Anda di halaman 1dari 31

KELOMPOK - I :

HARTATIK
RENCANA NIM:187032003

KONTINJENSI SILVIA O. SURBAKTI


NIM:187032061
BENCANA ROSARI INDRI SIDABUTAR

BANJIR BANDANG NIM:187032065

ITA FITRIYANI LUBIS


DI KECAMATAN NIM:187032071

BAHOROK MASNIARI SIAGIAN

NIM:187032074
KABUPATEN
LANGKAT
PENDAHULUAN DASAR HUKUM
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana
4. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
6. Peraturan Kepala Bidang Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 tentang
Pedoman Umum Pengkajian Resiko Bencana
7. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2008
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
LATAR BELAKANG
– Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia disebabkan
baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologi.
– Rencana kontijensi adalah proses perencanaan kedepan, dalam
keadaan tidak menentu dimana skenario dan tujuan disetujui,
tindakan manajerial dan teknis ditentukan dan sistem untuk
menanggapi kejadian disusun agar dapat mencegah atau mengatasi
secara lebih baik keadaan atau situasi darurat yang dihadapi.
Gambaran Umum Kabupaten Langkat
Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah yang berada di Sumatera Utara.
1. Geografi. Daerah Kabupaten Langkat terletak pada 3o14’ dan 4o13’ lintang utara, serta 93o51’
dan 98o45’ Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut:
– Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan Prov. D.I.Aceh
– Sebelah Selatan berbatas dengan Dati II Karo.
– Sebelah Timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang
– Sebelah Barat berbatas dengan Dati D.I Aceh (Aceh Tengah)
2. Topografi. Daerah Tingkat II Langkat dibedkan atas 3 bagian
– Pesisir Pantai dengan ketinggian 0 – 4 m diatas permukaan laut
– Dataran rendah dengan ketinggian 0 – 30 m diatas permukaan laut
– Dataran Tinggi dengan ketinggian 30 – 1200 m diatas permukaan laut
Wilayah administratif
Kabupaten Langkat menempati area seluas +- 6.263,29 Km2 (626.329 Ha) yang
terdiri dari 23 Kecamatan dan 240 Desa serta 37 Kelurahan Definitif. Area
Kabupaten Langkat di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh dan Selat
Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo, di sebelah Barat
berbatasan dengan Provinsi Aceh, dan di sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai.
IKLIM
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara,
Kabupaten Langkat termasuk daerah yang beriklim tropis. Sehingga daerah ini memiliki 2
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya
ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya
musim.
Iklim di wilayah Kabupaten Langkat termasuk tropis dengan indikator iklim sebagai berikut :
• Musim Kemarau : Februari s/d Agustus
• Musim Hujan : September s/d Januari
• Curah hujan rata-rata 2.205,43 mm/tahun
• Suhu rata-rata 28 derajat celcius - 30 derajat celcius
KECAMATAN BAHOROK
– Bahorok adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat yang sebagian bes
ar wilayahnya terletak di dalam Taman Nasional Gunung Lauser.
– Bukit Lawang adalah objek wisata di Kecamatan Bahorok yang merupakan pusat rehabilit
asi dan pengamatan orang utan, dengan sungai yang airnya jernih sangat sejuk, dan terd
apat pondok-pondok wisata bernuansa alami disepanjang sungai.
– Luas wilayah kecamatan Bahorok 1.101,83 Km² dengan Jumlah Penduduk di 42.328 jiwa.
– Pada Tahun 2003 terjadi Banjir Bandang di Kecamatan Bahorok tepatnya di kawasan wisa
ta Bukit Lawang yang menghancurkan ratusan rumah penduduk dan penginapan yang ad
a di tepi Sungai Bahorok, serta mengakibatkan 200 orang meninggal dunia.
Jumlah Penduduk di Kecamatan
Penduduk
No Klp Umur (Thn) Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 0-4 2.242 2.185 4.427
2 5-9 2.147 2.108 4.255
3 10-14 2.018 1.950 3.968
4 15-19 1.968 1.787 3.755
5 20-24 1.783 1.800 3.583
6 25-29 1.682 1.647 3.329
7 30-34 1.560 1.540 3.100
8 35-39 1.495 1.582 3.077
9 40-44 1.416 1.396 2.812
10 45-49 1.315 1.378 2.693
11 50-54 1.178 1.119 2.297
12 55-59 900 938 1.838
13 60-64 604 611 1.215
14 65-69 400 435 835
15 70-74 228 306 534
16 75+ 278 332 610
Jumlah 21.214 21.114 42.328

Sumber: BPS Kab. Langkat


Jumlah penduduk yang rentan
Jumlah penduduk yang rentan berdasarkan kelompok umur di Kecamatan Bahorok

N Penduduk
Klp Umur (Thn) Jumlah
o Laki-laki Perempuan
1 0-4 2.242 2.185 4.427
2 5-9 2.147 2.108 4.255
3 65-69 400 435 835
4 70-74 228 306 534
5 75+ 278 332 610
Jumlah 5295 5366 10.661

Jumlah ibu hamil dan ibu bersalin di Kecamatan Bahorok


N Wilayah Kerja Puskemas Ibu Hamil Ibu Bersalin
o
1 Bahorok 595 510

2 Bukit Lawang 404 375

Jumlah 999 885


Tujuan penyusunan Rencana Kontijensi
– Sebagai pedoman atau dijadikan dasar sebagai Rencana Operasional tangga
p darurat pada waktu terjadinya Banjir Bandang dan umumnya dalam pena
nggulangan bencana di Kecamatan Bahorok kabupaten Langkat
– Tersediannya data kebutuhan penanganan bencana, ketersediaan sumberd
aya dan kesenjangan sumberdaya
– Memastikan mekanisme koordinasi semua stakeholder dalam penanganan
bencana
– Sebagai upaya menggalang komitmen para pihak pada kondisi darurat
POTENSI KEJADIAN BENCANA
– Kabupaten Bahorok : memiliki karakteristik bencana yang cukup tinggi dan kompleks,
dalam arti bencana yang ada di Kabupaten Bahorok ini adalah banjir bandang, gempa
bumi, tanah longsor, kebakaran.
– Untuk melihat potensi kejadian, perlu dikaji sejarah kejadian Banjir Bandang:
1. Banjir Bandang di Bukit Lawang tanggal 2 November 2003
2. Banjir Bandang di Bukit Lawang tanggal 11 Desember 2015
PENILAIAN BAHAYA DAN PENENTUAN KEJADIAN
PENILAIAN BAHAYA DAN PENENTUAN KEJADIAN

• Untuk penentuan kejadian ditetapkan melalui pe


No
Jenis Ancaman B
Probability Dampak nilaian resiko: dari dasar tersebut disepakati terja
ahaya di Banjir Bandang pada malam hari dengan proye
ksi pukul 00.00 WIB sampai dengan pukul 04.00
WIB. Pada saat masyarakat sedang beristirahat d
1 Banjir Bandang 5 4 an tidak melakukan aktifitas diluar rumah. Diasu
msikan banjir bandang terjadi di kawasan wisata
2 Tanah Longsor 3 3 bukit Lawang
• Skenario yang telah dipilih telah disepakati ini di
3 Gempa Bumi 1 2 harapkan juga menjadi acuan dalam membuat ren
cana kontijensi dan kesiapsiagaan menghadapi be
ncana banjir bandang di Bukit Lawang
4 Kebakaran 1 1
PENGEMBANGAN SKENARIO
– Topografinya lebih banyak berbukit dan bergunung, serta sungai yang di jadikan objek wis
ata tergolong rawan longsor dan banjir bandang
– Pada saat musim penghujan, karena kondisi tanah di bagian yang topografinya berbukit d
an bergunung perlu lebih waspada.
– Penduduk yang terancam bencana Banjir Bandang meliputi wilayah Pingiran sungai Bukit
Lawang yang terletak didesa Bukit Lawang
– Fasilitas kritis terkena dampak bencana Banjir Bandang : jalan, jembatan, jaringan PLN, ja
ringan PDAM, jaringan komunikasi.
PENGEMBANGAN SKENARIO
– Fasilitas umum yang akan m
engalami kerusakan apabila t
erjadi banjir Bandang adalah
rumah penduduk, kios-kios t
empat warga berjualan, pon
dok-pondok, penginapan dis
epanjang tepi sungai Bukit La
wang,dan tempat ibadah,
jembatan.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI

 Memobilisasi dan menggerakan semua sumber daya yang dimiliki daerah untuk penanganan darurat bencana:
– Setiap sektor melaksanakan fungsi koordinasi
– Mengoptimalkan fungsi posko utama dan posko lapangan sebagai lalu lintas pemberian bantuan untuk menghindari duplikasi atau
keterabaian
– Mengoptimalkan seluruh instansi / lembaga / masyarakat yang terkait penanggulangan bencana untuk mengerakkan semua sumber
daya baik personil maupun sarana dan prasarana yang sudah disiapkan sebelumnya untuk di pergunakan.
 Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar korban dan perlindungan terhadap kelompok rentan:
– Mengaktifkan Tim Fire ke lokasi bencana secara cepat dan akurat, dengan memprioritaskan lansia, anak anak, pasien rumah sakit,
penyandang cacat dan ibu hamil dan melaporkan kepada pihak terkait.
– Mendirikan tenda pengungsi, dapur umum, bak penampungan air bersih dan menyediakan penerangan (generator)
– Mengidentifikasi jenis-jenis kebutuhan yang diperlukan untuk penanggulangan dukungan bantuan dari luar.
– Mempersiapkan saranan dan prasarana transportasi yang dapat menjangkau seluruh lokasi bencana.
 Mengoptimalkan manajemen penanganan darurat bencana :
– Merealisasikan prosedur tetap banjir bandang
– Mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian serta analisis dan evakuasi terhadap kegiatan penanganan darurat
– Keluar masuk informasi (data harus melalui satu pintu dari posko utama dan memanfaatkan informasi dan komunikasi baik lokal,
nasional maupun internasional)
PERENCANAAN KLASTER
 Pembagian klaster yang berpedoman kepada:
– Panduan perencanaan kontijensi menghadapi bencana,
– Jumlah penduduk
– Luas cakupan wilayah dan aspek-aspek yang akan terkena dampak serta unsur-unsur yang
akan terkena dampak terancam bencana banjir bandang
 Setiap klaster diuraikan tentang sasaran oleh kegiatan yang dilakukan di Instansi terkait
penanggulangan bencana sesuai dengan:
– situasi yang di hadapi oleh masing masing klaster,
– dampak bencana yang akan timbul,
– asumsi waktu untuk kegiatan klaster pada saat tanggap darurat adalah selama 30 hari (1
bulan)
RINCIAN KLASTER
NO KLASTER PENANGANGGUNG JAWAB

1 Klaster Manajemen dan BPBD Kab. Langkat


Pengendalian
2 Klaster Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Langkat
3 Klaster Penyelamatan Dan Koramil Kab. Langkat
Perlindungan
4 Klaster Transportasi Dinas Perhubungan dan Kominfo Kab.
Langkat
5 Klaster Logistik Koordinator : Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Langkat
6 Klaster Sarana Dan Prasarana Dinas Pekerjaan Umum Kab. Langkat
KLASTER KESEHATAN
– Situasi
Apabila terjadi bencana banjir bandang secara bersamaan di 8 desa Kab.Langkat Kec.
Bahorok yang di picu oleh curah hujan yang tinggi dan bencana lainnya, maka korban akan
banyak berjatuhan tertimpa reruntuhan pohon yang tumbang diperkirakan 80 orang yang
terdiri dari : 16 orang meninggal dan 64 orang luka-luka,akan tiba di pengungsian dalam
keadaan butuh pertolongan ,baik luka berat maupun luka ringan.
Tim kesehatan yang bergabung dalam klaster kesehatan segera bergerak cepat untuk
mengantisipasi jatuhnya korban jiwa lebih banyak dan memberikan pertolongan kepada
korban luka ringan dan korban lainnya di daerah pengungsian. Selain itu perlu dilakukan
antisipasi untuk penyakit menular seperti penyakit kulit, flu, dan lain lain. Korban-korban
luka berat perlu segera di evakuasi ke rumah sakit yang masih berfungsi atau rumah sakit
darurat.
KLASTER KESEHATAN
Sasaran
– Adanya posko kesehatan yang didirikan
– pelayanan kesehatan diberikan secara optimal dan merata bagi korban
– Tersedianya SDM kesehatan yang profesional
– Tersedianya obat-obatan dan peralatan kesehatan yang di butuhkan
– Berfungsinya seluruh sarana dan prasarana kesehatan yang ada (termasuk rumah sakit dan puskesmas), rumah sakit
darurat serta rumah sakit lapangan.
– Terhindarnya pengungsi dan petugas dari ancaman penyakit akibat dampak bencana yang terjadi serta terpeliharanya
kesehatan lingkungan serta sanitasi
– Antisipasi gangguan kesehatan jiwa/mental/psikologis masyarakat
– Adanya laporan mengenai perkembangan situasi dan kondisi kesehatan kepada dinas instansi terkait sesuai dengan
format yang ada
– Adanya penanganan bagian pengungsi yang trauma
– Terindentifikasinya jenazah yang ditemukan
Kegiatan Klaster Kesehatan

N PENANGGUNG
KEGIATAN Instansi WAKTU PELAKSANA
O JAWAB
BPDB,DINKES,TNI,POLRI,PRA
MUKA,RSUD,LSM,PERGURUA
1 Kajian Cepat N TINGGI PMI 1x6 Jam setelah kejadian bencana

BPDB,Dinkes,PMI,TNI,POLR 1X24 Jam setelah status darurat bencana


2 Pendirian Posko Kesehatan I,RSUD dan PRAMUKA
DINKES
di keluarkan
BPDB,Dinkes,PMI,TNI,P 1X24 Jam setelah status darurat bencana
Pendirian Rumah Sakit
3 OLRI,RSUD Dinkes di keluarkan
Lapangan

1X24 Jam setelah status darurat bencana


TNI, Polri, Dinkes, PMI,
4 Mobilisasi Tim Medis Dinkes di keluarkan
RSUD,LSM

TNI, Polri, Dinkes,


5 Penyediaan Obat-obatan Dinkes 1 x 24 Jam setelah kejadian bencana
PMI, RSUD,LSM
KEGIATAN KLUSTER KESEHATAN
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN ( AIR BERSIH DAN SANITASI )
PENANGGUN
NO KEGIATAN Instansi WAKTU PELAKSANA
GJAWAB

Membentuk Tim sanitasi untuk Dinkes,TNI ( DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
6
membangun dan memlihara prasarana Babinsa) (KESLING) keluarkan

DINKES
DINKES,TNI, 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
Memastikan ketersediaan air yang memadai (KESLING)
PDAM keluarkan

Menyediakan fasilitas MCK DINKES,TNI DINKES


1X24 Jam setelah status darurat bencana di
(Mandi ,Cuci dan Kasus/jamban) dan (Babinsa) (KESLING)
keluarkan
sanitasi Pengeloaan SAMPAH
DINKES,TNI
Membentuk sistem pemantauan untuk DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
(Babinsa)
semua pelayanan kesling (KESLING) keluarkan

Menentukan metode pembuangan DINKES,TNI DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
keluarkan
tinja,sampah dan air limbah (Babinsa) (KESLING)

DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di


Pengawasa dan pengamanan Makanan dan keluarkan
DINKES,TNI (KESLING)
Minuman
KEGIATAN KLUSTER KESEHATAN PROGRAM KEGIATAN SURVEILANS/EPIDEMIOLOGI
PENANGGUNG
NO KEGIATAN Instansi WAKTU PELAKSANA
JAWAB
7 Menetapkan risiko penyakit menular Dinkes, RSU,TNI DINKES (Surveilans) 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan

Mencegah penyakit menular yang berpotensi


DINKES,RS, 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
menimbulkan KLB(Diare, Malaria,Hepatitis A, Campak, DINKES (Surveilans)
TNI
Leptospirosis)
Mengkondisi mayat yang beresiko terhadap timbulnya 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
penyakit menular DINKES,RS, DINKES (Surveilans)
TNI
Mendata penyakit degeneratif 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
DINKES DINKES (Surveilans)

Persiapan rencana pencegahan dan penyakit menular 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
DINKES,RS DINKES (Surveilans)

Mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan Dinkes,RS, 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
masyarakat DINKES (Surveilans)
TNI
Mengetahui tingkat penyakit yang ada dalam 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
masyarakat DINKES, TNI DINKES (Surveilans)

Mengidentifikasi penyebab penyakit dan factor resiko 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
DINKES DINKES (Surveilans)

Memanatau kesehatan masyarakat dan mengevaluasi


1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
dampak program kesehatan DINKES DINKES (Surveilans)
KEGIATAN KLUSTER KESEHATAN PROGRAM KEGIATAN GIZI
PENANGGUNG
NO KEGIATAN Instansi WAKTU PELAKSANA
JAWAB
8 Memberikan makanan agar pengungsi tidak lapar DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
dan dapat mempertahankan status gizinya DINKES,TNI
(P.GIZI ) keluarkan

Mengawasi pendistribusian bahan makanan DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
DINKES , TNI
(P.GIZI ) keluarkan
Menganalisis hasil Rapid health assessment (RHA) DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
DINKES
(P.GIZI ) keluarkan
Pengelolaan penyelenggara makanan di dapur
DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
umum DINKES,TNI
(P.GIZI ) keluarkan

Pengumpulan data dan penanganan penanganan


1X24 Jam setelah status darurat bencana di
gizi darurat pada Bayi,balita,ibu hamil, ibu DINKES
DINKES keluarkan
menyusui, lanjut usia dan penyandang cacat (P.GIZI ,KIA)
kebutuhan khusus
Pemberian ASI pada bayi dan makanan 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
DINKES
pendamping ASI DINKES keluarkan
(P.GIZI ,KIA)

Penanganan Gizi darurat 1X24 Jam setelah status darurat bencana di


DINKES
DINKES,RS keluarkan
(P.GIZI ,KIA)

Melaksanakan pemberian makanan tambahan DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
KEGIATAN KLUSTER KESEHATAN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI
PENANGGUNG
NO KEGIATAN Instansi WAKTU PELAKSANA
JAWAB

DINKES DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di


9 Pembentukan tim kesehatan reproduksi
(Kespro) keluarkan

DINKES
Penerapan PPAM (Paket Pelayanan Awal 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
DINKES (Kespro)
Minimum) kesehatan reproduksi keluarkan

DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di


Mencegah dan menangani kekerasan seksual
DINKES (Kespro) keluarkan

1X24 Jam setelah status darurat bencana di


Mencegah meningkanya kesakitan dan kematian DINKES
DINKES keluarkan
maternal dan neonatal (Kespro)

DINKES 1 x 24 Jam setelah kejadian bencana


Mengurangi penularan HIV DINKES
(Kespro)

Merencanakan pelayanan kesehatan reproduksi


DINKES 1 x 24 Jam setelah kejadian bencana
komprehensif dan terintegrasi dalam pelayanan DINKES
(Kespro)
kesehatan dasar ketika situasi stabil
KEGIATAN KLUSTER KESEHATAN PROGRAM PROMKES
PENANGGUNG
NO KEGIATAN Instansi WAKTU PELAKSANA
JAWAB
10 Melakukan penyuluhan tentang:
PROMKES Setelah Situasi aman dan Tenang
Terus memberikan Asi kepada bayi DINKES

PROMKES Setelah Situasi aman dan Tenang


CTPS(Cara Cuci Tangan Pakai sabun)
DINKES

PROMKES Setelah Situasi aman dan Tenang


Menggunakan air bersih DINKES

PROMKES Setelah Situasi aman dan Tenang


Pentingnya imunisasi campak dan TT DINKES

PROMKES Setelah Situasi aman dan Tenang


Makan makanan bergizi DINKES

PROMKES Setelah Situasi aman dan Tenang


Tidak merokok di tenda pengungsian DINKES

Mencegah penyakit Diare,Ispa dan penyakit DINKES PROMKES Setelah Situasi aman dan Tenang
menular .

Penyediaan media KIE Komunikasi,informasi DINKES PROMKES Setelah Situasi aman dan Tenang
KEGIATAN KLUSTER KESEHATAN

PENANGGUNG
NO KEGIATAN Instansi WAKTU PELAKSANA
JAWAB
Setelah kejadian bencana
Penyembuhan TRAUMA PSIKOLOG PMI,
(siaga tanggap darurat sudah
11 dengan dukungan DINKES, LSM, Disosnaker
di cabut), atau setelah 6 bulan
psikososial MUI, Kemenag
kejadian bencana.
RENCANA TINDAK LANJUT
1. Rencana Kontinjensi ini disusun bersama oleh Dinas/Intansi/Lembaga
Pemerintah dan Non Pemerintah yang terkait dengan penanganan bencana,
yang dikelompokkan dalam bentuk Kelompok Kerja Penyusunan Dokumen
Renkon Kabupaten Langkat, pada situasi dan kondisi bulan Desember 2019.
2. Rencana Kontinjensi ini akan ditandatangani oleh setiap Pimpinan Instansi yang
terlibat dan dikukuhkan dengan Peraturan Bupati Langkat.

3. Aktivasi dari Rencana Kontinjensi ini menjadi Rencana Operasional pada saat
terjadi bencana Banjir Bandang yang dilakukan oleh Bupati, selaku pemegang
komando pengendali operasi.

4. Semua lembaga yang terlibat dalam pembuatan rencana kontijensi ini harus dapat
mendorong pimpinan untuk menandatangani rencana kontijensi ini
5. Pemantauan situasi dan perubahan kondisi dilakukan setiap
setahun sekali untuk pemutakhiran data dan informasi, guna
penyesuaiann isi dokumen kontijensi

6. Perlu dilakukan top exercise dari rencana kontijensi ini untuk dapat
melihat sejauh mana koordinasi sistem komando tanggap darurat dalam
menghadapi bencana , dan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana.

7. Perlu dilakukan simulasi latihan secara langsung dalam menghadapi


bencana banjir bandang untuk melihat sejauh mana fungsi koordinasi
di lokasi terjadinya bencana.

8. Masa berlaku rencana kontijensi ini selama 5 (lima) tahun, terhitung dari
saat di legalisirnya dokumen ini.

9. Apabila hingga batas waktu yang direncanakan tidak terjadi bencana,


maka Rencana Kontinjensi ini akan diperpanjang masa berlakunya.

Anda mungkin juga menyukai