HARTATIK
RENCANA NIM:187032003
NIM:187032074
KABUPATEN
LANGKAT
PENDAHULUAN DASAR HUKUM
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana
4. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
6. Peraturan Kepala Bidang Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 tentang
Pedoman Umum Pengkajian Resiko Bencana
7. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2008
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
LATAR BELAKANG
– Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia disebabkan
baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologi.
– Rencana kontijensi adalah proses perencanaan kedepan, dalam
keadaan tidak menentu dimana skenario dan tujuan disetujui,
tindakan manajerial dan teknis ditentukan dan sistem untuk
menanggapi kejadian disusun agar dapat mencegah atau mengatasi
secara lebih baik keadaan atau situasi darurat yang dihadapi.
Gambaran Umum Kabupaten Langkat
Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah yang berada di Sumatera Utara.
1. Geografi. Daerah Kabupaten Langkat terletak pada 3o14’ dan 4o13’ lintang utara, serta 93o51’
dan 98o45’ Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut:
– Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan Prov. D.I.Aceh
– Sebelah Selatan berbatas dengan Dati II Karo.
– Sebelah Timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang
– Sebelah Barat berbatas dengan Dati D.I Aceh (Aceh Tengah)
2. Topografi. Daerah Tingkat II Langkat dibedkan atas 3 bagian
– Pesisir Pantai dengan ketinggian 0 – 4 m diatas permukaan laut
– Dataran rendah dengan ketinggian 0 – 30 m diatas permukaan laut
– Dataran Tinggi dengan ketinggian 30 – 1200 m diatas permukaan laut
Wilayah administratif
Kabupaten Langkat menempati area seluas +- 6.263,29 Km2 (626.329 Ha) yang
terdiri dari 23 Kecamatan dan 240 Desa serta 37 Kelurahan Definitif. Area
Kabupaten Langkat di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh dan Selat
Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo, di sebelah Barat
berbatasan dengan Provinsi Aceh, dan di sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai.
IKLIM
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara,
Kabupaten Langkat termasuk daerah yang beriklim tropis. Sehingga daerah ini memiliki 2
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya
ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya
musim.
Iklim di wilayah Kabupaten Langkat termasuk tropis dengan indikator iklim sebagai berikut :
• Musim Kemarau : Februari s/d Agustus
• Musim Hujan : September s/d Januari
• Curah hujan rata-rata 2.205,43 mm/tahun
• Suhu rata-rata 28 derajat celcius - 30 derajat celcius
KECAMATAN BAHOROK
– Bahorok adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat yang sebagian bes
ar wilayahnya terletak di dalam Taman Nasional Gunung Lauser.
– Bukit Lawang adalah objek wisata di Kecamatan Bahorok yang merupakan pusat rehabilit
asi dan pengamatan orang utan, dengan sungai yang airnya jernih sangat sejuk, dan terd
apat pondok-pondok wisata bernuansa alami disepanjang sungai.
– Luas wilayah kecamatan Bahorok 1.101,83 Km² dengan Jumlah Penduduk di 42.328 jiwa.
– Pada Tahun 2003 terjadi Banjir Bandang di Kecamatan Bahorok tepatnya di kawasan wisa
ta Bukit Lawang yang menghancurkan ratusan rumah penduduk dan penginapan yang ad
a di tepi Sungai Bahorok, serta mengakibatkan 200 orang meninggal dunia.
Jumlah Penduduk di Kecamatan
Penduduk
No Klp Umur (Thn) Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 0-4 2.242 2.185 4.427
2 5-9 2.147 2.108 4.255
3 10-14 2.018 1.950 3.968
4 15-19 1.968 1.787 3.755
5 20-24 1.783 1.800 3.583
6 25-29 1.682 1.647 3.329
7 30-34 1.560 1.540 3.100
8 35-39 1.495 1.582 3.077
9 40-44 1.416 1.396 2.812
10 45-49 1.315 1.378 2.693
11 50-54 1.178 1.119 2.297
12 55-59 900 938 1.838
13 60-64 604 611 1.215
14 65-69 400 435 835
15 70-74 228 306 534
16 75+ 278 332 610
Jumlah 21.214 21.114 42.328
N Penduduk
Klp Umur (Thn) Jumlah
o Laki-laki Perempuan
1 0-4 2.242 2.185 4.427
2 5-9 2.147 2.108 4.255
3 65-69 400 435 835
4 70-74 228 306 534
5 75+ 278 332 610
Jumlah 5295 5366 10.661
Memobilisasi dan menggerakan semua sumber daya yang dimiliki daerah untuk penanganan darurat bencana:
– Setiap sektor melaksanakan fungsi koordinasi
– Mengoptimalkan fungsi posko utama dan posko lapangan sebagai lalu lintas pemberian bantuan untuk menghindari duplikasi atau
keterabaian
– Mengoptimalkan seluruh instansi / lembaga / masyarakat yang terkait penanggulangan bencana untuk mengerakkan semua sumber
daya baik personil maupun sarana dan prasarana yang sudah disiapkan sebelumnya untuk di pergunakan.
Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar korban dan perlindungan terhadap kelompok rentan:
– Mengaktifkan Tim Fire ke lokasi bencana secara cepat dan akurat, dengan memprioritaskan lansia, anak anak, pasien rumah sakit,
penyandang cacat dan ibu hamil dan melaporkan kepada pihak terkait.
– Mendirikan tenda pengungsi, dapur umum, bak penampungan air bersih dan menyediakan penerangan (generator)
– Mengidentifikasi jenis-jenis kebutuhan yang diperlukan untuk penanggulangan dukungan bantuan dari luar.
– Mempersiapkan saranan dan prasarana transportasi yang dapat menjangkau seluruh lokasi bencana.
Mengoptimalkan manajemen penanganan darurat bencana :
– Merealisasikan prosedur tetap banjir bandang
– Mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian serta analisis dan evakuasi terhadap kegiatan penanganan darurat
– Keluar masuk informasi (data harus melalui satu pintu dari posko utama dan memanfaatkan informasi dan komunikasi baik lokal,
nasional maupun internasional)
PERENCANAAN KLASTER
Pembagian klaster yang berpedoman kepada:
– Panduan perencanaan kontijensi menghadapi bencana,
– Jumlah penduduk
– Luas cakupan wilayah dan aspek-aspek yang akan terkena dampak serta unsur-unsur yang
akan terkena dampak terancam bencana banjir bandang
Setiap klaster diuraikan tentang sasaran oleh kegiatan yang dilakukan di Instansi terkait
penanggulangan bencana sesuai dengan:
– situasi yang di hadapi oleh masing masing klaster,
– dampak bencana yang akan timbul,
– asumsi waktu untuk kegiatan klaster pada saat tanggap darurat adalah selama 30 hari (1
bulan)
RINCIAN KLASTER
NO KLASTER PENANGANGGUNG JAWAB
N PENANGGUNG
KEGIATAN Instansi WAKTU PELAKSANA
O JAWAB
BPDB,DINKES,TNI,POLRI,PRA
MUKA,RSUD,LSM,PERGURUA
1 Kajian Cepat N TINGGI PMI 1x6 Jam setelah kejadian bencana
Membentuk Tim sanitasi untuk Dinkes,TNI ( DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
6
membangun dan memlihara prasarana Babinsa) (KESLING) keluarkan
DINKES
DINKES,TNI, 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
Memastikan ketersediaan air yang memadai (KESLING)
PDAM keluarkan
Menentukan metode pembuangan DINKES,TNI DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
keluarkan
tinja,sampah dan air limbah (Babinsa) (KESLING)
Persiapan rencana pencegahan dan penyakit menular 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
DINKES,RS DINKES (Surveilans)
Mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan Dinkes,RS, 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
masyarakat DINKES (Surveilans)
TNI
Mengetahui tingkat penyakit yang ada dalam 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
masyarakat DINKES, TNI DINKES (Surveilans)
Mengidentifikasi penyebab penyakit dan factor resiko 1X24 Jam setelah status darurat bencana di keluarkan
DINKES DINKES (Surveilans)
Mengawasi pendistribusian bahan makanan DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
DINKES , TNI
(P.GIZI ) keluarkan
Menganalisis hasil Rapid health assessment (RHA) DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
DINKES
(P.GIZI ) keluarkan
Pengelolaan penyelenggara makanan di dapur
DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
umum DINKES,TNI
(P.GIZI ) keluarkan
Melaksanakan pemberian makanan tambahan DINKES 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
KEGIATAN KLUSTER KESEHATAN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI
PENANGGUNG
NO KEGIATAN Instansi WAKTU PELAKSANA
JAWAB
DINKES
Penerapan PPAM (Paket Pelayanan Awal 1X24 Jam setelah status darurat bencana di
DINKES (Kespro)
Minimum) kesehatan reproduksi keluarkan
Mencegah penyakit Diare,Ispa dan penyakit DINKES PROMKES Setelah Situasi aman dan Tenang
menular .
Penyediaan media KIE Komunikasi,informasi DINKES PROMKES Setelah Situasi aman dan Tenang
KEGIATAN KLUSTER KESEHATAN
PENANGGUNG
NO KEGIATAN Instansi WAKTU PELAKSANA
JAWAB
Setelah kejadian bencana
Penyembuhan TRAUMA PSIKOLOG PMI,
(siaga tanggap darurat sudah
11 dengan dukungan DINKES, LSM, Disosnaker
di cabut), atau setelah 6 bulan
psikososial MUI, Kemenag
kejadian bencana.
RENCANA TINDAK LANJUT
1. Rencana Kontinjensi ini disusun bersama oleh Dinas/Intansi/Lembaga
Pemerintah dan Non Pemerintah yang terkait dengan penanganan bencana,
yang dikelompokkan dalam bentuk Kelompok Kerja Penyusunan Dokumen
Renkon Kabupaten Langkat, pada situasi dan kondisi bulan Desember 2019.
2. Rencana Kontinjensi ini akan ditandatangani oleh setiap Pimpinan Instansi yang
terlibat dan dikukuhkan dengan Peraturan Bupati Langkat.
3. Aktivasi dari Rencana Kontinjensi ini menjadi Rencana Operasional pada saat
terjadi bencana Banjir Bandang yang dilakukan oleh Bupati, selaku pemegang
komando pengendali operasi.
4. Semua lembaga yang terlibat dalam pembuatan rencana kontijensi ini harus dapat
mendorong pimpinan untuk menandatangani rencana kontijensi ini
5. Pemantauan situasi dan perubahan kondisi dilakukan setiap
setahun sekali untuk pemutakhiran data dan informasi, guna
penyesuaiann isi dokumen kontijensi
6. Perlu dilakukan top exercise dari rencana kontijensi ini untuk dapat
melihat sejauh mana koordinasi sistem komando tanggap darurat dalam
menghadapi bencana , dan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana.
8. Masa berlaku rencana kontijensi ini selama 5 (lima) tahun, terhitung dari
saat di legalisirnya dokumen ini.