Anda di halaman 1dari 22

SISTEM

KOMUNIKASI
SAR
SASARAN
Setelah mengikuti pelajaran ini, peserta
mampu :
1. Menjelaskan sistem komunikasi
2. Membuat jaring komunikasi
3. Menentukan call sign dalam operasi SAR
4. Menjelaskan karakteristik radio
5. Mampu melakukan komunikasi dengan
signal
6. Membuat komunikasi
darurat.
I. Pengertian
Sistem komunikasi SAR adalah suatu proses
yang setiap bagian-bagiannya saling berkaitan
satu sama lain guna menghasilkan satu sasaran
yaitu adanya tindakan yang tepat dalam
mengambil keputusan menggerakkan unsur.
Sehingga komunikasi SAR harus :
a. Efisien
b. Dapat diandalkan
c. Dapat diprogram
sendiri.
II. Fungsi komunikasi
a. Sistem penginderaan dini
b. Sebagai sarana koordinasi
c. Sebagai komando dan pengendalian
d. Sebagai administrasi dan logistik.
III. Kebutuhan jaring komunikasi
Kemungkinan kebutuhan komunikasi
akan bervariasi dan tidak terbatas tetapi
secara umum dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Pos komando
b. Jaring hubungan ke belakang
(jaring administrasi)
a. Jaring hubungan ke depan
(jaring operasi)
a. Pos komando
Bahan pertimbangan :
a. Rumah/bangunan/tenda yang telah tersedia sarana
telepon dan penerangan
b. Daerah yang cocok untuk pemasangan
radio,diketinggian yang bebas dari hambatan dan jauh
dari tegangan tinggi.
c. Memiliki jalur perhubungan yang baik yang dapat
dilalui oleh kendaraan dan orang, disiapkan untuk
digunakan dalam pengiriman berita dengan caraka.
d. Bila telepon telah tersedia harus dimanfaatkan secara
maksimal, akan tetapi bila dibutuhkan sistem
komunikasi radio ini juga
dipasang sebagai
cadangan.
b. Jaring perhubungan ke belakang
Jaring ini melaksanakan hubungan dari
posko utama ke :
a. Posko taktis
b. Daerah bantuan
c. Daerah kumpul (bila dibentuk)
d. Badan lembaga yang berwenang
e. Aparat pemerintah
f. Organisasi sukarela
c. Jaring perhubungan ke depan
Ditentukan berdasarkan kebutuhan
komunikasi dari posko taktis ke tim-tim
pencari di lapangan. Kebutuhan ini
dapat bermacam-macam namun
umumnya hubungan yang dibutuhkan
adalah :
a. Daerah bantuan
b. Tim-tim pencari.
IV. Radio komunikasi (radio tranciever)
Nama panggilan Posko dan Tim Pencari di lapangan :
1. Posko >>>>nama tempat Rescue,
contoh : (Rinjani Rescue)

2. Tim Pencari Darat >>>> Rescue 1 (Tim Pencari Darat 1)


>>>> Rescue 2 (Tim Pencari Darat 2)

3. Helikopter >>>> Rescue Chopper 1,2,3, dst.


V. Karakteristik Radio
Semua radio pemancar menggunakan
gelombang elektromagnetik dan bekerja pada
frekuensi tertentu.
Jenis yang paling umum digunakan dalam radio
komunikasi adalah:
a. HF (High Frequency)
b. VHF (Very High Frequency)
c. UHF (Ultra High Frequency)
a. HF (High Frequency)
• HF beroperasi pada Band 3 sampai dengan 30 Mhz.
• Pancarannya akan mencapai jarak 150 km
memanfaatkan lapisan atmosfer dan dipantulkan
kembali ke permukaan bumi. Jarak tertentu yang
dapat dicapai bila menggunakan HF.
• Apabila sistem cenderung terganggu dan meliputi
daerah yang luas, dibutuhkan pemasangan instalasi
yang banyak dan harus dioperasikan oleh personil
yang ahli.
• HF biasanya digunakan untuk menghubungkan
daerah belakang dengan posko.
b. VHF (Very High Frequency)
• VHF beroperasi pada Band 30 sampai dengan 300 Mhz.
• Tipe pancaran ini umumnya digunakan untuk stasion
bergerak dan dapat mencapai jarak 20 s/d 30 km.
Pancarannya adalah pancaran langsung (line of sight).
• Hal ini berarti bahwa banyak rintangan akan
ditemukan,sehingga lokasi pemancar sebaiknya selalu
berada di tempat yang tinggi.
• Kesulitan dalam berhubungan akan ditemui dan tim
pencari dapat kehilangan kontak.
• Bila hal ini terjadi, maka operator harus berpindah ke
tempat yang tinggi.
c. UHF (Ultra High Frequency)
• UHF beroperasi pada Band 300 sampai
dengan 3000 Mhz.
• Pancaran ini juga pancaran langsung (line
of sight) dan bekerja efektif di medan datar
dan terbuka.
• Untuk menambah jarak capai dibutuhkan
repeater ditempatkan pada daerah yang
tinggi untuk merelay berita, sehingga
dibutuhkan teknisi untuk
pemasangannya.
VI. Mencegah kerusakan
• Radio pemancar dan penerima umumnya
memiliki bentuk yang kuat, akan tetapi harus
ditangani dengan hati-hati.
• Radio ini tidak boleh jatuh,terbenam di air atau
terkena hujan, dan bagian tertentu harus
ditangani dengan hati-hati misalnya
microphone dan antena.
• Apabila menggunakan radio portable, maka
perhatian harus ditujukan pada baterai dan
baterai cadangan selalu disiapkan.
• Bila akan disimpan lama
baterai harus dilepas.
VII. Komunikasi darat ke udara
• Frekuensi pesawat terbang diatur dan dialokasikan oleh
Departemen Perhubungan (Ditjen Perhubungan Udara)
yang berhubungan degan ATC di setiap bandar udara
pesawat.
• Pada pelaksanaan operasi SAR, SMC/OSC dapat
berhubungan dengan pesawat pada frekuensi tertentu.
• Koordinasi harus dilakukan dengan pilot pesawat
apabila dibutuhkan, dengan gelombang dan chanel yang
sama sehingga dapat berkomunikasi.
• Alternatif lain adalah dengan menempatkan radio
komunikasi dalam pesawat dengan
frekuensi yang sudah diatur oleh
petugas komunikasi
VIII. Dokumentasi
• Prosedur standart radio harus digunakan
untuk mencapai efisiensi.
• Meskipun pembicaraan dua arah dibutuhkan,
semua berita yang diterima harus ditulis.
• Hal ini dibutuhkan untuk bahan referensi
tindakan atau keputusan yang telah diambil,
dan dibutuhkan sebagai bahan laporan tertulis.
• Komandan tim harus selalu membawa catatan
untuk menulis berita yang
diterima.
IX. Jadwal hubungan
• Jadwal tetap hubungan radio (1 jam atau ½ jam)
harus diatur bila operasi membutuhkan waktu
lama.
• Tim pencari mungkin perlu menyarankan waktu
mematikan radionya untuk menghemat baterai.
• Harus ditekankan pada tim pencari kesalahan
dalam melaksanakan jadwal hubungan akan
menyebabkan kasus “pencarian kedua” akan
dimulai.
• Stasion radio pusat harus selalu siap dan dalam
keadaan hidup untuk terus
menerus memonitor gerakan.
X. Komunikasi dengan signal
• Dalam operasi SAR kemungkinan personil SAR
dis orientasi dapat terjadi.
• Hal ini dapat diakibatkan faktor kelelahan pada
petugas SAR yang tidak diantisipasi sejak dini.
• Kondisi ini akan diperburuk bila droping
perbekalan yang lambat atau salah sasaran.
Juga akan berakibat terhambatnya komunikasi
bahkan terjadi lack of communication.
• Bila ini terjadi maka berkomunikasi dengan
signal perlu dilakukan.
Dalam pembuatan komunikasi signal dapat
digunakan komunikasi SRU darat dengan pesawat
atau SRU darat dengan survivor antara lain :
• Dibagi menjadi dua grup dan setiap grup menuju arah tanda panah
• Informasi yang diterima bahwa pesawat ke arah ini
• Semua personil telah ditemukan
• Hanya ditemukan sebagian personil saja
• Tidak ditemukan apa-apa
• Tidak mungkin meneruskan akan kembali ke base
• Operasi selesai kembali Basecamp
• Memerlukan dokter korban luka parah
• Memerlukan suplai obat-obatan
• Semua baik
XI. Komunikasi darurat
Metode lain dalam berkomunikasi,merupakan kondisi
darurat karena terjadinya lack of communication, maka
langkah darurat harus digunakan dan disampaikan
dengan jelas kepada seluruh unsur yang terlibat seperti :
a. Pengendalian langsung atau pencarian dekat, peluit,
pengeras suara, perintah dengan berteriak. (untuk
menghubungi satu atau beberapa tim)
b. Kedudukan tim pencari atau tempat korban
ditemukan, asap, sinar, api, signaling mirror.
c. Tanda-tanda penarikan, peluit, sirine, tembakan,
pistol isyarat, pirotechnic rocket.
d. Masyarakat, untuk memberikan informasi dan perintah
pada masyarakat digunakan station radio pemancar
tetap.
e. Komunikasi bergerak. Untuk titik-titik relay
f. Tanda-tanda di lapangan. Pencari mungkin perlu untuk
menggunakan isyarat lengan atau bunyi-bunyian untuk
berhubungan dengan teman atau timnya. Bunyi-
bunyian yang dianjurkan adalah :
 Ledakan dalam interval tertentu, pencari mencari
orang yang hilang dan sebagai tanda khusus untuk
tanda bahaya.
 Tiga ledakan bersama-sama, pada tempat yang tetap
= tanda bahaya.
 Empat ledakan bersama-sama,
di tempat yang tetap
= tanda penarikan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai