Anda di halaman 1dari 86

KULIAH RETINA

Dr. Daniel J. Siegers, Sp.M

ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN – UNPATTI
PENDAHULUAN

Retina berasal dari bahasa Latin rete,


yang berarti ”jaring”.
PENDAHULUAN

Memproses fitur
Mentransduksi
tertentu dari
informasi dari
dunia visual,sinyal
gambar optik
dan meneruskan RETINA menjadi sinyal
info ini ke otak
listrik.
melalui N. Optik.
LAPISAN RETINA
 Retina pigmen epitelium & lamina basalisnya
 Segmen luar dan dalam rod dan con
 Membran limitan luar
 Lapisan inti luar (nuclei fotoreceptor)
 Lapisan plexiform luar
 Lapisan inti dalam
 Lapisan plexiform dalam
 Lapisan sel ganglion
 Lapisan serat saraf (sel axon dan ganglion)
 Membran limitan dalam
PEMERIKSAAN RETINA
Direct Ophthalmoscopy
Indirect Ophthalmoscopy
Retina Normal
Fundus Fluorescence
Angiography (FFA)
Fundus Fluorescence
Angiography (FFA)
Optical Coherence
Tomography (OCT)
Optical Coherence
Tomography (OCT)
PENYAKIT – PENYAKIT
RETINA
RETINAL DETACHMENT

Definisi :
• Lepasnya lapisan neurosensoris dari
pigmen epital retina.
RETINAL DETACHMENT

Klasifikasi :

• Rhegmatogenous.
• Non-rhegmatogenous :
• Exudative
• Traksional
RHEGMATOGENOUS
RETINAL DETACHMENT

Definisi :

• Lepasnya lapisan neurosensoris retina


dari pigmen epital retina karena
adanya robekan pada retina.
RHEGMATOGENOUS
RETINAL DETACHMENT

Patogenesis :
• Terjadinya posterior vitreous
detachment (PVD) menyebabkan
tarikan pada retina yg kemudian akan
menimbulkan robekan pada retina.
• Hal ini akan diikuti oleh masuknya
vitreus yang telah mengalami
pencairan dimana cairan ini akan
masuk menuju ruang subretina.
RHEGMATOGENOUS
RETINAL DETACHMENT

Manifestasi Klinis :
• Mata tenang dengan penglihatan
menurun, seperti tertutup tirai, yang
umumnya diawali floaters dan / atau
fotopsia.
RHEGMATOGENOUS
RETINAL DETACHMENT

Tatalaksana :
• Non Bedah : Bedrest dan positioning
pasien.
• Bedah : Dilakukan dalam anestesi
umum atau bius lokal
NON - RHEGMATOGENOUS
RETINAL DETACHMENT

TERBAGI ATAS :
1. Exudative retinal detachment
2. Tractional retinal detachment
EXUDATIVE
RETINAL DETACHMENT

Definisi :

• Lepasnya lapisan neurosensoris retina


dari lapisan pigmen epitel retina
disebabkan adanya cairan pada ruang
subretina yang berasal dari pembuluh
darah koroid, tanpa adanya retinal
break.
EXUDATIVE
RETINAL DETACHMENT

Patogenesis :

• Inflamasi, trauma atau kelainan


vascular, sehingga terjadi akumulasi
cairan ke dalam ruang subretina
melalui lapisan pigmen epitel retina.
EXUDATIVE
RETINAL DETACHMENT

Manifestasi Klinis :

• Mata tenang dengan penglihatan


menurun, seperti tertutup tirai dimana
daerah yang mengalami tertutup tirai
dapat berpindah-pindah.
• Tidak ditemukan floaters atau fotopsia.
EXUDATIVE
RETINAL DETACHMENT

Tatalaksana :
• Pasien ditatalaksana sesuai dengan
penyakit yang mendasari terjadinya
exudative retinal detachment.
TRACTIONAL
RETINAL DETACHMENT

Definisi :

• Lepasnya lapisan neurosensoris retina


dari lapisan pigmen epitel retina
disebabkan oleh tarikan
anteroposterior pada rongga vitreus.
TRACTIONAL
RETINAL DETACHMENT

Patogenesis :
• Adanya suatu tarikan anteroposterior
di rongga vitreus yang menyebabkan
lepasnya lapisan neurosensoris retina
dari pigmen epitel retina.
• Tarikan ini dapat disebabkan oleh
suatu jaringan fibrovaskular ataupun
bekas perdarahan di rongga vitreus.
TRACTIONAL
RETINAL DETACHMENT

Manifestasi Klinis :

• Mata tenang dengan penglihatan


menurun.
TRACTIONAL
RETINAL DETACHMENT

Tatalaksana :
• Dilakukan pembedahan berupa
vitrektomi yang dapat diikuti dengan
pemasangan band 360o.
• Setelah itu dapat dilakukan
tamponade rongga vitreus dengan
silicon oil.
DIABETIK & HIPERTENSI
RETINOPATI DIABETIK

Definisi :
• Komplikasi diabetes mellitus berupa
mikroangiopati yang mengenai
pembuluh darah retina sehingga
menyebabkan kebocoran dan oklusi
mikrovaskuler.
RETINOPATI DIABETIK
Patogenesis :
• Hiperglikemia menyebabkan kerusakan
mikrovaskular retina.
• Timbul mikroaneurisma yang berakibat
gangguan inner blood-retinal barrier.
• Terjadi oklusi mikrovaskular dan kebocoran
• Oklusi mikrovaskular menyebabkan non-
perfusi sehingga terjadi iskemia retina.
• Edema makula diabetik terjadi bila
kebocoran mikrovaskular di daerah makula.
RETINOPATI DIABETIK

KLASIFIKASI :
1. Non-Proliferative Diabetic Retinopathy
(NPDR)
2. Proliferative Diabetic Retinopathy
(PDR)
3. Edema makula
RETINOPATI DIABETIK

Manifestasi Klinis :

• Umumnya tidak ada gejala awal.


• Umumnya penglihatan buram terjadi
bila terjadi edema macula.
• Floaters terjadi akibat adanya bercak-
bercak perdarahan vitreus.
• Penglihatan buram mendadak dapat
terjadi perdarahan vitreus massif
RETINOPATI DIABETIK

Tatalaksana :
• Skrining retinopati diabetik
• Manajemen faktor risiko sistemik
• Fotokoagulasi laser
• Anti-VEGF
• Vitrektomi
RETINOPATI HIPERTENSI

Definisi :

• Perubahan vascular retina akibat


tingginya tekanan darah sistemik
untuk waktu yang lama.
RETINOPATI HIPERTENSI

Patogenesis :

• Hipertensi sistemik (sistolik ≥


160mmHg dan diastolik ≥ 100 mmHg)
akan menyebabkan kontriksi
pembuluh darah retina.
• Peningkatan tekanan darah untuk
waktu yang lama akan merusak Inner
Blood Retinal Barrier.
RETINOPATI HIPERTENSI

Klasifikasi (Schele) :
• Derajat 0 : Pembuluh darah retina normal.
• Derajat 1 : Penyempitan arteriola yang difus,
capiler arteriola yang uniforum.
• Stadium 2 : Penyempitan arteriola semakin jelas
dan didapat area fokal kontriksi arteriola.
• Stadium 3 : St. 2 dengan perdarahan retina dan
eksudat.
• Stadium 4 : Kondisi st. 3 dapat ditemukan, bersama
udem retina, eksudat keras dan papil udem.
RETINOPATI HIPERTENSI

Tatalaksana :

• Kontrol tekanan darah dan faktor


sistemik lain (konsultasi penyakit
dalam)
RETINAL VESSEL
BLEEDING & OCCLUSION
OKLUSI VENA RETINA

Definisi :

• Oklusi vena retina atau retinal vein


occlusion (RVO) adalah kondisi di
mana vena retina sentral atau cabang
mengalami sumbatan.
OKLUSI VENA RETINA

Terbagi atas :
• Oklusi vena retina sentralis atau
central retinal vein occlusion (CRVO)
bila oklusi terjadi di vena retina sentral
• Oklusi vena retina cabang atau branch
retinal vein occlusion (BRVO) bila
oklusinya terjadi di vena retina cabang
OKLUSI VENA RETINA

Patogenesis :
• Perubahan pada struktur arteri seperti
aterosklerosis akan menekan vena
retina sehingga terjadi oklusi
• Kelainan faktor hemodinamik seperti
hiperagregasi trombosit,
hiperkoagulasi dan hiperviskositas
darah serta hipertensi
OKLUSI VENA RETINA

Patogenesis :
• Terjadi sumbatan di posterior lamina
cribrosa (pada CRVO) atau anterior
dari lamina cribrosa terutama pada
arteriovenous crossing (pada BRVO)
• Obstruksi outflow akan berakibat
peningkatan tekanan intravaskular dan
stagnasi aliran darah
OKLUSI VENA RETINA

Patogenesis :
• Terjadi kebocoran, edema dan
perdarahan intraretina (flame shaped)
• Dapat terjadi iskemia sel endotel yang
berakibat capillary non-perfusion dan
timbulnya cotton-wool spots
• Area non-perfusi akan merangsang
tumbuhnya neovaskularisasi
CENTRAL RETINAL VEIN
OCCLUSION (CRVO)

Faktor Resiko :
• Hipertensi arterial sistemik
• Diabetes mellitus
• Glaukoma sudut terbuka
• Peningkatan tekanan intraorbita
• Kondisi hiperkoagulasi
• Edema papil saraf optik
CENTRAL RETINAL VEIN
OCCLUSION (CRVO)

Manifestasi Klinis :

• Adanya skotoma pada lapang


pandang
• Penurunan tajam penglihatan
• Tidak sakit (painless)
• Umumnya unilateral
CENTRAL RETINAL VEIN
OCCLUSION (CRVO)

Tatalaksana :
• Antiagregasi trombosit
• Fotokoagulasi laser panretina
• Injeksi intravitreal kortikosteroid
• Injeksi anti-vaskular endothelial growth
factor (anti VEGF)
• Vitrektomi perdarahan vitreous masif
non-clearing maksimal 6 bulan
BRANCH RETINAL VEIN
OCCLUSION (BRVO)

Faktor Resiko :

• Riwayat hipertensi arterial sistemik


• Penyakit kardiovaskular
• Indeks massa tubuh pada usia 20 thn
• Riwayat Glaukoma
BRANCH RETINAL VEIN
OCCLUSION (BRVO)

Manifestasi Klinis :

• Tajam penglihatan turun mendadak,


atau turun secara bertahap dalam
kurun waktu beberapa hari hingga
beberapa minggu
• Tidak sakit
• Umumnya unilateral
BRANCH RETINAL VEIN
OCCLUSION (BRVO)

Tatalaksana :
• Antiagregasi trombosit
• Fotokoagulasi laser panretina
• Injeksi intravitreal kortikosteroid
• Injeksi anti-vaskular endothelial growth
(anti VEGF)
• Vitrektomi perdarahan vitreous masif
non-clearing maksimal 6 bulan
PERDARAHAN RETINA

Definisi :

• Perdarahan pada lapisan retina akibat


kebocoran pada pembuluh darah
retina atau koroid
PERDARAHAN RETINA

Etiologi :
• Penyakit sistemik seperti hipertensi,
arterosklerosis, perdarahan araknoid
• Gangguan sirkulasi : trombus, emboli
• Perubahan komposisi darah : anemia,
leukemia
• Penyaki metabolik : DM
• Kehilangan darah : hematemesis,
menoragia
PERDARAHAN RETINA

Klasifikasi :
• Perdarahan preretinal : Antara membran
hialoidea dan retina
• Perdarahan lapisan serat saraf : Flame-
shaped
• Perdarahan pungtat : Dari pembuluh darah
kapiler dan vena
• Perdarahan subretina : Dari pembuluh
darah koroid
PERDARAHAN RETINA

Tatalaksana :
• Tergantung kausa
• Perdarahan kecil → self limiting
• Istirahatkan tubuh dan mata
• Koagulansia : adona, vit K
• Anti hipertensi
• Anti glaukoma
DEGENERASI MAKULA
AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION (ARMD)

Definisi :

• Kondisi dimana terjadi gangguan


penglihatan sentral akibat kerusakan
fotoreseptor makula yang terjadi pada
pasien dengan usia lanjut (>60 tahun).
AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION (ARMD)

Faktor Resiko :
• Beberapa faktor resiko yang telah
diketahui berperan terhadap terjadinya
ARMD selain usia :
• Hipertensi
• Hyperlipidemia
• Riwayat merokok.
AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION (ARMD)

Patofisiologi :

• Sampai sekarang masih belum jelas,


tetapi proses radikal bebas yang
terjadi pada fotoresptor dan RPE
dipercaya sebagai pemicunya.
AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION (ARMD)

Patogenesis :
• Akumulasi lipofusin pada RPE sehingga
mengganggu metabolisme
• Bila lipofusin keluar dari sitosplasma RPE
ke ekstra seluler, akan terbentuk drusen di
segmen luar akibat reaksi radikal bebas
• Degenerasi membran branch berupa
perubahan ketebalan intrastruktur dan
biokimia menyebabkan terjadinya
neovaskularisasi
AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION (ARMD)

ARMD dry / non-neovascular :

• Drusen
• Detachment retina yang geografik dan
non geografik hyperpigmentasi macula
AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION (ARMD)

ARMD wet / eksudatif /


neovascular :
• Perdarahan sub macula
• Ablasi retina eksudatif
• RPE detachment
• Sikatrik fibrovasculer disiform
• Perdarahan vitreous
AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION (ARMD)

Tatalaksana ARMD dry :

• Roboransia/anti oksidan
• Kacamata dengan UV filter
• Hindari faktor resiko
AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION (ARMD)

Tatalaksana ARMD wet :

• Fotokoagulasi laser (argen / green /


diode)
• Photo Dynamic Therapy (PDT)
• Injeksi anti-VEGF intravitreal
• Operasi vitrektomi

Anda mungkin juga menyukai