Pembimbing
Dr. H. Djadjat A. Sobari, Sp.B
Disusun oleh :
Belanny Dwi D.
Budi Mulyawan
M. Fauzi Assegaf
IDENTITAS
Nama : Ny. Y
Usia : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kec. Larangan
Tanggal pemeriksaan : 14 Maret 2013
Keluhan Utama :
Teraba benjolan yang membesar di payudara kiri sejak 2 minggu
yang lalu
Palpasi :
Teraba adanya benjolan ukuran 2x2x1 cm, kenyal, mobile,
permukaan licin.
Nyeri tekan (+)
Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening di aksila
Wanita, 32 tahun, datang ke Poliklinik Bedah RSUD
Gunung Jati dengan keluhan adanya benjolan di payudara
kiri. Pasien mengaku benjolan tersebut sudah ada sejak
kurang lebih 1 bulan yang lalu, awalnya kecil namun lama
kelamaan menjadi besar. Benjolan baru dirasakan
membesar oleh pasien sekitar 2 minggu SMRS. Setelah dari
poliklinik, pasien disarankan untuk rawat inap dan
dilakukan tindakan pembedahan. Riwayat demam
disangkal. Riwayat keluar cairan dari puting disangkal.
Pasien mengaku masih menggunakan KB suntik setiap 3
bulan. Riwayat Diabetes Mellitus diakui.
Status Lokalis
a/r mammae sinistra : Teraba adanya benjolan ukuran 2x2x1
cm, kenyal, mobile, permukaan licin, nyeri tekan (+)
Tumor mammae sinistra susp. benigna
Diagnostik :
USG mammae
Mammografi
Rujuk dokter spesialis bedah
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Payudara merupakan suatu kelenjar yang
terdiri atas lemak, kelenjar dan jaringan ikat yang
terdapat di bawah kulit dan diatas otot dada.
Payudara terletak pada hemithorak kanan dan kiri
dengan batas-batas yang tampak sebagai berikut :
Superior : iga 2 atau 3
Inferior : iga 4 atau 6
Medial : pinggir sternum
Lateral : garis aksilaris anterior
Menurut Hoskins et, al (2005) Untuk mempermudah
menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi
menjadi lima regio, yaitu :
1. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant)
2. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant)
3. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant)
4. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant)
5. Regio puting susu (nipple)
Arteri
Cabang-cabang perforantes A. mammaria interna (A.
thoracica interna)
Cabang lateral dari A. intercostalis posterior
Cabang-cabang dari A. axillaris
A. thoracodorsalis yang merupakan cabang A. subscapularis
Vena
Cabang-cabang perforantes V. thoracica interna
Cabang-cabang V. axillaris yang terdiri dari V. thoraco-
acromialis, V. thoracica lateralis dan V thoraco dorsalis
Vena-vena kecil yang bermuara pada V. Intercostalis
Sistem limfatik pada payudara :
A. Pembuluh getah bening
Pembuluh getah bening aksilla
Pembuluh getah bening mamae interna
B. Kelenjar-kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening mamae eksterna
Kelenjar getah bening scapula
Kelenjar getah bening prepektoral
Kelenjar getah bening interna
FIBROADENOMA MAMMAE
Definisi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada
payudara yang paling umum ditemukan.
Fibroadenoma terbentuk dari sel-sel epitel dan
jaringan ikat, dimana komponen epitelnya
menunjukkan tanda-tanda aberasi yang sama
dengan komponen epitel normal.
Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dikaitkan
dengan penyakit ini, antara lain peningkatan
mutlak aktivitas estrogen, yang diperkirakan
berperan dalam pembentukannya. Selain itu,
diperkirakan terdapat prekursor embrional yang
dormant di kelenjar mammaria yang dapat
memicu pembentukan fibroadenoma yang akan
berkembang mengikuti aktivitas ovarium.
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang
menggambarkan suatu proses hiperplasia dan proliferasi
pada satu duktus terminal, perkembangannya dihubungkan
dengan suatu proses aberasi perkembangan normal.
Penyebab proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan sel
stroma neoplastik mengeluarkan faktor pertumbuhan yang
memengaruhi sel epitel. Peningkatan mutlak aktivitas
estrogen, diperkirakan berperan dalam pembentukannya.
Kira-kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara
spontan tiap tahunnya dan kebanyakan perkembangan
fibroadenoma berhenti setelah mencapai diameter 2-3 cm.
Fibroadenoma hampir tidak pernah menjadi ganas.
Fibroadenoma memiliki gejala berupa benjolan
dengan permukaan yang licin dan merah. Biasanya
fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan
nyeri bila ditekan.
Secara klinik, fibroadenoma biasanya
bermanifestasi sebagai massa soliter, diskret, dan mudah
digerakkan, selama tidak terbentuk jaringan fibroblast
di sekitar jaringan payudara, dengan diameter kira-kira
1-3 cm, tetapi ukurannya dapat bertambah sehingga
membentuk nodul dan lobus. Fibroadenoma dapat
ditemukan di seluruh bagian payudara, tetapi lokasi
tersering adalah pada quadran lateral atas payudara.
Tidak terlihat perubahan kontur payudara. Penarikan
kulit dan axillary adenopathy yang signifikan pun tidak
ditemukan.
Secara histologis, tumor terdiri atas jaringan ikat dan
kelenjar dengan berbagai proporsi dan variasi. Tampak
storma fibroblastik longgar yang mengandung rongga mirip
duktus berlapis sel epitel dengan ukuran dan bentuk yang
beragam. Rongga yang mirip duktus atau kelenjar ini
dilapisi oleh satu atau lebih lapisan sel yang reguler dengan
membran basal jelas dan utuh. Meskipun di sebagian lesi
duktus terbuka, bulat hingga oval dan cukup teratur
(fibroadenoma perikanalikularis), sebagian lainnya tertekan
oleh proliferasi ekstensif stroma sehingga pada potongan
melintang rongga tersebut tampak sebagi celah atau
struktur ireguler mirip bintang (fibroadenoma
intrakanalikularis).
Mammografi
Ultrasonography (USG)
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
1. Cystosarcoma Phyllodes
2. Kista Payudara
3. Papilloma
Operasi eksisi merupakan satu-satunya
pengobatan untuk fibroadenoma. Operasi dilakukan
sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi
payudara dan untuk menghindari bekas luka.
Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan
lokasi dari lesi di payudara. terdapat 3 tipe insisi yang
biasa digunakan, yaitu
Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
Circumareolar Incision
Curve/Semicircular Incision
Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun
penderita mempunyai resiko yang tinggi untuk
menderita kanker payudara. Bagian yang tidak
diangkat harus diperiksa secara teratur.
Kuijper Arno., Mommers Ellen C.M., Van der Wall Elsken., Van Diest Paul
J. Histopathology of Fibroadenoma of The Breast. Available from :
http://ajcp.ascpjournals.org/.
Sjamsuhidajat, R., De Jong Wim. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2005. Hal. 388 – 393.
Zieve David., Wechter Debra G. Fibroadenoma – Breast. Available from :
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/. Update on December 17, 2009.
Shirley S.E., Mitchell D.I.G., Soares D.P., James M., Escoffery C.T., Rhodrn
A.M., Wolff C., Choy L., Wilks R.J. Clinicopathologic Features of Breast
Disease in Jamaica : Findings of the Jamaican Breast Disease Study. 2000
– 2002. Available from : http://lib.bioinfo.pl/ .
Desen Wan. Dalam : Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi 2. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2008. Hal. 366 – 369.
Makes Daniel. Atlas Ultrasonografi Payudara dan Mamografi. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta. 1992. Hal 16 – 19.