Anda di halaman 1dari 29

PRESENTASI KASUS

Pembimbing
Dr. H. Djadjat A. Sobari, Sp.B

Disusun oleh :
Belanny Dwi D.
Budi Mulyawan
M. Fauzi Assegaf
IDENTITAS

 Nama : Ny. Y
 Usia : 32 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Alamat : Kec. Larangan
 Tanggal pemeriksaan : 14 Maret 2013
Keluhan Utama :
Teraba benjolan yang membesar di payudara kiri sejak 2 minggu
yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poliklinik Bedah RSUD Gunung Jati pada
tanggal 12 Maret 2013 dengan keluhan adanya benjolan di payudara
kiri. Pasien mengaku benjolan tersebut sudah ada sejak kurang lebih 1
bulan yang lalu, awalnya kecil namun lama kelamaan menjadi besar.
Benjolan baru dirasakan membesar oleh pasien sekitar 2 minggu SMRS.
Setelah dari poliklinik, pasien disarankan untuk rawat inap dan
dilakukan tindakan pembedahan. Riwayat demam disangkal. Riwayat
keluar cairan dari puting disangkal. Pasien mengaku masih
menggunakan KB suntik setiap 3 bulan.
Riwayat penyakit dahulu :
 Pasien belum pernah mengalami hal yang sama
sebelumnya.
 Riwayat Hipertensi disangkal.
 Riwayat Diabetes Mellitus diakui.

Riwayat penyakit keluarga :


 Tidak ada anggota keluarga pasien yang pernah
memiliki keluhan yang sama.
Status generalis
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Vital sign : Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 104 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,2 oC
 Kepala : Normocephal
 Gigi : Tidak ada kelainan
 Mata : Konjungtiva anemis -/-
 Sklera ikterik -/-
 Leher : Trakea tidak deviasi
 Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
 Thoraks : Cor : BJ I/II reguler, gallop (-), murmur (-)
Pulmo : VBS +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
 Abdomen : Datar
Bising Usus (+)
 Ekstremitas : Akral hangat
Edema (-)
 WBC : 8.600/mm3
 HB : 16,6 g/dl
 HCT : 52,1%
 PLT : 294.000/mm3
 Glukosa sewaktu : 318 mg/dL
 Ureum : 10,7 mg/dL
 Kreatinin : 0,72 mg/dL
 Protein-T : 8,34 g/dL
 Albumin : 4,14 g/dL
 Globulin : 4,20 g/dL
 SGOT : 24 U/I
 SGPT : 17 U/I
Status Lokalis
a/r Mammae sinistra
Inspeksi :
 Payudara kanan dan kiri simetris
 Tidak terlihat adanya benjolan di sekitar payudara
 Tidak terlihat gambaran peau d’orange
 Tidak terlihat pembesaran kelenjar getah bening diaksila
 Tidak terlihat retraksi papila mamae

Palpasi :
 Teraba adanya benjolan ukuran 2x2x1 cm, kenyal, mobile,
permukaan licin.
 Nyeri tekan (+)
 Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening di aksila
Wanita, 32 tahun, datang ke Poliklinik Bedah RSUD
Gunung Jati dengan keluhan adanya benjolan di payudara
kiri. Pasien mengaku benjolan tersebut sudah ada sejak
kurang lebih 1 bulan yang lalu, awalnya kecil namun lama
kelamaan menjadi besar. Benjolan baru dirasakan
membesar oleh pasien sekitar 2 minggu SMRS. Setelah dari
poliklinik, pasien disarankan untuk rawat inap dan
dilakukan tindakan pembedahan. Riwayat demam
disangkal. Riwayat keluar cairan dari puting disangkal.
Pasien mengaku masih menggunakan KB suntik setiap 3
bulan. Riwayat Diabetes Mellitus diakui.
Status Lokalis
a/r mammae sinistra : Teraba adanya benjolan ukuran 2x2x1
cm, kenyal, mobile, permukaan licin, nyeri tekan (+)
 Tumor mammae sinistra susp. benigna
 Diagnostik :
 USG mammae
 Mammografi
 Rujuk dokter spesialis bedah
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : ad bonam
Payudara merupakan suatu kelenjar yang
terdiri atas lemak, kelenjar dan jaringan ikat yang
terdapat di bawah kulit dan diatas otot dada.
Payudara terletak pada hemithorak kanan dan kiri
dengan batas-batas yang tampak sebagai berikut :
 Superior : iga 2 atau 3
 Inferior : iga 4 atau 6
 Medial : pinggir sternum
 Lateral : garis aksilaris anterior
Menurut Hoskins et, al (2005) Untuk mempermudah
menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi
menjadi lima regio, yaitu :
1. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant)
2. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant)
3. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant)
4. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant)
5. Regio puting susu (nipple)
 Arteri
 Cabang-cabang perforantes A. mammaria interna (A.
thoracica interna)
 Cabang lateral dari A. intercostalis posterior
 Cabang-cabang dari A. axillaris
 A. thoracodorsalis yang merupakan cabang A. subscapularis
 Vena
 Cabang-cabang perforantes V. thoracica interna
 Cabang-cabang V. axillaris yang terdiri dari V. thoraco-
acromialis, V. thoracica lateralis dan V thoraco dorsalis
 Vena-vena kecil yang bermuara pada V. Intercostalis
Sistem limfatik pada payudara :
A. Pembuluh getah bening
 Pembuluh getah bening aksilla
 Pembuluh getah bening mamae interna
B. Kelenjar-kelenjar getah bening
 Kelenjar getah bening mamae eksterna
 Kelenjar getah bening scapula
 Kelenjar getah bening prepektoral
 Kelenjar getah bening interna
FIBROADENOMA MAMMAE
Definisi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada
payudara yang paling umum ditemukan.
Fibroadenoma terbentuk dari sel-sel epitel dan
jaringan ikat, dimana komponen epitelnya
menunjukkan tanda-tanda aberasi yang sama
dengan komponen epitel normal.
Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dikaitkan
dengan penyakit ini, antara lain peningkatan
mutlak aktivitas estrogen, yang diperkirakan
berperan dalam pembentukannya. Selain itu,
diperkirakan terdapat prekursor embrional yang
dormant di kelenjar mammaria yang dapat
memicu pembentukan fibroadenoma yang akan
berkembang mengikuti aktivitas ovarium.
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang
menggambarkan suatu proses hiperplasia dan proliferasi
pada satu duktus terminal, perkembangannya dihubungkan
dengan suatu proses aberasi perkembangan normal.
Penyebab proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan sel
stroma neoplastik mengeluarkan faktor pertumbuhan yang
memengaruhi sel epitel. Peningkatan mutlak aktivitas
estrogen, diperkirakan berperan dalam pembentukannya.
Kira-kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara
spontan tiap tahunnya dan kebanyakan perkembangan
fibroadenoma berhenti setelah mencapai diameter 2-3 cm.
Fibroadenoma hampir tidak pernah menjadi ganas.
Fibroadenoma memiliki gejala berupa benjolan
dengan permukaan yang licin dan merah. Biasanya
fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan
nyeri bila ditekan.
Secara klinik, fibroadenoma biasanya
bermanifestasi sebagai massa soliter, diskret, dan mudah
digerakkan, selama tidak terbentuk jaringan fibroblast
di sekitar jaringan payudara, dengan diameter kira-kira
1-3 cm, tetapi ukurannya dapat bertambah sehingga
membentuk nodul dan lobus. Fibroadenoma dapat
ditemukan di seluruh bagian payudara, tetapi lokasi
tersering adalah pada quadran lateral atas payudara.
Tidak terlihat perubahan kontur payudara. Penarikan
kulit dan axillary adenopathy yang signifikan pun tidak
ditemukan.
Secara histologis, tumor terdiri atas jaringan ikat dan
kelenjar dengan berbagai proporsi dan variasi. Tampak
storma fibroblastik longgar yang mengandung rongga mirip
duktus berlapis sel epitel dengan ukuran dan bentuk yang
beragam. Rongga yang mirip duktus atau kelenjar ini
dilapisi oleh satu atau lebih lapisan sel yang reguler dengan
membran basal jelas dan utuh. Meskipun di sebagian lesi
duktus terbuka, bulat hingga oval dan cukup teratur
(fibroadenoma perikanalikularis), sebagian lainnya tertekan
oleh proliferasi ekstensif stroma sehingga pada potongan
melintang rongga tersebut tampak sebagi celah atau
struktur ireguler mirip bintang (fibroadenoma
intrakanalikularis).
 Mammografi
 Ultrasonography (USG)
 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
1. Cystosarcoma Phyllodes
2. Kista Payudara
3. Papilloma
Operasi eksisi merupakan satu-satunya
pengobatan untuk fibroadenoma. Operasi dilakukan
sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi
payudara dan untuk menghindari bekas luka.
Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan
lokasi dari lesi di payudara. terdapat 3 tipe insisi yang
biasa digunakan, yaitu
 Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
 Circumareolar Incision
 Curve/Semicircular Incision
 Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun
penderita mempunyai resiko yang tinggi untuk
menderita kanker payudara. Bagian yang tidak
diangkat harus diperiksa secara teratur.
 Kuijper Arno., Mommers Ellen C.M., Van der Wall Elsken., Van Diest Paul
J. Histopathology of Fibroadenoma of The Breast. Available from :
http://ajcp.ascpjournals.org/.
 Sjamsuhidajat, R., De Jong Wim. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2005. Hal. 388 – 393.
 Zieve David., Wechter Debra G. Fibroadenoma – Breast. Available from :
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/. Update on December 17, 2009.
 Shirley S.E., Mitchell D.I.G., Soares D.P., James M., Escoffery C.T., Rhodrn
A.M., Wolff C., Choy L., Wilks R.J. Clinicopathologic Features of Breast
Disease in Jamaica : Findings of the Jamaican Breast Disease Study. 2000
– 2002. Available from : http://lib.bioinfo.pl/ .
 Desen Wan. Dalam : Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi 2. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2008. Hal. 366 – 369.
 Makes Daniel. Atlas Ultrasonografi Payudara dan Mamografi. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta. 1992. Hal 16 – 19.

Anda mungkin juga menyukai