A NA T OM I N A SA L

1. IFFA MAULIDA W.A

2. DIO TRI AGYSTA P.
3. AMALIA ISTIQAMAH
4. DESY EKA RAHAYU
5. COLLEEN INAS PRATIWI

NA MA HAR A N I SP.THT-K L
PEMBIMBING : D R . IR IA
(K)
 External Nose

Nasal process of
frontal

PaulsenF.& J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Anatomi Umum dan Muskuloskeletal.
 Musculature
Procerus muscle
(elevator)

(elevator)
(depressor)

(depressor)

PaulsenF.& J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Anatomi Umum dan Muskuloskeletal.
 Internal Nose
Terbagi menjadi kanan dan kiri oleh septum nasii

Medial wall

PaulsenF.& J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Anatomi Umum dan Muskuloskeletal.
 Internal Nose
Internal nose :
• Vestibulum nasii
Bagian paling anterior dari rongga hidung
Terdapat banyak kelenjar sebacea
Terdapat folikel rambutvibrisae menahan & menyaring partikel
saat inspirasi
• Cavum nasii  dinding lateral, medial, superior, dan inferior

Nasal bone

PaulsenF.& J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Anatomi Umum dan Muskuloskeletal.
 VASKULARISASI

Hidung bagian external :

- Superomedial :
a.facialis  a.
angular
- Dorsal : Cabang dari
a.maxillaris internal
dan a.ophtalmica

Sumber : Edward W Chang. 2015. Nasal Anatomy. America :

Medscape.
 VASKULARISASI
Hidung bagian internal :

Lateral :
- A. sphenopalatina
- A. ethmoidalis anterior
- A. ethmoidalis posterior

Nasal septum:
- A. sphenopalatina
- A. ethmoidalis anterior
- A. ethmoidalis posterior
- A. labialis superior
- A. palatina mayor

Kiesselbach plexus /Little area

Sumber : Edward W Chang. 2015. Nasal Anatomy. America :

Medscape.
VASKULARISASI
Darah dialirkan melalui
Vena ethmoidalis
anterior dan posterior ke
sinus cavernosus di Basis
cranii, melalui V.
sphenopalatina ke Plexus
Pterygoideus di dalam
fossa infratemporalis, dan
melalui hubungan ke vena
labialis posterior ke vena
facialis

Sumber : Edward W Chang. 2015. Nasal Anatomy. America :

Medscape.
INERVASI
• PERSARAFAN HIDUNG DAPAT SECARA
FUNGSIONAL DIBAGI MENJADI
PERSARAFAN
• KHUSUS (SPECIAL )
• UMUM (GENERAL )
• PERSARAFAN SENSORIK KHUSUS
MENGACU PADA KEMAMPUAN HIDUNG
UNTUK MENCIUM/MEMBAU. INI
DILAKUKAN OLEH SARAF PENCIUMAN
(OLFACTORY NERVE )

Oliver, Jones. 2019. Nasal Cavity. Diakses pada 15 Oktober

2019 dari
https://teachmeanatomy.info/head/organs/the-nose/nasal-cavity
/ Oliver, 2019
• OLFACTORY BULB, BAGIAN DARI OTAK, TERLETAK PADA PERMUKAAN SUPERIOR DARI
CRIBRIFORM PLATE, DI ATAS RONGGA HIDUNG. CABANG-CABANG SARAF PENCIUMAN
(OLFACTORY NERVE) MENGALIR MELALUI CRIBRIFORM PLATE UNTUK MEMBERIKAN
PERSARAFAN SENSORIK KHUSUS UNTUK HIDUNG.

Oliver, Jones. 2019. Nasal Cavity. Diakses pada 15 Oktober

2019 dari
https://teachmeanatomy.info/head/organs/the-nose/nasal-cavity
/ Oliver, 2019
 • PERSARAFAN SENSORIK
UMUM PADA SEPTUM DAN
DINDING LATERAL
DILAKUKAN OLEH :
• SARAF NASOPALATINA
(CABANG SARAF
MAKSILA)
• SARAF NASOSILIARIS
(CABANG SARAF MATA).

• PERSARAFAN KE KULIT LUAR

HIDUNG DIPASOK OLEH
SARAF TRIGEMINAL.

Oliver, Jones. 2019. Nasal Cavity. Diakses pada 15 Oktober

2019 dari
https://teachmeanatomy.info/head/organs/the-nose/nasal-cavity
Oliver, 2019 /
 FISIO LO G I N A S A L
1. IFFA MAULIDA W.A
2. DIO TRI AGYSTA P.
3. AMALIA ISTIQAMAH
4. DESY EKA RAHAYU
5. COLLEEN INAS PRATIWI

NA MA HAR A N I SP.THT-K L
PEMBIMBING : D R . IR IA
(K)
BERDASARKAN TEORI STRUKTURAL, REVOLUSIONER DAN FUNGSIONAL FUNGSI
FISIOLOGIS HIDUNG DAN PARANASAL ADALAH :
- RESPIRASI : BERFUNGSI UNTUK MENGATUR KONDISI UDARA (AIR
CONDITIONING ), PENYARING UDARA, HUMIDIFIKASI, PENYEIMBANG DALAM
PERTUKARAN TEKANAN DAN MEKANISME IMUNOLOGIK LOKAL.
- PENGHIDU : ADANYA MUKOSA OLFAKTORIUS DAN RESEVOIR UDARA UNTUK
MENAMPUNG STIMULUS PENGHIDU
- FONETIK : BERFUNGSI UNTUK RESONANSI SUARA, MEMBANTU PROSES
BERBICARA DAN MENCEGAH HANTARAN SUARA SENDIRI MELALUI KONDUKSI
TULANG
- STATISTIK DAN MEKANIK : BERFUNGSI UNTUK MERINGANKAN KEPALA, PROTEKSI
TERHADAP TRAUMA DAN PERLINDUNGAN PANAS
- REFLEKS NASAL : BERFUNGSI SEBAGAI RESEPTOR REFLEKS
Soetjipto D., Wardani RS.2007. Hidung. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam. Jakarta : FK UI, hal : 118-122.
 RESPIRASI / JALAN NAFAS

PADA SAAT INSPIRASI UDARA MASUK MELALUI NARES ANTERIOR LALU NAIK
SETINGGI KONKA MEDIA KEMUDIAN TURUN KE BAWAH KE ARAH NASOFARING,
SEHINGGA UDARA MEMBENTUK LENGKUNGAN ATAU ARKUS.

PADA SAAT EKSPIRASI UDARA MASUK MELALUI KOANA DAN KEMUDIAN

MENGIKUTI JALAN YANG SAMA SEPERTI UDARA INSPIRASI, TETAPI DI BAGIAN
DEPAN ALIRAN UDARA TERPECAH, SEBAGIAN MASUK KEMBALI KEBELAKANG
MEMBENTUK PUSARAN DAN BERGABUNG KEMBALI DENGAN ALIRAN UDARA
NASOFARING.

Mangunkusumo E., Soetjipto D. 2007. Sinusitis. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam. Jakarta : FK UI, hal : 118-122.
 RESPIRASI / MENGATUR KONDISI
UDARA
1. MENGATUR SUHU, PADA NASAL TURBINATES KARENA BANYAKNYA PEMBULUH DARAH
DIBAWAH EPITEL DAN ADANYA KONKA DAN SEPTUM YANG LUAS SEHINGGA RADIASI
DAPAT BERLANGSUNG SECARA OPTIMAL DAN UDARA YANG MELALUI HIDUNG ± 37°C
2. SEBAGAI PENYARING DAN PELINDUNG YANG BERGUNA UNTUK MEMBERSIHKAN
UDARA INSPIRASI DARI DEBU DAN BAKTERI, DILAKUKAN OLEH RAMBUT ( VIBRISSAE)
PADA VESTIBULUM NASI, SILIA DAN PALUT LENDIR ( MUCOUS BLANKET). DEBU DAN
BAKTERI AKAN MELEKAT PADA PALUT LENDIR DAN PERTIKEL YANG BESAR AKAN
DIKELUARKAN DENGAN REFLEKS BERSIN
3. MENGATUR KELEMBABAN UDARA (HUMIDIFIKASI) YANG DIPERANKAN OLEH PALUT
LENDIR (SEL GOBLET)

Damayanti Soetjipto. Hidung. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J eds. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi ke-7. Jakarta : Balai Penerbit FKUI,
2012
 RESPIRASI / IMUNOLOGI LOKAL
SISTEM IMUNOLOGI LOKAL PADA HIDUNG DIPERANKAN OLEH
1. IMUNITAS MUKOSA YANG DISEBUT NOSE-ASSOCIATED LYMPHOID TISSUE (NALT)
2. ENZIM LISOZIM
3. LINGKUNGAN ASAM PH=6,5 (ANTISEPTIK)
4. SILIA (TRANSPOT MUKOSILIARI)
5. REGIONAL LIMFO NODE
6. IMMUNOGLOBULIN
7. SEL FAGOSIT, LIMFOSIT DAN HISTIOSIT (LAPISAN SUBMUKOSA)

Mangunkusumo E., Soetjipto D. 2007. Sinusitis. Dalam : Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam.
Jakarta : FK UI, hal : 118-122.
PENGHIDU

DENGAN ADANYA MUKOSA OLFAKTORIUS PADA ATAP RONGGA HIDUNG, KONKA

SUPERIOR DAN SEPERTIGA BAGIAN ATAS SEPTUM. PERTIKEL BAU DAPAT
MENCAPAI TEMPAT INI DENGAN CARA DIFUSI DENGAN PALUT LENDIR ATAU BILA
MENARIK NAFAS YANG KUAT.

Textbook of Guyton Hall 12th Edition

 SEL OLFAKTORIUS (SEL PENGHIDU)
• SEL-SEL RESEPTOR UNTUK SENSASI PENGHIDU ADALAH SEL OLFAKTORIUS, YANG MERUPAKAN SEL
SARAF BIPOLAR BERASAL DARI SISTIM SARAF PUSAT.

• PADA UJUNG SEL OLFAKTORIUS TERBENTUK SILIA OLFAKTORIUS YANG AKAN MENAJADI ALAS PADAT
DARI MUCUS YANG DIHASILKAN OLEH KELENJAR BOWMAN, DAN SILIA-SILIA INILAH YANG AKAN
BEREAKSI TERHADAP MOLEKUL ODORAN DI UDARA YANG MASUK KEDALAM RONGGA HIDUNG DAN
MERANGSANG MEMBRAN OLFAKTORIUS.

• BULBUS OLFAKTORIUS MERUPAKAN PERTUMBUHAN JARINGAN OTAK DARI DASAR OTAK KEARAH
ANTERIOR, DAN MENGALAMAI PERBESARAN DIUJUNGNYA, YANG LETAKNYA BERADA DI ATAS LAMINA
KRIBIFORMIS YANG MEMISAHKAN RONGGA OTAK DENGAN RONGGA HIDUNG.

• PADA LAMINA KRIBIFORMIS BANYAK LUBANG KECIL YANG MERUPAKAN PINTU MASUK AXON DARI
NEURON RESEPTOR OLFAKTORIUS DI RONGGA HIDUNG MENUJU KE BULBUS OLFAKTORIUS DI RONGGA
KRANIAL.

• SETELAH MELALUI LAMINA KRIBIFORMIS AXON DARI RONGGA HIDUNG AKAN BERAKHIR DI SEL
GLOBULAR MULTIPLE YANG LETAKNYA BERADA DI DALAM BULBUS OLFAKTORIUS YAITU SEL
GLOMERULI.

• MENURUT PENELITIAN GLOMERULI YANG BERBEDA AKAN MEMBERIKAN RESPON BAU YANG BERBEDA .
KEMUNGKINAN GLOMERULI MERUPAKAN TEMPAT SEBENARNYA UNTUK MENGANALISIS BERBAGAI
SINYAL BAU YANG DIHANTAR KE SISTEM SARAF PUSAT MELALUI SEL MITRAL

Textbook of Guyton Hall 12th Edition

MEKANISME EKSITASI SEL OLFAKTORIUS

1.ZAT YANG BERBAU ATAU MOLEKUL ODORANT

MENYEBAR SECARA DIFUS KE DALAM MUCUS.
2.MOLEKUL AKAN BERIKATAN PADA PROTEIN
RESEPTOR DI MEMBRAN SETIAP SILIUM.
3.AKTIVASI KOMPLEKS G-PROTEIN YANG MENGANDUNG
3 SUB-UNIT (ALFA, BETA, GAMMA) SUBUNIT ALFA
BERPISAH DARI KOMPLEKS G-PROTEIN.
4.SUBUNIT ALFA MENGAKTIFASI ADENIL SIKLASE.
5.ADENIL SIKLASE AKAN MENGUBAH ATP MENJADI
CAMP.
6.CAMP MENGKATIFASI MEMBRAN PROTEIN KANAL ION
YANG MENYEBABKAN MASUKNYA ION NA.
7.MEMBRAN POTENSIAL MENINGKAT DAN
MENCETUSKAN AKSI POTENSIAL SARAF
OLFAKTORIUS.

Textbook of Guyton Hall 12th Edition

 FAKTOR FISIK ZAT ODORAN YANG
MEMPENGARUHI DERAJAT PERANGSANGAN

1. HANYA ZAT YANG DAPAT MENGUAP DAN TERHIRUP KEDALAM HIDUNG YANG
DAPAT TERCIUM BAUNYA
2. ZAT SEDIKIT LARUT AIR SEHINGGA DAPAT MELEWATI MUKUS UNTUK
MENCAPAI SILIUM
3. SEDIKIT LARUT LEMAK, KARENA BAGIAN LIPID SILIUM ADALAH
PENGHALANG LEMAH TERHADAP BAU YANG TIDAK LARUT LEMAK

Textbook of Guyton Hall 12th Edition

 JARAS OLFAKTORIUS KE SISTEM SARAF
PUSAT
1. SISTEM OLFAKTORIUS YANG PALING TUA- AREA OLFAKTORIUS MEDIAL, MERUPAKAN
REFLEKS OLFAKTORI PALING DASAR.
2. SISTEM OLFAKTORIUS KURANG TUA, BERGUNA UNTUK MEMPELAJARI KONTROL
ASUPAN MAKANAN DAN MENGHINDARI MAKANAN BERACUN DAN TIDAK SEHAT.
AREA OLFAKTORI LATERAL  SISTEM LIMBIK  HIPPOCAMPUS (UNTUK BELAJAR
MENYUKAI/TIDAK MENYUKAI MAKANAN).
3. SISTEM OLFAKTORI TERBARU DIGUNAKAN UNTUK PERSEPSI DAN ANALISIS OLFAKSI
SECARA SADAR.
LATERAL OLFAKTORI  THALAMUS  KUADARAN LATEROPOSTERIOR DARI KORTEKS
ORBITOFRONTAL (ANALISIS BAU SECARA SADAR).

Textbook of Guyton Hall 12th Edition

 FONETIK / RESONANSI SUARA
BERFUNGSI UNTUK MENGATUR KUALITAS SUARA KETIKA BERBICARA DAN
MENYANYI. SUMBATAN HIDUNG AKAN MENYEBABKAN RESONANSI BERKURANG
ATAU HILANG, SEHINGGA TERDENGAR SUARA SANGAU

Fonetik / Berbicara
Membantu proses membentuk kata dengan konsonan nasal (m, n, ng)
dimana rongga mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum
mole turun untuk aliran udara

Dhingra,P and Dhingra S (2017). Disease of nose, ear, and

throat. 7ed ed.
REFLEKS NASAL

MUKOSA HIDUNG MERUPAKAN REFLEKS YANG BERHUBUNGAN DENGAN

SALURAN CERNA, KARDIOVASKULAR DAN PERNAFASAN.

Dhingra,P and Dhingra S (2017). Disease of nose, ear, and

throat. 7ed ed.
TE R IM A K A S I H