Anda di halaman 1dari 13

Refleksi Hari Santri : Mengembalikan Spirit Resolusi Jihad

oleh : rahmadinda siregar (mahasiswa ski uin suka, pemerhati sejarah)


Sejarah Hari Santri
• Hari Santri Nasional ditetapkan oleh Presiden Jokowidodo pada 22 0ktober 2015 melalui
Keppres Nomor 22 tahun 2015. Penetapan Hari Santri 22 0ktober tentu tidak bisa
dilepaskan dari peristiwa besar yaitu deklarasi “Resolusi Jihad” yang dikumandangkan oleh
KH. Hasym Ash’ari di Surabaya. Dengan spirit resolusi Jihad inilah para santri terdorong
untuk berjihad melawan penjajah.
• KH Hasyim Ash’ari menyerukan santrinya untuk ikut berjuang mencegah tentara Belanda
kembali menguasai Indonesia melalui NICA (Netherlands Indies Civil Administration).
• Resolusi Jihad mengingatkan kembali akan peran kaum santri dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Santri yang kerap dikenal seputar urusan agama, ternyata
para mujahid pejuang Islam.
Istilah Santri
• Menurut KBBI : 1. Orang yang mendalami agama Islam, 2. orang yang beribadat sungguh-sungguhm orang yang saleh, 3.
orang yang mendalami pengajiannya dalam agama Islam dengan berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren dan lain
sebagainya.
• Menurut beberapa tokoh:
1. Santri berasal dari bahasa “tamil” yang artinya “guru mengaji” (Prof. Dr. Zamakhsyari Dhofier, 1982: 18)
2. C.C Berg:Berasal dari kata india “shastri” yaitu orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab suci.
3. Istilah “santri” terambil dari bahasa Belanda yang berarti “priesterschoolen” yang berarti “sekolah pendeta”,sebab santri
adalah mereka yang belajar di dalam lingkungan pesantren, mirip seperti lembaga kependetaan di Gereja. Kemudian
diserap ke dalam budaya Indonesia utk menyebut mereka yang mempelajari agama Islam secara khusus dengan
bimbingan guru atau kiayi dalam lembaga yang dinamakan “Pesantren”

Kesimpulan: Santri adalah seseorang yang mendalami ilmu-ilmu agama Islam di sebuah pondok pesantren baik mukim/ non
mukim dan mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan umat.
• Dalam diri santri setidaknya melekat kefahaman terhadap hokum syara’,
waro’, ketawadhuan, takhzim terhadap kiayi/ulama, akhlaqul karimah, dan
peduli terhadap problematika umat, karena kedalaman ilmu nya tentang Islam
mewajibkannya untuk senantiasa beramar makruf nahyi munkar.
Kronologi sejarah resolusi jihad
• Tiga tahun setelah pendudukan Jepang (8 Maret 1942) – (Agustus 1945) di
Indonesia, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom
atom (Hirosima dan Nagasaki o/ Amerika). Dalam kekosongan itu Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan 17 agustus 1945.
• Muncul upaya dari rakyat Indonesia utk melucuti senjata tentara Jepang.
• Ketika gerakan melucuti senjata berkobar, 15 September 1945 Inggris mendarat di
Jakarta. Tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces
Netherlands East Indies) atas keputusan dan atas nama blok sekutu utk melucuti
tentara jepang dan membebaskan tawanan perang yang ditahan Jepang.
• Namun selain itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada
administrasi Pemrintah Belanda sebagai negeri jajahan nya.
• Mulanya, Resolusi Jihad ditujukan merespon rencana NICA yang ingin kembali menjajah
Indonesia. KH Hasyim Ash’ari bersama kiayi2 lainny adari Jawa dan Madura berkumpul di
Surabaya 21-22 Oktober. Sehingga lahirlah resolusi Jihad.
• Sebelum resolusi, sudah ada dua barisan pejuang Islam. Dari kalangan santri dibawah
pimpinan KH Zainal Arifin berhimpun di barisan Hizbullah, Barisan Sabilillah terdiri dari
barisan para kiayi di bawah pimpinan KH Wachab Hasbullah
• 27 Oktober pecah perang pertama antara inggris melawan rakyat. 29 Oktober berujung
gencatan senjata, kedadaan berangsur reda. Namun terbunuhnya Jenderal Mallaby pada 30
Oktober menyebabkan Inggris mengeluarkan ultimatum.
POIN Resolusi Jihad
• Kemerdekaan 17 Agustus 1945 wajib dipertahankan
• RI sebagai pemerintahan sah wajib dipertahankan
• Musuh utama RI Belanda dan Inggris dalam tawanan perang bangsa Jepang tentulah
akan menggunakan kesempatan poliitk dan militer untuk kembali menjajah
Indonesia
• Umat Islam terkhusus NU wajib mengangkat senjata melawan Belanda dan NICA.
• Kewajiban tersebut jihad tiap umat Islam fardhu ain dalam radius 94 km, jarak
diperkenankannya sembahyang jama qashar. Adapun mereka yang berada di luar
jarak tersebut berkewajiban membantu saudaranya dalam radius 94 km itu.
Gambaran SANTRI kini
• dalam sebuah film garapan Livi Zeng (seorang Katholik) santri dicitrakan justru
berkebalikan dengan realitas yang sesungguhnya
• Santri digambarkan dengan orang yang tidak lagi kuat keimanannya alias liberal. Atas nama
toleransi beragama mencampuradukkan hal-hal yang dilarang oleh Islam yang berujung
liberalisasi ibadah.
• Santri juga digambarkan dengan orang yang tidak menjunjung tinggi akhlak, kewaro’an yang
merupakan perhiasan mukmin. Santri bedua-duaan, ikhtilat dan bersendagurau
• Santri pun apatis terhadap kondisi bangsa. Santri dijauhkan dari kepeduliannya terhadap
urusan umat, hanya disibukkan dengan pelajaran-pelajaran di pondok. Akibatnya Santri
terkesan ekslusif dan terpisah dari masyarakat.
Refleksi Hari Santri
• Menilik makna filosofis sejarah Hari Santri , tepatlah kiranya mengembalikan
peran santri sebagai mana spirit resolusi Jihad KH Hasym Ash’ari.
Hendaklah santri menjadi garda terdepan pembela Islam.
• Selayaknya santri menjadi motor penggerak dan konstruktor peradaban
Islam.
• Terlebih ditengah invasi tsaqofah Barat berikut maraknya persekusi dakwah,
para santri adalah orang-orang yang menempati posisi krusial sebagai simpul-
simpul persatuan umat.
Menyiapkan Santri Pejuang Islam
• “Tidak akan baik generasi akhir umat ini kecuali dengan sesuatu yang
membuat baik generasi awal” (Imam Malik RA)
• Sesungguhnya kemuliaan generasi awal ketika mereka berpegang teguh dan
tidak berpaling dari agamanya. Menjadikan Islam sebagai qiyadah berfikir
(kepemimpinan berfikir) dan qaidah fikriyyah (landasan berfikir). Generasi
berikutnya juga harus menjadikan Islam sbg satu2 nya mabda yang
diperjuangkan
Santri harus meneladani dakwah Nabi
• Karakter dakwah rasulullah : Fikriyyah, Siyasiyah dan La Madiyah
• Fikriyyah: menjadikan Islam sbg mualajah musykilah, Islam kaffah menjadi
stanar, dan analisa mendalam
• Siyasiyah: Peduli umat, fokus tujuan perubahan berupa tegaknya Islam
ideologis dl aspek kehidupan, tidak mudah ditunggangi kepentingan nafsu,
materi dan duniawi.
• La Madiyah: Dengan pemikiran tanpa kekerasan baik berupa terror, ancaman
dan angkat senjata.
Profil Santri Mulia
• Menjadikan Taqwa sebagai perisai. Taqwa berbuah surge.
Nasihat Imam Syafii “Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya
dengan ilmu dan taqwa, apabila yang dua hal itu hilang pemuda dianggap tidak ada.”
• Santri sebagai leader perubahan bukan duta liberal. Karena kebenaran tidak bisa
menyatu dgn kebathilan.
• Memiliki Visi Besar (Himmah) perubahan hakiki : genggam visi perubahan hakiki
melalui tegaknya hokum Allah di muka bumi
• Garda terdepan menjaga agama Allah dan pelindung umat.

Anda mungkin juga menyukai