Anda di halaman 1dari 20

Laporan Kasus

Dermatitis Seboroik Generalisata pada Orang Dewasa

Pembimbing : dr. Hendrik Kunta Adjie, Sp.KK


Nama : Maria Angelika Irena.T

Kepaniteraan Klinik Departemen Spesialis Kulit dan Kelamin


Rumah Sakit Husada
Laporan Kasus
 Nama : Tn. WLK
 Medical Record : 0114480*
 Tanggal Lahir : 16 Juli 1954 (65 tahun)
 Status Perkawinan : Sudah Menikah
 Alamat : Tangki Wood III/5. RT 011/ RW 02 (Jakarta Barat)
 Suku Bangsa : Chinese
 Agama : Budha
 Pekerjaan : Pensiun
 Masuk RS : 3 Juni 2019
 Dilakukan Pemeriksaan : 3 Juni 2019 (jam 12.30 siang)
Gambar 1. Wajah pasien tampak depan.
Anamnesis

 Keluhan Utama: bercak merah yang disertai gatal sejak 4 bulan yang lalu

Gatal di sekitar wajah sejak ± 4 bulan yang lalu SMRS, yang disertai
kemerahan pada kulit dan bersisik. Awalnya pasien merasakan gatal di kedua pipi, alis
dan daerah dahi yang kemudian menjalar hingga ke belakang telinga, bagian belakang
kepala dan kemudian menjalar hingga ke badan (bagian punggung). Gatal yang dirasakan
hilang timbul. Os juga mengalami adanya ketombe di bagian kepala sejak 2 bulan
pertama. Nyeri (-), terasa panas (-), rasa baal (-). Demam, mual serta muntah disangkal
oleh pasien. Os tidak memiliki riwayat hipertensi (-), DM (-), kolesterol (-), atau
riwayat penyakit jantung (-).
Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Status Gizi : BB= 68 kg
TB= 171 cm
IMT= 23,5 kg/m2
 Tanda Vital : TD= 110/70mmHg
Nadi= 84x/menit
Suhu= 36,5C
Pernapasan= 18x/menit
 Kulit : kuning langsat, ptechie (-), jaringan parut (-),
turgor kulit tidak menurun, lesi eritrematosa (+), skuama halus di bagian
tengah (+), skuama kasar di bagian tepi (+)
 Kepala : Normocephali, alopecia (-), lesi eritroskuamosa
(+)
 Rambut : Warna hitam, distribusi rambut tidak merata,
rambut mudah rontok, ketombe (+).
 Mata : Pupil isokor +/+, refleks cahaya langsung dan
tidak langsung +/+, konjungtiva pucat -/-, sklera
ikterik -/-
 Hidung : Sekret -/-, deviasi septum -/-
 Telinga : Liang telinga lapang, sekret -/-, nyeri tekan
tragus -/-, terdapat lesi eritroskuamosa +/+
 Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1 tenang

 Mulut : Mukosa lembab, sianosis (-)

 Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-), JVP (tidak dilakukan)

 Toraks :
Pulmo Depan Belakang
 Bentuk dada normal  Bentuk dada bagian belakang tidak ada
 Kelainan dinding dada: bekas operasi (-), pelebaran vena kelainan
Inspeksi superfisialis (-), spider nevi (-), retraksi sela iga (-)  Bentuk scapula tidak ada kelainan
 Jenis pernapasan torakoabdominal  Terdapat lesi eritroskuamosa dibagian
 Otot-otot bantu pernapasan (-) punggung belakang
 Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening
 Nyeri dan pelebaran sela iga tidak ada
Palpasi  Nyeri (-/-), pelebaran sela iga (-/-)
 Vokal fremitus tidak dilakukan
 Vokal fremitus sama pada kanan dan kiri
 Perkusi terdengar sonor pada kedua lapang paru  Perkusi sonor
Perkusi

 Suara napas normovesikuler  Suara napas vesikuler


Auskultasi  Ronkhi - / -  Ronkhi tidak ditemukan
 Wheezing - / -  Wheezing tidak ditemukan
Cor

Inspeksi Tidak terlihat pulsasi pada ictus cordis

Palpasi Ictus cordis tidak teraba

• Batas kanan jantung linea sternalis dextra ICS 4


• Batas atas jantung linea sternalis sinistra ICS 2
Perkusi • Batas pinggang linea parasternalis sinistra ICS 3
• Batas bawah jantung linea midclavicularis sinistra ICS 5
• Batas kiri jantung linea axillaris anterior sinistra ICS 6

Bunyi jantung I dan II terdengar regular, murmur (-), gallop


Auskultasi
(-)
Abdomen

Perut cembung, asites (-), massa (-) di umbilicus,


Inspeksi
ptechiae (-), striae (-), tanda-tanda peradangan (-)

Auskultasi Bising usus (+) normoperistaltik

Keras, nyeri tekan epigastrium (-), hepar tidak


Palpasi
teraba membesar

Shifting dullnes (-), undulasi (-)


Perkusi
 Ekstremitas :
Superior= Akral hangat, sianosis -/-, edema -/-, ptechiae -/-, CRT <2detik, motorik 5/5,
lesi eritrematosa (+)

Inferior = Akral hangat, sianosis -/-, edema -/- , ptechiae -/-, CRT <2detik, motorik 5/5,
skuama halus (+), skuama kasar (+), lesi eritrematosa (+), turgor normal.
Status Dermatologikus
 Regio : kepala, wajah (alis, lipat
nasolabial, side burn, telinga dan liang
telinga), dan badan (dada, punggung)
 Lesi : berbatas tegas
 Efloresensi : skuama halus di bagian
tengah dan skuama kering di bagian
pinggir pada badan, lesi eritroskuamosa di
belakang telinga dan bagian dasar rambut
Pemeriksaan Penunjang
 Tidak dilakukan

Anjuran Pemriksaan Penunjang :


- Laboratorium ( darah lengkap dan hitung jenis)
- Histopatologis
- Kerokan Kulit dengan KOH untuk membedakan dengan
dermatofitosis
Diagnosis
 Dermatitis Seboroik
Diagnosis Banding
 Psoriasis : Dermatofitosis
skuama lebih tebal berlapis : perlu pemeriksaan
transparan seperti mika, skraping kulit dengan
lebih dominan di daerah KOH
ekstensor  Rosasea
 Dermatitis atopik dewasa : perlu anamnesis dan
: terdapat kecenderungan pemeriksaan fisik yang
stigmata atopi lebih lanjut
 Dermatitis kontak iritan :
riwayat kontak, misalnya
dengan sabun cuci
Penatalaksanaan
 Sampo yang mengandung obat anti Malassezia (selenium sulfida)
 Mencuci wajah ebrulang dengan sabun lunak
 Skuama dapat diperlunak dengan krim yang mengandung asam salisilat dan
sulfur
 Pengobatan simptomatik dengan kortikosteroid topikal potensi sedang
 Metronidazol topikal
Prognosis
 Secara umum prognosis Dermatitis Seboroik baik, tetapi pada true
DSI (dermatitis seboroik infantil) bervariasi; biasanya membaik
dalam beberapa minggu dan tidak berulang. Jika berulang
kemungkinan merupakan varian dari DA (dermatitis atopik) dapat
dipertimbangkan. Pasien dermatitis seboroik dewasa dengan
bentuk berat mungkin dapat persisten.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai