Anda di halaman 1dari 23

MUHADJIR EFFENDY

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER


LPMP BANGKA BELITUNG, 22 MARET 2018 1
“Tentu saja keahlian adalah perlu, tetapi
keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa
yang besar tidak akan dapat mungkin
akan mencapai tujuannya, inilah
perlunya, sekali lagi mutlak perlunya,
nation character building”
- Bung Karno
Penguatan Pendidikan Karakter
“Pendidikan karakter harus terus diajarkan dan dipupuk kepada
siswa seperti nilai-nilai kasih sayang, keteladanan, perilaku,
moralitas, dan kebhinekaan” - Ir. Joko Widodo, Presiden RI

Gerakan Nasional
Revolusi Mental

Nawacita 8:
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa

Perpres Nomor 87 tahun 2017


tentang
Penguatan Pendidikan Karakter

3
1. Besarnya populasi siswa, guru, dan
sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia
2. Membangun sinergi dan tanggungjawab
Tripusat Pendidikan terhadap pendidikan karakter
anak antara sekolah, orang tua dan masyarakat

3. Optimalisasi pengembangan potensi


siswa secara harmonis melalui keseimbangan
olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan
olah raga (kinestetik)
TANTANGAN
PENDIDIKAN 4. Terbatasnya pendampingan
orang tua Perlu peningkatan kualitas
hubungan orang tua dengan anak di rumah
dan lingkungannya

5. Keterbatasan sarana belajar dan


infrastruktur Keterbatasan prasana dan sarana
sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke
sekolah (jalur lembah, hutan, sungai, dan laut)

6. Komitmen anggaran pendidikan daerah


Perlu peningkatan komitmen pemenuhan anggaran
pendidikan 20% di setiap daerah dalam rangka memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan 4
Catatan Ratas Nation Branding

Presiden menyetujui usulan Mendikbud terkait upaya


menyinkronkan libur sekolah dengan libur pegawai,
sehingga Hari Sabtu dan Minggu dapat digunakan untuk waktu berlibur
masyarakat.

Istana Negara, 3 Februari 2017


Penumbuhan Nilai-nilai Utama Karakter
Religius
Jujur
Toleransi
Disiplin
Kerja Keras Religiositas
Kreatif
Mandiri
Integritas Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan Integritas Nasionalis
Cinta Tanah Air
Etos Kerja Menghargai Prestasi Nilai Utama
Bersahabat/Komunikatif (Core Values)
Cinta Damai
Gemar Membaca
Gotong Peduli Lingkungan
Peduli Sosial
Royong Tanggung Jawab Gotong Mandiri
(dan lain-lain) Royong

Pasal 3
Perpres No. 87/2017 Kristalisasi Nilai-Nilai PPK
3 Nilai GNRM Tentang PPK

5 Nilai Utama merupakan Aktualisasi dari Pancasila, 3 Pilar Gerakan Nasional


Revolusi Mental, Nilai-nilai Kearifan Lokal, Tantangan Masa Depan 6
1. Pengertian PPK 2. Tujuan PPK
PPK adalah gerakan pendidikan di bawah a. Membangun dan membekali Peserta
tanggung jawab satuan pendidikan untuk Didik sebagai generasi emas Indonesia
memperkuat karakter peserta didik melalui Tahun 2045 guna menghadapi dinamika
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, perubahan di masa depan;
dan olah raga dengan pelibatan dan kerja b. Mengembangkan platform pendidikan
sama antara satuan pendidikan, keluarga, nasional yang meletakkan pendidikan
dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan karakter sebagai jiwa utama dengan
Nasional Revolusi Mental (GNRM). memperhatikan keberagaman budaya
(Pasal 1 ayat 1) Indonesia;
c. Merevitalisasi dan memperkuat potensi
Perpres No. 87 Tahun dan kompetensi ekosistem pendidikan.
(Pasal 2)
2017 tentang
7. Manajemen Penguatan
Pendidikan Karakter
Berbasis Sekolah
Memperkuat ekosistem Pendidikan. 3. Penyelenggaraan PPK
(Pasal 6 ayat 3) Harmonisasi kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, ekstrakurikuler. (Pasal 6
ayat 1)

6. Pembagian Kewenangan
Pembagian Kewenangan serta
dukungan program Kementerian/ 4. Keteladanan dan Pembiasaan
Lembaga dan Pemerintah Daerah 5. Hari Sekolah
secara kolektif dan berkelanjutan. Pengembangan potensi peserta didik melalui
(Pasal 12) Pilihan 5 atau 6 hari sekolah keteladanan dan pembiasaan sepanjang
dalam 1 minggu. (Pasal 9) waktu dalam kehidupan sehari-hari. (Pasal 5)

7
Menguatkan Jejaring Sekolah menjadi sentral,
Tri Pusat Pendidikan lingkungan sekitar dijadikan
(Sekolah, Keluarga dan
Masyarakat) sumber-sumber belajar.

Manajemen Individualisasi Anak


Penguatan Pendidikan Karakter Guru perlu membantu setiap anak untuk
Berbasis Sekolah
bersama keluarga. mengaktualkan potensi yang
memperkuat
ekosistem dimilikinya.
pendidikan.
Penilaian Peran guru Masa Kini:
Tidak hanya mencatat nilai
yang berupa angka-angka • Tutor
yang bersumber dari • Resource Linkers
intrakurikuler saja, namun • Facilitator
juga catatan kepribadian • Gate Keepers
atau karakter anak. Peran Kepala Sekolah: • Catalyst
• Manajer
• Inovator
• Motivator
• Kolaborator
8
PENUMBUHAN
NILAI
KARAKTER Aktualisasi Nilai-nilai Karakter
dalam Kurikulum Nasional
DI SATUAN
PENDIDIKAN
Permendikbud No. 23 Tahun 2015
Tentang Penumbuhan Budi Pekerti

Pancasila, UUD 1945, NKRI Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang


dan Bhinneka Tunggal Ika Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
sebagai landasan Kebijakan
Pendidikan Nasional
“Gerakan Penguatan Pendidikan
Karakter sebagai fondasi dan ruh
utama pendidikan.”

Pendidikan Keilmuan

70% 70%

Pendidikan Karakter

SD/MI SMP/MTs
10
prinsip-prinsip penguatan
pendidikan karakter:
modifikasi intrakurikuler agar lebih
memiliki muatan pendidikan karakter.
memperkuat ditambahkan kegiatan kokurikuler dan
broad based KURIKULUM ekstrakurikuler.
curriculum
2013 Integrasi ketiganya dapat menumbuhkan
budi pekerti dan menguatkan karakter
positif anak didik.

school based student


management active
learning

11
Sekolah menjadi sentral,
lingkungan sekitar dijadikan
sumber-sumber belajar.

PERMENDIKBUD NO 23 TAHUN 2017


Pasal 6 ayat (2)
Pelaksanaan kegiatan kokurikuler
dan ekstrakurikuler baik di dalam
Sekolah maupun di luar Sekolah
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilakukan dengan:
• kerja sama antarsekolah,
• Sekolah dengan lembaga
• madrasah diniyah, keagamaan,
• pesantren kilat, • maupun Sekolah dengan
• ceramah keagamaan, lembaga lain yang terkait.
• katekisasi,
• retreat,
• baca tulis Alquran dan 12
kitab suci lainnya.
Penguatan
Ekosistem
Pendidikan
Revitalisasi peran
Kepala Sekolah
sebagai Manajer Pengaturan Hari Sekolah
Permendikbud
No.23/2017 tentang Hari Sekolah

Penguatan
Revitalisasi
Pendidikan
Karakter Revitalisasi Komite
kewajiban 8 Sekolah
jam guru di Permendikbud No.75/2016
sekolah tentang Komite Sekolah
PP No.19/2017
tentang Guru

13
menyelaraskan hari kerja guru
Lima Hari Sekolah
dengan hari kerja PNS.
PP Nomor 19 tahun 2017 Beban kerja guru:
a. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan
Memudahkan guru b. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan
c. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan
memenuhi beban kerja d.
e.
Membimbing dan melatih peserta didik
Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai beban kerja guru
Kondisi saat ini:
Guru tidak bisa memenuhi Guru tidak perlu lagi cari-cari jam tambahan mengajar di
24 jam tatap muka luar sekolahnya untuk memenuhi beban kerja mengajar.
Guru harus bertanggungjawab terhadap perkembangan
Guru harus mencari tambahan
siswanya.
jam di luar sekolah

Guru tidak dapat fokus


menjalankan fungsinya

15
tak mengurangi hak belajar
siswa
Beban belajar siswa SD/MI
adalah 30, 32, 34 dan 36 jam
belajar per minggu.
Jam belajar SMP/MTs adalah
35 menit.

Beban belajar siswa


SMP/MTs 38 jam belajar
per minggu.
Jam belajar SMP/MTs
adalah 40 menit.
Akhir pekan dapat dimanfaatkan untuk
penguatan pendidikan karakter bersama
keluarga.

Orang tua berkesempatan mengajak anak


menikmati kekayaan budaya dan alam Indonesia
menikmati keberagaman Indonesia
Guru Abad 21

Ing ngarsa sung tulada


Ing madya mangun karsa
Tut wuri handayani

Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat,


di belakang memberi daya kekuatan
Ki Hadjar Dewantara

18
POSTUR ANGGARAN PENDIDIKAN
APBN 2018

Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian Pertanian Kementerian Pariwisata


Kementerian KUKM Kementerian Perindustrian Kementerian Pertahanan
Kementerian Kominfo Kementerian ESDM Kementerian LHK
Kementerian Desa Badan Tenaga Nuklir Nasional Kementerian KKP
Perpustakaan Nasional RI
Persentase Anggaran Urusan Pendidikan
dalam APBD 2017 (diluar transfer daerah)
1. Riau: 18,9% 18. Kalimantan Timur: 11,5%
2. DKI Jakarta: 18,8% 19. Sulawesi Utara: 11,1%
3. Sumatera Barat: 18,5% 20. Nusa Tenggara Barat: 10,7%
4. Nusa Tenggara Timur: 15,8% 21. Maluku Utara: 10,2%
5. Sulawesi Tengah: 14,5% 22. Gorontalo: 10,0%
6. Bali: 14,3% 23. Jawa Timur: 9,3%
7. Sumatera Selatan: 14,2% 24. Jawa Barat: 8,8%
8. Jawa Tengah: 14,0% 25. Banten: 8,7%
9. Kepulauan Riau: 13,9% 26. Lampung: 8,5%
10. Kalimantan Tengah: 13,6% 27. Kalimantan Utara: 8,4%
11. Bangka Belitung: 13,4% 28. Jambi: 8,0%
12. D.I Yogyakarta: 13,4% 29. Sumatera Utara: 7,1%
13. Sulawesi Tenggara: 13,4% 30. Sulawesi Barat: 6,1%
14. Kalimantan Selatan: 13,2% 31. Bengkulu: 4,3%
15. Kalimantan Barat: 12,9% 32. Papua Barat: 4,2%
16. Aceh: 12,8% 33. Papua: 1,4%
17. Sulawesi Selatan: 11,5% 34. Maluku:-
Sumber: Kemdikbud, 2017
20
21
22
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai