Cell
Carcinoma
KELOMPOK 7
Pembimbing Tutor:
Yusrinie W., S. Farm., M. Pharm., Apt.
ANGGOTA
Pasien laki-laki usia 68 tahun terdapat benjolan di bibir bawahnya sejak satu tahun yang lalu. Pasien
bekerja sebagai petani, mempunyai riwayat merokok dan mengkonsumsi alkohol selama 30 tahun. Gambaran
klinik nampak benjolan di bibir bawah dengan ukuran 3x4 cm, terdapat ulser, dan berdarah. Pada pemeriksaan
ekstra oral terdapat pembesaran kelenjar submentalis. Pasien belum menerima terapi apapun karena kondisi
finansial yang kurang mampu. Pasien kemudian dilakukan biopsi dan didapatkan hasil seperti di skenario.
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS MASALAH
Diagnosis Manifestasi
Definisi Etiologi Epidemiologi Patofisiologi Penatalaksanaan Prognosis
Banding Klinis
Pemeriksaan
Terapi
Penunjang
PROBLEM TREE
1. Apa definisi dari squamous cell carcinoma?
2. Apa saja etiologi dari squamous cell carcinoma?
3. Bagaimana epidemiologi dari squamous cell carcinoma?
4. Bagaimana patofisiologi dari squamous cell carcinoma?
5. Apa saja diagnosis banding dari squamous cell carcinoma?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dan terapi dari squamous cell carcinoma?
7. Apa saja manifestasi klinis dari squamous cell carcinoma?
8. Bagaimana prognosis dari squamous cell carcinoma?
SASARAN BELAJAR
DEFINISI Karsinoma sel skuamosa adalah keganasan epitelial pada
organ-organ yang tersusun atas jaringan epitel skuamosa,
antara lain kulit, bibir, mulut, esofagus, organ-organ traktus
urinarius, prostat, paru, vagina, dan serviks. Karsinoma sel
skuamosa merupakan keganasan yang paling sering
bermetastasis
(Biddulth, 2016)
(Jain, 2019)
PATOFISIOLOGI
(Jiang, 2019)
DIAGNOSIS BANDING
Keratoakangoma
Kutaneus granuloma
(Meldawati, 2018)
(Gracia, 2017) (Sudiono, 2018)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Diagnosis
Meliputi pemeriksaan fisik, visual, dan palpasi untuk
mengamati ekstra/intra oral apabila terdapat adanya anomali,
dan melihat ada tidaknya keterlibatan nodul limfatik.
Penegakan diagnosa
-Toluidin blue staining 1%
-Biopsi
Gambaran HPA
adanya Displasia dan Anaplasia. Menunjukkan proliferasi sel
squamosa. Sel bersifat invasif dan dapat menyebar lebih
dalam menuju jaringan adiposa, otot, tulang, menghancurkan
pembuluh darah, sampai kemungkinan terjadinya nekrosis.
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan inspeksi dan palpasi, yaitu dengan cara
melakukan perabaan pada lesi di rongga mulut dengan
memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam mulut
Pemeriksaan Radiologi
yaitu dengan CT Scan dan MRI,metode tersebut dianggap
paling tepat untuk menetapkan stadium praterapi tumor
karena memberi informasi tentang sejauh mana letak
lesi, infiltrasi, pembuluh darah dan metastasis limpa.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
-Anamnesis
-Pemeriksaan klinis
-Toluidine blue
-Brush biopsy
-Pembedahan eksisi dan insisi
-Molecular genetic marker
(Apriasari, 2019)
TERAPI
85% 35% 65% 45%
Small Cancer
1. Curretage and Electrodessication
TERAPI
Moderat Cancer
85% 35% 65% 45% 1. Simple eksisi
(Herndon, 2016)
TERAPI
85% 35% 65% 45% Large Cancer
1. Kemoterapi kombinasi targeted drug
Kemoterapi perlu obat yang kuat untuk
membunuh sel abnormal
Hal ini dilakukan ketika kanker telah
menyerang pada nodus lymph atau
spreading yang besar
2. Immunotherapy
Pengobatan yang digunakan untuk
menguatkan sistem imun yang turun atau
immunocompromise
(Herndon, 2016)
MANIFESTASI
KLINIS
(Zyl, 2012)
MANIFESTASI
KLINIS
Mikroskopis :
Hiperkromasi
Nukleus pleiomorfik
Pembentukan keratin pearl
Hilangnya jembatan antar sel
Adanya komponen invasive,
terlihat pulau tumor
(Speight, 2018)
PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada lokasi , stadium dan
ada tidaknya metastasis. Tumor jenis pada lidah
lebih ganas dibandingkan pada bibir, karena
lidah mengandung lebih banyak pembuluh
darah dan getah bening. Lidah selalu bergerak
dan derajat keganasannya tinggi jika
dibandingkan pada bibir bawah. Karsinoma
memiliki prognosis lebih baik jika dibandingkan
pada lidah. Faktor yang memperburuk
prognosis yaitu: skala karnofsky tingkat rendah,
pola sel yang daya kohesifnya hilang, tidak
beraturan, infiltrat atau invasif dan sel sudah
menyebar luas dengan gambaran mikroskopis
berbentuk pola pertumbuhan verukosa tidak
teratur.
(Sudiono, 2008)
DAFTAR PUSTAKA
Apriasari ML. 2019. Ulserasi Mukosa Mulut. Yogyakarta : Pustaka Panasea.
Gracia I et al. Epidemiologic Profile of Oral Squamous Cell Carsinoma In Yogyakarta, Indonesia. Padjajaran Journal of
Dentistry. 2017; 29(1):32-37.
Herndon J. Steve Kim MD. Squamous Cell Cancer. Healthline. 2016.
Medawati A. Karsinoma Sel Squamousa Sebaga Salah Satu Kanker Rongga Mulut dan Penatalaksanaannya.UMY; 16 (1).
2018
Jiang X, et al. Tobacco and Oral Squamous Cell Carcinoma: A Review of Carcinogenic Pathways. Tobacco Induced Disease.
2019.
Mohan V, Hardianto A, Rizki KA. Case Report: Squamous Cell Carcinoma. Dr. Hasan General Hospital Universitas
Padjajaran. 2016.
Speight PM, Farthing PM. 2018. The Pathology of Oral Cancer. British Dental Journal. 225(9)
Sudiono J. 2018. Mukosa Mulut: Penyembuhan Luka, Keadaan Jinak, Praganas, dan Ganas. Jakarta: Sagung Seto.
Sudiono J. Pemeriksaan Patologis untuk Diagnosis Neoplasma Mulut. Jakarta: EGC; 2008.
Zyl AW. 2012. Clinical Features of Oral Cancer. SADJ. 67(10) : 556-569.
Jain, Anshi. 2019. Molecular Pathogenesis of Oral Squamous Cell Carcinoma. Departement of Oral Pathology
and Microbiology: India
Thank You