Anda di halaman 1dari 27

ILMU NEGARA

Pembenaran Negara
 Teori Teokrasi
 Teori Kekuatan
 Jasmani
 Rohani
 Ekonomi
 Teori Yuridis
 Perdata
 Publik
Teori Teokrasi (1)
 Teokrasi Langsung
 Yang memerintah negara atau yang berkuasa
adalah Tuhan
 Raja menjadi alat pemersatu yang dianggap
Tuhan
 Contohnya Zeus, Fir’aun, dll
Teori Ketuhanan
 Muncul pada abad pertengahan, yaitu ketika
Romawi runtuh (476), pola pikir pada masa ini
kurang kritis
 Orang sepakat bahwa yang mempunyai
kekuasaan tertinggi adalah Tuhan. Persolannya
adalah siapa yang mewakili di bumi:
 Kaum Legist, berpendapat rajalah adalah wakil Tuhan
di bumi
 Kaum canonis berpendapat bahwa paus yang menajdi
wakil Tuhan, mereka berpendapat raja mendapat
kekuasaan dari paus
Augustinus
 Pendukung teori ini salah satunya augustinus,
seorang kristen taat, dan dalam usia muda
sudah menjadi uskup. Ia menulis buku :
 Civitas Dei (Negara Tuhan), isinya merupakan pujian
bahwa negara yang dicita-citakan agama
 Civitas Terrena (Diabolis) (=Negara Setan), negara
ciptaan iblis seperti Romawi, serakah
 Ia berpendapat bahwa kedudukan gereja yang
dipimpin Paus lebih tinggi ketimbang kedudukan
negara yang dipimpin raja
Thomas Aquinas
 Teorinya dipergunakan golongan Katolik Roma, yaitu :
 Principia Prima, (asas2 umum), yaitu asa yang dimiliki manusia
sejak lahir
 Principia Secundaria, merupakan prinsip-prinsip yang diturunkan
dari asas-asas umum
 Thomas Aquinas membagi hukum menjadi 4 golongan
hukum :
 Lex Aeterna (Hukum Tuhan)
 Lex Divina (sebagian adri Hukum Tuhan yang diwahyukan pada
manusia)
 Lex Naturalis (Hukum Tuhan yang dapat diterima rasio manusia)
 Hukum Positif (Hukum yang berlaku di masyarakat)
Teori Teokrasi (2)
 Teokrasi Tidak Langsung
 Raja atau penguasa yang memerintah
dianggap mendapat mandat dari Tuhan. Raja
memegang mandat dari Tuhan
 Agustinus mengungkapkan dalam buku De
Civita Dei, dengan membagi masyarakat
menjadi dua:
 Civitas Dei
 Civitas Terena
Teori Teokrasi (4)
 Thomas von Aquino mengemukakan Teori
Dua Pedang.
 Pedang Rohaniah, yang ada pada Paus
 Pedang Duniawi, yang ada pada Raja
Teori Kekuatan (1)
 Kekuatan Jasmani
 Thomas Hobbes, dalam bukunya Leviathan
menggambarkan bahwa manusia hidup bagai
serigala satu terhadap lainnya (homo homini
lupus). Maka terjadilah perang semesta
(bellum omnium contra omnes), sehingga
penguasa harus mempunyai fisik yang kuat
Teori Kekuatan (2)
 Machiavelli mengatakan bahwa raja atau
penguasa haruslah seorang yang ganas
seperti serigala serta mampu bertindak
dengan tangan besi agar rakyat takut
padanya dan dirinya dibenarkan menjadi
penguasa dalam negara
Teori Kekuatan (3)
 Shang Hyang, mengatakan bahwa penguasa
harus orang yang kuat. Penguasa tidak perlu
memperhatikan kemakmuran rakyat atau
kebudayaan rakyat. Penguasa harus menjadi
pusat kekuasaan dengan membuat rakyat
bodoh
Teori Kekuatan (4)
 Kekuatan Rohani
 Penguasa bukan hanya mempunyai kekuatan
fisik atau jasmani melainkan harus juga
kekuatan rohani
 Asas yang digunakan primus inter pares
(terkemuka diantara sesama)
 Terjadi pada zaman Romawi pada masa
principaat
Teori Kekuatan (5)
 Kekuatan Ekonomi
 Karl Marx, menyatakan bahwa negara
merupakan alat atau cara dari suatu sistem
penindasan kelas yang ekonominya kuat
terhadap kelas yang ekonominya lemah.
Dasar ajaran Karl Marx yaitu pertentangan
kelas yang disebabkan oleh adanya
perbedaan kekuatan ekonomi
Teori Kekuatan (5)
 HJ Laski berpendapat bahwa hakekatnya
merupakan alat pemaksa untuk melaksanakan
sistem produksi yang stabil. Menurut Laski
sistem masyarakat negara hakekatnya
merupakan suatu perjuangan untuk merebut
kekuasaan ekonomi
 Leon Duguit menyatakan adanya kekuatan
(salah satunya ekonomi) untuk dapat
berkuasa
Teori Yuridis (1)
 Hukum perdata
 Hukum Keluarga (Patriarchal)
 Hukum benda (Patrimonial)
 Hukum Perjanjian
Teori Yuridis (2)
 Hukum Keluarga
 Mac Iver menyatakan bahwa negara
disebabkan suatu pertumbuhan dari keluarga
yang terjadi secara bertingkat atau melalui
beberapa fase (from family to state). Dari
keluarga ke fase klan (dipimpin berdasarkan
primus inter pares), keturunan klan pemimpin
tersebut kemudian menjadi penguasa (ruling
family)
Teori Yuridis (3)
 Hukum Benda
 Pembenaran negara berdasarkan atas hak
milik suatu benda yaitu tanah. Negara atau
tanah merupakan alat atau obyek dari
manusia untuk melakukan tindakan tertentu.
Haller menyatakan bila seseorang memiliki
benda atau tanah maka ia mempunyai hak
sebagai penguasa
Teori Yuridis (4)
 Hukum Perjanjian
 Negara merupakan hasil perjanjian dua pihak
dengan dua kepentingan yang berbeda,
sehingga bersifat dualistis dan timbal balik
(machtverhaltnis). Cicero mengatakan bahwa
negara dibentuk untuk melindungi hak milik
penduduk caranya dengan mengadakan
perjanjian yang sifatnya timbal balik
Teori Yuridis (5)
 Hukum Publik
 Teori Golongan Caesarismus
 Teori Golongan Monarchomahen
 Teori Perjanjian Masyarakat
 Thomas Hobbes
 John Locke

 JJ Rousseau
Teori Yuridis (6)
 Teori Golongan Caesarismus
 Dikemukakan oleh Ulpianus. Masyarakat telah
melakukan perjanjian penyerahan kekuasaan
pada kaisar yang tercantum dalam Lex Regia
(undang-undang untuk memerintah), Lex
Regia memuat translatio empiril yang
mengalihkan kekuasaan dari rakyat kepada
kaisar artinya Kaisar memegang kekuasaan
absolut tanpa perlu pertanggungjawaban
Teori Yuridis (7)
 Teori Golongan Monarchomachen
 Tujuannya meniadakan kekuasaan absolut
kaisar
 Konstruksinya rakyat mengadakan perjanjian
masyarakat untuk membentuk negara
(pactum unionis) yang kemudian rakyat
mengadakan perjanjian penyerahan
kekuasaan pada penguasa (pactum
subyektionis)
Teori Yuridis (8)
 Penyerahan pactum subyektionis tersebut
dengan memberikan syarat-syarat tertentu
yang dicantumkan dalam Legez
Fundamentalis. Dengan adanya syarat-syarat
tersebut maka kekuasaan Kaisar menjadi
terbatas, karena jika Kaisar melanggar syarat
tersebut maka rakyat berhak menghukum,
menggantikan bahkan untuk memberontak
untuk menurunkan Kaisar tersebut
Teori Yuridis (9)
 Teori Perjanjian Masyarakat (modern)
 Intinya mengubah status naturalis menjadi
status civilis
 Thomas Hobbes
 Homo Homini Lupus Bellum Omnium Contra
Omnes
 Masyarakat mengadakan perjanjian bersama untuk
membentuk negara (Pactum unionis)
Teori Yuridis (10)
 Walaupun negara sudah terbentuk rasa takut
belum hilang, sehingga perlu dibentuk perjanjian
dengan penyerahan kekuasaan kepada penguasa
yang mampu memberi rasa aman (pactum
subyektionis). Akibatnya wewenang penguasa
menjadi tidak terbatas karena rakyat
menyerahkannya tanpa syarat. Sehingga terjadi
kekuasaan yang mutlak
Teori Yuridis (11)
 Teori John Locke
 Menurut Locke manusi mempunyai hak dasar
dalam hidupnya yaitu life, liberty, and property
(hidup, kebebasan, dan kekayaan)
 Untuk melindungi hak dasarnya rakyat
mengadakan perjanjian membentuk negara
(pactum unionis) setelah itu mengadakan
perjanjian penyerahan kekuasaan pada penguasa
(pactum subyektionis) yang harus mampu
memberi jaminan serta perlindungan terhadap hak
dasar rakyatnya
Teori Yuridis (12)
 Dengan konstruksi yang demikian maka kekuasaan
penguasa menjadi terbatas dan tidak boleh
melanggar hak-hak dasar rakyatnya
 Dengan teori ini Locke dikenal sebagai bapak hak
asasi
Teori Yuridis (13)
 Teori JJ Rousseau
 Perjanjian masyarakat untuk membentuk negara
disebut dengan volente de tous. Terbentuknya
kolektivitas ini menunjukkan adanya kebebasan
berkehendak (vrij will) yang tunduk atas kehendak
sendiri.
 Dalam konteks negara maka kehendak yang
diutamakan adalah kehendak umum
mekanismenya melalui suara terbanyak (volente
genarale).
 Rousseau dikenal sebagai bapak teori kedaulatan
rakyat

Anda mungkin juga menyukai