Anda di halaman 1dari 73

Pengelolaan Vaksin dan Sistim

Rantai Dingin

Disampaikan Pada Pelatihan Introduksi


Vaksin Baru, Safe Injection, Menejemen
Pengelolaan Program Imunisasi Petugas
Puskesmas dan UPS, 2013
COLD CHAIN
1. Pendahuluan
2. Penerimaan
3. Penyimpanan
4. Pengepakan/
Pengiriman Vaksin
5. Pemakaian Vaksin
6. Alat pemantau suhu
7. Lain-lain
PENDAHULUAN
Pendahuluan
• Harus selalu tersedia sampai
Vaksin ke tingkat pelayanan
merupakan • Kelebihan menyebabkan
pemborosan
kebutuhan pokok • Kekurangan menyebabkan
pelaksanaan terhambatnya pelaksanaan
program
imunisasi. • Perencanaan harus tepat.

• Disimpan pada suhu yang


Kualitas harus sesuai
tetap tinggi • Ketersediaan cold chain
disetiap level
Pengertian Vaksin
Vaksin -- Vaccinia

Suatu produk biologik yang terbuat dari kuman,


komponen kuman (bakteri, virus), atau racun
kuman (toxoid) yang telah dilemahkan atau
dimatikan dan berguna untuk merangsang
timbulnya kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu.
Epi cold chain
Penggolongan berdasarkan asal antigen

1. Bibit penyakit yang dilemahkan (live attenuated)


Virus : Polio (OPV), Campak, Yellow Fever
Bakteri : BCG
2. Bibit penyakit yang dimatikan (inactivated)
Seluruh partikel diambil:
Virus : IPV (Inactivated Polio Vaccine),
Rabies

Basis protein : Subunit pertusis


Toxoid : Dipteri dan tetanus

3. Recombinant : Hept B

Epi cold chain


• Banyak komoditi (produk) di simpan pada
suhu rendah (dingin) agar dapat tetap
segar/awet
STORAGE PARADIGM : THE COLDER THE BETTER
1. PENGERTIAN COLD CHAIN :
prosedur / tata cara penanganan vaksin termasuk
didalamnya peralatan yang digunakan pada saat
penyimpanan dan pengiriman dari pabrik sampai pengguna
/ pasien (ibu dan anak)

2. MANFAAT DAN TUJUAN COLD CHAIN :


untuk memperkecil kesalahan dan kerusakan vaksin selama
proses penanganan sehingga dapat diyakinkan bahwa vaksin
yang akan digunakan masih berkualitas baik dan mempunyai
manfaat untuk kekebalan tubuh

Cold chain tidak akan berjalan efektif walaupun dengan


peralatan yang modern sekalipun apabila tidak didukung dengan
adanya petugas yang mengerti tentang penanganan vaksin
UPS

Epi cold chain


PENGGOLONGAN VAKSIN BERDASARKAN SENSITIFITAS
TERHADAP SUHU PENYIMPANAN
BCG
Freeze Sensitive Heat Sensitive (cepat
(rusak apabila kena rusak apabila kena
DPT/HB suhu dingin /beku) suhu panas > 8 C)
/Hib

IPV

TT

MR

DT

Td
Indikator VVM
PENYIMPANAN VAKSIN BERDASARKAN
SENSITIFITAS TERHADAP SUHU PENYIMPANAN
BCG
Freeze
DPT/HB
/Hib

IPV

TT

MR

DT

Td
Susunan vaksin dalam
CATAT SUHU PAGI Lemari Es Model
Cold pack DAN SORE SETIAP Rumah Tangga dengan
HARI sistim Modifikasi :
ada penambahan ice
thermostat pack
MR BCG
ada pengunci pintu
Jangan menyimpan
vaksin di pintu Lemari hanya khusus untuk
HB DPT HB es !!! vaksin
vial PID
Model Rumah Tangga
TT DT Polio
(IPV) rak I khusus untuk vaksin BCG,
Campak

di samping kanan dan kiri serta


Cool pack
bawah ada cool pack (air es)
- ada catatan suhu

- penyimpanan rapi
AWAS :
- Vaksin golongan freeze sensitive jangan ditempatkan di RAK I
- Beri jarak antar vaksin + 1-2 cm agar ada sirkulasi udara
Contoh kesalahan Penyimpanan
Vaksin di UPS
PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS (MODEL MK 204)

KEUNTUNGAN :
- SUHU STABIL
- TIDAK ADA BUNGA ES
- VOLUME LEBIH BESAR
- RAK UNTUK
MENYIMPAN VAKSIN
- ICE PACK / COOL PACK
SEBAIKNYA DITEMPATKAN
DI SEKELILING DINDING
LEMARI ES

AWAS :
- Vaksin golongan freeze sensitive jangan menempel dinding lemari es,
- Beri jarak antar vaksin + 1-2 cm agar ada sirkulasi udara
Vaccines Freeze sensitive :
• Hep B freezes at - 0.5° C, DTP at - 2.5 °C
• Vaksin lebih bermasalah terpapar dingin
(beku) dari pada paparan panas
• Semua vaksin yang ada komponen”T”:
DTP, DT, DTP/HB/HiB, HepaTiTis B dan
diluenT (pelarut) adalah sensitive
terhadap pembekuan (suhu dingin)
• Semua vaksin harus disimpan pada suhu
2-8°
KERUSAKAN VAKSIN
PADA SUHU
DIBAWAH 0˚C

Hep B - 0,5o C Maks ½ jam

DPT, TT & - 5°C s/d –10oC Maks 1,5 – 2 jam


DT

(Thermostability of Vaccines, WHO, 1998)


Dampak suhu terhadap mutu produk

• Mis : Penguraian produk menjadi


Safety bentuk yang membahayakan pemakai

• Mis : Penurunan kekuatan/potensi zat


Efficacy aktif

Appearance • Mis : Pelunturan label kemasan


Penggolongan berdasarkan sensitivitas
terhadap suhu
Gol. vaksin yang Hepatitis B
akan rusak Td
terhadap suhu
FS dingin <00C (beku)
DPT-HB

DPT-HB-Hib
(Freeze Sensitive) IPV
tidak tahan beku
DT

TT

Gol. vaksin yang

HS akan rusak
terhadap paparan
BCG

POLIO Oral (OPV)


(Heat Sensitive) panas yang
MR
tidak tahan panas
berlebih (>340C)
Epi cold chain
Masa Simpan Vaksin
VAKSIN SUHU PENYIMPANAN UMUR VAKSIN
HEP. B 26 bulan
DPT/HB 2 tahun
DPT/HB/Hib 2 tahun
FS Td +20C s/d +80C 3 tahun
DT 2 tahun
TT 2 tahun
IPV 2 tahun
+20C s/d +80C atau
BCG 1 tahun
-150C s/d -250C
+20C s/d +80C atau 6 bulan
HS POLIO
-150C s/d -250C 2 tahun
MR +20C s/d +80C atau
2 tahun
-150C s/d -250C
Pelarut BCG
+20C s/d suhu kamar 5 tahun
Pelarut Campak
Epi cold chain
MENCEGAH PEMBEKUAN VAKSIN
LEMARI ES DENGAN BUKA ATAS
• Selalu letakkan vaksin yang peka pembekuan (DTP, TT, DT, Hep B,
DTP-HB) jauh dari evaporator
• Beri jarak 1-2 cm antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara
• Letakkan termometer dan Freeze Tag® di antara kotak vaksin
yang peka pembekuan

LEMARI ES RUMAH TANGGA (tidak direkomendasikan)


• Selalu letakkan vaksin yang peka pembekuan (DTP, TT, DT, Hep B,
DTP-HB) jauh dari evaporator
• Jangan letakkan vaksin di pintu
• Beri jarak 1-2 cm antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara
• Letakkan termometer dan Freeze Tag® di antara kotak vaksin
yang peka pembekuan
SOP
• Selalu letakkan botol berisi air (cool pack) di bagian bawah
lemari es
PEMBEKUAN PADA PENYIMPANAN
1. Kesalahan pada peralatan
 Thermostat pada lemari es yang tidak berfungsi
dengan benar
 Thermometer pengukur suhu pada lemari es tidak
valid
2. Ketidak tahuan petugas (human error)
 Paradigma petugas bahwa penyimpanan lebih
dingin akan lebih baik
 Sering merubah posisi thermostat
 Petugas Baru yang tidak tahu cara menangani vaksin
(penyimpanan dan pengiriman)
 Penyimpanan vaksin yang padat sehingga tidak
mempunyai ruang sirkulasi
PENGEPAKAN/PENGIRIMAN
PEMBEKUAN SAAT PENGIRIMAN PADA VAKSIN DTP, TT, DT
dan HB.

Terjadi karena tidak mengikuti petunjuk, bahwa Cold


Pack yang digunakan menggunakan cold pack beku.
Yang terjadi di lapangan :
– Dengan alasan karena ketidaktahuan petugas
– Maka aturan penggunaan Cold Pack dirubah
menjadi Cool Pack (cair) yg disimpan di suhu 2-8 C.
PERSYARATAN SUHU PENGIRIMAN VAKSIN

VAKSIN SUHU PENGIRIMAN

DTP, TT, DT, HB,


+2˚C s.d. +8˚C
DPT/HB/Hib

+2˚C s.d. +8˚C


BCG, MR

+2˚C s.d. +8˚C


POLIO (IPV)
VAKSIN CARRIER
Model Vaccine
Carier Standart
Distribusi/Pembawaan Vaksin
Cara Pembawaan Vaksin ke Pustu / Lapangan dengan Thermos
Pengambilan vaksin

Gunakan 4 cool pack


(air es) pada setiap
vaccine Carrier, untuk
Spon/busa
melindungi dr sinar
matahari langsung
Semua vaksin
Ice pack
JANGAN
GUNAKAN COLD
PACK (BEKU)

Tidak menggunakan cold pack


beku

Jumlah ice pack ada 4 buah

Upayakan ditutup dengan busa


(spon) di bagian atas
termos/vaciine carrier
PENANGANAN VAKSIN DI DALAM TERMOS

PENGEMASAN VAKSIN DLM TERMOS

VAKSIN DAN PELARUT


busa DIMASUKAN KE DALAM SATU
Ice TERMOS SUPAYA PADA SAAT
vaksin OPLOS SUHUNYA SAMA ANTARA
pac
k VAKSIN DAN PELARUTNYA

PADA SAAT PELAYANAN


IMUNISASI
letakkan vaksin diatas spon /
busa yang berada didalam
termos

Termos ditutup kembali


setelah pengambilan
vaksin
Saat pemakaian :

Botol vaksin yang telah dipakai


diletakan di atas busa dalam

termos vaksin/vaccine carier


27/8/06
Jam 9.00
Saat vaksin dibuka/dipakai
ditulis tgl saat mulai dipakai
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

• PENGARUH SUHU  dapat menurunkan potensi vaksin,


apabila disimpan pada suhu yang tidak sesuai

• PENGARUH SINAR MATAHARI / LAMPU HALOGEN 


usahakan agar vaksin tidak terkena sinar matahari
langsung, terutama untuk vaksin BCG

• PENGARUH KELEMBABAN  kelembaban sangat kecil


pengaruhnya apabila kemasannya sudah baik, misalkan
menggunakan ampul atau botol yang tertutup kedap
The Clock
End Point   Start Point
The Continuous Process

 
PENGELUARAN VAKSIN
Penerimaan vaksin di puskesmas :

• Cek seluruh dokumen : SBBK


• Cek barang yg dikirim :
- jumlah vaksin, cek fisik
- kondisi saat diterima : VVM, no batch, exp
date
• Masukan ke dalam lemari es puskesmas sesuai
spesifikasi vaksin
• Catat dalam kartu batch atau SMS
PERSARATAN PENYIMPANAN

1. Pemantauan suhu secara berkala, diusahakan


menggunakan recorder suhu
2. Diterapkan aturan EEFO, FIFO, Expire Date dan
VVM System
3. Sebagai kontrol pengeluaran digunakan
formulir Batch Delivery Record
Penempatan lemari es
Jarak lemari es - dinding belakang : > +
10 – 15 cm atau sampai pintu lemari es dapat
dibuka
Jarak antara lemari es - lemari es : + 15 cm.
Tidak terkena sinar matahari langsung.
Sirkulasi udara cukup
Satu unit lemari es / freezer 1 stop
kontak listrik
Menentukan pilihan lemari es / freezer yang tepat
untuk menyimpan vaksin
Bentuk buka dari depan Bentuk buka dari atas
(Front opening) (Top opening).
Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan
 Penyusunan  Suhu labil.  Suhu Stabil.  Penyusunan
vaksin mudah Pada saat pintu Pada saat pintu vaksin agak
dan jelas. lemari es dibuka lemari es dibuka sulit karena
maka suhu dingin maka suhu dingin vaksin
dari atas akan dari atas akan menjadi
turun kebawah dan turun kebawah dan bertumpuk.
keluar tertampung.
 Jumlah vaksin  Jumlah vaksin
yang ditampung Yang ditampung
menjadi sedikit. dapat lebih
 Karena suhu labil banyak.
maka vaksin tidak  Dengan suhu stabil
dapat bertahan maka vaksin yang
lama. disimpan dapat
bertahan lama

Perlu Modifikasi /
Penambahan cool pack
LAMA PEMAKAIAN VAKSIN PROGRAM :
A. PEMAKAIAN DI UNIT STATIS (DI PELAYANAN PUSK, RS, RB)
BCG : 3 jam setelah dilarutkan
MR : 6 jam setelah dilarutkan
Polio (IPV) : 4 Minggu setelah dibuka
DPT-HB, DPT, TT : 4 minggu, dengan syarat :
> Belum Exp (Kadaluarsa)
> Suhu disimpan dalam 2 – 8 ° C
> Tidak pernah terendam air
> Sterilitas terjaga
> VVM menunjukan A atau B
> Pada botol ditulis tanggal mulai dipakai
B. PEMAKAIAN DI LAPANGAN (PUSTU, POSYANDU, SEKOLAH DASAR)
Semua vaksin yang telah dipakai di lapangan tidak bisa dipakai lagi, kecuali
vaksin yang masih utuh (belum dibuka). Vaksin yang masih utuh harus diberi tanda
dan dimasukan lagi ke dalam lemari es dan diprioritaskan segera dipakai pada
pelayanan berikutnya
Pendistribusian Vaksin
Setiap pelayanan, dg
Setiap 1 bulan vaccine carrier +
Dengan cold box coolpack
Polio (IPV), BCG, Campak dan
Vaksin lain dg coolpack

Pelayanan
Puskesmas
Kab/kota
Setiap 1 bulan
Provinsi Dgn cold box/VC
+ coolpack
Setiap 1 bulan
Pusat Dgn cold box
Polio (OPV) dg Icepack
Vaksin lain dg coolpack
VAKSIN
ADS

SAFETY
BOX

LOGISTIK IMUNISASI
1 JUMLAH SASARAN

2 TARGET CAKUPAN

3 INDEKS PEMAKAIAN
VAKSIN
• Bayi lahir hidup

• Bayi lahir hidup – bayi mati


(SURVIVING INFANT : bayi yg
bertahan hidup

• Jml anak batita


• Jml murid kls 1,2 3

• Jml caten
• Jml bumil
Kegiatan Data

SENSUS
PENDD SUPAS BPS JML
CBR
PENDD
Surviving Infant (SI): Jumlah bayi – (jumlah bayi x IMR)

Sasaran imunisasi ibu hamil = 1,1 x Jumlah Bayi

Jumlah Sasaran WUS = 21,9 % x Jumlah penduduk


HB0

TT BCG

100%
CAMP DPT/HB
AK /HiB
IPV
DOSIS & IP VAKSIN
ANTIGEN DOSIS IP
HB0 1 1
BCG 20 3.5
DPT/HB/HiB 5 4
IPV 10/5 8/4
MR 10 8
TT 10 6
MR BIAS 10 8
DT 10 8
Td 10 8
Index Pemakaian Vaksin (IP)

• Index Pemakaian vaksin adalah jumlah sasaran yang


dapat dicapai oleh setiap kemasan vaksin

• Rumus IP vaksin = jumlah bayi yg divaksinasi


jumlah vaksin yang dipakai
Cara perhitungan IP (BCG)
• Perhitungan dengan vial
Jml kunjungan BCG satu bulan
Jml vaksin BCG yg dibuka (ampul)
Ex : 10 3,3
3
• Perhitungan dengan persen (%)
Jml kunjungan BCG satu bulan
Jml dosis vaksin BCG yg dibuka (dosis)
Ex :
10 x 100 % = 16,6 %
60
Cara perhitungan IP (IPV):
• Perhitungan dengan vial :
Jml kunjungan IPV satu bulan (IPV 1,2,3,)
Jml vaksin IPV yg dibuka (vial)
Ex : 50 6,25
8
• Perhitungan dengan persen (%)
Jml kunjungan (IPV 1,2,3) satu bulan
Jml dosis vaksin IPV yg dibuka (dosis)
Ex :
50 x 100 % = 62,5 %
80
Rumus
Perhitungan vaksin/ tahun

Sasaran x target
Vaksin = -----------------------
(Vial) Index Pemakaian
Rumus perhitungan per antigen
1) Vaksin BCG
Sasaran x Target
IP

2) Vaksin DPT /HB/HiB


Sasaran x Target (1 + 2 + 3)

IP

3) Vaksin IPV
sa saran x Target (1 + 2 + 3 )

IP

4) Vaksin Hep B 0
Sasaran x Target
IP
5) Vaksin MR
(Sasaran x Target Bayi )+ (Sasaran x Target Batita)

IP

6) Vaksin TT

(Sasaran x Target caten) + (Sasaran Target Bumil)

IP

7) Vaksin Campak, DT , Td BIAS

Sasaran x Target

IP
Contoh Soal

Puskesmas Tegalrejo
• Bayi = 250 bayi
• Surviving Infant = 245 bayi
Vaksin yang dibutuhkan
dalam 1 tahun

BCG : ...... ampul


HB0 : ...... dosis
DPT/HB/HiB : ..... vial
IPV : ....... Vial
MR : ....... vial
Vaksin yang dibutuhkan
dalam 1 tahun

• BCG = 72 ampul
• HB0 = 250 dosis
• DPT/HB/HiB = 184 vial
• IPV = 92 vial
• MR = 70 vial
CARA MENGHITUNG

• BCG = 250 x 1 = 72 ampul


3.5

• DPT/HB/HiB = 245 x 3 = 184 vial


4
Stok maksimum kebutuhan vaksin Puskesmas
(1bln+1 minggu)

Stok maks Pusk = Jumlah kebutuhan vaksin 1 th x 5


52
Hitung stok max, masing-masing vaksin

• BCG = ………… ampul


• DPT/HB/HiB = …………… vial
• IPV = …………… vial
• HB0 = …………... dosis
• MR = …………… vial
Hitung stok max, masing-masing vaksin

• BCG = 7 ampul
• DPT/HB/HiB = 18 vial
• IPV = 9 vial
• HB0 = 25 dosis
• Campak = 7 vial
Cara Menghitung Stok Maksimum

BCG = 72 x 5 = 7 ampul
52

IPV = 92 x 5 = 9 vial
52
PERMINTAAN VAKSIN

1. KEBUTUHAN VAKSIN di PUSK


KEBUTUHAN MINIMAL : KEB. 1 minggu
KEBUTUHAN MAKSIMAL: KEB. 1 BLN + 1
MINGGU
Menghitung ADS & SAFETY BOX
ADS
• 1) 0,05 ml = Sasaran BCG
• 2) 0,5 ml = Sasaran DPT/HB/HiB 1+2+3
• 3) 0,5 ml = Sasaran IPV 1+2+3
• 4) 0,5 ml = Sasaran Campak
• 5) 0,5 ml = Sasaran TT
• 6) 0,5 ml = Sasaran DT SD
• 7) 0,5 ml = Sasaran Td SD
• 8) 0,5 ml = Sasaran CMPK SD
• 9) 5,0 ml = Jml amp BCG + Jml vial Campak
Menghitung ADS & SAFETY BOX

Safety Box

• Safety Box 2,5 lt = ∑ 1+2+3+4+5+6+7 +8+9


50

• Safety Box 5 lt = ∑ 1+2+3+4+5+6+7 +8+9


100
Perencanaan sistem bundling (1)

• Merencanakan vaksin, ADS dan safety box secara


bersamaan dan berimbang
• Contoh : Puskesmas Berbah
Sasaran bayi 500, surviving infant 494

– Vaksin BCG =
– Pelarut BCG =
– ADS 0,05 ml =
– ADS 5 ml =
– Saf.box 2.5 lt =
Perencanaan sistem bundling (2)

• Vaksin DPT/HB/HiB
– Vaksin =
– ADS 0,5 ml =
– Saf.box 2.5 lt =

• Vaksin Campak
– Vaksin =
– Pelarut =
– ADS 0,5 ml =
– ADS 5 ml =
– Saf. Box 2.5 lt =
Perencanaan sistem bundling (1)

Pusk berbah : bayi 500, surviving infant 494

– Vaksin BCG = 500 x 1 = 143 ampul


3.5
– Pelarut BCG = 143 ampul
– ADS 0,05 ml = 500 buah
– ADS 5 ml = 143 buah
– Saf.box 2.5 lt = (500 + 143) : 50 = 13 box
Perencanaan sistem bundling (2)
• Vaksin DPT/HB/HiB
- Vaksin = 494 x 3 = 371 vial
4
- ADS 0,5 ml = 494 x 3 = 1482 buah
- Saf.box 2.5 lt = 1482 : 50 = 30 box

• Vaksin Campak
- Vaksin = 494 x 1 = 142 vial
3.5
- Pelarut = 142 vial
- ADS 0,5 ml = 494 buah
- ADS 5 ml = 142 buah
- Saf. Box 2.5 lt = (494 + 142) : 50 = 13 box

Anda mungkin juga menyukai