Anda di halaman 1dari 20

Asuahan Keperawatan Kritis

Pada Pasien GGK


Dengan Post Hemodialisis

A template for students to complete digital trading cards about famous


people or places in reference to a particular topic.
Konsep Keperawatan Kritis

American Association of Critical Care Nurses


(AACN, 2012)
Asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan
penatalaksanaan respon manusia terhadap penyakit
aktual atau potensial yang mengancam kehidupan.
Konsep Keperawatan Kritis
Perawatan kritis fokus pada penyakit yang kritis atau
pasien yang tidak stabil.

“waktu adalah vital” Primary survey terhadap


suatu kondisi krusial mencari jalan keluar.

Di RS ruang perawatan kritis : IGD, ICU/ICCU


Pengertian

Gagal ginjal kronik (cronic renal failure) adalah


kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal dan di
tandai dengan uremia(urea dan limbah nitrogen
lainnya yang beredar dalam darah serta
komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau
tansplantasi ginjal) (Nursalam, 2002).
Proses Asuhan keperawatan

• PENGKAJIAN
• ANALISA DATA
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
• INTERVENSI
• IMPLEMENTASI
• EVALUASI
Pengkajian
• Identitas
• Keluhan utama
• Alasan masuk icu Kriteria pasien masuk ICU, indikasi
SPO
• Riwayat kesehatan
• Primery Suvey
 C ( Circulation ) : kaji tanda2 shok, TD, nadi cepat dan
lemah, akral dingin, CRT > 2 detik.
 A ( Air way ) kaji sumbatan jalan nafas total atau partial
 B ( Breathing ) control ventilasi
 D ( Disability) status neurologis, GCS
 Exposure kaji seluruh anggota tubuh, hipotermi ?
Pengkajian
• Secondary Survey head to toe
• Tertiery Survey Pemeriksaan Penunjang
-Laboratorium : darah rutin , ureum, kretinin
meningkat, elektrolit terjadi penurunan /
peningkatan.
- Radiologi, USG :pembesaran jantung, batu
saluran kencing, gambaran keadaan ginjal
- EKG : pembesaran jantung , gangguan irama,
hiperkalemia.
Masalah Keperawatan
1. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi
mengenai prosedur HD
2. Risiko infeksi berhubungan dengan akses langsung pada aliran darah
sekunder akibat akses vaskular
3. Mual berhubungan dengan gangguan biokimia (uremia)
4. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan ultrafiltrasi,
pembatasan cairan
5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan pemasukan aliran dgn
cepat selama dialisa
6. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan (uremia), pembatasan diet, hilangnya protein selama
dialisis
7. Resiko Hipertensi/Hipotensi
8. Resiko Hemoragi
9. Resiko Ketidakseimbangan Elektroli
Intervensi
• Kaji tingkat pengetahuan klien tentang tindakan yang akan
diberikan
• Lakukan teknik aseptik
• Ukur semua sumber pemasukan dan pengeluaran.
• Awasi konsumsi makanan/cairan dan hitung masukan kalori per
hari
• Pantau tekanan darah dan bandingkan serta laporkan hasilnya
dengan yang diambil sebelumnya
• Kolaborasi pemberian obat antihipertensi
• Pantau tanda-tanda perubahan sirkulasi kejaringan perifer (CRT
dan sianosis)
• Pantau hemoglobin, hematokrit, jumlah sel darah merah,
trombosit, PT, PTT, dan nilai BUN
• Kolaborasi pemberian obat untuk menurunkan nilai kalium
Manajemen Pasien Post Hemodialisis
PENGERTIAN
• Hemodialisis berasal dari kata “hemo”
artinya darah, dan “dialisis ” artinya pemisahan
zat-zat terlarut.
• Hemodialisis berarti proses pembersihan darah
dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan
di luar tubuh.
• Hemodialisis menggunakan ginjal buatan
berupa mesin dialisis.
• Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah
‘cuci darah’
Critical Point
Efek Samping yang perlu diwaspadai

• Resiko terjadinya Syok


• Resiko terjadinya Infeksi
• Resiko rupture pembuluh darah
• Resiko terjadi perdarahan
• Resiko udema paru saat transfusi
• Resiko alergi akibat transfusi
• Resiko GDS tdk stabil (Hipoglikemia)

Perlu adanya strategi pencegahan….


Resiko terjadinya Syok
• Monitor TTV intra dan pasca HD
• Nilai EWS secara periodic, patuhi skala eskalasinya
• Atur laju/ kecepatan filtrasi disesuaikan dengan
kemampuan pasien shg perubahan status cairan
tubuh tidak mengganggu hemodinamik
• Persiapan pemberian inotropic, bila trend TD mulai
turun
• Bila TD tidak bisa dikendalikan, pertimbangkan
untuk menghentikan proses HD sementara waktu
• Konsultasikan dengan TIM medis utk rencana
asuhan selanjutnya
Resiko terjadinya Infeksi
• Pastikan prosedur insersi menggunakan Teknik
aseptic
• Bila menggunakan double lumen, lakukan
perawatan double lumen tersebut dengan teknic
aseptic dan kontinyu
• Pertimbangkan untuk pemberian antibiotic jika
diperlukan
Resiko rupture pembuluh darah
• Tingkatkan skill petugas dalam melakukan
insersi/ kanulasi
• Immobilisasi lokasi insersi selama proses HD
• Pertimbangkan untuk pembuatan av shunt, untuk
mempermudah proses insersi kanule HD
• Pertimbangkan pemasangan double lumen, untuk
mempermudah insersi
Resiko terjadi perdarahan
• Monitor adanya tanda-tanda perdarahan ;
hematemesis, melena dll
• Lakukan pengukuran koagulasi study bila
diperlukan
• Atur dosis pemberian heparin, untuk
meminimalkan terjadinya perdarahan
Resiko udema paru saat transfusi
• Hindari pemberian transfuse diluar prosedur HD,
untuk mencegah overload cairan
• Atur asupan cairan, sesuaikan dengan kebutuhan
cairan pada pasien CKD
• Lakukan auskultasi suara nafas secara periodic
• Evaluasi dengan foto thorax bila diperlukan
Resiko alergi akibat transfusi
• Monitor tanda-tanda alergi saat memasukkan
transfuse darah
• Lakukan tindakan pencegahan jika ditemukan
tanda-tanda alergi
• Hentikan transfusi bila perlu
• Bila mungkin pertimbangkan utk pemberian
eritropoitin untk mempertahankan Hb, sehingga
tdk perlu transfusi
Resiko GDS tdk stabil (Hipoglikemia)
• Identifikasi adanya riwayat DM
• Bila ada riwayat DM atau Hipoglikemia ;
• Lakukan pengukuran GDS sebelum prosedur
HD
• Lakukan pengukuran GDS selama tindakan
HD
• Lakukan pengukuran GDS setelah tindakan
HD
• Berikan D40% bila ditemukan tanda-tanda
hipoglikemia
Semoga Bermanfaat

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai