0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
75 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek perlindungan sumber daya alam, termasuk konservasi sumber daya alam hayati, perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, pemanfaatan sumber daya alam secara lestari, dan jenis-jenis perlindungan alam.
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek perlindungan sumber daya alam, termasuk konservasi sumber daya alam hayati, perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, pemanfaatan sumber daya alam secara lestari, dan jenis-jenis perlindungan alam.
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek perlindungan sumber daya alam, termasuk konservasi sumber daya alam hayati, perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, pemanfaatan sumber daya alam secara lestari, dan jenis-jenis perlindungan alam.
Syahda Agustian Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.(Pasal 1 angka 2 UU No.5 Th. 1990) Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan Sistem penyangga kehidupan merupakan satu proses alami dari berbagai unsur hayati dan non hayati yang menjamin kelangsungan kehidupan makhluk. Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut Pemerintah menetapkan: 1. wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan; 2. pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan; 3. pengaturan cara pemanfaatan wilayah pelindungan sistem penyangga kehidupan. Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Dan Satwa Beserta Ekosistemnya Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa bertujuan untuk: a. menghindarkan jenis tumbuhan dan satwa dari bahaya kepunahan; b. menjaga kemurnian genetik dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa; c. memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem yang ada; agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia secara berkelanjutan.
Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilakukan melalui upaya:
a. penetapan dan penggolongan yang dilindungi dan tidak dilindungi; b. pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa serta habitatnya; c. pemeliharaan dan pengembangbiakan. Pemanfaatan Secara Lestari Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan: a. pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam; b. pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar.
Yang dimaksud dengan kondisi lingkungan adalah potensi
kawasan berupa ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam, kekhasan jenis tumbuhan dan satwa, dan peninggalan budaya yang berada dalam kawasan tersebut. Jenis Perlindungan Alam Berdasar Tujuannya.
Perlindungan Alam Umum
Perlindungan Alam Khusus
Perlindungan Alam Umum Perlindungan alam umum ini merupakan suatu tindakan untuk melindungi flora, fauna, dan tanah dari suatu ekosistem. Perlindungan alam umum ini diklasifikasikan menjadi:
1. Perlindungan alam ketat (perlindungan dilakukan secara ketat tanpa
adanya campur tangan manusia, contohnya Cagar Alam Sancang di Garut) 2. Perlindungan alam terbimbing (perlindungan alam yang dibina oleh para ahli konservasi misalnya di Kebun Raya Bogor) 3. Taman nasional (perlindungan alam yang memiliki berbagai tujuan dengan sistem zonasi, misalnya Taman Nasional Baluran di Jawa Timur) Perlindungan Alam Khusus Perlindungan alam dengan tujuan tertentu misalnya: • Perlindungan geologi (perlindungan yang bertujuan untuk melindungi formasi geologi tertentu) • Perlindungan alam botani (bertujuan melindungi komunitas tumbuhan tertentu) • Perlindungan alam zoologi (bertujuan untuk melindungi hewan langka atau hewan yang hampir punah) • Perlindungan alam antropologi (bertujuan untuk melindungi suku bangsa di daerah remote, misalnya suku Asmat di Irian Jaya dan suku Badui di Banten) • Perlindungan pemandangan alam (bertujuan untuk melindungi keindahan alam suatu daerah, misalnya Lembah Sianok di Sumatera Barat) • Perlindungan monumen alam (bertujuan untuk melindungi benda-benda alam tertentu, misalnya stalaktit atau stalagmit di gua) • Perlindungan suaka margasatwa (bertujuan untuk melindungi hewan yang terancam punah, misalnya harimau, badak, atau gajah) • Perlindungan hutan (bertujuan untuk memberi manfaat hidro orologis bagi daerah sekitarnya) • Perlindungan ikan (bertujuan untuk melindungi spesies ikan yang terancam punah) Pengelolaan dan Perlindungan Hutan dan Tanah Perlindungan hutan merupakan usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama serta penyakit dan mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan. Ruang lingkup perlindungan hutan: 1. Perlindungan terhadap kawasan hutan 2. Perlindungan terhadap tanah hutan 3. Perlindungan terhadap kerusakan hutan 4. Perlindungan terhadap hasil hutan Penyebab Kerusakan Hutan Kerusakan hutan di Indonesia berdasarkan pelaku atau sumber penyebab dapat digolongkan menjadi:
1. Kerusakan antropogenik: kerusakan hutan yang disebabkan oleh
perbuatan manusia secara langsung maupun tidak langsung, serta kerusakan hutan yang disebabkan oleh ternak. 2. Kerusakan biotik: kerusakan hutan yang disebabkan oleh hama, penyakit dan gulma. 3. Kerusakan abiotilk: kerusakan hutan yang disebabkan oleh petir, banjir, tanah longsor dan lain-lain.