Anda di halaman 1dari 34

Kebijakan Penanggulangan Kecacingan

Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting


M. FADHOLI
PROGRAMER P2P PUSKESMAS KARANGAWEN II
Definisi Stunting
• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis
sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan pada masa awal setelah anak
lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak
berusia 2 tahun.
• Balita pendek (stunted) dan sangat pendek
(severely stunted) adalah balita dengan
panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U)
menurut umurnya dibandingkan dengan
standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth
Reference Study) 2006
nilai z-scorenya kurang dari -2SD (stunted) dan Sumber: Rebekah Pinto, World Bank untuk Review
kurang dari – 3SD (severely stunted) Pembelajaran Stakeholders STBM Nasional 10 -13 Feb
2017
(Kepmenkes 1995/MENKES/SK/XII/2010).
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit,
menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan
Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan
Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted bahwa stunting….

Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan


Produktivitas Pasar kerja
Hilangnya 11% GDP
Mengurangi
pendapatan
pekerja dewasa
hingga 20%
2 Singapura Tingkat ‘Kecerdasan’
Anak Indonesia
17 Vietnam di urutan 64 terendah
Memperburuk kesenjangan/inequality
dari 65 negara*
50 Thailand Mengurangi 10% dari Kemiskinan
total pendapatan seumur hidup antar-generasi
52 Malaysia

64 Indonesia
*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (Organisation
for Economic Co-operation and Development - Programme for International
Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap
Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in
kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara, termasuk
Early Years brief, 2016
Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science.
KERANGKA KONSEP PENURUNAN
STUNTING Intermediate
Program Intervensi Efektif
Outcome
Remaja
Konsum
1. Pemberian Tablet Putri
• Perbaikan Tambah Darah (remaja
si Gizi
yang Bumil &
Gizi putri, catin, bumil)
Adekua Busui:
Masyaraka 2. Promosi ASI Eksklusif
t
t 3. Promosi Makanan • Anemia
• PKGBM Pendamping-ASI • BBLR
• GSC 4. Suplemen gizi mikro Pola • ASI
(Taburia) Stuntin
• PKH Asuh Eksklusif
5. Suplemen gizi makro
• PAUD-GCD (PMT)
yang • Kecacing g
tepat
• PAMSIMAS 6. Tata Laksana Gizi an
• SANIMAS Kurang/Buruk
• STBM 7. Suplementasi vit.A
Akses ke
• BKB 8. Promosi garam iodium pelayana Baduta:
• KRPL 9. Air bersih, sanitasi, dan n
cuci tangan pakai sabun kesehata • Diare
• Kegiatan
10. Pemberian obat cacing n, dan • Gizi buruk
Lain kesehata
11. Bantuan Pangan Non- n
Tunai lingkunga
n

Enabling Factor
Advokasi, JKN, NIK, Akta Kelahiran, Dana Desa, Dana Insentif Daerah, Keamanan
ANUNG untuk POPM Ditjen P2P 4
dan Ketahanan Pangan 4
SITUASI CACINGAN
Lebih dari 1.5 milyar orang atau 24%
penduduk dunia, terinfeksi cacingan.

Lebih dari 270 juta anak pra sekolah


dan lebih dari 600 juta anak usia
sekolah di dunia tinggal di area yang
mudah tertular cacingan dan
membutuhkan pengobatan dan
pencegahan cacingan.
Lebih dari 58 juta anak menjadi
sasaran minum obat cacing di
Indonesia
DISTRIBUSI CACINGAN
GLOBAL
Hasil Survei Prevalensi Cacingan di
Indonesia
pada Anak SD, 2002 -2013
Prevalensi Cacingan berkisar 0,5
– 85,9%
Rata-rata Prevalensi Nasional
28,25%
PREVALENSI CACINGAN PADA ANAK SD DI
INDONESIA,
SURVEI TAHUN 2002 - 2013
CACING
AN
Soil Transmitted
Helminths

Umumnya infeksi CACING GELANG


(Ascaris lumbricoides)
cacingan
disebabkan oleh
cacing tanah
(STH) :
CACING CAMBUK
- Ascaris ( Tricuris trichiura )
lumbricoides
- Trichuris
trichiura CACING TAMBANG
- Ancylostoma (Ancylostoma duodenale
Necator americanus)
duodenale
SIKLUS CACINGAN
Telur dan larva
cacing berkembang di
tanah yang
terkontaminasi
DAMPAK
CACINGA
N Cacingan

KH & Protein dihisap Darah dihisap

Anemia Anemia
AnakGIZI BURUK Bumil
Lemas
BBLR Perdaraha
mengantuk n
ibu
bersal
Kemampuan belajar turun/ in
sering tidak masuk sekolahKemati Kematian
an

Prestasi belajar menurun

Produktivitas menurun
DAMPAK KERUGIAN
CACINGAN
1.AKIBAT CACING GELANG

Kehilangan Karbohidrat :
(21% x 265.015.313 x 28,25% x 6 x 0,14gr x 365 hr) : 1000 x
Rp. 11.000,-
= Rp. 52.554.889.904
Kerugian  Rp 52,5 M/tahun
Kehilangan Protein:
(21% x 265.015.313 x 28,25% x 6 x 0,035gr x 365 hr) : 1000 x
Rp 110.000,- = 131.387.224.760
Kerugian  Rp. 131,4 M/tahun
*(% anak sekolah x Jml Penduduk x Prevalensi x Rata-rata Jml Cacing/orang x
*Kehilangan Karbohidrat /protein oleh 1 ekor cacing / harix 1 tahun 365 hari)
2. KERUGIAN AKIBAT CACING TAMBANG
Kehilangan darah 
(21%x265.015.313x28,25%x0,2ccx50ekor
x365hr):1000 =
56.877.586,48 liter/tahun

3. KERUGIAN AKIBAT CACING CAMBUK:


Kerugian darah 
(21%x265.015.313x28,25%x0,005ccx100ekorx365hr):
1000 =
2.843.879,32 liter/th
(% anak sekolah x Jml Penduduk x Prevalensi x Jumlah darah dihisap seekor cacing per harix Rata-rata Jml Cacing dalam tubuh
perorang x
1 tahun 365 hari )
Sumber : FKM-UI
CACINGAN
DALAM
INTERVEN
SI
STUNTING
Masalah
Cacingan Tidak Berperilaku Hidup
Bersih dan Sehat

Stunting/
Anemia/
Tidak Minum
Cacingan Pertumbuhan
Obat Cacing
Balita /Anak
Terhambat

Akses Air Bersih Sulit /


Linkungan Tidak Sehat
• Di Indonesia, sekitar 37% (hampir 9 Juta) anak balita
mengalami stunting (Riset Kesehatan
Dasar/Riskesdas 2013)
• Di seluruh dunia, Indonesia adalah Negara dengan
prevalensi stunting kelima terbesar.
Kerangka Intervensi
Stunting
Intervensi Gizi Intervensi Gizi
Spesifik Sensitif
Bumil Pemberi
an Obat Pemberian
Ibu Menyusui Cacing Obat Cacing
dan berkontribusi
Anak Usia 0-6 pada 30%
Bulan
Ibu Menyusui Pemberi penurunan
dan an Obat
stunting
Anak Usia 7-23 Cacing
bulan
KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN CACINGAN
DI 100 KABUPATEN INTERVENSI
STUNTING 2018

1. Pemberian Obat Pencegahan Massal pada


penduduk sasaran usia 1-12 tahun
dilaksanakan 2x setahun, dengan interval 6
bulan
2. Pemeriksaan cacingan kepada ibu hamil
dengan gejala anemia
3. Pemberian obat cacing pada trimester kedua
usia kehamilan pada bumil yang hasil
STRATEGI INTEGRASI PROGRAM
CACINGAN DALAM INTERVENSI
STUNTING 2018

Integrasi Integrasi
Pemberian Obat Pemberian
Cacing Massal Obat Cacing
pada Anak Usia 1- pada Bumil
a. POPM Filariasis
12Kesehatan
Tahun Lingkungan Program Kesehatan
b. Program
c. Program Kesehatan Anak Usia Ibu
Sekolah Dasar
d. Program Kesehatan Anak Balita
e. Program Gizi
f. Program Promosi Kesehatan
a. Strategi Integrasi POPM Filariasis dan
Cacingan
• Usia 12-23 bulan
mendapat: Albendazole
Usia 1-12 tahun
• Usia 2-12 tahun
mendapat
mendapat:
Albendazole
Albendazole & DEC

DAERAH
ENDEMIS FE APRI AG OK
FILARIASIS B L S T

DAERAH
NON
ENDEMIS Pemberian Obat Cacing pada
FILARIASIS
usia 1-12 tahun berintegrasi
dengan kegiatan: bulan Vit. A
& UKS
Sasaran POPM Cacingan

1. Anak Usia Dini (1-6 tahun)  di


Posyandu, PAUD

2. Anak Usia Sekolah (7-12 tahun) 


di SD/MI
Panduan Program Pengendalian Kecacingan (WHO)

Masyarakat Berisiko

Angka Prevalensi Dasar

Angka Prevalensi 20 – Angka Prevalensi > 50%


Angka Prevalensi < 20%
<50% Pengobatan Masal 2 x
Pengobatan Masal 1 x per tahun
Pengobatan Selektif
pertahun

Pemberian Pengobatan Pemberian Pengobatan


Masal Masal

Evaluasi angka prevalensi setelah dilakukan


pengobatan massal selama 5-6 tahun
STRATEGI PEMBERIAN OBAT CACING

Daerah Endemis Filariasis Daerah non endemis filariasis


TARGET
Prev: 20%-<50% Prev: ≥50% Prev: 20%-<50% Prev: ≥50%

1x setahun 2x setahun 1x setahun 2x setahun


Anak usia dini
(POMP filariasis) (POMP filariasis + 1x stlh 6 bln) (vit A) (vit A)

1x setahun 2x setahun 1x setahun 2x setahun


Anak usia sekolah
(POMP filariasis) (POMP filariasis + 1x stlh 6 bln) (di sekolah) (di sekolah)
Upaya Integrasi Pemberian Obat Cacing

Integrasi pemberian obat cacing pada anak usia dini


dengan pemberian Vitamin A

Integrasi pemberian obat cacing pada anak usia


sekolah dengan kegiatan penjaringan anak sekolah di
SD/MI
Integrasi kegiatan POMP filariasis yang juga mencakup
pemberian obat cacing pada anak sekolah dan pra
sekolah

Integrasi dengan distribusi kelambu di daerah


endemis malaria
Jenis Obat, Frekuensi, Dosis Pemberian Massal Obat
Cacing

 Obat yang digunakan : Albendazole dosis tunggal


 Frekuensi pemberian obat :
• Prevalensi ≥ 20% - 50% : 1 kali/tahun
• Prevalensi ≥ 50% : 2 kali/tahun
 Dosis albendazole:
• Anak usia 1 - 2 tahun : ½ tab (200 mg)
• Anak usia ≥ 2 tahun : 1 tablet (400 mg)
PENUNDAAN PEMBERIAN OBAT
CACING PADA ANAK BALITA
• Ditunda pemberiannya kepada sasaran, jika :
– Demam atau sakit
– Sudah minum obat cacing kurang 6 bulan
terakhir
• Sasaran yang ditunda pemberian obat harus
dicatat dan dilaporkan
• Perlu dikonsultasikan lebih lanjut:
– Penderita epilepsi dalm serangan, gizi buruk
yg disertai gejala klinis, ggn fungsi hati dan
ginjal
KEJADIAN IKUTAN PASCA PEMBERIAN OBAT
CACING DAN PENANGGULANGANNYA

• Pemberian Albendazole jangka pendek


hampir bebas dari reaksi obat.

• Jika ada reaksi obat biasanya ringan dan


hanya sebentar, seperti: mual, muntah,
diare, sakit kepala, pusing, lesu
KEJADIAN IKUTAN PASCA PEMBERIAN OBAT
CACING DAN PENANGGULANGANNYA
…………………lanjutan

• Penanggulangan reaksi obat cukup


diistirahatkan dan diberikan air minum hangat.
Jika terjadi diare diberikan oralit. Bila gejala
berlanjut, dirujuk ke Puskesmas.

• Bila keluar cacing, berikan penjelasan bahwa


kejadian tersebut tidak berbahaya, bahkan
menguntungkan karena cacing sudah keluar
dari tubuh.
b. Program Kesehatan Lingkungan
(WASHED)
• Water – Akses air bersih untuk cuci tangan dan
membersihkan bahan makan, untuk menekan
resiko re-infeksi STH
• Sanitation - Kakus bersih untuk menampung
kotoran manusia agar tidak dibuang di tempat-
tempat dimana manusia tinggal, bekerja dan
bermain
• Hygiene Education – Kesehatan perseorangan
dan kesehatan lingkungan untuk menekan resiko
re-infeksi STH dan mencegah infeksi baru
• Deworming – Pemberian obat cacing untuk
menurunkan angka infeksi cacingan
c. Program Kesehatan Anak Usia
Sekolah Dasar
Integrasi kegiatan pemberian obat cacing massal pada anak
SD/MI saat:
1. Penjaringan anak kelas 1 SD/MI, untuk pemeriksaan tinja
2. Pemeriksaan kesehatan berkala anak SD/MI

• Usaha Kesehatan Sekolah SD/MI (pemberian obat


cacing pada anak kelas 1 sd 6 SD/MI sebagai salah
satu Program Kesehatan UKS)
d. Program Kesehatan Anak Balita
• Pemberian vitamin A bersama dengan
pemberian obat
cacing massal

e. Integrasi Cacingan dan Program Gizi


 pemberian obat cacing & program penanggulangan
anemia (pemberian tablet besi atau fortifikasi besi)
 pemberian obat cacing massal & program PMT-AS
f. Program Promosi Kesehatan

PHBS
• Cuci tangan pakai sabun dan air
bersih
• BAB dan BAK menggunakan
jamban sehat
• Jajan di kantin sehat di sekolah
• Kuku pendek dan bersih
• Memakai alas kaki
g. Program Kesehatan Ibu
• Ibu hamil dengan pemberian Fe masih tetap
anemia dilakukan pemeriksaan tinja. Jika hasil
positif diberikan obat cacing.

• Skrining (pemeriksaan tinja) bagi ibu hamil yang


mengalami gejala Cacingan atau anemi pada saat
kunjungan Antenatal.

• Memberikan pengobatan bagi ibu hamil yang


mempunyai hasil (+) mulai trimester ke 2 di
bawah pengawasan dokter.
epanggaw
ang

kurrusama
nga’

mejuah-

Anda mungkin juga menyukai