Disusun oleh:
1 Tulisan Tidak Terdapat tulisan basmalah Dalam kontrak tulisan bsmalah memnag
Bismillahirahmanirrahi m dan terjemahannya. Tulisan tidak wajib. Akan tetapi karena yang
basmalah bisa ditulis dengan huruf arab atau latin. memberi kontrak bank syariah . maka
selayaknya tulisan basmalah digunakan.
Pembukaan
2 Tulisan ayat Al-Qur’an dan atau hadits beserta Tidak terdapat tulisan ayat Al-Qur’an dan Walaupun ini bukan syarat mutlak,
terjemahannya yang atau hadits beserta namun pencantuman ayat Al-
ditulis adalah yang berkaitan langsung dengan sumber terjemahannya. Qur’an dan Hadits ini berkaitan langsung
hukum akad tersebut. dengan sumber hukum akad, dimana
nantinya dapat berfungsi sebagai
pembeda dengan akadakad lainnya serta
sebagai dasar penetapan hukum.
3 Judul akta ditulis sesuai dengan isi kesepakatan dan ditulis Terdapat judul akad yang ditulis sesuai Sudah sesuai.
dengan huruf kapital serta diletakkan dibagian tengah. dengan isi kesepakatan dan ditulis dengan
huruf kapital serta diletakkan dibagian
tengah
4 Kepala akta terdiri atas Judul akta, nomor akta, jam, hari, Pada bagian kepala akta terdapat judul Nama dan kedudukan Notaris dibuat
tanggal, bulan dan tahun diterbitkannya akta serta nama akta, nomor akta, hari, tanggal, bulan dan dalam lampiran tersendiri.
lengkap dan kedudukan notaris. tahun diterbitkannya akta
6 Premisse merupakan salah satu syarat sahnya suatu Pada bagian pembukaan kontrak dijelaskan Sudah sesuai.
kontrak/akad karena isinya merupakan pernyataan bahwa maksud dan tujuan dibuatnya kontrak
kontrak tersebut dibuat atas dasar yang halal serta sebab
dibuatnya kontrak yang bersangkutan
7 Dasar hukum diambil dari Al-Qur’an, Hadits dan ijtihad Tidak tertulis dasar hukum baik yang Yang membedakan kontrak bisnis syariah
(fatwa MUI). Selain itu diambil juga dari perundang- diambil dari Al-Qur’an, hadits, maupun dengan yang non syariah salah satunya
undangan yang terkait di Indonesia. fatwa. adalah penulisan dan penggunaan dasar
Hanya terdapat kalimat “menurut hukum. pada kontrak bisnis syariah
ketentuan syariah” saja pada poin digunakan hukum Islam dan hukum
pembukaan. perdata, sedangkan pada kontrak bisnis
non syariah hanya digunakan hukum
perdata saja.
8 Klausul definisi. Kata/kalimat yang akan diatur dan Dalam pasal 1 , definisi lengkap Sudah sesuai
dituangkan dalam kontrak diberikan batasan arti atau
Isi
9 Klausul objek akad. Pada pasal 2 dijelaskan bahwa spesifikasi Sudah sesuai.
Menyebutkannya secara jelas dan lengkap tentang jenis dan dari objek akad sudah tertuang didalam
spesifikasi barangnya, jumlahnya, letaknya, serta bukti yang lampiran pengajuan pembiayaan
mendasari hak kepemilikan atas barang tersebut.
10 Pada pasal 2 dijelaskan tentang klausul Sudah sesuai dan seimbang antara hak
Klausul hak dan kewajiban hak dan kewajiban. Dimana pada pasal ini nasabah dan kewajiban nasabah, serta hak
dituliskan secara terperinci berapa harga Bank dan kewajiban Bank.
beli dan margin keuntungan yang
ditetapkan oleh bank, serta berapa jumlah
kewajiban/ hutang nasabah. Pasal ini juga
menjelaskan tentang biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh bank serta ketentuan
tentang diskon dari pemasok.
11 Klausul sanksi. Klausul sanksi pada kontrak ini terdapat Sudah sesuai.
Ketentuan yang mengatur pemberian sanksi atas akibat pada pasal 4. Pada poin 4.
pelanggaran dan atau kelalaian salah satu pihak dalam Dan pada pasal 8 poin 1
melaksanakan isi kontrak (cedera janji).
12 Klausul spesifik. Pengaturan tentang halhal khusus yang Klausul spesifik pada kontrak ini terdapat Sudah sesuai.
dikehendaki oleh para pihak yang dituangkan didalam akad. pada pasal 3
.
13 Klausul pemilihan hukum dan domisili. Menentukan Pasal 17 terdapat penyelesaian peselisihan Sudah sesuai
hukum yang .
dipilih dalam melaksanakan dan menyelesaikan
perselisihan apabila terjadi perselisihan. Dalam klausul ini
juga dituliskan dimana penyelesaian sengketa akan
dilakukan.
15 Pernyataan para pihak tentang tiadanya hal-hal yang Pada pasal 8 poin dijelaskan tentang hal Sudah sesuai.
membatalkan akad yang dapat membatalkan akad atau cidera
janji
Penutup
Setiap
Fatwa DSN-MUI : Ganti rugi (ta`widh) hanya boleh
penyimpangan dari ketentuan akad dan Ganti rugi yang dibebankan kepada nasabah
dikenakan atas pihak yang dengan sengaja atau karena
menimbulkan kerugian pada Bank, maka yang dengan sengaja lalai akan dihitung
Ta'widh kelalaian melakukan sesuatu yang menyimpang dari
5 Nasabah akan dikenakan ganti rugi atas berdasarkan kerugian riil Bank dalam proses
ketentuan akad dan menimbulkan
upaya Bank dalam proses penagihan penagihan piutang.
kerugian pada pihak lain.
pembayaran kewajiban angsuran nasabah.
Unsur Perlindungan Konsumen
1 Pasal 8 ayat 1 Kelalaian NASABAH untuk Tidak mencantumkan isi Melampirkan isi daripada
melaksanakan kewajiban daripada pasal 1238 KUHper pasal 1238 KUHper sehingga
menurut Akad ini untuk dimana hal tersebut meminimalisir
membayar angsuran Harga Jual ketidakpahaman dan kekeliuran ketidakpahaman dan atau
tersebut tepat pada waktunya, kepada nasabah. kekeliuran pada pihak
dalam hal ini lewatnya waktu nasabah.
saja telah memberi bukti yang
cukup bahwa NASABAH
melalaikan kewajibannya,
dengan tidak diperlukan
pernyataan terlebih dahulu
bahwa ia tidak memenuhi
kewajibannya tersebut tepat
pada waktunya. Untuk hal ini
BANK dan NASABAH sepakat
untuk mengesampingkan pasal
1238 KUHPer
2 Pasal 8 ayat 4 Jika terjadi keadaan menurut
ketentuan hukum dan
perundang-undangan yang
berlaku NASABAH menjadi tidak
berwenang untuk menjadi
NASABAH.
3 Pasal 8 ayat 5 Jika Barang yang dibeli dan atau Tidak sesuai dengan prinsip Ada pengecualian dimana
yang dijaminkan NASABAH murabahah dimana ketika objek barang dalam akad ini
dipindah tangankan kepada terjadi akad maka telah terjadi dapat dipindahtangankan
pihak ketiga tanpa mendapat perpindahan kepemilikan, dengan syarat pihak kedua
persetujuan tertulis dari BANK. sehingga barang yg dijadikan tetap memenuhi memenuhi
objek akad seharusnya bisa pembayaran perbulan (cicilan)
dipindahtangankan.
4 Pasal 8 ayat 6 NASABAH melanggar suatu merujuk pada isi pasal yang Tidak ada ketentuan dalam
ketentuan dalam Perjanjian berbunyi “nasabah melanggar perjanjian yang diubah dan
Pembiayaan lainnya yang telah suatu ketentuan dalam atau dibuat dikemudian hari
ada atau nantinya akan dibuat Perjanjian Pembiayaan lainnya sampai akad selesai. Sehingga
oleh dan diantara BANK dan yang telah ada atau nantinya nasabah mendapat kepastian
NASABAH berikut dengan akan dibuat” dimana disebutkan akan segala kentuan dalam
segenap perubahan ketentuan perjanjian yang telah perjanjian dan meminmalisir
(addendum), penambahan, ada atau nantinya akan dibuat terjadinya kerugian disalah
perpanjangan dan dimana memungkinkan satu pihak dikemudian hari.
pembaharuan dari padanya. terjadinya penambahandan
atau penggantian suatu
ketentuan dalam perjanjian
dikemudian hari.
5 Pasal 9 ayat 4 Dalam hal tersebut diatas Para Tidak mencantumkan isi Melampirkan isi daripada
Pihak sepakat melepaskan diri daripada pasal 1266 KUHper pasal 1238 KUHper sehingga
dari Pasal 1266 KUH Perdata. dimana hal tersebut meminimalisir
ketidakpahaman dan kekeliuran ketidakpahaman dan atau
kepada nasabah. kekeliuran pada pihak
nasabah.
6 Pasal 11 ayat 3 NASABAH dilarang membuat NASABAH dilarang membuat Memungkinkan nasabah
hutang lain kepada pihak ketiga hutang lain kepada pihak ketiga untuk bisa membuat hutang
tanpa persetujuan tertulis dari tanpa persetujuan tertulis dari kepada dengan syarat pihak
BANK. BANK. kedua tetap memenuhi
memenuhi pembayaran
perbulan (cicilan) baik dengan
peretujuan maupun tanpa
persetujuan bank.
7 Pasal 12 NASABAH wajib melakukan seluruh risiko atas Barang Harus ada pengecualian
pemeriksaan secara fisik dan menjadi tanggung jawab dimana jika terjadi kerusakan
keabsahan Barang yang dibeli NASABAH dan BANK bebas dari dan atau cacat yang
dan sejak ditanda tanganinya hal itu. tersembunyi pada objek akad
Akad ini seluruh risiko atas diluar kesalahan nasabah
Barang menjadi tanggung jawab seharusnya segala risiko yang
NASABAH dan BANK bebas dari timbul bukan menjadi
hal itu. tanggung jawab nasabah.