Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 3

ABSORBSI TOKSIKAN
NAMA KELOMPOK

• Anissa Permata Sari (1801048)


• Dwi Annisah (1801051)
• Ira Fazira (1801056)
• Riza Dwi Oktafiani (1801071)
• Widia Wulandari (1801077)
• Wisnu Wati (1801078)
ABSORBSI TOKSIKAN

Definisi Absorbsi

• Secara umum, absorpsi adalah proses penyerapan


ke dalam organ tertentu. secara khusus absorpsi
adalah penyerapan zat yang memasuki tubuh
melalui mata, kulit, perut, usus, atau paru-paru.
Definisi Absorbsi
Toksikan

Absorpsi toksikan adalah proses dimana


toxicants mendapatkan pintu masuk ke
tubuh.
ABSORBSI TOKSIKAN

• Absorbsi senyawa toksik sama dengan absorbsi


dengan senyawa obat, dalam hal ini laju absorpsi
suatu toksikan ditentukan juga oleh sifat membran
biologi dan aliran kapiler darah tempat kontak

• Agar mampu dilalui oleh suatu senyawa maka


suatu membran haruslah bersifat semi permeabel.

• Suatu membran sel biasanya terdiri atas lapisan


biomolekuler yang dibentuk oleh molekul lipid
dengan molekul protein yang tersebar di seluruh
membran.
MEKANISME ABSORBSI TOKSIKAN

Mekanisme absorbsi toksikan atau xenobiotika


melewati membran dapat berlangsung melalui:

1. Difusi pasif melalui membran fosfolipid


2. Filtrasi lewat pori-pori membran ”poren”
3. Transpor dengan perantara molekul pengemban
”carrier”
4. Pencaplokan oleh sel ”pinositosis dan fagositosis”
DIFUSI PASIF

• Sebagian besar toksikan melewati membran sel


secara difusi pasif sederhana.
• Laju difusi berhubungan langsung dengan
perbedaan kadar yang dibatasi oleh membran itu,
dan daya larutnya dalam lipid.
toksikan toksikan non-ion
bersifat cukup larut
mengion dalam lipid

Sebaliknya

Bentuk ion sering tidak sehingga dapat menembus


dapat menembus membran dengan laju
membran sel karena daya penetrasi yang bergantung
larut lipidnya yang rendah pada daya larut lipidnya
FILTRASI LEWAT PORI PORI MEMBRAN

Membran sel umumnya memilika lubang dengan ukuran


yang bervariasi tergantung pada sifat dari membran selnya.

Pori memban kapiler dan glomerulus ginjal sekitar 70Å


dilewati oleh molekul-molekul dengan ukuran lebih
kecil dari albumin ( sekitar 50.000 Da) .

Senyawa dengan molekul kecil mungkin melewati membran


sel melalui protein yang ada pada membran. Perpindahan
ini akan menurunkan gradient konsentrasi dan substansi-
substansi seperti urea dan etanol.
TRANSPOR DENGAN PERANTARAAN
CARRIER
 Proses ini melibatkan pembentukan kompleks zat kimia dan
carrier makromolekuler di satu sisi membran. Kompleks ini lalu berdifusi
ke sisi lain, tempat zat kimia itu dilepaskan. Sesudah itu carrier kembali ke
permukaan semula untuk mengulangi proses transpor. Kapasitas carrier ini
terbatas. Bila kapasitas ini telah terpakai habis, laju transpor tidak lagi
bergantung pada kadar zat kimia.
 Transpor aktif melibatkan carrier untuk memindahkan molekul melewati
membran melawan perbedaan kadar, atau kalau molekul itu suatu ion,
melawan perbedaan muatan. Transpor ini membutuhkan energi
metabolisme dan dapat dihambat oleh racun yang mengganggu
metabolisme sel.
TRANSPOR DENGAN PERANTARAAN
CARRIER

Sesuai dengan sifat dari


Transpor dengan Transpor aktif transpor ini, umumnya
perantara molekul merupakan proses transpor ini ditandai
khusus yang dengan pewatakanya
pengemban lebih memerlukan adanya fakta bahwa
dikenal dengan pembawa untuk tokson dipindahkan
transpor aktif, melawan perbedaan
mengikat tokson konsentrasi, misal dari
yaitu proses membentuk komplek dari daerah konsentrasi
melinatasi toksonpembawa yang tokson rendah ke
membran sel membawa tokson daerah konsentrasi
lewat membran dan tinggi. Oleh sebab itu
diperantara oleh kemudian melepas pada sistem transpor ini
pembawa tokson di sisi lain dari umumnya memerlukan
”carrier”. membran. masukan energi untuk
dapat terjadi transpor.
PINOSITOSIS

Partikel-partikel dapat ditelan oleh sel. Bila partikel itu benda padat,
prosesnya disebut fagositosis, dan bila cairan, disebut pinositosis. Sistem
transpor khusus semacam ini penting untuk menghilangkan partikel dari
alveoli dan menghilangkan racun tertentu dari darah oleh sistem
retikuloendotelial.
TINGKAT EFEK RACUN TERHADAP TUBUH SANGAT
DIPENGARUHI OLEH BEBERAPA FAKTOR SEPERTI :

• Sifat kimia bahan penyebab


keracunan
• Lama paparan
• Dosis
• Rute paparan serta faktor
individu korban, seperti :

1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Derajat kesehatan tubuh
4. Kebiasaan
5. Nutrisi
6. Faktor genetik
JALUR ABSORBSI TOKSIKAN

Saluran Cerna

Saluran Napas

Kulit
SALURAN CERNA

1. Absorbsi bahan toksik dapat


terjadi di sepanjang saluran
pencernaan (gastro-intestinal
tract) .
2. Faktor yang mempengaruhi
terjadinya absorbsi adalah
sifat kimia dan fisik bahan
tersebut serta karakteristiknya
seperti tingkat keasaman atau
kebasaan.
3. Suatu toksikan melewati
saluran cerna
-bersama makanan dan
minuman
-sebagai obat atau zat
kimia
RUTE MELALUI SALURAN
PENCERNAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT BERPENGARUH PADA
LAJU ABSORPSI PER-ORAL

• Faktor farmasetika
• pH yang extrim
• Enzim-enzim hidrolisis
• Mikroflora usus
• Metabolisme di dinding usus → reaksi biokimia oleh
enzim katalisis sebelum mencapai vena hepatika
• Metabolisme di hati → first pass effect
• Makanan yang terdapat di lumen saluran cerna
• P-Glykoprotein → protein pompa pendorong bagi
beberapa xenobiotika untuk memasuki sistem
sistemik.
SALURAN PERNAFASAN

alveoli paru-paru sebagai tempat utama


terjadinya absorbsi

Contoh bahan toksik yang


dapat terabsorbsimelalu
saluran pernafasan :

1. Gas (CO, oksida nitrogen,


dan belerang oksida),
2. Uap cairan (seperti benzen
dan karbon tetraklorida)
SALURAN PERNAFASAN

• Absorpsi pada jalur ini dapat terjadi melalui membran ”nasal


cavity” atau absorpsi melalui alveoli paru-paru. Kedua
membran ini relativ mempunyai permeabilitas yang tinggi
terhadap xenobiotika.
• Paru-paru memiliki area permukaan yang luas dan ketebalan
diding membran yang relativ tipis, permeabilitas yang tinggi,
lanju aliran darah yang tinggi, dan tidak terdapat reaksi ”first-
pass-efect”sehingga bahan toksik akan terabsorbsi dalam
jumlah besarr merupakan faktor yang menguntungkan proses
absorpsi xenobiotika dari paru-paru
• Namun pada kenyataannya jalur eksposisi ini sedikit dipillih
dalam uji toksisitas dari suatu xenobiotika
KULIT

Kulit terdiri dari 3


lapisan yaitu:
• Epidermis ( lapisan EPIDERMIS
terluar)
• Dermis ( lapisan
terngah)
DERMIS
• Jaringan subkutan
( lapisan paling
dalam)

JARINGAN SUBKUTAN
RUTE MELALUI KULIT

• Epidermis dan dermis berisi kelenjar keringat, kantung


minyak, dan akar rambut.

• Pada lapisan epidermis banyak bahan toksik yang


terabsorbsi

• Akibat bahan toksik antara lain pengikisan, atau


pertukaran lemak pada kulit yang terekspos dengan
bahan alkali atau asam dan pengurangan pertahanan
epidermis.
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT BERPENGARUH PADA
LAJU ABSORPSI MELALUI KULIT

• Kondisi kulit
• Ketipisan kulit
• Kelarutannya dalam air
• Aliran darah pada titik singgung
KULIT

Agar dapat folikel


terabsorpsi ke
dalam kulit,
xenobiotika Diserap
kelenjar sebasea
harus melintasi melalui
(minyak )
membran
epidermis dan
dermis
sel-sel keringat
TAHAP ABSORBSI DI KULIT
• Fase I : difusi tokson lewat • Fase II : difusi tokson lewat
epidermis melalui sawar (barier) dermis yang mengandung
lapisan tanduk (stratum corneum). medium difusi yang berpori,
• nonselektif dan cair.
Diffusi toksikan melalui
epidermis.Dalam epidermis • Diffusi toksikan melalui
terdapat rintangan yang dermis, yang letaknya di
membatasi kecepatan bawah Stratum Corneum
penyerapan toksikan melalui kulit sebagai perintang
yang biasanya di sebut sebagai
Stratum Corneum. Proses diffusi.Ciriciri kulit yang
penyerapan fase ini biasanya mampu melakukan
meliputi dehidrasi dan penyerapan melalui dermis
polimerisasi.Ciri – ciri kulit yang adalah mengandung air,
mampu melakukan penyerapaan
melalui epidermis adalah tidak pemilih dan berpori.
bermembran Contoh: Kitin pada
multisellular,kohesif,tipis yang terdiri serangga.
dari lapisan permukaan yang mati
dari kulit.Contoh: Telapak tangan
manusia
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai