahyu berasal dari bahasa Arab al-wahyu yang sering diartikan dengan bisikan, isyarat, tulisan, dan kitab. Al-wahyu lebih dimaknai sebagai pemberitaan, risalah, dan ajaran Allah yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul- Nya. Dengan demikian, wahyu terkandung arti penyampaian sabda atau firman Allah kepada orang-orang yang menjadi pilihannya (Nabi dan Rasul) untuk diteruskan kepada umat manusia sebagai pegangan dan panduan hidupnya. ISTILAH AKAL DALAM AL- QUR’AN Al Quran hanya memuat dalam bentuk kata kerjanya(fi’il yaitu kata ‘aqaluh dalam 1 ayat, ta’qilun dalam 24 ayat, na’qil dalam 1 ayat, ya’qiluha 1 ayat dan ya’qilun 22 ayat). Sebagai contoh dapat disebut ayat ayat ini : (QS Al-Baqarah/2:75),(QS Al-Hajj/22:46),(QS Al- Baqarah/2:242),(QS Al-Mulk/67:10),(QS Al-Ankabut/29:23). Ayat ayat tersebut menunjukan beberapa makna: 1. Kata akal diartikan dengan memahami, mengerti, berfikir, memikirkan dan merenungkan. 2. Dorongan dan bahkan keharusan manusia untuk menggunakan akal, pikiran, pemahaman, perenungan dalam menghadapi dan memecahkan berbagai persoalan. 3. Martabat manusia ditentukan oleh penggunaan akal pikirannya dalam menghadapi sesuatu. 4. Akal merupakan kunci untuk mendapatkan pengetahuan, baik pengetahun yang bersumber dari fenomena penciptaan (al-ayat al-kawnyiah) maupun yang bersumber dari fenomena wahyu (al ayat al-qawliyah). Kata al-qalb artinya akal budi atau hati nurani atau hati sanubari, yang berfungsi untuk melihat memahami dan mendalami hal hal yang bersifat non fisik bahkan metafisik. Kata qalb dan pecahannya terdapat kurang lebih 120 ayat, misalnya, QS. Al-A’raf/7:179 Faqiha-yafqahu artinya memahami, mengerti dan mendalami sesuatu. Terdapat dalam 21 ayat misalnya, QS. Thaha/20:27-28 Fakkara-yufakkiru artinya berfikir, memikirkan sesuatu objek, terdapat dalam 20 ayat, misalnya, QS. An-Nahl/16:11 Tadabbara-yatadabbaru artinya merenung, memperhatikan, meneliti dan mengambil suatu pelajaran atas suatu masalah atau peristiwa. Terdapat dalam 5 ayat misalnya, QS. An-Nisa /4:82 Tadzakkara-yatadzakkaru artinya mengambil pelajarn, menangkap pesan atau risalah, memperhatikan secara mendalam, terdapat dalama 51 ayat, misalnya QS. Al-Qashash /28:51 ‘alima-ya’lamu artinya mengetahui, mengerti, memahami, berilmu pengetahuan, yang terdapat dalam 300 ayat, misalnya, QS. Al- An’am/6:97 Nazhara-yanzhuru artinya melihat, memperhatikan, meneliti, terdapat dalam 100 ayat, misalnya, QS. Al-Thariq/86:5 Selain itu juga terdapat beberapa kata kunci, yaitu: Ulul abshar artinya orang yang menggunakan mata hati atau penglihatan batinnya. QS. Ali-Imran/3:13 Ulul al-albab artinya mereka yang menggunakan akal budi dan hati nurani. QS. Al- Baqarah/2:179,197,269 Ulul al-nuha artinya orang yang memiliki pemikiran kedepan. QS. Thaha/20:45
Dari akar kata al-’aql, kata kunci tersebut menunjukkan
betapa pentingnya kegiatan berfikir, meneliti, memahami dan mendalami sesuatu objek terutama wahyu Allah. ISTILAH WAHYU DALAM AL- QUR’AN Kata wahyu baik dalam bentuk fi’il madhi (awha, awhaina, awhaitu) fi’il mudhari’ (yuhi, nuhi, uhi, yuha, uhiya) maupun dalam bentuk mashdar nya (wahyun, wahyan) dalam Al Quran muncul sebanyak 78 kali, yang masing masing memiliki makna dan pengertian yang beragam. Dilihat dari segi maknanya dapat dikelompokan sebagai berikut: Wahyu dalam arti firman Allah yang disampaikan kepada Nabi dan Rasulnya, yang berupa risalah atau kitab suci, misal firman allah QS. An-Nisa/4:163. Wahyu dalam arti firman (pemberitahuan) Allah kepada Nabi dan Rasul-Nya untuk mengantisipasi kondisi dan tantangan tugasnya, misal firman allah QS. Al-A’raf/7:117. Wahyu dalam arti instink/naluri atau potensi dasar yang diberikan Allah kepada mahluknya, misal firman allah QS. An-Nahl/16:68. Wahyu dalam arti pemberian ilmu dan hikmah, misalnya firman Allah QS. Al-Isra/17:39. Wahyu dalam arti ilham atau petunjuk Allah kepada manusia dalam bentuk instuisi atau inspirasi dan bisikan hati. Misal firman Allah QS. Al-Qashash/28:27. Adapun yang dimaksud dengan wahyu dalam pembahasan ini adalah firman Allah SWT yang dititahkan kepada para Nabi-Nya sebagai risalah bagi kehidupan manusia sesuai dengan kehendak Allah SWT, seperti Shuhuf Ibrahim, Shuhuf Musa, Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran sebagai wahyu allah yang terakhir dan sempurna. TERIMAKASIH