Anda di halaman 1dari 22

STUDI KELAYAKAN BISNIS

“BAKSO GRANAT BAMBU WULUNG


(CABANG KALIBEBER)””

DISUSUN OLEH (AKUNTANSI 2/ SEMESTER 7) :


1. HELMI AYUNTARI 2016100051
2. RAHAYU WIDYANINGSIH 2016100058
Profil Usaha

 Nama Usaha : Bakso “Granat Bambu Wulung”


 Nama pemilik : Bapak Nur Sigit
 Bidang Usaha : Kuliner
 Alamat : Jln. Raya. Kalibeber. Km. 03. Ngebrak.
Wonosobo
 Berdiri : Pada tahun 2009
 Jumlah Karyawan : 4 Orang
: 2 orang Pramusaji, 1 orang juru masak, dan 1
orang kasir
 Pusat : Rowopeni
 Cabang : Banjarnegara, Krasak, dan Kalibeber
Aspek Pasar dan pemasaran

1. Aspek Pasar
Melakukan kajian aspek pasar dengan menganalisis pasar potensial
yang akan dimasuki oleh produk yang dihasilkan, yaitu :
a. Permintaan
Dalam hal kuliner, umumnya konsumen ingin mencoba hal yang baru,
yang harus diperhatikan agar konsumen tetap setia membeli produk
adalah rasa yang enak dan sesuai dengan selera masyarakat
Wonosobo.”Bakso Granat Bambu Wulung” selalu berusaha menjaga
kualitas produk bakso agar konsumen yang menyukai rasa produk
tetap menyukai cita rasa produk dan menjadi konsumen setia dan
untuk menjaga tingkat permintaan agar tidak menurun.
b. Penawaran
Mengingat besarnya peluang dalam usaha kuliner, maka kedai ini
akan memberikan penawaran yang menarik bagi konsumen. Sesuai
dengan konsep utama yaitu menyediakan berbagai varian menu
bakso dan mie ayam, hal ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi
para konsumen, selain itu kedai memberikan harga yang terjangkau
dan tempat yang nyaman bagi konsumen.
2. Aspek Pemasaran
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar berarti membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli
yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing mix yang
berbeda pula. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasi pasar adalah
sebagai berikut:
 Aspek geografis. Karena sasaran kami adalah kalangan muda dan dewasa
yang suka berkumpul dengan teman-teman, maka “Bakso Granat Bambu
Wulung” berada di sekitar kampus Universitas Sains AL-Qur’an yang merupakan
tempat berkumpulnya kalangan muda dan dewasa.
 Aspek Demografis. Bakso merupakan makanan yang diminati oleh kalangan
muda dan dewasa tanpa membedakan jenis kelamin.
 Aspek Psikografis. Dengan harga yang terjangkau “Bakso Granat Bambu
Wulung” bisa dinikmati semua kalangan, dari kalangan bawah sampai
kalangan atas.
 Aspek Perilaku. Produk yang ditawarkan oleh usahawan sangat dipengaruhi
oleh perilaku konsumen. Konsumen akan mencari produk yang diinginkan jika
mereka merasa butuh dan ingin untuk membeli serta jika memiliki kesempatan
untuk membeli. Karena kesempatan konsumen yang berbeda-beda, dengan
demikian “Bakso Granat Bambu Wulung” buka dari pukul 08.00 WIB sampai
21.00 WIB.
b. Menetapkan Pasar Sasaran (Targeting)
Targeting adalah melakukan evaluasi keaktifan setiap segmen,
kemudian memilih satu atau lebih segmen pasar yang dilayani. Target
dari “Bakso Granat Bambu Wulung” mencakup kalangan muda dan
dewasa.
c. Menentukan Posisi Pasar
Penentuan posisi pasar dilakukan setelah menentukan segmen mana
yang akan dimasuki, maka harus pula menentukan posisi mana yang
akan ditempati dalam segmen tersebut. Posisi pasar dari “Bakso
Granat Bambu Wulung” adalah menciptakan image di benak
konsumen sebagai kedai yang menjual beraneka ragam menu bakso
dan mie ayam.
Aspek Teknis atau Operasi

Dalam aspek ini terdapat tiga masalah pokok yang dihadapi sebuah
usaha, yaitu :
a. Masalah Penentuan Posisi Lokasi Usaha
Adapun lokasi yang dirasa cukup potensial atau menjajikan sebagai
tempat didirikannya kedai “Bakso Granat Bambu Wulung” yaitu Jln.
Raya. Kalibeber. Km. 03. Ngebrak. Wonosobo. Hal ini dikarenakan
lokasi tersebut dinilai cukup strategis karena lokasinya terletak
tepatnya didekat kampus Universitas Sains Al-Qur’an dan ditunjang
lagi dengan keberadaan didekat kos-kosan para mahasiswa.
b. Masalah Desain
Masalah desain akan mencakup perancangan fasilitas operasi yang
akan digunakan, seperti lokasi usaha. Lokasi usaha harus
memperhatikan lokasi pasar dan bahan baku yang tersedia. “Bakso
Granat Bambu Wulung” berada di sekitar kampus Universitas Sains Al-
Qur’an yang dekat dengan pasar tradisional Kalibeber yang
menyediakan bahan baku yang dibutuhkan dalam membuat bakso
dan mie ayam.
c. Masalah Operasional
Masalah operasional biasanya timbul pada saat proses produksi sudah
berjalan. Meliputi rencana produksi, untuk usaha ini pembuatan bakso
dan mie ayam sesuai dengan pesanan yang diminta konsumen.
Rencana persediaan, untuk persediaan bahan baku, “Bakso Granat
Bambu Wulung” menggunakan metode FIFO, yaitu bahan baku yang
pertama masuk maka itulah yang akan pertama diolah sesuai
keinginan konsumen. Pengawasan kualitas produk, dilakukan dengan
menggunakan bahan baku yang masih segar dan dengan menjaga
kebersihan dalam mengolah bahan baku tersebut, hal ini sangat
diperlukan untuk kepuasan konsumen.
Aspek Manajemen atau Organisasi

1. Aspek Manajemen
Dalam manajemen banyak sekali fungsi-fungsi manajemen yang
dikemukakan oleh para ahli, di sini “Bakso Granat Bambu Wulung”
menggunakan fungsi manajemen zero defect, dengan uraian sebagai
berikut:
a. Planning (Perencanaan)
“Bakso Granat Bambu Wulung” memiliki tujuan memenuhi kebutuhan
konsumen atas beraneka ragamnya bakso dan mie ayam, tujuan ini
dapat dicapai dengan adanya perencanaan yang matang.
Perencanaan yang dibuat “Bakso Granat Bambu Wulung” yaitu, untuk
menarik minat konsumen akan melakukan promosi melalui media
elektronik. Untuk bahan baku yang digunakan menyuplai dari pasar
tradisional Kalibeber, tentunya dengan memilih bahan ku yang berkualitas
baik. Dan untuk kebutuhan karyawan, dilakukan perekrutan yang ketat
dan training selama 3 bulan, hal ini dilakukan agar mendapat karyawan
yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Doing (Melakukan)
Berarti melakukan uji coba terhadap perencanaan yang telah dibuat.
Dalam perencanaan terdapat tiga poin utama, yaitu promosi, bakan
baku dan karyawan. Dalam hal promosi, mengunakan media elektronik
berupa media sosial seperi facebook dan instagram. Untuk bahan baku,
dilakukan survei pasar untuk menentukan lokasi mana yang menyediakan
bahan baku kualitas terbaik dengan harga yang rendah. Untuk karyawan,
akan diberikan pelatihan mengenai menu-menu apa yang akan disajikan
kepada konsumen, serta mereka akan dites mengenai kreativitas dan
imajinasi dalam membuat menu baru.
c. Check (Pengecekan)
Berarti pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai dengan
yang diinginkan. Pengecekan ini lebih ditekankan pada produk yang
akan dihasilkan, apakah sudah sesuai standar atau tidak.
d. Acting (Produksi)
Berarti menindak lanjuti atas apa yang didapat pada proses
pengecekan. Apabila terdapat kesalahan pada produk yang sudah
melawati proses pengecekan, maka akan mengkaji pada bagian mana
yang kurang, dan akan diperbaiki sehingga tidak merugikan konsumen.
2. Aspek Organisasi
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, “Bakso Granat Bambu Wulung”
mempekerjakan kurang lebih 4 orang karyawan dengan rincian dan spesifikasi
sebagai berikut:
• 1 orang Koki
Bertanggung jawab dalam kegiatan produksi “Bakso Granat Bambu Wulung”.
Seorang koki haruslah memiliki kemampuan memasak serta memiliki daya
kreativitas yang tinggi untuk memenuhi keinginan konsumen.
• 2 orang Pramusaji
Bertanggung jawab untuk melayani setiap konsumen yang datang di “Bakso
Granat Bambu Wulung”.
• 1 orang kasir
Bertanggung jawab untuk melayani setiap transaksi pembayaran yang dilakukan
oleh konsumen di “Bakso Granat Bambu Wulung”.
Aspek Keuangan
Tujuan menganalisis aspek keuangan adalah untuk menentukan rencana investasi
melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan
pengeluaran dan pendapatan. Berikut merupakan penjelasan mengenai aspek
keuangan pada “Bakso Granat Bambu Wulung”:
 Perkiraan Masa Pakai :
* Gerobak : 5 tahun
* Peralatan masak: 3 tahun
* Peralatan makan : 2 tahun
* Perlengkapan lain-lain : 1 tahun
 Biaya Investasi :
Sewa gedung : Rp. 60.000.000/5 tahun
Gerobak : Rp 3.000.000,00
Peralatan masak : Rp 1.500.000,00
Peralatan makan : Rp 1.000.000,00
Perlengkapan lain-lain : Rp 10.000.000,00
Total investasi : Rp 74.500.000,00
 Pemasukan :
Penjualan Bakso Granat : 20 porsi x Rp. 15.000,00 x 30 hari = Rp. 9.000.000,00
Penjualan Bakso Biasa : 20 porsi x Rp. 13.000 x 30 = Rp. 7.800.000
Penjualan mie ayam : 15 porsi x Rp 10.000,00 x 30 hari = Rp 4.500.000,00
Penjualan Mie Ayam Bakso : 10 x Rp. 20.000 x 30 hari = Rp. 6.000.000
Penjualan minuman es teh : 35 x Rp. 3.000,00 x 30 hari = Rp. 3.150.000
Penjualan minuman es jeruk : 30 x Rp. 4.000 x 30 hari =Rp. 3.600.000
Total Pemasukan : Rp. 9.000.000,00 + Rp. 7.800.000 + Rp. 4.500.000,00 + Rp. 6.000.000 +
Rp. 3.150.000 + Rp. 3.600.000 = Rp. 34.050.000
 Pengeluaran :
• Biaya Tetap
Gaji karyawan: Rp. 1.500.000,00 x 4 orang : Rp. 6.000.000
Biaya sewa gedung : Rp. 60.000.000 / 5 tahun : 5 tahun : Rp. 12.000.000
Rp. 12.000.000 : 12 bulan = Rp. 1.000.000 / bulan
Penyusutan gerobak : (1/60 x Rp 3.000.000,00) = Rp. 50.000,00
Penyusutan peralatan masak : (1/36 x Rp 1.500.000,00) = Rp. 42.000,00
Penyusutan peralatan makan : (1/24 x Rp 1.000.000,00) = Rp. 42.000,00
Penyusutan perlengkapan lain-lain : (1/12 x Rp 10.000.000,00) Rp. 833.333,00
Total biaya tetap : Rp 7.967.333
• Biaya Variabel
Daging sapi : 3 kg x Rp. 130.000 x 30 hari = Rp. 11.700.000
Mie : 3 kg x Rp. 10.000,00 x 30 hari = Rp. 900.000,00
Ayam : 1 ekor x Rp. 25.000 x 30 hari = Rp. 750.000,00
Sawi dan bumbu : Rp. 10.000,00 x 30 hari = Rp. 300.000,00
Cabai : 1kg x Rp. 50.000 x 30 hari = Rp. 1.500.000
Kecap : Rp. 8.000,00 x 10 kali = Rp. 80.000,00
Saos : Rp. 8.000,00 x 10 kali = Rp. 80.000,00
Gas : Rp 16.000,00 x 10 kali) = Rp. 160.000,00
Jerukdan teh : Rp.15.000 x 30 hari = Rp. 450.000
Total biaya variabel : Rp. 15.920.000
Total biaya operasional : Rp. 7.967.333 + Rp. 15.920.000= Rp. 23.887.333
 Keuntungan
Rp. 34.050.000– Rp. 23.887.333= Rp. 10.162.667
 Revenue Cost Ratio (R/C)
Total penerimaan : total biaya operasional
Rp. 34.050.000: Rp. 23.887.333= 1,425
 Pay Back Period
(Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
(Rp 74.500.000,00 : Rp. 10.162.667,00) x 1 bulan = 7,3 bulan.
Aspek Ekonomi dan Sosial

Dampak aspek ekonomi yang ditimbulkan dari usaha “Bakso Granat


Bambu Wulung” adalah sebagai berikut:
a. Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga dengan membuka
lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus mengurangi
pengangguran, sehingga pendapatan keluarga akan meningkat.
“Bakso Granat Bambu Wulung” mempekerjakan 4 orang karyawan
yang berarti telah mengurangi jumlah pengangguran dan
meningkatkan 4 keluarga yang memberikan pengaruh positif pada
keluarga tersebut.
b. Menggali, mengatur dan menggunakan ekonomi sumber daya alam
melalui penggunaan lahan yang efisien dan efektif.
c. Meningkatkan perekonomian pemerintah lokal melalui menambah
peluang dan kesempatan kerja, pemerataan pendistribusian
pendapatan, peningkatan pendapatan asli daerah, serta
memperoleh pendapatan berupa pajak dari usaha yang dikelola
perusahaan.
Dampak sosial dengan adanya usaha “Bakso Granat Bambu Wulung”
adalah sebagai berikut:
a. Adanya perubahan demografi melalui perubahan komposisi
tenaga kerja. Dengan adanya usaha ini, kami dapat
meningkatkan partisipasi angkatan kerja dan juga menurunkan
tingkat pengangguran yang ada di Wonosobo.
b. Perubahan budaya melalui terjadinya perubahan sikap dan
persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
Aspek Legal (Hukum)
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk membuat “Bakso Granat Bambu Wulung” ini di daerah
setempat terbagi atas dua bagian, yaitu Izin Usaha dan Izin Lokasi.
a. Izin Usaha
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mendapatkan izin usaha perdagangan adalah:
• Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat,
• Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP),
• Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama pemilik usaha, dan
• Surat Izin Tempat Usaha (SITU).
b. Izin Lokasi
Untuk mendapatkan Surat Izin Lokasi Usaha, dokumen-dokumen yang dibutuhkan adalah:
• Surat Izin Usaha,
• Surat Akte Tanah,
• Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
• Surat Pajak Bumi dan Bangunan,
• Surat Rekomendasi dari Tetangga,
• Surat Rekomendasi dari RT/RW,
• Surat Rekomendasi dari Kecamatan, dan
• KTP pemilik usaha.
Aspek Lingkungan

Semua usaha pasti akan memiliki dampak terhadap sekitarnya, sehingga setiap usaha
tidak terkecuali “Bakso Granat Bambu Wulung” berkewajiban melaksanakan upaya
menyeimbangkan dan mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan.
“Bakso Granat Bambu Wulung” merupakan usaha dalam bidang kuliner memiliki limbah
berupa limbah padat yang berasal dari sisa-sisa bahan makanan dan limbah cair. Untuk
mengatasi limbah tersebut kedai ini melakukan beberapa upaya, yaitu:
a. Untuk limbah padat, diisahkan antara yang organik dan non organik. Limbah
organik akan dimanfaatkan untuk membuat pupuk dan limbah non organik akan
dibuang di tempat pembuangan akhir.
b. Untuk limbah cair, dipengelolaan air limbah secara kimia, yaitu dengan melakukan
langkah-langkah berikut:
• Bak cuci piring hanya digunakan untuk mencuci piring dan perabot makan serta
perabot masak,
• Tidak membuang sisa minyak ke bak cuci piring,
• Memperhatikan aliran air yang masuk ke saluran pembuangan, dan
• Menghindari membuang air bertemperatur tinggi ke saluran pembuangan.
TERIMAKASIH
Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pengkajian Studi Kelayakan Bisnis ditinjau dari


aspek hukum, aspek pasardan pemasaran, aspek keuangan, aspek
teknis atau operasi, aspek manajemen atau organisasi, aspek
ekonomi sosial, dan aspek dampak lingkungan bahwa usaha kedai
“Bakso Granat Bambu wulung” ini layak untuk dijalankan karena
mampu menghasilkan laba yang diinginkan dan mampu mengatasi
hambatan yang disebabkan oleh aspek-aspek diatas menggunakan
solusi yang tepat.

Daftar pustaka

 http://ideolicious.blogspot.com/2015/09/studi-kelayakan-
bisnis.html?m=1
 http://robbinadani.blogspot.com/2015/04/makalah-studi-
kelayakan-usaha.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai