Anda di halaman 1dari 17

 Di Indonesia, glaukoma diderita oleh 3% dari

total populasi penduduk. Berbicara penderita


glaukoma pada usia diatas 40 tahun, tingkat
resiko menderita glaukoma meningkat 10%.
Glaukoma dapat menyebabkan kebutaan
bersifat ireversibel dalam hitungan jam atau
hari. Glaukoma akut merupakan kasus
kedaruratan medis yang membutuhkan
tatalaksana cepat dan tepat untuk
memperoleh prognosis yang baik.
 Glaukoma primer sudut tertutup akut dikenal
juga sebagai glaukoma kongestif adalah
glakuoma primer akibat sudut bilik mata
depan tertutup secara tiba-tiba oleh jaringan
iris sehingga tekanan intraokuler mendadak
meningkat sangat tinggi .
 Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah
sebagai berikut;
 Glaukoma primer
 Glukoma sudut sempit /tertutup
 Glaukoma sudut terbuka
 Glukoma sekunder
 Glukoma Kongenital
 Glaukoma Absolut
Faktor anatomi yang menyebabkan sudut sempit
adalah :
 bulbus okuli yang pendek, biasa pada mata yang
hipermetropia makin berat makin dangkal
sudut bilik mata depannya.
 Tebalnya lensa , menyebabkan bilik mata depan
menjadi lebih dangkal. Pada umur 25 tahun
dalamnya bilik mata depan rata-rata 3,6 mm,
sedangkan pada umur 70 tahun 3,15 mm
 Kornea yang kecil , dengan sendirinya bilik mata
depan dangkal
 Tebalnya iris,semakin tebalnya iris, makin
dangkal bilik mata depan.
 Pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang (3,0-
4,5 mm) yang dapat memungkinkan terjadinya
blok pupil sehingga dapat terjadi sudut tertutup.
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan
intraocular lebih tinggi dibilik mata belakang
daripada bilik mata depan. Jika blok pupil
semakin berat tekanan intraokuler dibilik mata
belakang semakin bertambah juga ,ini dikenal
dengan iris bombe, yang membuat iris perifer
kontak dengan jalinan trabekuler, dan
menyebabkan sudut bilik mata depan tertutup.
Jika tekanan introkuler menigkat secara drastis
akibat sudut tertutup komplit maka akan terjadi
glaukoma akut.
Sebelum penderita mendapat serangan
akut,dapat dahului serangan prodormal,
meskipun tidak selalu demikian ;
-Fase Predormal ( Fase Nonkongestif)
 Pengelihatan kabur
 Melihat halo (gambar pelangi)
 Sakit kepala , sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi . Keadaan ini berlangsung stengah
jam -2 jam. Bila serangannya reda, mata
menjadi normal kembali.
 Fase Glaukoma Akut ( Fase Kongestif )
 Pasien datang sambil memegang kepala karna
sakit kepala hebat, jalannya dituntun pengantar
karna tajam pengelihatan sangat turun.
 Muntah –muntah
 Mata hiperemis dan fotofobia. Karenanya sering
disangka bukan menderita sakit mata, melainkan
suatu penyakit sitemik
 Visus cepat menurun , disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar Nervus Cranialis V
,sakit kepala, mual muntah, tampak pelangi
disekitar lampu.
 Tonometri
 Gonioskopi
 Funduskopi
 Lapang pandang
 1.Iridosiklitis akut
 2.Konjungtivitis akut
 3.Keratitis
 4.Skeleritis
 5.Katarak Senilis
 6.Cluster headache
 7.Migraine
 Deteksi sedini mungkin
 Nutrisi yang adekuat ( banyak mengandung
viit A dan Beta karoten)
 Gaya hidup yang sehat menghindari merokok
dan olahraga teratur.
 Pencegahan lanjutan bagi yang sudah
menderita glukoma agar tidak bertambah
parah (mengurangi stress, hindari membaca
dekat,hindari pemakaian obat simpaometik) (5
 Miotikum : untuk mengecilkan pupil ,sehingga
iris terlepas dari tekanannya trabekular dan
sudutnya menjadi terbuka, cara memberikannya
: Pilocarpin 2-4% setiap menit satu tetes selama
5 menit diteruskan dengan setiap jam.
 Karbonik anhidrese Inhibitor ; mengurangi
produksi humor aqueos humor seperti diamox
500 mg sekaligus (2 tablet ) kemudian disusul
tiap 4 jam 1 tablet
 Obat hiperosmotik Gliserin 50% peroral 1-
1,8gram/kg BB
 Untuk mengurangi rasa sakitnya dapat
disuntikkan 10-15 mg morfin
 10-12,5 largaktil penderita yang muntah-muntah
sebelum tablet diamox dan tablet gliserin diberikan ,
sehingga obat dapat diitelan. Dengan pengobatan di
atas bersama-sama, tekanan yang tinggi sekali dapat
ditekan sampai dibawah 25mmHg dalam waktu 24
jam. Jika tekanan intraokulernya sudah turun,
operasi harus dilakukan paling lambat 2-4 hari
kemudian. Selama ini pengobatan tetap dilanjutkan,
bila tekanan tetap tinggi ,melebihi 30 mmHg
diberikan hiperosmotik yang lain yaitu : manitol
(1,5-3 kg BB) 20 tetes//menit atau ureum 30 %
infuse, 300 cc diberikan kurang lebih 2-3 jam yang
diberikan sebelum operasi dilakukan.
 Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat
terdektesi dan mendapat terapi segera
mungkin sering diagnosis dibuat pada
stadium lanjut, dimana lapang pandang telah
hilang secara perlahan progresif,iris menjadi
atrofi dan midriasis pupil telah menetap.
Penangan episode akut terlambat akan
menyebabkan sinekia sudut tertutup
permanen dan bahkan menyebabkan
kebutaan permanen dalam 2-3 hari
 Glaukoma sudut tertutup terjadi bila terdapat
kenaikan mendadak dari tekanan intraocular, yang
disebabkan penutupan sudut bilikmata depan yang
mendadak oleh pangkal iris , sehingga menghambat
keluarnya aquos humor melalui trabekula ,
menyebabkan meningginya tekanan intraocular, sakit
yang sangat dimata secara mendadak dan
menurunnya ketajaman pengelihatan secara tiba-
tiba, disertai tanda kongestif .
 Pemeriksaan glaukoma akut yang dilakukkan yaitu
tekanan bola mata ,gonioskopi, funduskopi, lapang
pandang dan tes provokasi. Glaukoma dapat dirawat
dengan obat tetes mata, tablet,operasi laser atau
operasi mata.

Anda mungkin juga menyukai