Anda di halaman 1dari 28

Squamous

Cell
Carcinoma
KELOMPOK 7
Pembimbing Tutor:
Yusrinie W., S. Farm., M. Pharm., Apt.
ANGGOTA

Muhammad Irfan Fanshuri 1711111210021


Azwar Fida Maulana 1711111310009
Andi Yuyun Indah Cahyani 1711111220007
Ilham Ramadhan 1711111210013
Adela 1711111120001
Kamelia Nur Arrahmah 1711111120013
Milka Widya Sari 1711111120015
Nindica Ayu Soviarini 1711111120016
Farida 1711111220012
Vony Oktamillenia Putri 1711111220035
Rafika Cahya Fitriani 1711111320022
SKENARIO
BENJOLAN DI BIBIR BAWAH

Pasien laki-laki usia 68 tahun terdapat benjolan di bibir bawahnya sejak satu tahun yang lalu. Pasien
bekerja sebagai petani, mempunyai riwayat merokok dan mengkonsumsi alkohol selama 30 tahun. Gambaran
klinik nampak benjolan di bibir bawah dengan ukuran 3x4 cm, terdapat ulser, dan berdarah. Pada pemeriksaan
ekstra oral terdapat pembesaran kelenjar submentalis. Pasien belum menerima terapi apapun karena kondisi
finansial yang kurang mampu. Pasien kemudian dilakukan biopsi dan didapatkan hasil seperti di skenario.
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS MASALAH

Identifikasi Masalah Analisis Masalah


1. Apa diagnosa dari skenario? 1. Tumor jinak (Jangka waktu 1 tahun)
2. Apa saja etiologi dari diagnosa? 2. Kebiasaan pasien, Genetik & stress, Virus ABV, HBV dan EBV
3. Apa saja terapi pada diagnosa? 3. Radioterapi, Pembedahan, Kemoterapi
4. Bagaimana patogenesis dari diagnosa? 4. Mutasi gen, Proliferasi abnormal, Reseptor berlebihan
5. Apakah jenis kelamin dan usia berpengaruh? 5. Ya, Pekerjaan mempengaruhi juga
6. Bagaimana prognosis dari diagnosa? 6. Penanganan  Baik, Dibiarkan  Ganas, Kurangi Habbit
7. Bagaimana epidemiologi dari diagnosa? 7. Pria>Wanita, 50-70 tahun
8. Apa saja manifestasi dari diagnosa? 8. Malnutrisi, Anemia
9. Apa saja komplikasi dari diagnosa? 9. Cancer, Nekrosis
Squamous Cell Carcinoma

Diagnosis Manifestasi
Definisi Etiologi Epidemiologi Patofisiologi Penatalaksanaan Prognosis
Banding Klinis

Pemeriksaan
Terapi
Penunjang

PROBLEM TREE
1. Apa definisi dari squamous cell carcinoma?
2. Apa saja etiologi dari squamous cell carcinoma?
3. Bagaimana epidemiologi dari squamous cell carcinoma?
4. Bagaimana patofisiologi dari squamous cell carcinoma?
5. Apa saja diagnosis banding dari squamous cell carcinoma?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dan terapi dari squamous cell carcinoma?
7. Apa saja manifestasi klinis dari squamous cell carcinoma?
8. Bagaimana prognosis dari squamous cell carcinoma?

SASARAN BELAJAR
DEFINISI Karsinoma sel skuamosa adalah keganasan epitelial pada
organ-organ yang tersusun atas jaringan epitel skuamosa,
antara lain kulit, bibir, mulut, esofagus, organ-organ traktus
urinarius, prostat, paru, vagina, dan serviks. Karsinoma sel
skuamosa merupakan keganasan yang paling sering
bermetastasis
(Biddulth, 2016)

Tumor Ganas pada rongga mulut yg berasal dari epitel


mukosa 90% kanker pd rongga mulut OSCC berasal dari
mukosa epitel, paling sering di rongga mulut

(Apriasari ML, 2019)


ETIOLOGI
• Bahan karsinogenik (tembakau, alkohol)
• Paparan dengan radiasi ionisasi (sinar X,
sinar gamma, bahan radioaktif, sinar
UV/sinar matahari)
• Infeksi bakteri (sifilis), jamur
(candidiasis), dan virus (HP, EBV)
• Penyakit pada mukosa (linchen planus,
OSF)
• Keturunan/Herediter
• Iritasi kronis
• Trauma
• Defisiensi nutrisi (Vit. A,C,E dan Fe)
• Imunosupresi/penurunan sistem imun

(Gracia, 2017)(Suhartiningtyas, 2012)


EPIDEMIOLOGI
Karsinoma sel skuamosa rongga
mulut (KSSRM) adalah jenis
terbanyak untuk keganasan rongga
mulut (lebih dari 90% dari seluruh
jenis kanker rongga mulut).
Di Indonesia menurut data Analisis
Riskesdas 2007; 2-5% dari seluruh
keganasan merupakan kanker
rongga mulut, sedangkan di tahun
2012 tercatat sebanyak 5.329
penderita dan diperkirakan
meningkat sebanyak 21,5% di tahun
2020.
(Pangaribuan, 2019)
PATOFISIOLOGI

(Jain, 2019)
PATOFISIOLOGI

(Jiang, 2019)
DIAGNOSIS BANDING
Keratoakangoma

Basa Cell Carcinoma

Kutaneus granuloma

(Meldawati, 2018)
(Gracia, 2017) (Sudiono, 2018)

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Diagnosis
Meliputi pemeriksaan fisik, visual, dan palpasi untuk
mengamati ekstra/intra oral apabila terdapat adanya anomali,
dan melihat ada tidaknya keterlibatan nodul limfatik.
Penegakan diagnosa
-Toluidin blue staining 1%
-Biopsi
Gambaran HPA
adanya Displasia dan Anaplasia. Menunjukkan proliferasi sel
squamosa. Sel bersifat invasif dan dapat menyebar lebih
dalam menuju jaringan adiposa, otot, tulang, menghancurkan
pembuluh darah, sampai kemungkinan terjadinya nekrosis.
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan inspeksi dan palpasi, yaitu dengan cara
melakukan perabaan pada lesi di rongga mulut dengan
memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam mulut
Pemeriksaan Radiologi
yaitu dengan CT Scan dan MRI,metode tersebut dianggap
paling tepat untuk menetapkan stadium praterapi tumor
karena memberi informasi tentang sejauh mana letak
lesi, infiltrasi, pembuluh darah dan metastasis limpa.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

-Anamnesis
-Pemeriksaan klinis
-Toluidine blue
-Brush biopsy
-Pembedahan eksisi dan insisi
-Molecular genetic marker

(Apriasari, 2019)
TERAPI
85% 35% 65% 45%
Small Cancer
1. Curretage and Electrodessication

Kuretase jaringan kanker


Bakar jaringan dasar jaringan kanker
menggunakan electrodessicatio
(Herndon, 2016)
TERAPI
85% 35% 65% 45% 2. Laser Therapy
3. Freezing

Kuret jaringan kanker


Menahan pertumbuhan sel kanker
menggunakna cairan nitrogen
(Herndon, 2016)
TERAPI
4. Photodynamic Therapy

85% 35% 65% 45%

Kombinasi dengan photosensitizing drugs


lalu diberi cahaya photodynamic
Photosensitizing drugs adalah obat yang
sensitif terhadap cahaya sehingga
terjadi penghancuran sel kanker
melalui sinar photodynamic
(Herndon, 2016)
(Herndon, 2016)

TERAPI
Moderat Cancer
85% 35% 65% 45% 1. Simple eksisi

Memotong jaringan kanker beserta


jaringan sehat
Jaringan sehat yang dipotong
digunakan untuk sampel kontrol
positif dari jaringan kanker
TERAPI
2. Mohs surgery

85% 35% 65% 45%

Mengambil jaringan layer per layer


Setiap layer yang diambil dilakukan
pemeriksaan melalui mikroskop
Operasi dihentikan apabila layer yang
diambil tidak ditemukan sel yang
abnormal
(Herndon, 2016)
TERAPI
85% 35% 65% 45%
3. Radiation therapy
Menggunakan X-Rays dan proton untuk
membunuh sel
Biasanya digunakan setelah penderita
menjalani operasi atau ketika resiko
kanker lebih tinggi
Bisa dijadikan sebagai pilihan untuk
penderita yang tidak ingin menjalani
operasi

(Herndon, 2016)
TERAPI
85% 35% 65% 45% Large Cancer
1. Kemoterapi kombinasi targeted drug
Kemoterapi perlu obat yang kuat untuk
membunuh sel abnormal
Hal ini dilakukan ketika kanker telah
menyerang pada nodus lymph atau
spreading yang besar

2. Immunotherapy
Pengobatan yang digunakan untuk
menguatkan sistem imun yang turun atau
immunocompromise

(Herndon, 2016)
MANIFESTASI
KLINIS

Pertumbuhan eksofitik (lesi


superfisial) dapat berbentuk
bunga kol atau kapiler dan
mudah berdarah. Endofitik yaitu
adanya batas tegas antara lesi
dan jaringan normal, invasinya
dapat merusak tulak, dan
menimbulkan nyeri. Gambaran
radiografi nya radiolusen.
(Speight, 2018)
MANIFESTASI
KLINIS
-Tahap awal :
Asimtomatis
Kemerahan tanpa rasa sakit
Plak putih
Persisten ulserasi (dalam 10 hari)
Erosi dengan krusta
-Tahap akhir :
Pembesaran dan indurasi
Perubahan warna
Ulserasi dengan batas irregular
tanpa rasa sakit
Kerusakan periodontal
Pembesaran limfe node (Apriasari, 2019)
MANIFESTASI
KLINIS
Makroskopik :
Exophytic (pembentukkan
massa)
Endophytic (berlubang dan
ulserasi, bentuk tidak teratur,
ulserasi, mukosa warna merah
atau putih)
Leukoplakia (bercak putih)
Erythroplakia (bercak merah)
Erythroleukoplakia (kombinasi
bercak merah dan putih)

(Zyl, 2012)
MANIFESTASI
KLINIS
Mikroskopis :
Hiperkromasi
Nukleus pleiomorfik
Pembentukan keratin pearl
Hilangnya jembatan antar sel
Adanya komponen invasive,
terlihat pulau tumor

(Speight, 2018)
PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada lokasi , stadium dan
ada tidaknya metastasis. Tumor jenis pada lidah
lebih ganas dibandingkan pada bibir, karena
lidah mengandung lebih banyak pembuluh
darah dan getah bening. Lidah selalu bergerak
dan derajat keganasannya tinggi jika
dibandingkan pada bibir bawah. Karsinoma
memiliki prognosis lebih baik jika dibandingkan
pada lidah. Faktor yang memperburuk
prognosis yaitu: skala karnofsky tingkat rendah,
pola sel yang daya kohesifnya hilang, tidak
beraturan, infiltrat atau invasif dan sel sudah
menyebar luas dengan gambaran mikroskopis
berbentuk pola pertumbuhan verukosa tidak
teratur.

(Sudiono, 2008)
DAFTAR PUSTAKA
Apriasari ML. 2019. Ulserasi Mukosa Mulut. Yogyakarta : Pustaka Panasea.
Gracia I et al. Epidemiologic Profile of Oral Squamous Cell Carsinoma In Yogyakarta, Indonesia. Padjajaran Journal of
Dentistry. 2017; 29(1):32-37.
Herndon J. Steve Kim MD. Squamous Cell Cancer. Healthline. 2016.
Medawati A. Karsinoma Sel Squamousa Sebaga Salah Satu Kanker Rongga Mulut dan Penatalaksanaannya.UMY; 16 (1).
2018
Jiang X, et al. Tobacco and Oral Squamous Cell Carcinoma: A Review of Carcinogenic Pathways. Tobacco Induced Disease.
2019.
Mohan V, Hardianto A, Rizki KA. Case Report: Squamous Cell Carcinoma. Dr. Hasan General Hospital Universitas
Padjajaran. 2016.
Speight PM, Farthing PM. 2018. The Pathology of Oral Cancer. British Dental Journal. 225(9)
Sudiono J. 2018. Mukosa Mulut: Penyembuhan Luka, Keadaan Jinak, Praganas, dan Ganas. Jakarta: Sagung Seto.
Sudiono J. Pemeriksaan Patologis untuk Diagnosis Neoplasma Mulut. Jakarta: EGC; 2008.
Zyl AW. 2012. Clinical Features of Oral Cancer. SADJ. 67(10) : 556-569.
Jain, Anshi. 2019. Molecular Pathogenesis of Oral Squamous Cell Carcinoma. Departement of Oral Pathology
and Microbiology: India
Thank You

Anda mungkin juga menyukai