Woy
Woy
Modul 3 Skenario 2
Kecemasan dan psikotik
Kelompok 2
Tutor : dr. Risky Akaputra, Sp.P
Faiz 2014730025
Verga Baiqillah T 2014730096
Abraham Isnan 2014730001
Vicky Satria K 2011730112
Angia Puspita D 2014730009
Masithoh Nur Baiti 2014730054
Adibah M. Rahman 2014730003
Khaerunnisa Muflihatul M 2014730046
Fanny Destiara 2014730026
Fernita Cahyaningrum 2014730031
Kata/kalimat kunci
Mind Map
Laki-laki, 28 tahun
Anamnesis
Definisi & Klasifikasi Grade Etiologi Epidemiologi Faktor resiko Kriteria diagnostik
Kaplan, Harold I M.D, Benjamin J. Sadock, M.D. 2010. Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatriu Klinis. Jakarta. Binarupa Aksara Publisher
Klasifikasi dan Gangguan-gangguan yang dapat terjadi terutama
dengan gejala ansietas
Gangguan Ansietas Perasaan khawatir (cemas yang berat & menyeluruh & menetap (bertahan lama) dan
Menyeluruh disertai dengan gejala somatik (motorik&otonomik) yang menyebabkan gangguan fungsi
sosial.
Gangguan Panik Kecemasan yang ditandai serangan panik spontan dan dapat berkaitan dengan agorafobia,
dan disertai dengan kecemasan antisipatorik
Klasifikasi
Gangguan Fobik Ketakutan hebat terhadap suatu objek, aktivitas atau situasi dan ingin untuk menghindari
objek.
Gangguan Obsesif- Kecemasan dapat berubah menjadi gejala khas
Kompulsif
Gangguan stres pasca Respon yang tertunda atau berkepanjangan terhadap peristiwa ataau situasi yang
trauma menimbulkan stress akibat mengancam atau disertai rasa ketakutan yang meningkat.cxs
Tirotoksikosis Keadaan akibat hiperfungsi kelenjar
Ansietas iktal yang disebabkan oleh epilepsi, terutama epilepsi lobus temporalis
Sindrom putus obat dan alkohol (misalnya, delirium tremens)
Puri, Basant K. 2011. Buku Ajar Psikiatri Ed-2. Jakarta. EGC
Kaplan, Harold I M.D, Benjamin J. Sadock, M.D. 2010. Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatriu Klinis. Jakarta. Binarupa Aksara Publisher
Ginsberg Lionel. 2007.Lecture Notes: Neurology Ed-8. Jakarta. Erlangga
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/GANGGUAN-KECEMASAN.pdf
Tingkat Kecemasan
Sedang Ketegangan otot sedang, Fokus terhadap stimulasi Tidak nyaman, mudah
TTD meningkat, mulai meningkat, rentang perhatian tersinggung, tidak sabar
berkeringat menurun
Berat Ketegangan otot berat, Sulit berfikir Sangat cemas, takut, bingung
keringat, nada suara tinggi,
bicara cepat
Panik Ketegangan ototnya sangat Fikiran tidak logis,tidak rasional Merasa terbebani, merasa tidak
berat, tidak dapat tidur mampu, lepas kendali
Kaplan and Sadock's Comprehensive Textbook of Psychiatry 9th edition page 1866
Differential Diagnosis 1 (Gangguan Panik)
DEFINISI Gangguan yang ditandai dengan adanya serangan panik yang tidak diduga dan spontan yang terdiri
atas periode rasa takut intens yang hati-hati dan bervariasi dari sejumlah serangan sepanjang hari
sampai hanya sedikit serangan selama satu tahun.
EPIDEMIOLOGI Perempuan : laki-laki yaitu 2-3 : 1
Sering timbul pada dewasa muda (25 tahun)
ETIOLOGI - Faktor biologis : gangguan fungsi beberapa neurotransmiter, yaitu serotonin, norepinefrin dan
GABA (Gama Amino Butiric Acid).
- Faktor genetik : Pada keturunan pertama pasien dengan gangguan panik dengan agorafobia
mempunyai risiko 4-8 kali mengalami serangan yang sama.
- Faktor psikososial : berdasarkan teori perilaku kognitif (menirukan perilaku orang tua) dan teori
psikoanalitik (pertahanan yang tidak berhasil terhadap impuls yang mencetuskan ansietas)
Tanda dan Gejala
Kaplan & Sadock. 2004. Buku Ajar Psikiatri Klinis, edisi 2. Jakarta: EGC
Departemen Psikiatri FKUI. 2015. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: FKUI
Differential Diagnosis 1 (Gangguan Panik)
KRITERIA DIAGNOSTIK
PENATALAKSAAN 1. Farmakoterapi
SSRI (serotonin selective reuptake inhibitors) dan alprazolam
2. Psikoterapi
- Terapi relaksasi : melatih pernafasan, mengendurkan seluruh otot tubuh dan mensugesti pikiran
- Terapi kognitif perilaku : bersama-sama melakukan restrukturisasi kognitif
- Psikoterapi dinamik : lebih memahami diri dan kepribadiannya
PROGNOSIS Walaupun gangguan panik merupakan penyakit kronis, namun penderita dengan fungsi premorbid
yang baik serta durasi serangan yang singkat bertedensi untuk prognosis yang lebih baik.
Kaplan & Sadock. 2004. Buku Ajar Psikiatri Klinis, edisi 2. Jakarta: EGC
Departemen Psikiatri FKUI. 2015. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: FKUI
Differential Diagnosis 2 (Gangguan Ansietas Menyeluruh)
Definisi Ansietas dan kekhawatiran yang berlebihan mengenai beberapa peristiwa atau aktivitas hampir
sepanjang hari selama sedikitnya 6 bulan. Kekhawatiran ini sulit dikendalikan dan berkaitan dengan
gejala somatik seperti otot tegang, iritabilitas, sulit tidur, dan gelisah.
Kaplan & Sadock. 2004. Buku Ajar Psikiatri Klinis, edisi 2. Jakarta: EGC
Differential Diagnosis 2 (Gangguan Ansietas Menyeluruh)
Kriteria diagnosis DSM-IV-TR
a. Ansietas dan kekhawatiran berlebihan (perkiraan yang menakutkan), terjadi hamper setiap hari selama
setidaknya 6 bulan, mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas seperti bekerja atau bersekolah.
b. Orang tersebut merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya.
c. Ansietas dan kekhawatiran dikaitkan dengan tiga (atau lebih) dari keenam gejala berikut (dengan beberapa
gejala setidaknya muncul hampir setiap hari selama 6 bulan)
Perhatikan : hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak.
Diagnosis
Kaplan & Sadock. 2004. Buku Ajar Psikiatri Klinis, edisi 2. Jakarta: EGC
Differential Diagnosis 2 (Gangguan Ansietas Menyeluruh)
Komorbiditas Merupakan gangguan yang paling sering muncul bersamaan dengan gangguan jiwa lain, biasanya
fobia social, fobia spesifik, gangguan panik, atau gangguan ansietas (50-90%).
Gejala Klinis • Ansietas
• Ketegangan motorik : gemetaran, gelisah, dan sakit dan sakit kepala
• Hiperaktivitas otonom : napas pendek, keringat berlebih, palpitasi, dan berbagai gejala
gastrointestinal
• Kesiagaan kognitif : iritabilitas dan mudahnya pasien merasa terkejut.
Prognosis Hanya sepertiga pasien yang memiliki gangguan ansietas menyeluruh mencari terapi psikiatri.
Karena tingginya insiden gangguan jiwa komorbid pada pasien gangguan ansietas menyeluruh,
perjalanan klinis dan prognosis sulit diprediksi. Terdapatnya beberapa peristiwa hidup yang negatif
sangat meningkatkan gangguan tersebut untuk timbul. Gangguan ansietas menyeluruh mungkin
akan menetap seumur hidup.
Kaplan & Sadock. 2004. Buku Ajar Psikiatri Klinis, edisi 2. Jakarta: EGC
Differential Diagnosis 2 (Gangguan Ansietas Menyeluruh)
Tatalaksana Psikoterapi Farmakoterapi
• Terapi perilaku-kognitif • Benzodiazepin : 2-6 minggu diikuti 1 atau 2 minggu untuk
• Terapi Suportif menurunkan dosis obat secara bertahap sebelum
• Psikoterapi berorientasi tilikan dihentikan.
• Buspiron : agonis parsial 5-HTIA dan tampaknya paling
efektif pada 60-80% pasien, kombinasi jangka panjang
benzodiazepine dan buspiron lebih efektif dari pada
sendiri.
• Venlafaksin (Effexor) efektif : untuk mengobati insomnia,
konsentrasi yang buruk, kegelisahan, iritabilitas, dan
ketegangan otot yang berlebihan akibat gangguan ansietas
menyeluruh.
• Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) : dapat efektif
terutama pada pasien dengan komorbid depresi.
Kaplan & Sadock. 2004. Buku Ajar Psikiatri Klinis, edisi 2. Jakarta: EGC
Farmakoterapi
• SSRI (setralin/ paroksetin)
Keluhan Sentralin – Zoloft, 25mg, 1x 25 – 50mg
• Sesak napas Paroxetine – Seroxat, 10mg, 1x 10 – 20mg
• Berdebar – debar 3 – 6 bulan
• Tubuh panas dingin • Benzodiazepine (Alprazolam - Xanax)
• Sangat takut 0,5 mg, 2x1, 4-6 minggu
• Khawatir • Trisiklik : Amoksipen, despiramin,
maprotiline
Brunton, Laurence, dkk. 2011. Goodman & Gilman: Manual Farmakologi dan Terapi. Jakarta : EGC
Utama, Hendra. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
Psikoterapi
Terapi
Relaksasi
Terapi
Psikoterapi
Kognitif
Dinamik
Perilaku
Utama, Hendra. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
Etika,Moral dan Profesionalisme dokter dalam menangani
penyakit kejiwaan
Sebagai seorang dokter, disamping memahami dan menguasai bidang kompetensinya sebagai
dokter umum/spesialis juga memahami berbagai prinsip dasar psikiatri klinis
Etika dalam psikiatri mengacu pada prinsip tingkah laku yang mengatur perilaku psikiater dan
professional kesehatan jiwa lainnya.
Sebagai profesi ini dokter harus mengetahui kewajiban tidak hanya pasien tetapi juga pada
masyarakat, pada professional kesehatan lain, dan pada diri sendiri.