Anda di halaman 1dari 8

URAIAN AYAT : 245 - 246 SURAH AL-

BAQARAH

ْ ‫ضا ََِِ ُُْ لَ ُُْ اَضعَافًا َكثِي َرْة ً َو‬


ُ‫للا‬ َْ ُ‫سنًا فَي‬
َ ‫ضا َح‬ً ‫للا قَر‬
َْ ‫ض‬ ُْ ‫َمنْ ذَا الَّ ِذي يُق ِر‬
‫ن‬ ُْ ‫س‬
َْ ‫ط ٓواِلَي ُِْ تُر َجعُو‬ ُ ‫ض َويَب‬
ُْ ‫يَق ِب‬

"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada


Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan
melipatgandakan kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak. Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan" ( al-Baqarah : 245 ).
• Setelah menganjurkan berjuang dengan jiwa
raga, kini yang dianjurkan adalah berjuang
dengan harta benda. Memang perjuangan
membutuhkan pengurbanan baik jiwa, raga,
maupun harta benda.

• Anjuran pada ayat ini dipaparkan dengan


bentuk pertanyaan yang mengandung makna
ujian tentang siapa yang membenarkannya.

• Kata ‫قرض‬/qardh diterjemahkan pinjaman. Dari


tinjauan bahasa al-Qur'an, kata tsb pada
mulanya bermakna : "memotong sesuatu
dengan gigi".
• Di sisi lain, pada saat seseorang menggigit
sesuatu, ia mengharapkan hasil yang
memuaskan dari upayanya itu. Karena itu
pakar tafsir al-Qurthubi mengatakan, qardh
adalah: segala sesuatu yang dilakukan dengan
mengharapkan imbalan.

• Karena yang diberi pinjaman adalah Allah,


maka kita harus percaya bahwa Allah akan
memberi imbalan yang berlipat ganda. (2/261).

• Hanya ada satu syarat yang ditekankan, yakni


pinjaman yang baik, dalam arti dengan niat
bersih, hati yang tulus serta harta yang halal.
• Kemudian ayat ini menyebutkan : Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan
kepada-Nya lah kamu dikembalikan.

• Yakni : jangan khawatir memberi pinjaman dan


berjuang dengan harta benda di jalan Allah,
karena semua itu bersumber dari Allah.
Apalagi pada akhirnya semua akan kembali
kepada-Nya.

• Kemudian semua orang akan menerima hasil


dari usahanya masing-masing ketika hidup di
dunia, tanpa ada kezaliman sedikitpun.
ْ‫ل ِمنْ بَع ِْد ُمو ٰسى اِذْ قَالُوا ِلنَ ِبيْ لَّ ُه ُم‬ ِْ َ ‫اَلَمْ ت َ َْر اِلَى ال َم‬
َْ ‫ل ِمنْ بَ ِني اِس َرا ِئي‬
ْ‫علَي ُْك ُْم ال ِقتَا َل‬ َْ ‫ع ٓسيتُمْ اِنْ ُك ِت‬
َ ‫ب‬ َْ ‫للا قَا‬
َ ْ‫ل َهل‬ ِْ ‫ل‬ َ ‫ابعَثْ لَنَا َم ِل ًكا تُقَا ِتلْ ِفي‬
ِْ ‫س ِبي‬
ِ َ‫للا َوقَدْ اُخ ِرجنَا ِمنْ ِدي‬
‫ارنَا‬ ِْ ‫ل‬ِْ ‫س ِبي‬
َ ْ‫ل فِي‬ َْ َ ‫ل تُقَاتِلُوا قَالُوا َو َما لَنَا ا‬
َْ ِ‫ل نُقَات‬ َْ َ ‫ا‬
َّ ‫ع ِليمْ ِب‬
ْ‫الظا ِل ِمي َن‬ َ ُ‫للا‬ َّْ ِ‫ل ْت َ َولَّوا ا‬
ْ ‫ل قَ ِلي ًلْ ِمن ُهمْ َو‬ ُْ ‫علَي ِه ُْم ال ِقتَا‬ َْ ِ‫َواَبنَائِنَا فَلَ َّما ُكت‬
َ ‫ب‬

Apakah kamu tidak melihat al-malak (pemuka


Bani Israil) sesudah Musa, yaitu ketika mereka
berkata kepada seorang nabi mereka, angkatlah
untuk kami seorang raja supaya kami berperang
di jalan Allah. Nabi mereka menjawab, mungkin
sekali jika nanti kamu diwajibkan berperang,
kamu tidak akan berperang.
Mereka menjawab, mengapa kami tidak mau
berperang di jalan Allah, padahal
sesungguhnya kami telah diusir dari kampung
halaman kami dan dari anak-anak kami ? Maka
tatkala perang diwajibkan atas mereka, mereka
pun berpaling, kecuali sedikit di antara mereka.
Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.
( al-Baqarah : 246 ).

• Ayat ini dan rangkaiannya adalah peristiwa


kedua yang diuraikan dalam kelompok ayat
yang mendorong umat Islam mengambil
pelajaran dari pengamalan umat yang lalu.
• Ayat ini menggambarkan keadaan Bani Israil
sesudah zaman nabi Musa, yang hidup dalam
penindasan musuh, bahkan mereka diusir dari
kampung halamannya.

• Rupanya para pemukanya menyadari bahwa


perang melawan musuh perlu segera dikobarkan.
Maka mereka meminta kepada nabinya agar
menetapkan seorang raja yang dapat memimpin
peperangan.

• Nabi yang mengetahui karakter umatnya ini


meragukan tekad mereka, karena itu beliau
berkata : Mungkin sekali jika nanti diwajibkan
• Mereka menjawab dan menunjukkan tekad
yang kukuh. Tetapi setelah perang itu
diwajibkan, mereka pun berpaling kecuali
sedikit di antara mereka.

• Agaknya kata "SEDIKIT" ini yang menjadi


penekanan dalam kisah ini. Kelompok yang
sedikit itulah yang berperang. Allah
mengetahui sikap dan perjuangan mereka
yang bersungguh-sungguh.

• Kemudian Allah menjelaskan hakikat sifat


mereka yang enggan dan berpura-pura,
dengan firman-Nya : Allah Maha Mengetahui

Anda mungkin juga menyukai